SENYAWA AROMATIK
Benzena merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa aromatik, yakni
senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi elektron-pi. Energi resonansi suatu
senyawa aromatik merupakan uluran diperolehnya kestabilan.
Cara paling mudah untuk menentukan apakah suatu senyawa itu aromatik ialah
dengan menentukan posisi absorpsi dalam mspektrum nomor oleh proton yang terikat pada
atom-atom cincin. Proton yang terikat ke arah luar cincin aromatik sangat kuat terperisai dan
menyerap jauh ke bawah-medan dibandingkan kebanyakan proton, biasanya lebih dari 7
ppm. (Fessenden dan fessenden,454-455:1982).
1. BENZENA
Benzena dan Turunannya Senyawa benzena pertama kali disintesis oleh Michael
Faraday pada tahun 1825, dari gas yang dipakai sebagai bahan bakar lampu
penerang.Sepuluh tahun kemudian diketahui bahwa benzena memiliki rumus molekul
C6H6 sehingga disimpulkan bahwa benzena memiliki ikatan rangkap yang lebih banyak
daripada alkena.
Dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Saat ini
sumber utama benzena, benzena tersubtitusi dan senyawa aromatic adalah petroleum :
sebelumnya dari ter batubara hamper 90% senyawa aktif bahan obat adalah senyawa
aromatik : rumus struktur mempunyai inti benzena.
a. Struktur Benzena
Ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada alkena. Ikatan
rangkap pada alkena dapat mengalami reaksi adisi, sedangkan ikatan rangkap pada benzena
tidak dapat diadisi, tetapi benzena dapat bereaksi secara substitusi. Contoh:
Reaksi adisi : C2H4 + Cl2 --> C2H4Cl2
Reaksi substitusi : C6H6 + Cl2 --> C6H5Cl + HCl
Menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara
siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120. Ikatan
antaratom karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian (terkonjugasi).
Analisis sinar-X terhadap struktur benzena menunjukkan bahwa panjang ikatan
antaratom karbon dalam benzena sama, yaitu 0,139 nm. Adapun panjang ikatan rangkap dua
C=C adalah 0,134 nm dan panjang ikatan tunggal CC adalah 0,154 nm. Jadi, ikatan karbon-
karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal. Hal ini
menggugurkan struktur dari Kekule.
Kekul menggambarkan struktur benzena dengan atom-atom karbon dihubungkan
satu dengan yang lain membentuk suatu cincin.
August Kekul pada tahun 1865 : Struktur tersebut menggambarkan bahwa struktur
benzena tersusun 3 ikatan rangkap di dalam cincin 6 anggota.
Ketiga ikatan rangkap tersebut dapat bergeser dan kembali dengan cepat sedemikian
sehingga 2 bentuk yang mungkin tersebut tidak dapat dipisahkan.
Orbital benzena
Setiap karbon pada benzena mengikat 3 atom lain menggunakan orbital hibridisasi sp2
membentuk molekul yang planar.
Benzena merupakan molekul simetris, berbentuk heksagonal dengan sudut ikatan 120o
Setiap atom C mempunyai orbital ke empat yaitu orbital p. Orbital p akan mengalami tumpang
suh (overlapping) membentuk awan elektron sebagai sumber elektron.
B. Ion Siklopentadiena
Siklopentadiena adalah suatu diena konjugasi dan tidak aromatik.Alasan utama
mengapa tidak aromatik adalah bahwa satu atom karbonnya adalah sp3,tidak sp2.Karbon sp3
ini tidak mempunyai orbital p un tuk ikut berikatan pi,tetapi bila diambil satu ion hidrogen
dari dalam siklopentadiena maka hidrodisasi karbon tersebut akan berubah menjadi sp2 dan
akan memiliki orbital p yang berisi sepasang elektron.
Semua atom karbon dari kation siklopentadiena juga akan bersifat sp2.
Apakah salah satu atau kedua ion ini bersifat aromatik? Masing-masing ion memiliki lima
orbital molekul (terbentuk dari lima orbital p,satu per karbon).Anion siklopentadiena
dengan enam elektron pi (4n +),mengisi tiga orbitalnya dan semua elektron pi ini
berpasangan.Maka anion itu bersifat aromatik.Tetapi kation itu hanya mempunyai empat
elektron (4n) yang harus mengisi tiga orbital.Maka elektron pi ini tak akan semuanya
berpasangan.Jadi kation itu tidak bersifat aromatik.
(Fessenden dan fessenden,465-466:1982).
a. Klorobenzen
Ini merupakan contoh sederhana dimana sebuah halogen terikat pada cincin benzen.
Penamaan sudah sangat jelas. Penyederhanaannya menjadi C6H5Cl. Sehingga anda dapat
(walau mungkin tidak!) menamainya fenilklorida. Setiap kalo anda menggambar cincin
benzen dengan sesuatu terikat padanya sebenarnya anda menggambar fenil. Untuk mengikat
sesuatu anda harus membuang sebuah hidrogen sehingga menghasilkan fenil.
b. Nitrobenzen
Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzen. Formula sederhananya C6H5NO2.
c. Metilbenzen
Satu lagi nama yang jelas. Benzen dengan metil terikat padanya. Golongan alkil yang
lain juga mengikuti cara penamaan yang sama.Contoh, etilbenzen. Nama lama dari
metilbenzen adalah toluen, anda mungkin masih akan menemui itu.nFormula sederhananya
C6H5CH3.
d. (Klorometil)benzen
Variasi dari metilbensen dimana satu atom hidrogen digantikan dengan atom klorida.
Perhatikan tanda dalam kurung,(klorometil) . Ini agar anda dapat mengerti bahwa klorin
adalah bagian dari metil dan bukan berikatan dengan cincin. Jika lebih dari satu hidrogen
digantikan dengan klorin, penamaan akan menjadi (diklorometil)benzena atau (triklorometil)
benzen. Sekali lagi perhatikan pentingnya tanda kurung.
e. asam benzoik (benzenacarboxylic acid)
Asam benzoik merupakan nama lama, namun masih umum digunakan -lebih mudah
diucapkan dan ditulis. Apapun sebutannya terdapat asam karboksilik, -COOH, terikat pada
cincin benzen.
2. Kasus dimana penamaan berdasarkan Fenil
Ingat bahwa golongan fenil adalah cincin benzen yang kehilangan satu atom karbon C6H5.
a. fenilamine
Fenilamin adalah amin primer yang mengandung -NH2 terikat pada benzen. Nama
lama dari fenilamin adalah anilin, dan anda juga dapat menamakanya aminobenzena.
b. fenileten
Molekul eten dengan fenil berikatan padanya. Eten adalah rantai dengan dua karbon
dengan ikatan rangap. Nama lamanya Stiren -monomer dari polystyren.
c. feniletanon
Mengandung rantai dengan dua karbon tanpa ikatan rangkap. Merupakan
golongan adalah keton sehingga ada C=O pada bagian tengah. Terikat pada rantai karbon
adalah fenil.
d. feniletanoat
Ester dengan dasar asam etanoik. Atom hidrogen pada -COOH digantikan dengan
golongan fenil.
e. fenol
Fenol memiliki -OH terikat pada benzen sehingga formulanya menjadi C6H5OH.
Senyawa Aromatik dengan lebih dari suatu golongan terikat pada cincin benzen.
Menomori cincin
Salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu.Posisi yang lain diberi
nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau berlawanan arah dengan jarum jam.
Sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Lihat contoh untuk lebih jelas
Contoh:
Menambah atom klorin pada cincin
Semuanya berdasar pada metilbenzen dan dengan itu metil menjadi nomor 1 pada cincin.
Mengapa 2-Klorometilbenzen dan bukan 6-klorometil benzen? Cincin dinamai searah jarum
jamdalam kasus ini karena angka 2 lebih kcil dari angka 6.
asam 2-hidrobenzoik
Juga disebut sebagai asam 2-hidroksibenzenkarbolik. Ada -COOH terikat pada cincin dan
karena penamaan berdasarkan benzoik maka golongan benzoik menjadi nomor satu. Pada
posisi disampingnya terdapat hidroksi -OH dengan nomor 2.
asam benzena-1,4-dikarboksilik
di menunjukkan adanya dua asam karboksilik dan salah satunya berada diposidi 1
sedangkan yang lainnya berada pada posisi nomor 4.
2,4,6-trikloofenol
Berdasarkan dengan fenol dengan -OH terikat pada nomor 1 dari rantai karbon dan klorin
pada posisi nomor 2,4 dan 6 dari cincin karbon.
2,4,6-triklorofenol adalah antiseptik terkenal TCP.
metil 3-nitrobenzoat
Nama ini merupakan nama yang akan anda temui pada soal-soal latihan me-nitrat-kan cincin
benzen. Dari namanya ditunjukkan bahwa metil 3-nitrobenzoat merupakan golongan ester
(akhiran oat). Dan metil tertulis terpisah.
Ester ini berdasarkan asam T, asam 3-nitrobenzoik -dan kita mulai dari sana.
Akan ada cincin benzen dengan -COOH pada nomor satu dari cincin dan nitro pada nomor 3.
untuk menghasilkan ester sebuah hidrogen pada -COOH degantikan dengan metil.
Metil 3-nitrobenzoat menjadi:
H. KESTABILAN BENZENA
Berbeda dengan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap lainnya, benzena tidak
mudah mengalami reaksi adisi
Reagen Sikloheksena Benzena
Kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan
pembakarannya.
Panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah dari pada harga perhitungan.
1. Reaksi Nitrasi
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama dikenal
sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam benzena, akan terjadi
reaksi eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55C maka hasil reaksi utama adalah
nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning pucat.
2. Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat.
Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi.
3. Alkilasi Benzena
Penambahan katalis AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana atau asam
klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan reaksi Friedel-crafts.
Contoh persamaan reaksi:
4. Reaksi halogenasi
Jadi, dapat disimpulkan benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi
adisi.
Rumus Struktur Benzena
Berdasarkan rumus molekulnya, C6H6 , Para pakar kimia saat itu berpendapat bahwa senyawa
ini memiliki ikatan tak jenuh yang lebih banyak dari alkena atau alkuna. Oleh karena itu,
diusulkanlah beberapa rumus struktur benzena seperti :
Menurut Friderich August Kukele, Jerman(1865), Struktur benzena dituliskan cincin dengan
enam atom karbon yang mengandung tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap
yang berselang-seling. Kerangka atom karbon dalam benzena membentuk segi enam
beraturan dengan sudut ikatan sebesar 120o.
Meskipun Struktur Kekule merupakan struktur benzena yang dapat diterima, namun ternyata
terdapat beberapa kelemahan dalam struktur tersebut. Kelemahan itu diantaranya :
Pada struktur Kekule, benzena digambarkan memiliki 3 ikatan rangkap yang seharusnya
mudah mengalami adisi seperti etena, hekesena dan senyawa dengan ikatan karbonrangkap
dua lainnya. Tetapi pada kenyataanya Benzena sukar diadisi dan lebih mudah disubstitusi.
Bentuk benzene adalah molekul planar (semua atom berada pada satu bidang datar), dan hal
itu sesuai dengan struktur Kekule. Yang menjadi masalah adalah ikatan tunggal dan rangkap
dari karbon memiliki panjang yang berbeda.
C-C 0.154 nm
C=C 0.134 nm
Artinya bentuk heksagon akan menjadi tidak beraturan jika menggunakan struktur Kekule,
dengan sisi yang panjang dan pendek secara bergantian. Pada benzene yang sebenarnya
semua ikatan memiliki panjang yang sama yaitu diantara panjang C-C and C=C disekitar
0.139 nm. Benzen yang sebenarnya berbentuk segienam sama sisi.
Benzena yang sebenarnya lebih stabil dari benzena dengan struktur yang diperkirakan
Kekule. Kestabilan ini dapat dijelaskan berdasarkan perubahan entalpi pada hidrogenasi.
Hidrogenasi adalah penambahan hidrogen pada sesuatu. Untuk mendapatkan perbandingan
yang baik dengan benzene, maka benzena akan dibandingkan dengan sikloheksen C6H10.
Sikloheksen adalah senyawa siklik heksena yang mengadung satu ikatan rangkap 2.
1. Teori resonansi
Pada tahun 1931, Linus Pauling membuat suatu teori yang dikenal dengan Teori Hibrida
Resonansi / Teori Resonansi. Teori ini merumuskan struktur benzena sebagai suatu struktur
yang berada di antara dua struktur Kekule yang memungkinkan, sehingga ikatan rangkap
pada benzena tidak nyata, berbeda dengan teori Kekule yang menyatakan bahwa tiga ikatan
rangkap pada benzena berpindah secara cepat .
Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur
penyumbang yang ekivalen, yang dikenal dengan struktur kekule. Masing-masing struktur
kekule memberikan sumbangan yang sama terhadap hibrida resonansi, yang berarti bahwa
ikatan-ikatan C-C bukan ikatan tunggal dan juga bukan ikatan rangkap melainkan diantara
keduanya.
Perlu diingat bahwa struktur-struktur penyumbang tersebut sebenarna tidak ada, tetapi hanya
merupakan cara alternatif membuat pasangan dua orbital 2p tanpa kejelasan bilakah
dituliskan yang satu dan bilakah yang lain. Meskipun demikian, para ahli kimia sering
menggunakan salah satu struktur penyumbang untuk menunjukkan molekul benzena karena
dianggap mendekati struktur yang ssebenarnya.
Bagaimana model struktur tersebut dapat menjelaskan kestabilan benzena yang jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan sikloalkana?
Menurut teori resonansi, semakin banyak struktur penyumbang yang dapat dituliskan untuk
suatu senyawa, semakin stabil senyawa tesebut. Benzena adalah hibrida dari dua struktur
penyumbang yang ekivalen, dan dengan demikian suatu hibrida lebih stabil daripada masing-
masing struktur penyumbangnya.
1. Benzena Monosubstitusi
Benzena monosubstitusi yang tidak memiliki nama umum yang diterima oleh IUPAC
dinamai sebagai turunan benzena .
Sistem IUPAC tetap memakai nama umum untuk beberapa benzena monosubstitusi,
misalnya toluena (bukan metilbenzena), kumena (bukan isopropilbenzena),dan stirena (bukan
feniletena) dll..
1. Benzena Disubstitusi
Apabila benzena mengikat dua substituen, maka nama substituen dan letak substituen harus
dituliskan. Ada 3 (tiga) isomer yang mungkin untuk benzena yang tersubstitusi oleh 2 gugus.
Penamaan digunakan nama orto (1,2-); meta (1,3-); para (1,4-). Jika salah satu di antara dua
substituen yang terikat pada cincin benzena memberikan nama khusus, seperti misalnya pada
toluena dan anilina, maka senyawanya diberi nama sebagai turunan dari nama khusus
tersebut. Perlu diingat bahwa substituen yang memberikan nama khusus tersebut dianggap
menempati posisi nomor 1.
1. Benzena polisubstitusi
Apabila terdapat tiga atau lebih substituen terikat pada cincin benzena, maka posisinya
masing-masing ditunjukkan dengan nomor. Jika salah satu substituen memberikan nama
khusus, maka diberi nama sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika semua substituen
tidak memberikan nama khusus, posisinya dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai
urutan abjad, dan diakhiri dengan nama benzena.
Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga jenis pereaksi yang akan
menyerang cincin benzena adalah pereaksi yang suka elektron. Pereaksi seperti ini disebut
elektrofil. Contohnya adalah golongan halogen dan H2SO4 .
1. Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen seperti
F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan
bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yang
digunakanhadalahhFeCl3.
Contoh:
1. Nitrasi
Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini terjadi
dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan bantuan H2SO4
sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini
terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi.
1. AlkilasiFriedelhCraft
Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalis
alumunium klorida (AlCl3)
Sifat Fisik:
Mudah menguap
Densitas : 0,88 .
Sifat Kimia:
Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
walaupun sukar diadisi tapi benzena masih dapat diadisi dengan katalis yang tepat,
misalnya:
Reaksi pada benzene harus menggunakan katalis karena kestabilan molekul benzena .
Homolog benzena yang mengandung sebuah rantai samping dapat dibuat dengan reaksi
alkilasi Friedel-Craft. Dalam hal ini yang direaksikan adalah benzena, alkil halida yang sesuai
dan katalis alumunium halida.
Contoh:
Dalam reaksi ini reaktan-raktannya adalah derivat halogen dari benzena, alkil halida yang
sesuai serta logam natrium.
Contoh:
Khusus untuk membuat mesitilena ditempuh dengan cara mendistilasi campuran aseton asam
sulfat pekat.
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku
pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena.
Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam
bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
1. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT
(trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
1. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses
polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol
sepatu serta piring dan cangkir.
1. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah
menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida. Dulunya digunakan
seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu,
sekarang digunakan sebagai pewarna wol dan sutera.
1. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena
memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal),
untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
1. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai
zat disenfektan.
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan,
diantaranyahadalah:
Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa
digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik).
Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit
jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada
lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.
Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman
bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat aktif
parasetamol. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal
dan hati.
Untuk dampak dari benzene yaitu bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik,
yaitu zat yang dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh
manusia berlebih. Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu
penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian. Paparan Benzena antara 50150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala, kelesuan,
dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek
yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan sebesar 20.000 ppm
selama 5 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan
keracunan jika terhirup selama 0,5 1 jam. Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit
kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan.