PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi, para ahli berlomba-lomba melakukan
berbagai macam penelitian dalam bidang teknologi. Sekarang sangat banyak hal- hal yang
menarik yang membuat para ilmuan penasaran untuk mengetahui berbagai macam hal
tentang teknologi, dan khususnya tentang bahan- bahan kimia, reaksi maupun
manfaatnya. Pada makalah ini, kami akan membahas tentang benda- benda atau unsur-
unsur kimia yang berkaitan dengan senyawa aromatik atau benzena tersebut. Banyak
sekali hal yang sangat menarik yang perlu diketahui dan di pelajari tentang senyawa
aromatik. Michael Farady dapat mengisolasi senyawa benzena dari gas yang ditekan.
Senyawa ini merupakan induk dari kelompok senyawa aromatik. Nama aromatik
digunakan bukan karena aroma (bau) senyawanya melainkan karena sifat- sifatnya yang
istimewa.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalahnya yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa benzena ?
2. Apakah senyawa aromatik ?
3. Apa saja yang termasuk senyawa aromatik dan bagaimana strukurnya?
4. Apa yang dimaksud dengan senyawa aromatik heterosiklik?
5. Apa saja syarat senyawa aromatic?
6. Apa saja turunan benzena?
7. Bagaimana penamaan senyawa benzena?
8. Seperti apa model resonansi benzena?
9. Bagaimana kesetabilan benzena?
10. Apa sifat fisika dan kimia senyawa aromatik?
11. Cara pembuatan benzena?
12. Apa kegunaan senyawa benzena dan dampaknya?
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain :
1. Menjelaskan dan mendeskripsi tentang senyawa aromatik benzena dan turunannya.
2. Menjelaskan mamfaat dan dampak dari penggunaan senyawa benzena bagi
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6, dan termasuk dalam golongan
senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang
mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dan sikloheksana (C6H12),
maka dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Dengan
dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri khas seperti
yang dimiliki oleh alkena. Perkiraan tersebut ternyata jauh berbeda dengan kenyataannya,
karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi, oksidasi, dan reduksi). Lebih
khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi dengan HBr, dan pereaksi-pereaksi lain yang
lazimnya dapat bereaksi dengan alkena. Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena
memberi petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena ataupun
sikloalkena.
Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalamsenyawa
aromatik, Penggolongan ini dahulu semata-mata dilandasi oleh aroma yang dimiliki sebagian
dari senyawa-senyawa tersebut. Perkembangan kimia pada tahap berikutnya menyadarkan
para kimiawan bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah berdasarkan struktur dan
kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisikanya. Saat ini istilah aromatik masih
dipertahankan, tetapi mengacu pada fakta bahwa semua senyawa aromatik derajat
ketidakjenuhannya tinggi dan stabil bila berhadapan dengan pereaksi yang menyerang ikatan
pi (π).
A. Senyawa Aromatik
Benzena merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa aromatik, yakni
senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi elektron-pi. Energi resonansi suatu
senyawa aromatik merupakan uluran diperolehnya kestabilan
Cara paling mudah untuk menentukan apakah suatu senyawa itu aromatik ialah
dengan menentukan posisi absorpsi dalam mspektrum nomor oleh proton yang terikat
pada atom-atom cincin. Proton yang terikat ke arah luar cincin aromatik sangat kuat
terperisai dan menyerap jauh ke bawah-medan dibandingkan kebanyakan proton,
biasanya lebih dari 7 ppm.
b. Orbital benzena
Setiap karbon pada benzena mengikat 3 atom lain menggunakanorbital
hibridisasi sp2 membentuk molekul yang planar.
Benzena merupakan molekul simetris, berbentuk heksagonal dengan sudut
ikatan 120º
Setiap atom C mempunyai orbital ke empat yaitu orbital p. Orbital pakan
mengalami tumpang suh (overlapping) membentuk awan elektron sebagai sumber
elektron.
1. Aturan Huckel
Dalam tahun 1931 seorang ahli kimia Jerman Erich Huckel,mengusulkan
bahwa untuk menjadi aromatik suatu senyawa datar,monosiklik (satu cincin) harus
memilki elketron pi sebanyak 4n + 2,dengan n adalah sebuahn bilangan bulat.
Menurut aturan Huckel,suatu cincin dengan elektron pi sebanyak 2,6,10 atau 14 dapat
bersifat aromatik,tetapi cincin dengan 8 atau 12 elektron pi,tidak dapat.
Siklooktatetraena (dengan 8 elektron pi) tidak memnuhi aturan Huckel untuk
aromatisitas.
Mengapa dengan 6 atau 10 elektron pi bersifat aromatik,sedangkan 8 elektron
pi tidak? Agar bersifat aromatik, semua elektron pi harus berpasangan,sehingga
dimungkinkan overlapping (tumpang tindih) yang optimal sehingga terjadi
delokalisasi sempurna.
Seandainya siklooktatetraena datar dan memiliki sistem pi yang serupa dengan
sistem pi benzena,maka orbital π1,π2, dan π3 akan terisi dengan enam elektron pi.Dua
elektron pi sisanya masing-masing akan menempati orbital berdegenerasi π4 dan
π5 (aturan Hund).Maka tidak semua elektron pi akan berpasangan dan tumpang tindih
tidak akan maksimal.Jadi sikooktatetraena tidak akan bersifat aromatik. (Fessenden
dan fessenden,464-464:1982).
Senyawa aromatis harus memenuhi kriteria:
• siklis
• mengandung awan elektron p yang terdelokalisasi di bawah dan di atas bidang
molekul
• ikatan rangkap berseling dengan ikatan tunggal
• mempunyai total elektron p sejumlah 4n+2, dimana n harus bilangan bulisal: bila
jumlah elektron p suatu cincin siklik = 12, maka n=2,5 maka bukan senyawa
aromatis
2. Ion Siklopentadiena
Siklopentadiena adalah suatu diena konjugasi dan tidak aromatik.Alasan
utama mengapa tidak aromatik adalah bahwa satu atom karbonnya adalah sp3,tidak
sp2.Karbon sp3 ini tidak mempunyai orbital p un tuk ikut berikatan pi,tetapi bila
diambil satu ion hidrogen dari dalam siklopentadiena maka hidrodisasi karbon
tersebut akan berubah menjadi sp2 dan akan memiliki orbital p yang berisi sepasang
elektron.
Semua atom karbon dari kation siklopentadiena juga akan bersifat sp2.
Apakah salah satu atau kedua ion ini bersifat aromatik? Masing-masing ion memiliki
lima orbital molekul π (terbentuk dari lima orbital p,satu per karbon).Anion
siklopentadiena dengan enam elektron pi (4n +),mengisi tiga orbitalnya dan semua
elektron pi ini berpasangan.Maka anion itu bersifat aromatik.Tetapi kation itu hanya
mempunyai empat elektron (4n) yang harus mengisi tiga orbital.Maka elektron pi ini
tak akan semuanya berpasangan.Jadi kation itu tidak bersifat aromatik.
Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen.
Fenil
Ingat bahwa anda mendapatkan metil , CH3, dengan mengingkkirkan sebuah
hidrogen pada metan, CH4. Dan anda mendapatkan Fenil , C6H5, dengan menghilangkan
sebuah hidrogen dari benzen, C6H6. Seperti metil atau etil , Fenil selalu terikat pada yang
lain.
Golongan aromatik dengan suatu golongan terikat pada cincin benzen.
Kasus dimana penamaan didasarkan pada benzen
Klorobenzen
Ini merupakan contoh sederhana dimana sebuah halogen terikat pada cincin
benzen. Penamaan sudah sangat jelas.
Jika lebih dari satu hidrogen digantikan dengan klorin, penamaan akan menjadi
(diklorometil)benzene atau (triklorometil) benzen. Sekali lagi perhatikan pentingnya
tanda kurung.
asam benzoik (benzenecarboxylic acid)
Asam benzoik merupakan nama lama, namun masih umum digunakan -lebih mudah
diucapkan dan ditulis. Apapun sebutannya terdapat asam karboksilik, -COOH, terikat
pada cincin benzen.
Kasus dimana penamaan berdasarkan Fenil
Ingat bahwa golongan fenil adalah cincin benzen yang kehilangan satu atom karbon –
C6H5.
fenilamine
Fenilamin adalah amin primer yang mengandung -NH2 terikat pada benzen.
Nama lama dari fenilamin adalah anilin, dan anda juga dapat menamakanya
aminobenzene.
fenileten
Molekul eten dengan fenil berikatan padanya. Eten adalah rantai dengan dua karbon
dengan ikatan rangap. Karena itu fenileten berupa:
feniletanoat
Ester dengan dasar asam etanoik. Atom hidrogen pada -COOH digantikan dengan
golongan fenil.
fenol
Fenol memiliki -OH terikat pada benzen sehingga formulanya menjadi C6H5OH.
Senyawa Aromatik dengan lebih dari suatu golongan terikat pada cincin benzen.
Menomori cincin
Salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu.
Posisi yang lain diberi nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau
berlawanan arah dengan jarum jam. Sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Lihat
contoh untuk lebih jelas
Contoh:
Menambah atom klorin pada cincin
Lihat pada senyawa berikut:
Semuanya berdasar pada metilbenzen dan dengan itu metil menjadi nomor 1 pada cincin.
Mengapa 2-Klorometilbenzen dan bukan 6-klorometil benzen? Cincin dinamai searah
jarum jamdalam kasus ini karena angka 2 lebih kcil dari angka 6.
asam 2-hidrobenzoik
Juga disebut sebagai asam 2-hidroksibenzenkarbolik. Ada -COOH terikat pada cincin
dan karena penamaan berdasarkan benzoik maka golongan benzoik menjadi nomor satu.
Pada posisi disampingnya terdapat hidroksi -OH dengan nomor 2.
asam benzene-1,4-dikarboksilik
“di” menunjukkan adanya dua asam karboksilik dan salah satunya berada diposidi 1
sedangkan yang lainnya berada pada posisi nomor 4.
2,4,6-trikloofenol
Berdasarkan dengan fenol dengan -OH terikat pada nomor 1 dari rantai karbon dan klorin
pada posisi nomor 2,4 dan 6 dari cincin karbon.
H. Kestabilan Benzena
Berbeda dengan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap
lainnya, benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi
• Kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi
dan pembakarannya.
• Panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah dari pada harga
perhitungan.
K. Cara Pembuatan
1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan
menghasilkan benzena.
2. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan benzena.
3. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.
4. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si akan
menghasilkan benzena.
2. Dampak
a. Benzena sangat beracun dan menyebabkan kanker (karsinogenik).
b. Benzena dapat menyebabkan kematian jika terhirup pada konsentrasi tinggi,
sedangkan pada konsentrasi rendah menyebabkan sakit kepala dan menaikkan
detak jantung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa benzena
yang mempunyai enam atom karbon (C) dan mempunyai derajat ketidakjenuhan yang
tinggi. Senyawa benzena memiliki tiga buah ikatan tunggal dan rangkap dan membentuk
cincin yangikatannya berselang-seling. Senyawa benzena dan turunannya termasuk
senyawa aromatik yang dulu dikarenakan aromanya dan sekarang dapat ditentukan oleh
struktur dan sifat fisika kimianya. Ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan
rangkap pada alkena, karena ikaan rangkap pada benzena tidak mengalami reaksi adisi.
Menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara
siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. ikatan
karbon-karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua dan ikatan
tunggal karena terkonjugasi. Di samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis
senyawa lain yang menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi
dan tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena.Pada umumnya benzena digunakan
sebagai pelarut dan namun ada juga yang berfungsi sebagai obat, pengawet makanan dan
sebagainya. Sedangkan dampak senyawa benzena karena sangat beracun dapat
menyebabkan kanker bahkan kematian apabila terhirup dengan konsentrasi tinggi.
B. Saran
Berhati-hatilah menggunakan senyawa benzena karena senyawa benzena bersifat
“karsinogenik”. Gunakanlah secukupnya jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Senyawa Aromatik