Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dalam makalah ini, kami mengambil tema mengenai senyawa aromatik.
Kami memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari.
senyawa aromatic adalah senyawa yang mengandung cincin benzena.
Di dalam makalah ini akan di bahas tentang kimia senyawa aromatic
polisiklik dan heterosiklik serta tatanama dari senyawa aromatik yang kami sajikan
pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena kami menilai untuk
memahami suatu materi, kita harus mengetahui konsep dasar terlebih dahulu,
kemudian dilanjutkan pada bagian inti materi.
Tatanama Senyawa Aromatik merupakan materi yang harus dipahami
dengan baik karena di dalamnya mencakupcukup banyak materi lainnya, seperti
tatanama senyawa,sifat,fungsi,kegunaan,struktur,cara penulisan struktur molekul
organik. terutama senyawa aromatik.Maka dari itu, kami berusaha untuk membuat
materi senyawa aromatik dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.

I.2. Tujuan Penulisan


1. untuk mempelajari tatanama senyawa aromatik .
2. untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan aromatik
3. memahami tentang senyawa aromatik lebih mendalam

I.3. Metode Penulisan


Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari beberapa
sumber, yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai
artikel dari internet.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN SENYAWA AROMATIK


Di dalam bidang kimia organik, struktur dari beberapa rangkaian atom berbentuk
cincin kadang-kadang memiliki stabilitas lebih besar dari yang
diduga. Aromatisitas adalah sebuah sifat kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang
ikatannya terdiri dari ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong
menunjukan stabilitas yang lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya
terdiri dari konjugasi. Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari
delokalisasi siklik dan resonansi.
Hal ini biasanya dianggap terjadi karena elektron-elektron bisa berputar di
dalam bentuk susunan lingkaran atom-atom, yang bergantian antara ikatan kovalen
tunggal dan ganda. Ikatan-ikatan ini bisa dipandang sebagai ikatan hibrida (campuran)
antara ikatan tunggal dan ikatan ganda, setiap ikatan-ikatan ini adalah sama (identis)
dengan ikatan yang lainnya. Model cincin aromatis yang umum dipakai, yaitu sebuah
cincin benzena (cyclohexatriena) adalah terbentuk dari cincin beranggota enam karbon
yang bergantian, pertama kali dikembangkan oleh Kekulé. Model benzena ini terdiri dari
dua bentuk resonansi, yang menggambarkan ikatan covalen tunggal dan ganda yang
bergantian posisi. Benzena adalah sebuah molekul yang lebih stabil dibandingkan yang
diduga tanpa memperhitungkan delokalisasi muatan. Benzena merupakan senyawa
aromatic tersederhana dan senyawa yang telah seringkali dijumpai di depan.
Benzena pertama kali berhasil diisolasi (dipisahkan) dari residu minyak oleh Michael
Faraday tahun 1825. Benzena digolongkan dalam senyawa aromatik paling sederhana.
Pada tahun setelahnya diketahui benzena memiliki rumus molekul C6H6 dan termasuk
dalam keluarga hidrokarbon. Dewasa ini sumber utama adalah benzene,benzene
tersubtitusi dan senyawa aromatic lain adalah petroleum.Sampai tahun 1940, ter
batubara merupakan sumber utama.Macam senyawa.ada 3 macam senyawa aromatic
diperoleh sumber ini adalah hidrakarbon,fenol,dan senyawa heterlistik aromatic

Aromatisasi

Aromatisitas adalah sebuah sifat kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang
ikatannya terdiri dari ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan
stabilitas yang lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari
konjugasi. Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan
resonansi.

Syarat-syarat Aromatisitas:

1. Molekul harus berbentuk siklik.


3

2. Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π, membentuk


sistem berkonjugasi.
3. Molekul haruslah planar.
4. Jumlah elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel:
(4n+2) elektronπ.
5. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.

