Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 3

X - MIPA 5
AL-ZAHRAH NABILAH VEGA (1)
ARIL ALIF KURNIANSYAH (3)
GLADYS DEAZ OKTAVIA (13)
MOCHAMAD FAJAR RIZKYANTO (20)
MUTIARA SALSABILLAH SOFII (23)
NIZYA NEBLINA LYNDI (25)
SITI FAZRIA HERMAWAN (30)
Mempersembahkan
Teks Eksplanasi Fenomena Budaya

Budaya Patriarki
Pernyataan Umum :
Patriarki adalah sebuah sistem yang menganggap kaum laki-laki ditakdirkan untuk mengatur wanita.
Patriarki berasal dari kata patriarkat yang berarti stuktur yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang
kekuasaan utama. Sistem sosial patriarki menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa terhadap
perempuan. Dominasi mereka tidak hanya mencakup ranah personal saja, melainkan juga dalam ranah
yang lebih luas seperti partisipasi politik, pendidikan, ekonomi, sosial, hukum dan lain-lain. Secara
tersirat sistem ini melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki-laki serta menempatkan posisi
perempuan di bawah laki-laki.
Isi / Rentetan Kejadian :
Sejak masa lampau, budaya masyarakat di dunia telah menempatkan laki-laki pada hierarki teratas,
sedangkan perempuan menjadi kelas nomor dua. Ini terlihat pada praktek masyarakat Hindu misalnya,
pada zaman Vedic tahun 1500 SM, perempuan tidak mendapat harta warisan dari suami atau keluarga
yang meninggal.
Isi / Rentetan Kejadian :
Dalam tradisi masyarakat Buddha pada tahun 1500 SM, perempuan dinikahkan sebelum mencapai usia
pubertas. Mereka tidak memperoleh pendidikan, sehingga sebagian besar menjadi buta huruf. Dalam
hukum agama Yahudi, wanita dianggap inferior, najis, dan sumber polusi. Dengan alasan tersebut,
perempuan dilarang menghadiri upacara keagamaan, dan hanya diperbolehkan berada di rumah
peribadatan.
Isi / Rentetan Kejadian :
Begitu pula di Indonesia, pada era penjajahan Belanda maupun Jepang, perempuan dijadikan sebagai
budak seks bagi tentara-tentara asing yang sedang bertugas di Indonesia. Serta terdapat peraturan yang
melarang perempuan mengenyam pendidikan, kecuali mereka berasal dari kalangan priyayi atau
bangsawan.
Isi / Rentetan Kejadian :
Patriarki menempatkan posisi perempuan hanyalah sebagai subordinasi dari kaum lelaki. Penempatan perempuan sebagai subordinasi dari laki-laki adalah salah satu bentuk ketidakadilan gender akibat pengaruh dari sistem patriarki, dan kemudian merugikan kaum perempuan k arena muncul stigma-
stigma yang membatasi mereka.
Isi / Rentetan Kejadian
Perempuan yang hidup dalam sistem patriarki seringkali dianggap hanya sebagai pendamping laki-laki.
Mereka yang dianggap tidak memiliki tenaga sebanding dengan laki-laki sering kali diremehkan, dan
pada akhirnya perempuan hanya ditempatkan pada posisi di bawah derajat laki-laki. Perempuan juga
diidentikkan dengan pekerjaan domestik seperti mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta mengurus
anak dan suami di rumah. Hal ini yang menimbulkan batasan terhadap perempuan sehingga mereka dirasa
tidak mampu untuk berdiri sendiri.
Isi / Rentetan Kejadian
Terdapat studi tentang penelitian terhadap dampak buruk sistem patriarki bagi laki-laki yang
dilakukan oleh Kruger, Fisher dan Wright dari University of Michigan (2014) yang memaparkan bahwa
laki-laki yang hidup di lingkungan dengan tingkat patriarki tinggi memiliki mortalitas yang lebih tinggi
dibanding mereka yang hidup di lingkungan dengan kesetaraan gender. Mortalitas sendiri artinya adalah
kenaikan jumlah kematian pada laki-laki.
Isi / Rentetan Kejadian
Menurut mereka, patriarki mencerminkan tingkat kontrol laki-laki terhadap perempuan sebagai aset
reproduksi. Selain itu patriarki juga membuat adanya tingkat persaingan antar laki-laki untuk
mendapatkan posisi dan kekuasaan, yang secara historis dilakukan demi kesuksesan proses reproduksi
dari laki-laki itu sendiri. Kemudian untuk meraih dominasi secara sosial, laki-laki akan bersaing satu sama
lain dan tidak jarang dengan cara yang berbahaya. Intensitas kompetisi antar laki-laki ini yang diprediksi
dapat mengakibatkan tingkat kematian laki-laki menjadi lebih tinggi.
Penegasan Ulang
Patriarki, sebuah sistem sosial yang mengakar di kepribadian masyarakat dan menjadi suatu budaya
buruk dimana adanya kesenjangan status sosial antara kaum laki-laki dan perempuan. Meski sekilas
terlihat menguntungkan bagi kaum laki-laki tetapi disaat yang bersamaan sebenarnya menjadi boomerang
bagi lelaki itu sendiri. Meski terkesan primitif namun pada kenyataannya budaya ini tetap menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Maka dari itu sudah saatnya untuk menyuarakan
kesetaraan gender sebagai solusi terbaik dalam menyikapi budaya tersebut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai