Anda di halaman 1dari 183

Senyawa Aromatik

Dosen Pengampu: Irdoni, HS, MS.

Oleh:
Alif Lutfi 2007134755
Imam Alvarizi 2007125613
Silvinia 2007113914
Wan Al Aidi Syahrouqan 2007125616
Wenny Mulana 2007113927
01
Pengertian Senyawa
Aromatik

Presenter: Silvinia
Senyawa Aromatik
Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap
diantara atom-atom karbonnya.
Suatu senyawa aromatik adalah suatu senyawa-senyawa yang memiliki induk hidrokarbon
C6H6, atau disebut juga benzena (menurut Gutman & Potgieter, 1994: 222).
Benzena relatif stabil hal ini disebabkan karena dapat mengalami resonansi (perpindahan ikatan
rangkap ke tempat yang lain yang jaraknya berdekatan dengan posisi awal). Kemudian teori tentang
benzena dikembangkan lagi oleh Kekule pada tahun 1865, yaitu benzena berbentuk lingkar enam
dengan setiap atom karbonnya mengikat satu atom hidrogen. Dengan ikatan tunggal dan rangkap dua
berselang-seling pada cincin tersebut (menurut Sukisman:2).
Senyawa aromatic secara umum dibagi atas heterosiklik dan polisiklik

Presenter: Silvinia
Benzena memiliki sifat sebagai berikut:

1. Memiliki enam atom karbon yang terikat satu sama lain membentuk
rantai tertutup berbentuk segi enam bentuknya seperti siklo heksatriena
2. Memiliki tiga rangkap yang terkonjugasi atau selang-seling dengan
ikatan tunggalnya, ikatan rangkap ini tidak diam tapi berputar terus-
menerus (resonansi untuk menstabilkan ikatan), akibat terus berputar
benzene sukar mengalami reaksi adisi.
3. Umumnya benzene mengalami reaksi subsitusi terhadap atom H tanpa
perubahan pada cincin aromatiknya.
4. Memiliki aroma/ bau-baun (aromatis)

Presenter: Silvinia
02
Heterosiklik dan
Polisiklik

Presenter: Silvinia
Heterosiklik
Senyawa heterosiklik aromatik adalah suatu senyawa siklik dimana atom-atom yang terdapat dalam
cincin terdiri atas dua unsur yang berbeda. Senyawa heterosiklik memiliki struktur cincin dengan
hetero atom seperti (N,S atau O) yang merupakan bagian dari cincin tersebut.
Contoh dari senyawa aromatik heterosiklik sebagai berikut:

Presenter: Silvinia
Polisiklik
Senyawa polisiklik adalah senyawa organik yang struktur dasarnya terdiri atas atom karbon dan
hidrogen yang tersusun dalam dua atau lebih cincin aromatik. Senyawa polisiklik adalah molekul non-
polar yang tidak bermuatan, dengan sifat yang berbeda karena sebagian elektron terdelokalisasi dalam
cincin aromatiknya. Banyak di antaranya ditemukan di batu bara dan cadangan minyak, dan juga
dihasilkan oleh dekomposisi termal bahan organik. Misalnya, di mesin dan insinerator atau saat
biomassa terbakar dalam kebakaran hutan. Contoh senyawa polisiklik sebagai berikut:

Presenter: Silvinia
03
Sifat fisik dan Kimia
Senyawa Aromatik

Presenter: Silvinia
Sifat Fisik Senyawa Aromatik

1. Zat cair tidak berwarna


2. Memiliki bau yang khas
3. Mudah menguap
4. Tidak larut dalam pelarut polar seperti air
5. Larut dalam berbagai pelarut organik
6. Memiliki densitas 0,88
7. Terjadi resonansi (pergerakan elektron didalam molekul)
8. Titik leleh 5,5^0 𝐶
9. Titik didih 80^0 𝐶

Presenter: Silvinia
Sifat Kimia Senyawa
Aromatik

1. Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar


2. Bersifat toksik (beracun), karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)
3. Dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
4. Tidak dapat dioksidasi oleh Br2, H2O, dan KMnO4
5. Dapat diadisi oleh H2 dan Cl2 dengan bantuan katalis Ni dan sinar
matahari

Presenter: Silvinia
ATURAN HÜCKEL

Suatu senyawa dikatakan senyawa aromatis jika memenuhi kriteria:

1. Siklis

2. mengandung awan elektron 𝜋 yang terdelokalisasi di bawah dan di atas bidang molekul

3. ikatan rangkap berseling dengan ikatan tunggal mempunyai total electron 𝜋 sejumlah 4n+2,
dimana n harus bilangan bulat

Misal: bila jumlah elektron 𝜋 suatu cincin siklik = 12, maka n=3,5 maka bukan senyawa
aromatis

Presenter: Silvinia
Presenter: Silvinia
04
Klasifikasi Senyawa
Aromatik

Presenter : Wan Al Aidi Syahrouqa


Senyawa Aromatik
Diklasifikasikan

Benzena

Heterosiklik Polisiklik
Heterosiklik
Senyawa heterosiklik merupakan senyawa kimia organik yang
dicirikan bahwa beberapa atau semua atom dalam molekulnya
bergabung dalam cincin yang mengandung setidaknya satu atom
unsur selain karbon (C).

Senyawa heterosiklik adalah senyawa organik di mana satu atau lebih


atom karbon di tulang punggung molekul telah digantikan oleh atom
selain karbon seperti nitrogen (N), oksigen (O), dan belerang (S).

Dalam struktur umumnya, senyawa heterosiklik menyerupai senyawa organik siklik


yang hanya memasukkan atom karbon dalam cincin. Misalnya, siklopropana (cincin
tiga atom karbon) atau benzena (cincin enam atom karbon). Tetapi keberadaan dari
heteroatom memberikan senyawa heterosiklik sifat fisik dan kimia yang seringkali
sangat berbeda dari analog semua cincin karbonnya.
Contoh Senyawa Heterosiklik
Pyridine (Piridina)
Piridin heterosiklik aromatik mirip dengan
benzena, dan sering digunakan sebagai basa
lemah untuk mengambil proton.

