Anda di halaman 1dari 7

Tapak Lapan

Mata Pencaharian

FKIP Universitas Riau


Tapak Lapan (1)
berasal dari penamaanTapak Lapan
sebutan khusus untuk menjelaskan kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh orang Melayu yang menunjukkan jenis
pekerjaan sebagai sumber pendapatan keluarga Melayu.
Istilah ini sudah dirintis kajiannya oleh pemikir Melayu UU.
Hamidy.
Tapak Lapan (2)
Sumber pendapatan itu berasal dari pekerjaan
(1) berladang (pertanian),
(2) beternak (peternakan),
(3) menangkap ikan (perikanan),
(4) beniro (menetek enau dan kelapa), industri
pengolahan hasil pertanian (agroindustri),
(5) mengambil atau mengumpulkan hasil hutan atau
laut (perhutanan),
(6) berkebun tanaman keras atau tanaman tahunan
(perkebunan), (7) bertukang, dan
(8) berniaga (perdagangan).
Baruh:
Arah mendekat atau mengarah ke sungai,
kegiatannya:
Berdagang (baruh pusat pasar )
Perikanan (mencari ikan, udang, mencari
alo-alo, dll., keramba ikan, dll., mencari telur
tuntung/kura-kura)
Bertukang
Pusat silaturahmi
Pusat ibadah
Darat
Arah menjauh dari sungai
Beternak (ayam, itik, kambing, jawi, kerbau, dll.
mungkin beternak rusa)
Bertani (berladang padi, sayur-sayuran)
Perkebunan (kebun getah, kebun kelapa, kebun
kopi, kebun rumbia, kebun pandan, mengkuang
dan sejenis,
Agroindustri seperti beniro (menetek enau dan
kelapa), industri pengolahan hasil pertanian,
Perhutanan (mengambil atau mengumpulkan
hasil hutan atau laut.
Jam kerja orang Melayu
Peresuk 1, berlangsung dari selesai sholat subuh, yakni di saat
pagi lalat terbang, hingga matahari naik sepenggalah,
masyarakat menakek getah.
Peresuk 2, selepas itu dilanjutkan dengan mengambil hasil
kebun lainnya seperti memetik buah kopi, air nira, dll.
Pekerjaan ini berlangsung hingga menjelang sholat Zohor.
Peresuk 3, Selesai sholat Zohor dan makan siang, serta sejenak,
mereka melakukan pekerjaan mengambil daun rumbia,
atau sejenisnya, hingga menjelang sholat Ashar.
Peresuk 4, setelah Ashar, mereka pun melakukan pekerjaan
mengolah apa yang mereka peroleh dari yang diambil dari
hutan atau ladang, berupa kopi atau daun rumbia tersebut.
Peresuk 5, bahkan setelah malamnya pun masyarakat Tiga
Lorong masih bekerja dengan menganyam tikar atau
kerajinan tangan.
Hari dalam Tradisi Melayu
Istilah untuk menyebutkan siang, mulai dari matahari terbit sampai terbenam.
Dalam masyarakat kenegerian Melayu mengelompokkan hari-hari beruntung, sial, dan hari suci.

Hari baik:
Sanayan (Senin),
Arba (Rabu), dan
Kamis.
Hari Senin adalah hari "pembawa rezki",
hari Rabu adalah "pembawa kesehatan",
hari Kamis “pembawa keberuntungan”.
Hari Jum'at dianggap sebagai hari suci atau hari ibadah, kalau bekerja pada hari itu kemungkinan
dapat mendatangkan naas.
 
Hari Selasa diang­gap hari naas atau hari sial. Hari Sabtu disebut "hari tanggung", karena
kemungkinan berhasil atau tidak, untung atau sial sama besarnya. Hari Ahad dianggap hari
"kosong", kalau mau berusaha boleh, kalau tidak juga tidak apa-apa. Jadi tidak ada untung dan tak
ada larangan.

Anda mungkin juga menyukai