A. Senyawa Aromatik Homosiklik dan Heterosiklik


1. Senyawa aromatik homosilik
Senyawa homosiklik adalah senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya
tersusun oleh atom karbon, contohnya benzena.
Benzena
Benzena merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa
aromatik, yakni senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi elektron-
pi. Senyawa benzena pertama kali disintesis oleh Michael Faraday pada
tahun 1825, dari gas yang dipakai sebagai bahan bakar lampu
penerang.Sepuluh tahun kemudian diketahui bahwa benzena memiliki
rumus molekul C6H6 sehingga disimpulkan bahwa benzena memiliki
ikatan rangkap yang lebih banyak daripada alkena.
Dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London.
Saat ini sumber utama benzena, benzena tersubtitusi dan senyawa aromatic
adalah petroleum : sebelumnya dari ter batubara hamper 90% senyawa aktif
bahan obat adalah senyawa aromatik : rumus struktur mempunyai inti
benzena.
Struktur Benzena
Ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada
alkena. Ikatan rangkap pada alkena dapat mengalami reaksi adisi,
sedangkan ikatan rangkap pada benzena tidak dapat diadisi, tetapi benzena
dapat bereaksi secara substitusi. Contoh:
Reaksi adisi : C2H4 + Cl2 --> C2H4Cl2
Reaksi substitusi : C6H6 + Cl2 --> C6H5Cl + HCl
4

Menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena


tersusun secara siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan
masing-masing 120°. Ikatan antaratom karbon adalah ikatan rangkap dua
dan tunggal bergantian (terkonjugasi).
Analisis sinar-X terhadap struktur benzena
menunjukkan bahwa panjang ikatan antaratom
karbon dalam benzena sama, yaitu 0,139 nm.
Adapun panjang ikatan rangkap dua C=C
adalah 0,134 nm dan panjang ikatan tunggal C–
C adalah 0,154 nm. Jadi, ikatan karbon-karbon
pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua dan ikatan
tunggal. Hal ini menggugurkan struktur dari Kekule.
Kekulé menggambarkan struktur benzena dengan atom-atom karbon
dihubungkan satu dengan yang lain membentuk suatu cincin.
H H H
CH2
H C H H C H C
C C C C C
H C
C C C C C
H C H H C H C
H
H H H

I II III
Formula Kekule Formula Dewar

August Kekulé pada tahun 1865 : Struktur tersebut menggambarkan


bahwa struktur benzena tersusun 3 ikatan rangkap di dalam cincin 6
anggota.
Ketiga ikatan rangkap tersebut dapat bergeser dan kembali dengan cepat
sedemikian sehingga 2 bentuk yang mungkin tersebut tidak dapat
dipisahkan.

Orbital benzena
Setiap karbon pada benzena mengikat 3 atom lain menggunakan orbital
hibridisasi sp2 membentuk molekul yang planar.
5

Benzena merupakan molekul simetris, berbentuk heksagonal dengan


sudut ikatan 120o. Setiap atom C mempunyai orbital ke empat yaitu orbital
p. Orbital p akan mengalami tumpang suh (overlapping) membentuk awan
elektron sebagai sumber elektron.

2. SENYAWA AROMATIK HETEROSIKLIK


Menurut Erich Huckel, suatu senyawa yang mengandung cincin
beranggota lima atau enam bersifat aromatik jika:
 semua atom penyusunnya terletak dalam bidang datar (planar)
 setiap atom yang membentuk cincin memiliki satu orbital 2p
 memiliki elektron pi dalam susunan siklik dari orbital-orbital 2p
sebanyak 4n+2 (n= 0, 1, 2, 3, …)
Di samping benzena dan turunannya, ada
beberapa jenis senyawa lain yang
menunjukkan sifat aromatik, yaitu
mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan
tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena. Senyawa benzena termasuk
dalam golongan senyawa homosiklik, yaitu senyawa yang memiliki hanya
satu jenis atom dalam sistem cincinnya. Terdapat senyawa heterosiklik,
yaitu senyawa yang memiliki lebih dari satu jenis atom dalam sistem
cincinnya, yaitu cincin yang tersusun dari satu atau lebih atom yang bukan
atom karbon. Sebagai contoh, piridina dan pirimidina adalah senyawa
aromatik seperti benzena. Dalam piridina satu unit CH dari benzena
digantikan oleh atom nitrogen yang terhibridisasi sp2, dan dalam pirimidina
dua unit CH digantikan oleh atom-atom nitrogen yang terhibridisasi sp2.
6

Senyawa-senyawa heterosiklik beranggota lima seperti furan, tiofena,


pirol, dan imidazol juga termasuk senyawa aromatik.

B. SENYAWA TURUNAN BENZENA


Kemudahan benzena mengalami reaksi substitusi elektrofilik menyebabkan
benzena memiliki banyak senyawa turunan. Semua senyawa karbon yang
mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan benzena. Berikut ini
beberapa turunan benzena yang umum:
Tabel 1 : Senyawa Turunan Benzena

Struktur Nama

Toluena

p-xilena

Stirena

Anilina

Fenol

Benzaldehid
7

Asam Benzoat

Benzil Alkohol

Selain senyawa-senyawa di atas, masih banyak lagi senyawa turunan benzena yang
terdapat di sekitar kita baik itu dengan satu substituen yang terikat pada cincin
benzena, ataupun dua substituen atau lebih.

C. TATANAMA SENYAWA BENZENA


Semua senyawa yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai
senyawa turunan benzena. Penataan nama senyawa turunan benzena sama
seperti pada senyawa alifatik, ada tata nama umum (trivial) dan tata nama
menurut IUPAC yang didasarkan pada sistem penomoran. Dengan tata nama
IUPAC, atom karbon dalam cincin yang mengikat substituen diberi nomor
terkecil. Menurut IUPAC, benzena dengan satu substituen diberi nama seperti
pada senyawa alifatik, sebagai gugus induknya adalah benzena. Contoh:
8

Benzena dengan gugus alkil sebagai substituen, diklasifikasikan sebagai


golongan arena. Penataan nama arena dibagi ke dalam dua golongan berdasarkan
panjang rantai alkil. Jika gugus alkil berukuran kecil (atom C6) maka gugus alkil
diambil sebagai substituen dan benzena sebagai induknya. Contoh:

Jika gugus alkil berukuran besar (atom C 6) maka benzena dinyatakan


sebagai substituen dan alkil sebagai rantai induknya. Benzena sebagai substituen
diberi nama fenil– (C6 H5–, disingkat –ph). Contoh:

Benzena dengan dua gugus substituen diberi nama dengan awalan: orto–
(o–), meta– (m–), dan para– (p–). rto– diterapkan terhadap substituen
berdampingan (posisi 1 dan 2), meta– untuk posisi 1 dan 3, dan para– untuk
substituen dengan posisi 1 dan 4.
9

Jika gugus substituen sebanyak tiga atau lebih, penataan nama


menggunakan penomoran dan ditulis secara alfabet. Nomor terkecil diberikan
kepada gugus fungsional (alkohol, aldehida, atau karboksilat) atau gugus dengan
nomor paling kecil.
Urutan prioritas penomoran untuk beberapa substituen yang umum:

Arah tanda panah menunjukkan substituen yang semakin prioritas, maka


penomorannya dengan nomor yang semakin kecil
Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena,
maka sistem o, m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan
angka.
Semua senyawa aromatis berdasarkan benzen, C6H6, yang memiliki enam
karbon. Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan
hidrogen.
1. Kasus dimana penamaan didasarkan pada benzen.
a. Klorobenzen
Ini merupakan contoh sederhana dimana sebuah halogen terikat pada
cincin benzen. Penamaan sudah sangat jelas. Penyederhanaannya menjadi
C6H5Cl. Sehingga anda dapat (walau mungkin tidak!) menamainya
fenilklorida. Setiap kalo anda menggambar cincin benzen dengan sesuatu
terikat padanya sebenarnya anda menggambar fenil. Untuk mengikat
sesuatu anda harus membuang sebuah hidrogen sehingga menghasilkan
fenil.
10

b. Nitrobenzen
Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzen.

Formula sederhananya C6H5NO2.


c. Metilbenzen
Satu lagi nama yang jelas. Benzen dengan metil terikat padanya.
Golongan alkil yang lain juga mengikuti cara penamaan yang sama.Contoh,
etilbenzen. Nama lama dari metilbenzen adalah toluen, anda mungkin masih
akan menemui itu.

Formula sederhananya C6H5CH3.


d. (Klorometil)benzen
Variasi dari metilbensen dimana satu atom hidrogen digantikan dengan
atom klorida. Perhatikan tanda dalam kurung,(klorometil) . Ini agar anda
dapat mengerti bahwa klorin adalah bagian dari metil dan bukan berikatan
dengan cincin.

Jika lebih dari satu hidrogen digantikan dengan klorin, penamaan akan
menjadi (diklorometil)benzena atau (triklorometil) benzen. Sekali lagi
perhatikan pentingnya tanda kurung.
e. asam benzoik (benzenacarboxylic acid)
Asam benzoik merupakan nama lama, namun masih umum digunakan -
lebih mudah diucapkan dan ditulis. Apapun sebutannya terdapat asam
karboksilik, -COOH, terikat pada cincin benzen.
11

2. Kasus dimana penamaan berdasarkan Fenil


Ingat bahwa golongan fenil adalah cincin benzen yang kehilangan satu atom
karbon – C6H5.
a. fenilamine
Fenilamin adalah amin primer yang mengandung -NH2 terikat pada benzen.

