Anda di halaman 1dari 25

EKONOMI DAN MATA

PENCAHARIAN
MELAYU RIAU
Kelompok 12
S1 Teknik Kimia – D
Budaya Melayu Riau
ANGGOTA KELOMPOK

Alfindo
Erni Retta Emelda Yana Parwati
Faturrahman
1907112166 2007110681 2007110685 1907111566
TIMELINE
BAB 12

01 Peresuk

02 Tapak Lapan

03 Istilah dalam
Etnosains
PENDAHULUAN
Sistem mata pencaharian Melayu terlihat dari aktivitas mereka yang menggunakan dan
memanfaatkan alam saujana di sekitarnya. Masyarakat Melayu pada umumnya menghuni
di tepi empat sungai besar di Riau dan cabang-cabangnya. Masing-masing negeri Melayu
memiliki daerah kampung, dusun, sawah ladang yang disebut dengan wilayah pertanian,
kebun seperti wilayah perkebunan atau dusun, rimba kepungan sialang, hutan produksi,
dan rimba larangan. Pengelolaan lebih dapat disesuaikan, misalnya disesuaikan dengan
jarak tempat atau dengan waktu dan bidang pekerjaan. Penyesuaian sesuai dengan
waktu, jarak, atau bidang pekerjaan misalnya disebut dengan Peresuk dan Tapak Lapan.
01
PERESUK
● Peresuk adalah pentahapan jenis
pekerjaan orang Melayu dalam
sehari.
● Orang Melayu biasa melakukan
lebih dari satu jenis pekerjaan
produktif untuk memenuhi
keperluan dan hajat hidup.
● Kuantitas kerja tersebut berbilang
pada tingkat kesulitan dan lama

Apa itu pengerjaan dalam rentang waktu


satu hari penuh.

Peresuk? ● Ada pekerjaan berat yang bisa


selesai dalam waktu singkat, ada
pula jenis kerja yang sangat ringan
namun dilakukan dalam rentang
waktu panjang seperti menganyam
misalnya.
Peresuk Pertama
Menakik getah atau memotong karet;
dilakukan selepas sholat. Subuh, saat
pagi langau terbang sampai matahari
naik sepenggalah.

Peresuk Kedua
Selepas menakik, dilanjutkan dengan
Masyarakat Melayu melazimkan pekerjaan semisal memetik buah
kopi, ke kebun, menjenguk air nira,
sekurang-kurangnya lima dll, yang berlangsung hingga
menjelang sholat zuhur.
tahapan atau peresuk sehari-
semalam, tentunya diselingi
Peresuk Ketiga
Sesudah zuhur dan makan siang, ada
dengan istirahat, ibadah, dan yang melakukan pekerjaan lain
semisal mengambil daun rumbia,
aktifitas non kerja lainnya. hingga masuk waktu sholat ashar.
Peresuk Keempat Peresuk Kelima
Setelah ashar, dilanjutkan
Di malam hari ada yang
dengan mengolah daun rumbia
menganyam tikar pandan atau
untuk dijadikan atap, atau
membuat barang kerajinan
menumbuk kopi yang sudah
lainnya.
dijemur.
TAPAK
LAPAN
Tapak lapan adalah sebuatan sumber mata pencarian
yang terdiri 8 tapak atau titik mata pencarian atau
delapan sumber pendapatan, yaitu sebagai berikut.

1. Berladang (Pertanian) 3. Menangkap Ikan (Perikanan)


Berladang atau bersawah untuk pemenuhan Menangkap ikan dapat menggunakan berbagai aneka
keperluan bahan makanan pokok. Jenis ragam alat ytangkap pekarangan seperti jarring,
sundang, pengilai, jala, sero atau kolobuik, lukah,
pekerjaan ini dapat ditransformasikan kelulung, tajur atau jantang, dll. Alat-alat tangkap
dengan bersagu yang masih dikekalkan oleh disesuaikan dengan musim kemarau atau banjir , waktu
sebagian orang Melayu. atau alat tangkap yang disesuaikan dengan jenis ikan.

2. Beternak (Peternakan)
Jenis pekerjaan ini dapat ditransformasikan
dengan pekerjaan berburu yang sama
tujuannya untuk urusan pemenuhan
sumber protein daging.
TAPAK LAPAN
6. Berkebun tanaman keras atau
4. Beniro (menetek enau dan kelapa)
tanaman tahunan (perkebunan)
Disebut juga industry pengolahan hasil Jenis pekerjaan ini mendukung jenis
pertanian (agroindustry). Pekerjaan ini dapat pekerjaan lainnya, seperti berkebun
juga wujud dari pengolahan hasil meramu kelapa, berkebun kopi, kebun cengkeh
dari dalam hutan atau dari dalam kebun. dan lain-lain.

5. Mengambil atau mengumpulkan


hasil hutan atau laut (perhutanan) 7. Bertukang
Misalnya: berotan, berkayu, berdamar, Jenis pekerjaan ini lebih pada
berkemenyan, bergaharu, dan berbagai
jenis pekerjaan lainnya yang bersumber aktivitas menjual jasa tenaga,
dari hutan. keahlian atau kemahiran kerja.
8. Berniaga (Perdagangan)
Bidang pekerjaan ini cukup khas pada aspek
“jual belinya”, kadang dilakukan sepekan
sekali, dan adakalnya dilakukan denga tukar
menukar barang (barter) sesama penduduk.
TAPAK LAPAN
● Dalam pelaksanaan, ada kalanya lapak tapan tidak dapat dilakukan
sekaligus beberapa pekerjaan. Melainkan penggabungan dua atau lebih
jenis pekerjaan atau kegiatan ekonomi. Ini merupakan taktik atau cara
jangka pendek masyarakat. Untuk melaksanakan taktik ini diperlukan
pengetahuan yang baik tentang alam dan lingkungan hidupnya, serta kiat
atau teknik menghasilkan sesuatu yang berguna secara ekonomi dari
sumber dan lingkungannya.
● Tujuan tapak lapan ini, selain untuk keberagaman sumber pendpatan juga
sekaligus taktik menghadapi kegagalan atau krisis akibat hanya bergantung
pada satu sumber pendapatan saja.
• Dahulu pola ekonomi “tapak lapan” atau peresuk adalah usaha menghindari
dari kritis ekonomi.
• Ada yang mengatakan bahwa konsep tapak lapan itu disebut-sebut merujuk
pada delapan kerat tulang manusia (empat kerat tulang tangan, empat kerat
tulang kaki). Soal lapan kerat tulang seperti yang disebut dalam ungkapan
melayu, berhubungan dengan ’gega’ (Melayu sungai rokan disebut dengan
gogo) atau tenaga untuk bekerja. Penerapan ungkapan itu ada pada suruhan
atau perintah “menggerakkan lapan kerat tulang” maksudnya; “bekerjalah”.
• Mengkaji soal konsep Melayu tentang jumlah delapan kerat tulang, salah
satunya tentang konsep ‘tulang punggung’ bahwa tulang punggung berfungsi
untuk menegakkan tubuh, oleh sebab itu ada ungkapan menyebutkan ‘tulang
punggung keluarga’ artinya yang menjamin keberlangsungan hidup orang
serumah. Tulang lebih sering disebut tengkorak atau batu kepala, seharusnya
masuk dalam bilangan tulang tubuh dan tidak boleh dinafikan untuk
mengkaji azas perekonomian tapak lapan Melayu.
Kerja mengambil hasil alam
1. semula jadi: meramu (bahan
alam), berburu, dan
berikan(nelayan).
Kriteria kerja ini dianggap paling
purba maka itu terletak dalam
bilangan satu.

2. Lingkup kerja di lingkungan


buatan, misalnya; berladang,
berkebun, beternak, berkulam
Katagori konsep perekonomian ikan, dll.

melayu lain yang mengacu pada


Kerja menjual tenaga; tukang
kriteria lingkup pekerjaan, yang 3. rumah, tukang perahu,
terangkum dalam sebutan lima menjahit, pandai mas,
membuat gerabah, dll.
kaki atau panca carana kerja .
4. Kerja menjual pikiran atau ilmu
pengetahuan, seperti; dukun, ahli
5. Kerja jual beli atau niaga;
pedagang barang, pedagang
syarak, guru tasawuf, ahli nujum, jasa, dll.
pawing, mengajar mengaji, guru
silat, dll.
Dari konsep lima kaki atau panca carana
kerja, diperoleh dua oposisi lingkup kerja
yang fundamental, ditambah satu lagi yang
terdiri dari aspek gabungan:
Kesamaan yang terlihat pada
a) Kerja tanpa membutuhkan bahan dua kategori: pertama,
baku, tanpa kensekuensi apapun jenis pekerjaan selalu
mengorbankan materi, hanya membutuhkan alat, dan kedua
mengandalkan tenaga dan fikiran. selalu membutuhkan tenaga
b) Kerja yang membutuhkan bahan dan fikiran, hanya saja ada
baku dan konsekuensinya kategori kerja dengan
mengeluarkan biaya dominasi tenaga atau
c) Kerja yang menggabungkan tenaga, sebaliknya.
fikiran, ilmu, bahan baku, dan biaya
TAPAK LAPAN
Konsep istilah tapak lapan yang lazim dikenal orang melayu adalah untuk menyebutkan
‘mata pencarian poko utama’. Istilah ini tidak hanya menyangkut soal perekonomian akan
tetapi digunakan untuk berbagai macam aktivitas dari keperluan seperti:
a) ‘Berladang’ pado bagi orang melayu adalah ‘Tapak Lapan’ karena manusia teramat
bergantung pada padi sebagai makanan pokok.
b) ‘Rumah tangga’ adalah ‘Tapak Lapan’ bagi yang telah berkeluarga. Rumah dijadikan
tempay kembali atau pulang, tumpuan, tempay membina keluarga, aktivitas adat, dll.
c) Bagi orang thariqat tasawuf, ‘Tapak Lapan’ mereka adalah ‘Muroqobah ma’iyah’. Maqom
ini harus senantiasa ditunggui dan tidak boleh ditinggalkan, karena manusia teramat
bergantung pada ma’iyah Allah Subhana wata’ala.
d) ‘Tapak Lapan’ dalam islam adalah ‘Tauhid’, ‘Tapak Lapan’ ‘iman’ adalah ‘yakin’.
e) Dalam ilmu bela diri pencak silat melayu ‘keputusan sifat’ adalah ‘Tapak Lapan’.
03
ISTILAH DALAM
ETNOSAINS
ISTILAH DALAM ETNOSAINS
● Istilah tapak lapan itu terletak di satu titik atau poros, berupa mata pencarian pilihan
utama, sedangkan mata pencarian-mata pencarian Iainnya hanyalah tambahan yang
bisa dilakukan kapan saja dia mau.