Dalam diagram ikatan untuk piridin,


nitrogen hibridisasi sp2, dengan dua dari
Benzena tiga orbital sp2 yang membentuk sigma
tumpang tindih dengan orbital sp2 dari
atom karbon tetangga dan orbital nitrogen
sp2 ketiga berisi pasangan elektron bebas.
Orbital p yang tidak terhibridisasi
mengandung satu elektron, yang
Piridina merupakan bagian dari sistem elektron 6 pi
yang terdelokalisasi di sekitar cincin.
Diagram
Heterosiklik yang paling umum adalah heterosiklik yang memiliki cincin
beranggota lima atau enam dan mengandung heteroatom nitrogen (N), oksigen
(O), atau sulfur (S).
Senyawa heterosiklik sederhana yang paling terkenal adalah piridina, pirola,
furan, dan tiofena. Sebuah molekul piridin mengandung cincin yang terdiri dari
enam atom (lima atom karbon dan satu atom nitrogen). Molekul furan, tiopena,
dan pirol masing-masing mengandung cincin beranggota lima, masing-masing
terdiri dari empat atom karbon dan satu atom oksigen, belerang, atau nitrogen.
Klasifikasi Heterosiklik
(Ikatan)
Heterosiklik dapat diklasifikasikan sebagai jenuh, tidak
jenuh, atau aromatik.
Pyrrolidine adalah senyawa heterosiklik jenuh yang
tidak mengandung ikatan rangkap
4,5-dihidrofuran adalah senyawa heterosiklik tak jenuh
Piridina adalah zat aromatik heterosiklik atau
heteroaromatik yang khas. Dalam dua rumus struktur
yang diberikan untuk piridin, yang pertama
menunjukkan ikatan rangkap, sedangkan yang kedua
mewakili sekstet aromatik dengan lingkaran.
Kelas-kelas Heterosiklik
Cincin beranggota tiga dan empat,
Kelas utama heterosiklik yang karena ukurannya yang kecil, secara
mengandung heteroatom yang geometris strukturnya tegang dan
sama yaitu nitrogen, oksigen, dan dengan demikian siap dirombak dan
sulfur. Hal ini ditinjau dalam siap dibentuk. Heterosiklus semacam
urutan peningkatan ukuran cincin, itu adalah zat reaktif yang terkenal.
dengan senyawa yang Cincin beranggota lima dan enam siap
mengandung heteroatom lain dibentuk dan sangat stabil, ukurannya
diserahkan ke bagian akhir. juga memungkinkan perkembangan
karakter dari senyawa aromatik.
Klasifikasi berdasarkan ukuran
cincin mudah dilakukan karena Cincin beranggota tujuh dan lebih
besar memiliki struktur yang stabil
cincin heterosiklik dengan ukuran
tetapi kurang mudah dibentuk dan
tertentu memiliki banyak ciri relatif belum diselidiki/dipelajari
umum. dengan baik.
Cincin Beranggota Tiga (3)

 Heterosiklus cincin beranggota tiga yang


mengandung atom tunggal nitrogen, oksigen,
dan sulfur
aziridine, oksiran (etilen oksida), dan tiiran,
masing-masing senyawa berikut dan
turunannya semuanya dapat dibuat dengan
reaksi nukleofilik.
Contoh, aziridine dibentuk dengan
memanaskan β-aminoethyl hydrogen sulfat
dengan basa (Misal, Y = -)
Cincin Beranggota Empat (4)

Azetidine, oxetane, dan thietane, cincin


beranggota empat yang masing-masing
mengandung satu atom nitrogen, oksigen,
atau sulfur dapat dibuat dengan reaksi
perpindahan nukleofilik yang serupa dengan
cara yang digunakan untuk membuat cincin
beranggota tiga. (Dalam reaksi, Misal, Y =
biasanya Cl, Br, atau SO3H.)
Akan tetapi, cincin beranggota empat akan
membuat reaksi berlangsung lebih sulit
daripada reaksi untuk membuat cincin
beranggota tiga.
Cincin Beranggota Lima (5)/Satu Heteroatom
Senyawa aromatik induk dari
kelas ini adalah pirol, furan, dan
tiofen.
Turunan jenuh masing-masing
senyawa tersebut disebut
pyrrolidine, tetrahydrofuran, dan
tertrahydrothiophane.
Senyawa bisiklik yang terbuat
dari cincin pirol, furan, atau
tiofen yang menyatu dengan
cincin benzen masing-masing
disebut indol (isoindol),
benzofuran, dan benzotiofen.
Cincin Beranggota Enam (6)/Satu Heteroatom
Sebagai contoh,Piridin adalah senyawa
aromatik karena kontribusi hibrida resonansi
dari bentuk resonansi bermuatan seperti yang
ditunjukkan untuk 4-piridin (4-pyridone).
Mono-, di-, dan trimetilpiridin merupakan
piridin dengan masing-masing satu, dua, atau
tiga gugus metil terlampir maka senyawa
tersebut disebut pikolin, lutidina, dan kolidina,
dengan posisi gugus metil yang dilambangkan
dengan angka misalnya, 2,4,6-collidine.
Asam piridin-2-, -3-, dan -4- karboksilat juga
menggunakan nama-nama trivial seperti
picolinic, nicotinic (berasal dari nikotin, yang
merupakan produk oksidasi), dan asam
isonicotinic.
= Metil

= Asam Karboksil
Cincin Beranggota Tujuh (7)
Dengan bertambahnya ukuran cincin, kisaran
senyawa yang dapat diperoleh dengan Azepine
memvariasikan jumlah, jenis, dan lokasi (C6H7N)
heteroatom meningkat pesat.
Namun demikian, senyawa heterosiklik
dengan cincin beranggota tujuh atau lebih
besar jauh lebih berkembang daripada kimia
Oxepine
heterosiklik beranggota lima dan enam,
(C6H6O )
meskipun senyawa ini biasanya stabil dan
beberapa di antara senyawanya telah
ditemukan pengaplikasian praktisnya.
Dari senyawa cincin beranggota tujuh,
Tiepine
heterosiklik satu-heteroatom seperti azepine,
(C6H6S)
oxepine, dan tiepin dan turunannya adalah
senyawa cincin tujuh yang paling banyak
dipelajari.
Polisiklik Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) adalah hidrokarbon senyawa
kimia yang hanya mengandung karbon dan hidrogen yang terdiri dari
beberapa cincin aromatik. Kelompok ini adalah bagian utama dari
hidrokarbon aromatik. Bahan kimia yang paling sederhana adalah
naftalena, memiliki dua cincin aromatik, dan senyawa tiga cincin
antrasen dan fenantrena.

Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) merupakan molekul non-polar


yang tidak bermuatan, dengan sifat yang berbeda karena sebagian
elektron terdelokalisasi dalam cincin aromatiknya.
Naftalena(
 

Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) adalah kelas senyawa yang terdapat secara
alami di batu bara, minyak mentah, dan bensin. PAH juga dapat diproduksi ketika
batu bara, minyak, gas, kayu, sampah, dan tembakau dibakar. PAH yang dihasilkan
dari sumber ini dapat mengikat atau membentuk partikel kecil di udara.
Contoh Senyawa Polisiklik
Naphtalene (Naftalena)

Naftalen
1.   merupakan senyawa organik
dengan rumus .

Naftalen adalah hidrokarbon polisiklik


aromatik yang paling sederhana, dan

+ merupakan padatan kristal putih dengan


bau khas yang dapat dideteksi pada
konsentrasi serendah 0,08 ppm berdasarkan
massa.
Benzene Benzene
Sebagai hidrokarbon aromatik, struktur
naftalena terdiri dari sepasang cincin
benzen yang menyatu.
Biphenyl (Bifenil)
Bifenil dengan nama lain juga dikenal sebagai
difenil, fenilbenzena, 1,1'-bifenil, lemonene atau
BP adalah senyawa organik yang membentuk
kristal tak berwarna.

Bifenil terjadi secara alami dalam tar batubara,


minyak mentah, dan gas alam dan dapat diisolasi
dari sumber-sumber ini melalui distilasi. Bifenil
diproduksi secara industri sebagai produk
sampingan dari dealkilasi toluena untuk
Bifenil menghasilkan benzene

senyawa yang mengandung gugus fungsi yang


terdiri dari bifenil kurang satu hidrogen (tempat
pelekatannya) dapat menggunakan awalan xenil
atau difenil.
Fluorene (Fluorin)
Fluorin
1.   atau 9H-fluorene adalah senyawa organik
dengan rumus . Fluorin membentuk kristal putih
yang menunjukkan karakteristik, bau aromatik
yang mirip dengan naftalena.

Berdasarkan Namanya, Fluorin memiliki


fluoresensi ungu.

Untuk tujuan komersial fluorin diperoleh dari tar


batubara.
Fluorin
Fluorin tidak larut dalam air dan larut dalam
banyak pelarut organik. Meskipun kadang-kadang
diklasifikasikan sebagai hidrokarbon aromatik
polisiklik, cincin beranggota lima fluorin tidak
memiliki sifat aromatik.
Anthracene (Antrasena)
Antrasena
1.   adalah hidrokarbon polisiklik padat
(PAH) dengan formula yang terdiri dari tiga cincin
benzen yang menyatu. Antrasena adalah salah
satu dari komponen tar batubara. Antrasen
digunakan dalam produksi pewarna merah
alizarin dan pewarna-pewarna lainnya. Antrasen
tidak berwarna tetapi menunjukkan fluoresensi
biru di bawah radiasi ultraviolet.

Antrasena terkandung pada tar nafta batubara


yang diisolasi dengan sublimasi. Antrasena
Antrasena digunakan sebagai perantara dalam industri
pewarna.
Phenanthrene (Fenantrena)
Fenantrena adalah polycyclic aromatic
hydrocarbon (PAH) yang merupakan kelompok
besar senyawa organik yang terbentuk dalam dua
kelompok atau lebih.

Fenantrena tercipta secara alami dan bisa juga


berasal dari bahan kimia buatan manusia.
Umumnya, manusia terpapar fenantrena melalui
penghirupan asap rokok tetapi masih banyak jalur
paparan yang terjadi.

Fenantrena terlihat sebagai padatan tidak


Fenantrena
berwarna, seperti kristal tetapi juga dapat terlihat
kuning. Fenantrena digunakan untuk membuat
pewarna, plastik dan pestisida, bahan peledak dan
obat-obatan. Fenantrena juga telah digunakan
untuk membuat asam empedu, kolesterol dan
steroid.
Phenalene (Fenalen)
1H-Phenalene
1.   atau fenalen adalah
hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH)
yang merupakan polutan atmosfer
yang terbentuk selama pembakaran
bahan bakar fosil. Fenalen adalah
senyawa induk untuk fosfafenalena
yang mengandung fosfor.

Fenalen memiliki rumus kimia yang


Fenalen Fosfafenalena
sama dengan fluorin (). Hanya saja
fenalen berikatan dengan 3 cincin
benzene yang saling berdempetan
● Senyawa Benzena
● Senyawa Aromatik
Tata Nama Senyawa Aromatik Polisiklik
● Senyawa Aromatik
Heterosiklik
05
Tata Nama Senyawa
Benzena
Tata Nama Senyawa Benzen

Senyawa Benzena Monosubtitusi

Benzena monosubtitusi merupakan senyawa benzena yang


dimana satu atom H disubtitusi dengan subtituen atau gugus
fungsional yang lain. Tata nama benzena monosubtitusi
menurut sistem IUPAC adalah Nama subtituen + benzena.
Tidak semua senyawa benzena monosubtitusi memiliki
nama trivial.
Penamaan Senyawa Benzena Monosubtitusi

OH CH3 NH2 NO2 Cl

Hidroksibenzena Metilbenzena Aminobenzena Nitrobenzena Klorobenzena


Fenol Toluena Anilina
Br F SO3H COOH
I

Fluorobenzena Asam Asam Benzoat


Bromobenzena Iodobenzena
Benzenasulfonat
OCH3
O

C
H

Benzaldehida
Metoksibenzena
Anisol
CH = CH2 C N
O

C
CH3

Fenil metal keton


Vinilbenzena Asetofenon Benzonitril
Stirena
Penamaan Senyawa Turunan Benzena Bergugus fenil

Tata Nama Gugus Fenil :


 Identifikasi pada senyawa apa benzene
terikat, deret homolog hidrokarbon atau
pada senyawa turunan alkane
 Jika benzene terikat pada senyawa
Gugus Fenil hidrokarbon, maka gugus benzena harus
mendapatkan penomoran yang paling
kecil di rantai utama pada deret homolog
hidrokarbon tersebut
Ciri –Ciri Gugus Fenil  Jika benzene terikat pada senyawa
 Benzena terikat pada deret turunan alkana seperti gugus alcohol –
homolog hidrokarbon OH, maka senyawa turunan alkane
 Benzena juga dapat terikat
tersebut harus mendapatkan penomoran
pada salah satu cabang yang paling kecil, barulah gugus benzena
rangtai utama turunan mendapat nomor selanjutnya.
alkane  Penamaan dilakukan dengan penambahan
 Benzena jadi subtituen kata “fenil” terlebih dahulu , dilanjutkan
rantai induknya ( bisa berupa hidrokarbon
atau turunan alkane )
Penamaan Senyawa Turunan Benzena Bergugus fenil

CH3 – CH – CH2 – CH2 -- CH2 – CH2 – CH3


O O
C
CH3

Fenil metal keton


Asetofenon 2 – fenil heptana difenil eter

CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH CH3 – C = CH – CH2 –CH2 - CH2 –CH3

5 – fenil – 1 – heptanol 2 – fenil – 2 – heptena


Penamaan Senyawa Turunan Benzena Bergugus Benzil
Contoh :
CH3 CH2
CH2 NH2 CH2 Cl

Metilbenzena Gugus Benzil


Toluena Benzilamina Benzilklorida
Ciri – Ciri dan penamaan dari gugus benzil : CH2 NH - CH – CH2 – CH3
 Kelompok tata nama bergugus benzil adanya
subtitusi atom hidrogen pada toluene ( metilbenzena )
 Selalu memiliki gugus – CH2 – yang terikat pada
salah satu sisi benzene menggantikan satu atom H
 Kata “ benzil “ selalu di dahulukan kemudian
diikuiti cabang yang terikat pada gugus benzil.
Benzilpropilamina
Senyawa Benzena Disubtitusi
Benzena disubtitusi merupakan senyawa benzena yang
dimana dua atom H disubtitusi dengan subtituen atau gugus
fungsional yang lain.

Ciri – ciri dari senyawa benzene disubtitusi


 Ada dua atom H pada benzena yang digantikan posisinya
oleh atom lain
 Dua atom yang digantikan bisa berjenis sama atau
berlainan jenis
 Penamaan dan penomorannya berdasarkan prioritas atom
– atom yang digantikan menjadi rantai utama.
 Untuk menentukan posisi atom yang tidak menjadi rantai
utama digunakan istilah Orto (O-) , Meta (m-), Para (p-) .
Tata Nama Senyawa Benzena Disubtitusi
- COOH
ipso
1 - CN - SO3H
ortho

Prioritas Meningkat
o- 2 - COOR
- C(X)O
meta
m- - CHO
3
- COR
4 para - OH
p-
- NH2
-R
- NO2
-X
Gugus dengan kereaktifan lebih tinggi
o-
p- akan mendapatkan penomoran lebih
(Ortho) m- (Para) awal dan menjadi gugus utama
(Meta)
Penamaan Senyawa Benzena disubtitusi

CH3 OH COOH

H3 C NH2

4 – metilanilina
p - Toluidine CH3 CH3 NH2
1,4 – dimetilbenzena Asam 4 - amino
4 – metil fenol
p - xilena benzoate
p – metil fenol
Asam p – amino
benzoate
NH2 COOH CH3

OH HO Br
3 – amino fenol Asam 3 – hidroksibenzoat 3 – bromo toluena
m – amino fenol Asam m – hidroksibenzoat m – bromo toluena
CH = CH2

Br

Cl Cl Br CH2Cl

1,3 – dikhlorobenzena 4 – bromo benzilklorida 2 – bromostirena


m – dikhlorobenzena p – bromo benzilklorida o - bromostirena
Senyawa Benzena polisubtitusi

Apabila terdapat tiga atau lebih subtituen yang terikat pada cincin
benzena, maka posisi masing-masing subtituen ditunjukkan dengan
nomor. Jika salah satu subtituen memberikan nama khusus, maka
diberi nama sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika semua
subtituen tidak memberikan nama khusus, posisinya dinyatakan
dengan nomor dan diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan
kata benzena.
Penamaan Senyawa Benzena polisubtitusi

OH CH3
COOH
O2 N NO2
Br Br

O2 N CH3
OCH3
Br NO2
Asam 2 – metil – 3 – metoksi –
2,4,6 - tribromofenol 2,4,6 – trinitrotoluene
4 – nitritbenzoat
(TNT)
OH CH3
COOH NO2

Cl

Asam 2 – butilbenzoat NO2 Cl


3 – khloro – 4 – nitrofenol 4 – khloro – 2 -
nitrotoluena
CH3 OCH3
SO3H

O
H3 C CH3 C OCH3 F
1,3,5 – trimetilbenzena H Asam 2,5 -
mesitilena 3,5 - dimetoksibenzaldehid difluorobenzensulfonat
06
Tata Nama Senyawa
Polisiklik Aromatik
Penamaan Senyawa Polisiklis

Sistem cincin senyawa aromatik polisiklik mempunyai tata nama


tertentu yang berbeda dengan penomoran pada benzena atau
sikloalkana, yang dimulai pada posisi substituennya. Penomoran pada
polisiklik ditetapkan menurut perjanjian dan tidak berubah di
manapun posisi substituennya.
Penamaan Senyawa Polisiklis
Penamaan trivial pada Naphtalena

Contoh penamaan senyawa polisiklis


Contoh penamaan senyawa polisiklis

C H 3 C H 3

CH2CH(CH C H3 CH =C H 2
3)2
C H 3 2 – metil – 9 – vinilfenantrena
3 – isobutyl – 1 - metilnaftalena

9,10 – dimetilansentrasena
Contoh penamaan senyawa polisiklis

Naftalena sendiri mempunyai empat posisi alfa yang ekivalen, dan empat posisi
beta yang ekivalen. Seperti dalam benzena, pada naftalena dikenal pula hubungan
ortho (posisi 1, 2), meta (posisi 1, 3), dan para (posisi 1, 4) untuk menunjukkan
hubungan posisi dua substituen. Selain itu, dikenal pula hubungan peri untuk
menunjukkan posisi dua substituen yang terletak pada posisi 1 dan 8. Dalam
antrasena dan sistem polisiklis yang lebih besar lainnya hanya dikenal penomoran
sistem bilangan.
Contoh penamaan senyawa polisiklis

SO3H

NO2

Cl
Nitronaftalena
Asam m-khloronaftalensulfonat
2 - Nitronaftalena
07
Tata Nama Senyawa
Heterosiklik
Penamaan Senyawa Heterosiklis
Senyawa Heterosiklis adalah senyawa kimia dengan struktur cincin
yang mengandung unsur selain karbon, misalnya nitrogen, belereng,
dan oksigen.

Terdapat 3 sistem untuk melakukan penamaan dari senyawa


heterosiklik

1. The Hantzsch-Widman (IUPAC methode)


2. Nama Umum atau Trivial ( The Common Name Methode )
3. Metode penggantian (The Replacement Methode)
1. Tata Nama The Hantzsch – Widman
Ahli kimia Jerman Arthur Hantzsch dan Oskar Widman mengusulkan
penamaan sistematis yang sama mengenai senyawa heterosiklik pada
tahun 1887 dan 1888. penamaan yang diusulkan oleh Hantzsch-Widman
didasarkan pada jenis dari unsur heteroatom, ukuran cincin, dan sifat cincin,
apakah cincin itu jenuh atau tidak. Sistem ini berlaku untuk heterosiklik
beranggota tiga hingga sepuluh monosiklik. Tipe atau jenis heteroatom
ditunjukkan dengan prefix, ukuran cincin ditunjukkan dengan suffix. Pada
suffix beberapa suku kata berasal dari angka latin seperti ir dari tri, et dari
tetra, ep dari hepta, oc dari octa, on dari nona dan ec dari deca. Penamaan
dengan metode ini memiliki pola prefix + suffix. Awalan “a” pada prefix di
hilangkan ketika menggabung prefix dan suffix. dalam hal lebih dari satu
atom hetero yang terlibat, prefiks ditempatkan dalam urutan prioritas
Tata Nama The Hantzsch – Widman (IUPAC)

 Penamaan heteroatom sesuai dengan penamaan pada tabel


prefix
 Jika heteroatom lebih dari satu dan sejenis, maka dalam
penamaan digunakan imbuhan dalam bahasa Yunani, seperti
di-, tri-, tetra, penta- dan seterusnya.
 Urutan penamaan sesuai dengan heteroatom prioritas jika
terdapat heteroatom lebih dari satu
 Apabila senyawa heterosiklik mengalami hidrogenasi, maka
penamaan diawali dengan dihidro-, trihidro-, tetrahidro dan
seterusnya. Imbuhan di depan kata hidro diberikan sesuai
dengan jumlah atom hidrogen.
Tabel Prefix Heteroatom
Hetero atom Valence Prefix
O 2 Oxa
S 2 Thia
N 3 Aza
Se 2 Selena
Prioritas

Te 2 Tellura
P 3 Phospha
As 3 Arsa
Si 4 Sila
Ge 4 Germa
Tabel Suffix Heteroatom

Suffix senyawa tidak Suffix senyawa jenuh


Ukuran
jenuh
Cincin
Ada N Tanpa N Ada N Tanpa N

3 -irine -irene -iridine -irane


4 -ete -ete -etidine -etane
5 -ole -ole -olidine -olane
6 -ine -in   -ane
7 -epine -epin   -epane
8 -ocine   -ocine -ocane
Penamaan Senyawa Heterosiklik
S

N O
H Oxa + irine Thia + irine O S
Oxirine Thiirine Oxa + ole Thia + ole
Aza + irine
Oxole Thiole
Azirine
( Furan ) ( Thiophene )
N NH

N N N
N N
N NH
Aza + ine Aza + ocine Aza + ole
1,3,5-Triazine 1,2,4 -Triazole
Azine Azocine Azole
(Pyridin) (Pyrrole)
4 – Methyl – 1,3 - thiazole

1,3 – diazole
Imidazole
Br
1,4 - dyhidropyridin
N S

4 - bromo 1,3 - thiazole


Tata Nama Metode Pengganti ( The Replacement Methode)

Dalam tata nama metode pengganti (the


replacement methode) , nama heterosiklik
terdiri dari nama carbocycle ( karbosiklik) yang
sesuai dan prefix elemen untuk heteroatom
yang diketahui. Jika terdapat lebih dari satu
heteroatom maka penamaan dan penomoran
dilakukan berdasarkan tabel prioritas dan
heteroatom memiliki nomor terkecil
Penamaan Metode Pengganti ( The Replacement Methode)
 masalah khusus yang diakibatkan oleh isomerisme pada
posisi ikatan rangkap yang kadang-kadang disebut
sebagai "ekstra-hidrogen" dan ini dapat diatasi hanya
dengan menambahkan awalan yang menunjukkan jumlah
atom cincin yang memiliki hidrogen ekstra menggunakan
huruf miring. huruf kapital '1H' '2H' '3H', dll. Angka-
angka tersebut menunjukkan posisi atom-atom yang
memiliki atom hidrogen ekstra.
Contoh
Tata Nama Trivial ( The Common Name Methode )
Ada sejumlah besar sistem cincin penting yang
dinamai secara luas dengan nama non-
sistematis atau umumnya.
Tata Nama Trivial ( The Common Name Methode )
Tata Nama Trivial ( The Common Name Methode )
08
REAKSI
PEMBUATAN
BENZENA
Presenter: Wenny Mulana
1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih

O = C – ONa

Pemanasan
+ NaOH + Na2CO3

Natrium Benzoat Benzena

Presenter: Wenny Mulana


2. Mereduksi fenol dengan logam seng
Bila uap fenol diuapkan pada logam seng yang panas maka akan terbentuk benzena.

OH

Pemanasan
+ Zn + ZnO

Fenol Benzena

Presenter: Wenny Mulana


3. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air

SO3H

+ H2 O + H2SO4

Asam Benzena Sulfonat Benzena

Presenter: Wenny Mulana


4. Polimerisasi etuna (asetilena)
Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas pada suhu 650 0C dengan
katalis Fe – Si – Cr

CH
CH
6500C
CH

CH
Fe – Si – Cr
CH CH

Asetilena Benzena

Presenter: Wenny Mulana


5. Pirolisis dari senyawa hidrokarbon alifatik

4700 C
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Cr2O3

Heksana Benzena

6. Dengan destilasi bertingkat dari tir batu bara. Pada destilasi bertingkat tir batu bara selain
dihasilkan benzena juga diperoleh zat-zat lain, misalnya tokrena, xilena, naftalena, antrosena,
fenantrena, fenol, dan kresol.
7. Benzena dapat dihasilkan dengan proses reforming nafta pada industri petrokimia

Presenter: Wenny Mulana


Reaksi Senyawa
Aromatis
Reaksi subsitusi elektrofilik
Senyawa alifatik :

Senyawa aromatis :

• Pada senyawa aromatis, terjadi reaksi penggantian atom hidrogen oleh


elektrofil
• Elektrofil adalah reagen yang tertarik pada elektron
• Elektrofil biasanya bermuatan positif
Direktor Ortho,Para,Meta
Direktor Ortho,Para,Meta

• Gugus aktivasi menyebabkan cincin lebih terbuka terhadap reaksi


elektrofilik lanjut
• Gugus deaktivasi menyebabkan cincin lebih tertutup terhadap reaksi
elektrofilik lanjut
• Gugus aktivasi cenderung mendonorkan elektron
• Gugus deaktivasi cenderung menarik elektron
Direktor Ortho,Para,Meta
Halogenasi Benzena
Reaksi Umum :

Mekanisme :
Halogenasi Benzena
Halogenasi Benzena

• Untuk halogenasi menggunakan senyawa iodida, diperlukan oksidator kuat


seperti asam nitrat (HNO3)
• Asam nitrat akan mengubah I2 menjadi I+, sehingga membuat iodin menjadi
elektrofil yang sangat kuat
• Pada reaksi ini, asam nitrat terkonsumsi, sehingga asam nitrat disebut reagen,
bukan katalis.
Reaksi Alkilasi Friedel Craft

Reaksi Umum :

Mekanisme :
Reaksi Alkilasi Friedel Craft
Reaksi Alkilasi Friedel Craft

Salah satu batasan dari reaksi alkilasi friedel craft adalah terjadinya
penyusunan ulang rantai karbon agar karbokation yang
meninggalkan Cl menjadi karbokation sekunder yang lebih stabil.
Reaksi Alkilasi Friedel Craft

Salah satu batasan dari reaksi alkilasi friedel craft adalah terjadinya
penyusunan ulang rantai karbon agar karbokation yang
meninggalkan Cl menjadi karbokation sekunder yang lebih stabil.
Reaksi Alkilasi Friedel Craft

• Batasan lain dari reaksi alkilasi friedel craft adalah reaksi ini
tidak dapat terjadi pada senyawa dengan gugus direktor meta
seperti gugus karbonil dan nitrogen.
• Hal ini disebabkan karena gugus direktor meta merupakan
gugus yang mendeaktifasi ikatan pi pada cincin sehingga ikatan
pi tidak dapat mengikat elektrofil.
Reaksi Alkilasi Friedel Craft

Alkilasi benzena juga dapat dilakukan dengan alkohol dengan


katalis boron triflorida.
Reaksi Asilasi Friedel Craft

Reaksi Umum :

Mekanisme :
Reaksi Asilasi Friedel Craft
Reaksi Asilasi Friedel Craft

• Senyawa hasil asilasi dapat direduksi menjadi alkil benzena


• Reaksi reduksi dapat dilakukan dengan alloy Zn(Hg) dalam suasana asam.
• Reduksi reduksi juga dapat dilakukan dengan mereaksikan fenon dengan reaksi wolf
khismer menggunakan hiydrozene (N2H4) dalam suasana basa.
Reaksi Nitrasi
Reaksi Umum :

Mekanisme :
Reaksi Nitrasi

• Gugus alkil yang merupakan direktor orto-para akan cenderung mengarahkan substituen
elektrofil baru ke posisi orto dan para
Reaksi Sulfonasi dan Desulfonasi

• Pada reaksi ini erjadi penggantian atom hidrogen pada benzena oleh SO3H
yang berasal dari asam sulfat yang direaksikan dengan panas.

• Reaksi ini adalah reaksi reversible. Benzena dapat dibuat kembali dengan
mereaksi kan asam benzena sulfonat dengan air dalam suasana asam dan
penambahan panas
Rangkuman Reaksi Subsitusi Elektrofilik Aromatis

Reagen —E
Br2, FeBr3 —Br
Cl2, AlCl3 —Cl
I2, HNO3 —I
HNO3, H2SO4 —NO2
SO3, H2SO4 —SO3H

reaksi diatas reversible ,menggunakan Ar-SO3H → Ar˗H


H2O
R-Cl, AlCl3 —R

R-COCl, AlCl3
Reaksi Subsitusi Nukleofilik
Ada tiga persyaratan senyawa aromatis bisa bereaksi subsitusi nukleofilik
• Cincin aromatis memiliki gugus pengikat elektron (NO2, karbonil, halogen)
• Cincin aromatis harus memiliki gugus pergi
• Gugus pergi harus pada susunan ortho dan para
Reaksi Subsitusi Nukleofilik

• Pada reaksi subsitusi nukleofilik, nukleofil menyerang atom karbon yang


bermuatan positif parsial
• Untuk mendapatkan atom karbon bermuatan parsial positif ini, maka dibutuhkan
gugus deaktivasi atau gugus pengikat elektron kuat seperti NO2
• Struktur resonansi yang dihasilkan disebut meisenhamer complex
Reaksi Subsitusi Nukleofilik

• Pada golongan halogen, urutan elektronegativitasnya adalah (F > Cl


> Br > I).
• Dapat disimpulkan bahwa gugus pergi terbaik untuk golongan
halogen adalah atom F.
Reaksi Subsitusi Nukleofilik
Reaksi Subsitusi Nukleofilik

• Reaksi subsitusi nukleofilik juga dapat terjadi tanpa adanya gugus


pengikat elektron menggunakan nukleofil dari basa kuat seperti (NH 2).
• Reaksi seperti ini disebut dengan reaksi benzyne intermediate.
Reaksi Subsitusi Nukleofilik

• Nukleofil NH2 dapat bertindak sebagai basa kuat dan sebagai nukleofil.
• Sebagai basa kuat, NH2 akan mengikat atom hidrogen sehingga terbentuk
benzyne intermediet yang memiliki ikatan rangkap tiga.
• Sebagai nukleofil, NH2 menyerang ikatan rangkap.
• Ada 2 kemungkinan atom karbon pada ikatan rangkap yang diserang oleh
NH2
Reaksi Subsitusi Nukleofilik

Karena ada gugus lain, yaitu isopropil, ada tiga kemungkinan posisi NH2.
Diazotisasi
Reaksi Sandmayer
Reaksi Senyawa
Polisiklik
Reaksi subsitusi elektrofilik
• Senyawa polisiklis lebih reaktif dalam reaksi subsitusi elektrofilik dibandingkan benzena
• Naftalena biasanya mengalami brominasi, nitrasi, sulfonasi, atau asilasi dengan kondisi
reaksi yang lebih ringan
• Semakin banyak jumlah cincin senyawa polisiklik, semakin reaktif senyawa tersebut
• Akan tetapi, reaksi pada subsitusi pada senyawa polisiklik dengan jumlah cincin yang banyak
seringkali susah dipisahkan sehingga tidak banyak digunakan dalam sintesis
Reaksi subsitusi elektrofilik pada naftalena

• Pada naftalena, reaksi subsitusi elektrofilik dapat berlangsung pada posisi α


dan β
• Sebagian reaksi berlangsung pada posisi α
• Reaksi subsitusi pada naftalena membutuhkan energi yang lebih kecil
dibandingkan energi yang dibutuhkan pada benzena
Brominasi Naftalena
Sulfonasi Naftalena

• Pada temperatur tinggi, naftalena dapat disulfonasi pada posisi β


• Pada temperatur rendah, naftalena tersulfonasi pada posisi α
• Senyawa naftalena sulfonat dapat direaksikan dengan basa (KOH) dan dilanjutkan
dengan penambahan asam untuk menghasilkan naftol
Reaksi subsitusi pada senyawa polisiklik yang sudah tersubsitusi

• Naftol dapat mengalami nitrasi dengan asam nitrat dan asam sulfat
• Elektrofil barunya berada pada posisi para dan ortho, karena OH merupakan
substituen aktivasi yang akan mendonorkan pasangan elektron untuk menstabilkan
karbokation
• Produk yang dihasilkan dari reaksi nitrasi naftol ini adalah para nitronaftol dan
ortho nitronaftol
Reaksi subsitusi pada senyawa polisiklik yang sudah tersubsitusi

• Para-nitronaftol yang sudah dihasilkan dari reaksi nitrasi dapat dinitrasi lagi
• Elektrofil akan tersubsitusi pada posisi meta terhadap NO2 dan para
terhadap OH
• Senyawa yang dihasilkan adalah 2,4-dinitronaftol (martius yellow) yang
merupakan zat pewarna yang banyak digunakan secara komersial
Reaksi subsitusi pada senyawa polisiklik yang sudah tersubsitusi

• Reaksi brominasi pada naftol β juga mengikuti aturan direktor ortho para
• Posisi para gugus Br berada pada cincin yang berlainan
Reaksi subsitusi pada senyawa polisiklik yang sudah tersubsitusi

• Apabila naftalena sudah tersubsitusi oleh gugus deaktivasi, maka substisuen


selanjutnya akan diarahkan ke cincin lain
• Hal ini disebabkan karena cincin tempat gugus nitro pertama berikatan sudah
terdeaktivasi, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan elektrofil lain
• Subsitusi pada posisi 5 tidak layak berlangsung, karena posisi 5 dan 1 mempunyai
hubungan jarak seperti para, sehingga merupakan minor product
Reaksi subsitusi pada senyawa polisiklik yang sudah tersubsitusi

• Apabila naftalena sudah tersubsitusi oleh gugus deaktivasi, maka substisuen


selanjutnya akan diarahkan ke cincin lain
• Hal ini disebabkan karena cincin tempat gugus nitro pertama berikatan sudah
terdeaktivasi, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan elektrofil lain
• Subsitusi pada posisi 5 tidak layak berlangsung, karena posisi 5 dan 1 mempunyai
hubungan jarak seperti para, sehingga merupakan minor product
Reaksi subsitusi pada senyawa polisiklik yang sudah tersubsitusi

• Apabila naftalena yang sudah tersubsitusi pada posisi β mengalami


reaksi subsitusi, maka elektrofil akan diarahkan ke cincin lain
• Posisi elektrofil berada pada posisi meta, karena substituen sebelumnya
merupakan gugus pendeaktivasi.
• Subsitusi elektrofilik pada senyawa polisiklik lain seperti antrasena
akan banyak menghasilkan subsitusi pada posisi 9
• Hal ini karena jumlah struktur resonansi stabil yang terbentuk lebih
banyak dari yang lainnya
Reaksi Asilasi Friedel Craft

• Bila direaksikan dengan karbon disulfida, subsiitusi berlangsung pada posisi α


• Bila direaksikan dengan nitrobenzena, subsitusi berlangsung pada posisi β
Reaksi Adisi Senyawa Polisiklis
• Reaksi senyawa polisiklis berlangsung lebih mudah daripada reaksi adisi pada
benzena
• Salah satu contoh reaksi adisi adalah adisi hidrogen (hidrogenasi) atau dikenal
dengan reaksi reduksi
• Pada benzena, reaksi reduksi hanya dapat terjadi pada suhu dan tekanan tinggi
• Sementara pada senyawa polisiklis, karena energi yang dibutuhkan agar terjadi
reaksi lebih kecil
• Hal ini disebabkan karena setidaknya ada satu cincin aromatis yang menstabilkan
ion-ion intermediet
Reaksi Adisi Senyawa Polisiklis
Reaksi Adisi Senyawa Polisiklis
• Reaksi sebelumnya merupakan reaksi reduksi secara parsial, karena sebagian
karakter aromatis sistem cincin masih dipertahankan dalam produk-produk reduksi
• Agar reduksi total dapat berlangsung, diperlukan kalor dan tekanan tinggi
• Produk reaksi akan kehilangan semua karakter aromatisnya
Reaksi Oksidasi Senyawa Polisiklis
• Reaksi oksidasi pada senyawa aromatis polisiklis lebih mudah berlangsung daripada
benzena
• Hal ini disebabkan karena yang bereaksi hanyalah satu cincin, sementara cincin lain
masih aromatis dan masih dapat menstabilkan ion intermediet yang terbentuk
• Dengan demikian diperlukan energi yang lebih kecil untuk menstabilkan ion
intermediet tersebut
• Naftalena yang sudah tersubsitusi dapat dioksidasi pada bagian cincin yang lebih
aktif
• Pengendalian kondisi reaksi hingga tercapai kondisi lunak juga dapat mengoksidasi
gugus hidroksi pada senyawa polisiklik menjadi gugus karbonil
10
Reaksi Senyawa
Heterosiklik
• Keberadaan heteroatom pada senyawa heterosiklis sangat mempengaruhi
sifat senyawa heterosiklis
• Fokus pembahasan reaksi ini adalah pada senyawa piridina, pirola, dan
kuinolina
• Masing-masing senyawa mewakili cincin heterosiklis enam anggota, lima
anggota, dan cincin terpadu
Reaksi pada piridina
• Senyawa piridina memiliki banyak kesamaan dengan benzena, namun
keberadaan atom nitrogen pada piridina menyebabkan adanya perbedaan sifat
• Benzena bersifat simetris dan nonpolar
• Piridina bersifat polar
• Piridina memiliki kereaktifan rendah pada elektrofil dibanding benzena
• Piridina memiliki kereaktifan tinggi pada nukleofil
Reaksi subsitusi elektrofilik piridina
Reaksi subsitusi nukleofilik piridina
Reaksi subsitusi nukleofilik piridina
• Reaksi subsitusi nukleofilik pada senyawa piridin dapat terjadi dengan basa kuat
• Subsitusi terjadi pada atom alpha (nomor 2)
Reaksi subsitusi nukleofilik piridina yang tersubsitusi

• Reaksi subsitusi nukleofilik pada senyawa piridin yang tersubsitusi dapat terjadi dengan
nukleofil lemah seperti NH3
• Dengan adanya keberadaan gugus pergi yang baik seperti unsur golongan halogen
Pembentukan Garam Piridin
• Sebagai amina tersier, piridin bersifat basa sehingga dapat bereaksi
dengan asam menghasilkan garam
• Seperti amina, piridin dapat dapat melakukan reaksi SN-2 dengan alkil
halida
Reaksi Oksidasi
• Seperti pada benzena, cincin piridin tahan terhadap oksidasi
• Oksidasi terjadi pada rantai samping
Reaksi Reduksi
Reaksi pada pirola
• Senyawa pirola merupakan senyawa heterosiklis lima anggota
• Atom nitrogen pada pirola mentumbangkan dua elektron ke awan pi aromatis
• Ini menyebabkan atom nitrogen pada pirola tidak dapat mendonorkan
elektronnya
• Nitrogen pada pirola disebut ujung positif molekul
Reaksi pirola dengan basa kuat
• Pirola merupakan asam lemah, sehingga dapat bereaksi dengan basa kuat

natrium pirolida

magnesium bromida pirolida

lithium pyrrolida
Reaksi subsitusi elektrofilik pirola
• Karena atom nitrogen sudah menyumbangkan pasangan elektronnya, maka
cincin pirola akan teraktifkan untuk reaksi subsitusi elektrofilik
Reaksi reduksi pirola
Reaksi pada kuinolina
• Kuinolina adalah suatu senyawa heterosiklis dengan cincin terpadu yang
mempunyai struktur mirip naftalena
• Perbedaannya adalah terdapatnya heteroatom pada posisi 1
Reaksi kuinolina
• Beberapa reaksi kuinolina hampir sama dengan piridina
• Kuinolina yang bersifat basa lemah bereaksi dengan asam kuat seperti HCl
membentuk kristal garam
• Atom N pada kuinolina bermuatan negatif sehingga akan mengaktifkan reaksi
subsitusi elektrofilik
Reaksi kuinolina
Reaksi subsitusi elektrofilik kuinolina
• Reaksi subsitusi elektrofilik sulit terjadi pada kuinolina
• Ini disebabkan karena nitrogen pada kunolina yang bermuatan negatif membuat
cincin disekitarnya bermuatan positif secara parsial, sehingga mendeaktivasi
subsitusi elektrofilik
Reaksi subsitusi elektrofilik kuinolina
• Reaksi subsitusi elektrofilik sulit terjadi pada kuinolina
• Ini disebabkan karena nitrogen pada kunolina yang bermuatan negatif membuat
cincin disekitarnya bermuatan positif secara parsial, sehingga mendeaktivasi
subsitusi elektrofilik
Reaksi subsitusi elektrofilik kuinolina
• Reaksi sulfonasi pada kuinolina akan menghasilkan produk yang berbeda-beda
tergantung suhu yang diberikan
Substitusi Elektrofilik
Pada Furan dan Tiofena
Reaksi Nitrasi pada Kunolin dan Isokunolin
• Reaksi substitusi elektrofilik terjadi pada cincin benzoidnya
• Cincin piridinya kurang reaktif seperti piridin
• Substitusi terjadi pada posisi 5 dan 8 pada cincin benzoid
Reaksi Subsitusi Nukleofilik pada Kunolin dan Isokunolin
• Reaksi substitusi nukleofilik terjadi seperti pada piridin
• Terjadi pada atom karbon alfa terhadap nitrogen
Menu

11
Kegunaan
Benzena
Presenter: Wenny Mulana
1. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT
(trinitrotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak. Senyawa kimia ini
memiliki warna kuning pucat

Presenter: Wenny Mulana


2. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena
melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik,
boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.

Presenter: Wenny Mulana


3. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Zat warna azo
banyak digunakan dalam pencelupan kain terutama kain dari serat selulosa, rayon, dan
wol. Hal ini karena zat warna azo dapat terikat kuat pada kain, sehingga tidak mudah
luntur dan memberikan warna yang baik.

Presenter: Wenny Mulana


4. Benzaldehida
 Perasa dan aroma kacang almon
 Bahan sinamaldehida (perasa kayu manis)
 Bahan kosmetik, obat dan sabun
 Bahan pewarna malasit hijau
 Bahan baku pembuatan parfum
Presenter: Wenny Mulana
5. Fenol
 Sebagai desinfektan, salah satu bahan kimia yang paling umum untuk membersihkan
bahan rumah tangga, terutama kamar kecil dan ubin lantai
 Pembuatan zat pewarna dan antiseptik
 Sebagai obat kumur untuk membersihkan mulut dalam jumlah yang sangat kecil.
6. Natrium benzoat 
 Sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
 Digunakan pada proses pembuatan tablet, agar tablet menjadi transparan, halus dan
ketika diminum ia menjadi lebih mudah hancur.
 Pada dunia fotografi, digunakan sebagai stabilizer pada pemrosesan foto.
 Pada proses pembuatan bir, digunakan sebagai bahan untuk mencegah terjadinya
proses fermentasi pada bir.
Presenter: Wenny Mulana
7. Asam asetil salisilat 
Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai
aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai
obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun
panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga
digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi,
demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka
panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa
pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag,
gangguan ginjal, alergi, dan asma.

Presenter: Wenny Mulana


8. Metil salisilat 
● Metil salisilat adalah obat untuk
meredakan nyeri otot atau nyeri sendi akibat
otot tegang, keseleo, cedera, atau radang sendi.
Metil salisilat tersedia dalam bentuk krim atau
koyo yang ditempelkan di kulit. Walaupun
jarang, ada beberapa efek samping yang bisa
terjadi setelah penggunaan metil salisilat, yaitu
rasa gatal atau terbakar pada kulit, kemerahan
di kulit, dan pengelupasan kulit.

Presenter: Wenny Mulana


Kegunaan Senyawa Heterosiklik
1. Asam nukleat sebagai pembawa informasi genetik yang mengatur pemunculan
sifat suatu makhluk hidup
2. Klorofil untuk detoksifikasi dan mencegah kanker
3. Tiamin atau vitamin B1 untuk mencegah penyakit beri – beri
4. Penisilin untuk mengobati infeksi bakteri
5. Reserpin untuk mengurangi tekanan darah tinggi pada hipertensi

Presenter: Wenny Mulana


6. Kafein untuk meningkatkan fokus dan kewaspadaan
7. Morfin untuk mengatasi rasa sakit dengan intensitas sedang hingga parah, seperti nyeri
pada kanker atau serangan jantung
8. Kokain untuk penekan rasa sakit di kulit
9. Nikotin sebagai perangsang (stimulan) maupun penenang (relaksan)

Presenter: Wenny Mulana


Kegunaan Senyawa Polisiklik
1. Naftalena untuk membasmi serangga
2. Antrasena digunakan pada produksi bahan pewarna merah alizarin dan bahan pewarna
lainnya
3. 1 - naftol digunakan dalam pembuatan zat warna pada proses membatik
4. Grafit sebagai minyak pelumas untuk membuat peralatan mekanis bekerja lebih lancar
dan digunakan sebagai "timbal" pada pensil.

Presenter: Wenny Mulana


Menu

12
Info
Terknini
Presenter: Wenny Mulana
Dikarenakan kebutuhan TNT yang tinggi, dibuatlah berbagai jenis turunan TNT
seperti Amatex, Amatol, Baratol, Ammonal, Octol dan Torpex. Senyawa turunan
Amatol yang diperoleh dengan mencampur Amonium Nitrat adalah yang paling
sering digunakan untuh bahan peledak yang tidak kalah dari TNT, tetapi Amatol
memiliki sifat higroskopis (mengikat air di udara) sehingga mudah rusak. Lalu, minol
adalah senyawa turunan amatol setelah ditambahkan alumunium bubuk, sering
digunakan sebagai senjata bawah air seperti ranjau laut atau torpedo laut.
Disamping penggunaannya yang banyak dibutuhkan, terpapar TNT selama
periode tertentu dapat menyebabkan gangguan hati dan anemia. Bahkan ditemukan
efek berbahaya lainnya pada sistem imunitas hewan yang tertelan atau terkontaminasi
TNT. Selain itu, TNT juga diduga memiliki efek merugikan bagi fertilitas laki – laki.
Presenter: Wenny Mulana
Pewarna azo yang terbuat dari anilina merupakan pewarna utama yang
digunakan dalam industri tekstil dan tergolong limbah yang sulit terdegradasi, meski
pewarna azo dapat bersifat non-toksik pada kadar rendah bagi tubuh manusia, namun
pada kadar atau jenis azo tertentu dapat bersifat toksik dan karsinogenik. Jadi kita
harus lebih bijak dalam penggunaan mainan salah satunya dengan membeli mainan
yang telah ber-SNI. Azo tidak baik untuk lingkungan serta tubuh yang mungkin tidak
akan dirasakan dalam waktu dekat, namun akan menumpuk dan berakibat beberapa
tahun kemudian tergantung banyaknya paparan.

Presenter: Wenny Mulana


Terpene adalah kelompok senyawa aromatik yang terkandung dalam
beragam jenis tumbuhan. Terpene sebagai senyawa aromatik memberikan
bau khas pada banyak tumbuhan yang menjadi sumbernya, seperti ganja,
pinus, lavender, rosemary, hingga kulit jeruk. Sifat aromatik yang dimiliki
terpene membuatnya menjadi dasar minyak esensial berbagai tumbuhan.
Aroma yang khas masing-masing terpene juga dimanfaatkan dalam
pengobatan alternatif, terutama dalam aromaterapi. Menghirup terpene
diyakini membantu memperbaiki mood dan meredakan stres. 
Jenis – jenis terpene yang terkenal adalah limonene (aroma khas pada
lemon dan jeruk), pinene (aroma khas pada pinus, rosemary, dan basil),
linalool (utamanya terkandung dalam bunga lavender).

Presenter: Wenny Mulana


Kol goreng disebut berbahaya bagi kesehatan karena adanya senyawa amina heterosiklik yang
sifatnya memicu kanker (karsinogenik). Mengenai kabar tersebut dikutip dari detikhealth.com,
Mochammad Rizal dari Indonesia Sport Nutrisionist Association memberikan penjelasan,
menurutnya, sejauh ini ia belum menemukan referensi sayur kol dan sayur lainnya yang digoreng
ada kaitannya dengan senyawa amina heterosiklik. Namun, ada kemungkinan senyawa tersebut
diperoleh dari kerak panci atau wajan bukan pada sayurnya. Rizal menyarankan menggoreng kol
dengan sedikit minyak dan jangan lupa menambahkan sayuran antioksidan untuk menurunkan
amina heterosiklik tersebut.
Presenter: Wenny Mulana
Thanks!
Any question?

Anda mungkin juga menyukai