Nama lama dari fenilamin adalah anilin, dan anda juga dapat
menamakanya aminobenzena.
b. fenileten
Molekul eten dengan fenil berikatan padanya. Eten adalah rantai
dengan dua karbon dengan ikatan rangap. Karena itu fenileten berupa:

Nama lamanya Stiren -monomer dari polystyren.


c. feniletanon
Mengandung rantai dengan dua karbon tanpa ikatan rangkap. Merupakan
golongan adalah keton sehingga ada C=O pada bagian tengah. Terikat pada
rantai karbon adalah fenil.

d. feniletanoat
12

Ester dengan dasar asam etanoik. Atom hidrogen pada -COOH digantikan
dengan golongan fenil.

e. fenol
Fenol memiliki -OH terikat pada benzen sehingga formulanya
menjadi C6H5OH.

Senyawa Aromatik dengan lebih dari suatu golongan terikat pada cincin
benzen.
Menomori cincin
Salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu.Posisi yang lain
diberi nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau berlawanan arah
dengan jarum jam. Sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Lihat contoh untuk
lebih jelas
Contoh:
Menambah atom klorin pada cincin
Lihat pada senyawa berikut:

Semuanya berdasar pada metilbenzen dan dengan itu metil menjadi nomor 1 pada
cincin.
13

Mengapa 2-Klorometilbenzen dan bukan 6-klorometil benzen? Cincin dinamai


searah jarum jamdalam kasus ini karena angka 2 lebih kcil dari angka 6.
asam 2-hidrobenzoik
Juga disebut sebagai asam 2-hidroksibenzenkarbolik. Ada -COOH terikat pada
cincin dan karena penamaan berdasarkan benzoik maka golongan benzoik menjadi
nomor satu. Pada posisi disampingnya terdapat hidroksi -OH dengan nomor 2.

asam benzena-1,4-dikarboksilik
“di” menunjukkan adanya dua asam karboksilik dan salah satunya berada diposidi
1 sedangkan yang lainnya berada pada posisi nomor 4.

2,4,6-trikloofenol
Berdasarkan dengan fenol dengan -OH terikat pada nomor 1 dari rantai karbon dan
klorin pada posisi nomor 2,4 dan 6 dari cincin karbon.

2,4,6-triklorofenol adalah antiseptik terkenal TCP.


metil 3-nitrobenzoat
Nama ini merupakan nama yang akan anda temui pada soal-soal latihan me-nitrat-
kan cincin benzen. Dari namanya ditunjukkan bahwa metil 3-nitrobenzoat
merupakan golongan ester (akhiran oat). Dan metil tertulis terpisah.
Ester ini berdasarkan asam T, asam 3-nitrobenzoik -dan kita mulai dari sana.
14

Akan ada cincin benzen dengan -COOH pada nomor satu dari cincin dan nitro pada
nomor 3. untuk menghasilkan ester sebuah hidrogen pada -COOH degantikan
dengan metil.
Metil 3-nitrobenzoat menjadi:

D. KESTABILAN BENZENA
Berbeda dengan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap
lainnya, benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi

Reagen Sikloheksena Benzena

KMnO encer Terjadi oksidasi, cepat Tidak bereaksi


4

Br /CCl (dlm
2 4
Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
gelap)

HI Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi

Terjadi hidrogenasi, Terjadi hidrogenasi,


o
H + Ni 25 C, lambat,
2
2 o 2
20 lb/in. 100-200 C, 1500 lb/in.

 Kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas


hidrogenasi dan pembakarannya.
 Panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah dari pada harga
perhitungan
Energi Potensial

Sikloheksatriena + 3H2
Energi resonansi
(36 kkal)
Sikloheksadiena + 2H2
Bensena + 3H2
15

E. REAKSI BENZENA (R. Substitusi)


1. Reaksi Nitrasi
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama
dikenal sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam
benzena, akan terjadi reaksi eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C
maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning
pucat. Reaksinya secara umum:

H2SO4
C6H6 + HONO 2 C6H5 NO2 + H2O
(berasap)
Nitrobensena

Mekanisme

-
(1) HONO2 + 2 H2SO4 H3O+ + 2 HSO4 + NO2
ion nitronium

H
(2) NO2 + C6H6 C6H5 Lambat
NO 2

H
(3) C6H5 + HSO4-- C6H5 NO 2 + H2SO4 Cepat

NO 2
2. Reaksi Sulfonasi
16

Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus


sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat
pekat sebagai pereaksi.

-
(1) 2 H2SO4 H3O+ + 2 HSO4 + SO3

H
(2) SO3 + C6H6 C6H5 Lambat
SO3--

H
(3) C6H5 + HSO4-- C6H5 SO3-- + H2SO4 Cepat

SO3--

(4) C6H5 SO3-- + H3O+ C6H5 SO3H + H2O

3. Alkilasi Benzena
Penambahan katalis AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana
atau asam klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini
dinamakan reaksi Friedel-crafts. Contoh persamaan reaksi:

4. Reaksi
halogenasi

Sebagai elektrofil adalah X+, dihasilkan dari reaksi antara X2 + FeX3.


FeX3 (misalnya FeCl3) adalah suatu asam Lewis yang berfungsi sebagai
katalis. Katalis asam Lewis lain yang dapat digunakan adalah AlCl3, AlBr3.
Contoh:

5. Reaksi
Friedel-
Crafts
17

Reaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.


Reaksi alkilasi:

Sebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion karbonium


(R+). Karena melibatkan ion karbonium, maka seringkali terjadi reaksi
penyusunan ulang (rearrangement) membentuk karbonium yang lebih
stabil.
Contoh reaksi alkilasi:

Reaksi asilasi:

Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium,


terbentuk dari hasil reaksi:

Ion asilium
Pada reaksi asilasi Friedel-Crafts tidak terjadi reaksi penataan ulang. Dalam
reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis asam Lewis,
misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.
Contoh reaksi asilasi:
18

Jadi, dapat disimpulkan benzena lebih mudah mengalami reaksi


substitusi daripada reaksi adisi.

F. SIFAT FISIKA DAN KIMIA


Sifat Fisik:
 Zat cair tidak berwarna
 Memiliki bau yang khas
 Mudah menguap
 Benzena digunakan sebagai pelarut.
 Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang
kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
 Larut dalam berbagai pelarut organik.
 Benzena dapat membentuk campuran azeotrop dengan air.
 Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
 Bersifat bersifat toksik-karsinogenik (hati-hati menggunakan benzena
sebagai pelarut, hanya gunakan apabila tidak ada alternatif lain misalnya
toluena)
 Merupakan senyawa nonpolar
 Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak
jelaga
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.

Titik didih dan leleh dapat dilihat tabel berikut:


No. Nama Titik Leleh Titik Didih
1 BENZENA 5,5 80
2 TOLUENA - 95 111
19

3 o-XILENA - 25 144
4 m-XILENA - 48 139
5 p-XILENA 13 138
(Fessenden dan fessenden,454-455:1982)
.
G. CARA PEMBUATAN
1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan
menghasilkan benzena.
Contoh :

2. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan


benzena.
Contoh :

3. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.


Contoh:
20

4. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-
Si akan menghasilkan benzena.
Contoh :

H. KEGUNAAN DAN DAMPAK BENZENA DALAM KEHIDUPAN


a. Kegunaan
1. Benzena digunakan sebagai pelarut.
2. Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat,
plastik, karet buatan dan pewarna.
3. Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.
4. Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu
benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan
membuat sejenis karet sintetis) dan nilon–66.
5. Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester
dari asam salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan
nama aspirin atau asetosal.
6. Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan
olahan.

7. Anilina
21

Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo.


Reaksi anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium,
dan proses ini disebut diazotisasi.
8. Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai
bahan baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT)
9. Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu
jenis plastik yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik,
bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.
10. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
11. Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan
pengawet makanan dalam kaleng.
12. Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan
nama karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan
(pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi protein.

b. Dampak
1. Benzena sangat beracun dan menyebabkan kanker (karsinogenik).
2. Benzena dapat menyebabkan kematian jika terhirup pada konsentrasi
tinggi, sedangkan pada konsentrasi rendah menyebabkan sakit kepala
dan menaikkan detak jantung.

DAFTAR PUSTAKA
22

Anonim. 2010. Senyawa Aromatik. (online). (http://id.wikipedia.org/senyawa-


organik, diakses 22 April 2012)

Budimarwanti. 2008. Struktur, tatanama, aromatisitas dan reaksi substitusi


elektrofilik senyawa benzena, Ebook digital : Jogjakarta

Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta

Tim Dosen Universitas Airlangga. 2009. Senyawa Organik. Universitas Airlangga:


Surabaya

Anda mungkin juga menyukai