● Pilihan satu titik mata pencarian itu boleh jadi tidak sama antara satu orang dengan
yang Iainnya, ada yang tapak lapannya berdagang, bertani, menakik, guru, pegawai dll,
hanya saja mereka sepakat mengatakan bahwa tapak lapan orang Melayu zaman dahulu
adalah berladang padi. Jika kita transformasikan tapak lapan dengan istilah anggota
tubuh Zahir, akan ditemukan kesamaannya, yakni 8 kerat tulang dan kepala sebagai
pancer (pusat).
ISTILAH DALAM ETNOSAINS
● Satu pendapat unik dikemukakan orang Melayu menyebutkan bahwa
konsep tapak lapan disebut-sebut berasal dari struktur tiang rumah
sorompu (rumah besar) terdiri dari delapan tiang di bagian tepinya, dan
satu tiang di tengah yang disebut “tiang tuo” (tiang tua).

● Konsep ini secara transformatif sangat dekat dengan 8 kerat tulang (8


tiang) dan satu tiang tua (kepala). Dalam konsep melayu, tiang tengah
rumah atau tiang tuo adalah tumpuan tempat duduk bersandar kepala
rumah tangga.
ISTILAH DALAM ETNOSAINS
● Kesimpulannya, geneologi tapak lapan tersebut lebih layak disandangkan
pada konsep arah mata angin atau mata arah Melayu. Konsep struktur
tiang rumah, atau menurut konsep yang dikemukakan Prof Mukhtar Ahmad
berasal dari papan catur, maka konsep mata angin lebih bersifat hakikat,
sedangkan konsep 8 kerat tulang, struktur tiang rumah, dan papan catur
merujuk pada wujud realistis, meskipun pada hakikatnya permainan catur
memiliki deep structur pada tataran strategi.
ISTILAH DALAM ETNOSAINS
● Ada dua pendapat yang hendak ditampilkan yakni pertama atas pandangan Bapak Prof.
Mukhtar Ahmad yang mengatakan bahwa konsep tapak lapan berasal dari permainan
catur. Jika kita tilik kembali istilah 'catur' menurut bahasa Sanskerta, maka artinya
adalah bilangan 4 (empat). Akan segera kembali ke konsep catur carana atau catur
wacana yang sudah saya terangkan di atas.

● Kedua adalah pendapat UU Hamidy yang mengatakan bahwa dalam struktur tapak
lapan, maka bagian porosnya adalah nihil, nol, atau kosong. UU Hamidy berpendapat
sangat dekat dengan konsep papan catur Prof. Dr. Mukhtar Ahmad, yakni bilangan
empat, dan bagian porosnya tidak terhitung sebagai bilangan, jika dikomparasikan
dengan istilah catur dalam bahasa Sanskerta yang artinya empat.
ISTILAH DALAM ETNOSAINS
● Makna konsep tapak lapan Melayu adalah tapak lapan yang merujuk kepada satu pilihan
utama, sedangkan yang lain hanyalah penyokong aktifitas penting. Disebutkan dalam
sebuah ungkapan, bahwasanya "Tapak Lapan tidak boleh ditinggalkan", sebab terkait
soal posisi pilihan penting, urgen, dan fundamental sifatnya. Jika ditinggalkan maka
akan hilanglah tumpuan pijakan. 'Tapak Lapan' adalah posisi pusat atau inti yang harus
senantiasa ditunggui sekaligus diperkokoh. Dari posisi pusat itu orang dapat melakukan
beragam aktifitas kerja lain yang dipilihnya. Kesimpulannya, tapak lapan adalah pilihan
utama sebagai pusat segala aktifitas.
TERIMA
KASIH!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai