PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2.1 Apa yang dimaksud dengan Peresuk dan lima tahapanya?
2.2 Apa saja delapan sumber pendapatan?
2.3 Bagaimana kategori konsep perekonomian Melayu?
2.4 Apa yang dimaksud dengan istilah dalam etnosains?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peresuk
Lima peresuk diatas hanya salah satu bentuk variasi pekerjaan. Ada variasi
lainnya, tergantung suasana hari. Durasi pekerjaan Orang Melayu lazimnya 13-17
jam. Dibandingkan orang kota atau masyarakat modern yang rata-rata bekerja
selama 8jam/hari.
Tapak Lapan adalah sebutan dari sumber mata pencarian yang terdiri dari 8
sumber pencaharian:
1. Berladang, untuk memenuhi keperluan bahan makanan pokok.
2. Beternak, jenis pekerjaan ini dapat ditransformasikan dengan pekerjaan
berburu dengan tujuan memenuhi sumber protein daging.
3
3. Perikanan, ketika keperluan protein daging untuk orang Melayu telah
terpenuhi dengan melakukan pemburuan didarat, maka mereka akan mencari
ikan dengan menggunakan ragam alat tangkap pekarangan seperti jaring,
sundang, jala, tajur, kail, kelong, dan lain-lain. Peralatan tangkap ikan ini
digunakan sesuai dengan musim dan waktu.
4. Beniro (menetek enau dan kelapa), pekerjaan ini merupakan wujud dari
pengolahan hasil meramu dari dalam hutan atau kebun.
5. Mengambil atau mengumpulkan hasil hutan dan lautan. Misalnya: berotan,
berkayu, berkemenyan, bergaharu.
6. Berkebun tanaman keras atau tahunan, seperti berkebun kelapa, kopi,
cengkeh, merica, durian dan lainnya.
7. Bertukang, pekerjaan ini lebih ke aktivitas menjual jasa tenaga, keahlian atau
kemahiran kerja.
8. Berniaga, ataupun berdagang ini cukup khas untuk dilakukan. Pekerjaan ini
dapat dilakukan dipelabuhan atau pangkalan-pangkalan tempat orang berlalu-
lalang. Dan ada kala berniaga dilakukan dengan sistem barter.
4
2.3 Konsep Perekonomian Melayu
1. Kerja mengambil hasil alam semula jadi; meramu (bahan alam), berburu, dan
ber-ikan (nelayan). Kriteria ini dianggap paling purba (awalan) sehingga
disebut eka carana. Eka berarti satu atau pertama.
2. Lingkup kerja di lingkungan buatan; berladang, berkebun, beternak dan lain-
lain. Dwi carana ini merupakan kelanjutan pola-pola kerja menjadi nelayan,
termasuk mengolah hasil ramuan untuk dijadikan karya kerajinan tangan atau
membuat perkakas.
3. Kerja menjual tenaga, seperti tukang rumah, perahu, memelihara ternak dan
lain-lain.
4. Kerja menjual fikiran atau ilmu pengetahuan
5. Kerja jual beli atau berniaga.
Panca Carana tersebut diperoleh dua oposisi lingkup kerja aspek fundamental
dan gabungan. Aspek gabungan terdiri dari kerja tanpa membutuhkan bahan baku
hanya mengandalkan tenaga dan fikiran. Lalu kerja yang membutuhkan bahan
baku dengan konsekuensi mengeluarkan biaya. Yang terakhir adalah kerja yang
menggabungkan tenaga, fikiran, ilmi, bahan baku dan biaya.
Berladang padi dan rumah tangga adalah Tapak Lapan bagi orang Melayu.
Seperti analisis yang dilakukan, strategi mencari nafkah untuk bertahan hidup
masyarakat di Desa Putri Puyu, Kabupaten Meranti, orang melayu adalah dengan
melakukan strategi rumah tangga, seperti menggali lubang tutup lubang serta
tetap menjaga hubungan baik dengan perkebunan karet.
Bagi orang thariqat tasawuf tapak lapan mereka adalah Muroqobah ma’iyah
karena manusia teramat bergantung pada ma’iyah Allah.
5
Kemudian, ada pula dua pendapat lagi. Yang pertama, pendapat dari Prof.
Mukhtar Ahmad bahwa tapak lapan berasal dari permainan catur. Jika kita cari
tahu kembali istilah catur menurut bahasa sansekerta maka artinya adalah
bilangan 4 yang merujuk pada wujud realistis, meskipun pada hakikatnya
permainan catur memiliki deep structure pada strategi.
Kedua adalah pendapat UU Hamidy, bahwa dalam struktur tapak lapan bagian
porosnya itu nihil atau kosong. Sehingga dari posisi itu orang dapat melakukan
aktivitas kerja lain yang dipilihnya. Intinya Tapak Lapan itu merupakan pilihan
utama sebagai pusat segala aktivitas.