Anda di halaman 1dari 19

KAJIANANALISIS GRAVIMETRI (PENENTUAN AIR KRISTAL

BaCl2.XH2O)

A. Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam

suatu senyawa.

B. Landasan Teori

Dalam cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu endapan dan

endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetri

dibedakan menjadi dua macam: (1) endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan

suatu pereaksi; endapan bisanya berupa senyawa, baik kation maupun anion dari analat

mungkin diendapkan; bahan pengendapannya mungkn anorganik maupun organic. Cara

inilah yang biasanya disebut gravimetri. (2) endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan

perkataan lain analat di elektrolisis, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini

biasanya disebut elektrogravimetri. Dengan sendirinya umumnya kation yang dapat

diendapkan ( Haryadi, W, 1990 ).

Analisis gravimetri merupakan salah satu bagian dari kimia analitik. Langkah

pengukuran pada cara gravimetri adalah pengukuran berat, analit secara fisik dipisakan dari

semua komponen lainnya maupun dari solvennya. Pengendapan merupakan teknik yang

secara luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan (Uderwood, 1993).

Dalam gravimetri, endapan yang diinginkan adalah endapan hablur kasar, karena

endapan seperti ini mudah disaring dan dicuci, selain itu luas permukaan endapan hablur

kasar lebih kecil daripada luas permukaan endapan hablur halus, sehingga endapan hablur

kasar tersebut, ada suatu ukuranyang sangat penting diperhatikan dalam proses pengendapan

yakni kelewatjenuhan nisbi(Rivai, 1995).


Keasaman katalis ditentukan dengan metode gravimetri dengan menghitung daya

adsorpsi katalis terhadap basa, dalam penelitian ini basa yang digunakan adalah amonia.

Dengan metode ini dapat diukur jumlah gas yang teradsorpsi pada permukaan katalis. Nilai

keasaman yang diperoleh dengan cara ini biasanya bukanlah nilai mutlak, karena sifat

adsorbsi permukaan padatan katalis terhadap basa gas tersebut sangat tergantung pada

kondisi percobaan (Pandiangan, et al., 2008).

Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang sangat tinggi namun

membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar. Kebutuhan akan metode yang cepat

dalam memonitori fraktuasi kadar air tanah dilapangan menjadi sangat mendesak sebagai

jawaban atas tingginya waktu dan tenaga yang dibutuhkan oleh analisis gravimetri

(Hermawan, 2005)

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Oven pemijar

2. Cawan porselin

3. Gegep

4. Eksikator
5. Neraca analitik

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah BaCl2.XH2O.

D. Prosedur Kerja

Cawan kosong = 21,0 gr


-
dipanas
kan

-
didingi
nkan

-
ditimba
ng

Cawan porselin
E. Hasil Pengamatan

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada percobaan kali ini adalah:

1. Data Pengamatan

- Berat cawan kosong = 21,00 g

- Berat Sampel BaCl2XH2O = 1,50 g

- Berat Cawan + Sampel = 22,50 g

- Berat Cawan + Sampel setelah Pemijaran = 22,25 g

- Berat Sampel setelah pemijaran = 1,25 g

- BM BaCl2 = 208g/mol

2. Perhitungan

Mol BaCl2.XH2O =
Mol BaCl2 =

Berdasarkan persamaan reaksi diketahui bahwa

Mol BaCl2.XH2O Mol BaCl2

(208+18x) =

(208+18x) = 249,6

18x = 249,6 - 208

18x = 41,6

x =

x = 2,31 2

3. Reaksi
F. Pembahasan

Analisis gravimetri adalah salah satu cara analisis kuantitatif dengan penimbangan

berat zat setelah diperlukan sedemikian rupa sehingga zat tersebut diketahui rumus molekul

dengan pasti dan berada dalam keadaan stabil. Dengan kata lain, analisis gravimetri adalah

penimbangan hasil reaksi pengendapan.

Dalam penentuan secara gravimetri, ada beberapa persyaratan yang terlebih dahulu

harus dipenuhi, yaitu : zat yang akan ditentukan harus dapat diendapakan secara terhitung.

(sekurang-kurangnya 99,9% kesempurnaan dari pengendapannya). Hal ini berarti bahwa

endapan yang terbentuk harus cukup sukar untuk larut. Sampel yang umumnya digunakan

dalam analisis gravimetric adalah sampel yang memiliki kelarutan yang sangat rendah,

sehingga kehilangan bobot massa yang disebabkan oleh kelarutannya dapat diabaikan.

Persyaratan lainnya adalah endapan yang terbentuk harus cukup murni dan dapat diperoleh

dalam bentuk yang cocok untuk pengolahan selanjutnya. Endapan yang dimaksud pada

persyaratan ini adalah endapan yang berbentuk habluran kasar, sebab endapan yang

berbentuk habluran kasar lebih mempunyai susunan stoikiometri yang pasti daripada endapan

hablur halus, sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan pada hasil penentuan zat.
Dalam suatu senyawa yang digunakan mengandung air dimana air tersebut terikat

dalam senyawa. Air dapat terikat oleh adanya senyawa dari lingkungannya (udara) atau

terkandung dalam kristal unsur penyusunan senyawa. Dalam gravimetri salah satu prinsip

yang digunakan adalah pemijaran untuk mendispersikan kandungan air dalam suatu senyawa

dan akhirnya berat senyawa akan berkurang.

Pada hasil pengamatan dapat dilihat bahwa bwrat sampel berkurang setelah pemijaran

yaitu dari 1,50 gram menjadi 1,25 gram. Berkurangnya massa sampel ini dikarenakan pada

saat pemijaran berlangsung molekul XH2O yang terikat akan terurai dan menguap karena

adanya energi panas. Penguraian reaksi ini dapat dituliskan :

dimana dalam hasil reaksi di atas, BaCl2 adalah bentuk endapan dan molekul XH2O dalam

bentuk gas (uap).

Setelah dilakukan pemijaran, maka sampel didinginkan dalam eksikator dimana

eksikator ini sangat berperan penting dalam menjaga massa murni sampel hasil pemijaran

dari gangguan udara luar, dan didalam eksikator juga terdapat silika yang berfungsi untuk

mengikat uap H2O yang mungkin masih ada dalam sampel sehingga berat sampel ini benar-

benar murni. Setelah sampel mendingin barulah dilakukan penimbangan kembali dan

dilakukanlah perhitungan untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terkandung dalam

senyawa BaCl2.XH2O, dengan menggunakan rumus perbandingan mol maka berat molekul

H2O yang diperoleh sebesar 2,31 atau lebih sedikit dari berat molekul secara teori yaitu 2.

G. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh jumlah mol air kristal yang

terikat dalam senyawa BaCl2.XH2O sebesar 2. Sehingga humus molekul senyawa ini adalah

BaCl2.2H2O.
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, W. 1990. Dasar-dasar kimia analitik. Erlangga, Jakarta

Hermawan, Bandi. 2005. Monitoring Kadar Air Tanah Melalui Pengukuran Sifat Dielektrik pada
Lahan Jagung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol.7. No.1.

Pandiangan, D.K., Irwan, G.D., Mita, R., Sony, W., Dian, A., Syukri, A., dan Novesar, J., 2008.
Karakteristik Keasaman Katalis Berbasis Silika Sekam Padi Yang Diperoleh Dengan Teknik
Sol-Gel. Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Niversitas Indonesia Press. Jakarta.

Underwood, A.L, Day, R.A. 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Analisis Gravimetri
Kamis, 27 Oktober 2011

1. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu
senyawa.

1. LANDASAN TEORI

Analisis gravimetri ini merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif yang menggunakan gravi /
berat. Pada dasarnya, gravimetri dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu penguapan, elektrolisis dan
pengendapan. Salah satu contoh penguapan metode gravimetri adalah dalam penentuan air / hidrat
dalam Barium klorida dengan cara menghilangkan semua hidrat kristal di atas suhu 100oC (Anonim,
http://duniainikecil.wordpress.com). Teknik ini diawali dengan penimbangan sampel lalu dilakukan
pelarutan dan pengendapan pada larutan tersebut dengan pereaksi pengendap kemudian dilakukan
penyaringan endapan yang terbentuk. Kemudian endapan yang telah disaring diabukan dengan
pembakar suhu tinggi seperti meker dean tanur dan diakhiri dengan penimbangan sampai diapatkan
bobot tetap (Nur, http://r3xr4ptor.wordpress.com).

Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan dari
semua komponen lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan yang harus dipenuhi agar
garvimetri dapat berhasil ialah terdiri dari proses pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga
kualitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang harus
mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni. Jika tidak demikian hasil yang
akan diperoleh akan salah. Pada umumnya dua hal yang perlu diingat pada penentuan faktor
garvimetri; yaitu berat molekul analit yang merupakan pembilang dan berat zat yang ditimbang yang
merupakan penyebut (Underwood, 1993).
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis penentuan kadar zat berdasarkan pengukuran berat
analit atau senyawa yang mengandung analit dapat dilakukan dengan :

* Metode pengendapan

Isolasi endapan sukar larut dari suatu komposisi yang tak diketahui

* Metode penguapan

Larutan yang mengandung analit diuapkan, ditimbang dan kehilangan berat dihitung.

(Gusdinar, 1998)

Setelah didapat endapan, endapan dipisahkan dan dikeringkan melalui proses pemijaran. Pemijaran
adalah proses pemanasan endapan yang dilakukan bersama dengan kertas saring. Pemijaran
dilakukan pada suhu yang cukup panas sehingga diperoleh endapan kering yang dapat di timbang.
Suhu dan lamanya pemijaran tergantung sifat-sifat endapan (Anonim, http://en.wikipedia.org)

Gambar ASLEP Lunar Gravimeter (Anonim, http://soschem.com)

1. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

Alat yang dugunakan pada percobaan ini adalah:

* Oven pemijar
* Cawan porselin
* Gegep
* Eksikator
* Neraca Analitik

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Barium klorida X hidrat (BaCl2.XH2O).

1. PROSEDUR KERJA

Cawan porselin
BaCl2 . XH2O
- Dipanaskan selama beberapa menit

- Didinginkan dalam eksikator

- Ditimbang
Berat Cawan porselin kosong

(21 gr)
- Ditimbang sebanyak 1.5 gr

- Dimasukkan dalam cawan porselin yang telah ditimbang

- Dipanaskan dalam oven

- Didingiinkan dalam eksikator

- Ditimbang kembali

- Ditentukan berat sampel setelah pemanasan

- Ditentukan jumlah kristal H2O dalam senyawa


Jumlah Kristal H2O

(2.3 mol)

1. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan

- Berat cawan kosong = 21.0 gr

- Berat cawan + sampel = 22.5 gr

- Berat sampel BaCl2 XH2O = 1.5 gr

- Berat sampel + cawan setelah pemijaran = 22.25 gr

- Berat sampel setelah pemijaran = 1.25 gr

- BM BaCl2 = 208 gr/mol

1. Perhitungan

- Mol BaCl2 XH2O

- Mol BaCl2

- Mol BaCl2 Mol BaCl2 XH2O

1. Reaksi
1. PEMBAHASAN

Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif yang dilakukan dengan menimbang endapan
sampel yang telah dianalisis, sehingga didapat rumus molekul zat dengan benar. Langkah-langkah
yang umum dilakukan dalam analisis gravimetri adalah melarutkan cuplikan zat dengan larutan
pelarut yang sesuai dan ditambahkan zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci,
dikeringkan, dipijarkan lalu ditimbang setelah dingin.

Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu
senyawa. Dalam percobaan ini digunakan senyawa BaCl2.XH2O sebagai sampel yang akan dibuktikan
berat X-nya melalui analisis garvimetri. Senyawa ini masih mengandung air, sehingga untuk
menentukan X atau kadar air yang sesungguhnya, perlu dilakukan pemijaran atau pengeringan.
Pemijaran pada suhu tinggi diperlukan untuk menghilangkan air secara sempurna. Senyawa BaCl2
dan kristal air berikatan secara kovalen sehingga diperlukan energi yang besar untuk memisahkan
ikatannya. Oleh karena itu, diperlukan suhu yang tinggi untuk membebaskan molekul air agar dapat
menguap dan bereaksi dengan oksigen membentuk karbon dioksida (karbon dihasilkan dari
pembakaran), sehingga pada akhirnya kandungan air akan habis menguap dan yang tersisa adalah
endapan murni BaCl2. Senyawa ini sangat reaktif terhadap air, sehingga harus ditempatkan dalam
wadah tertutup agar tidak bereaksi dengan udara.

Percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur. Berdasarkan hasil timbang BaCl2 setelah
pemijaran didapatkan hasil 1.25 g. Setelah dibandingkan dengan berat awal sampel maka
didapatkan X sebesar 2.3 molekul. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan jumlah mol air kristal
secara teori, berat teori adalah 2 mol. Diduga kesalahan terjadi karena pada saat pemanasan suhu
yang diberikan kurang maksimal sehingga tidak mampu melepas semua molekul H2O atau pada saat
pendinginan di eksikator, ada udara yang bereaksi dengan senyawa BaCl2.

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah mol air kristal
dalam BaCl2 adalah sebesar 2.3 mol atau mendekati 2 mol.

- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2011/10/analisis-


gravimetri.html#sthash.eCmOVUxQ.dpuf
PERCOBAAN 1
PENENTUAN KADAR AIR

I. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari pengaruh air terhadap mutu tanaman
Mempelajari metoda-metoda penentuan kadar air suatu tanaman pangan
Untuk mempelajari hubungan antara kadar air dan aktifitas air (Aw)

II. Landasan Teori


Air merupakan unsure terpenting dalam bahan makanan. Air sendiri namun sangat
essensial dalam kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup. Semua reaksi biokimia
berlangsung dalam media air. Air yang mempunyai sifat yang istimewa. Ion OH- dan H+
sangat menentukan sifat biologis dan struktur molekul senyawa yang didalamnya, seperti
protein, lipida dan komponen sel lainnya.
Air dalam suatu sumber bahan makanan dalam berbagai bentuk:
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter granular serta dalam pori-pori suatu
bahan makanan.
2. Air yang terikat secara lemah karena terserap adsorpsi pada permukaan koloid
makromolekuler seperti protein, pectin, pati,selulosa. Selain itu juga terdispersi diantara
koloid sebagai pelarut zat-zat dalam sel. Air dalam bentuk ini masih mempunyai sifat air
bebas dan dapat dikristalkan pada prosespembekuan. Ikatan antara air dengan koloid
merupakan ikatan hydrogen.
3. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionic sehingga
relative sukar untuk dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada suhu
0o F.

Air dalam keadaan bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan makanan
misalnya proses mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatik. Sedangkan air dalam bentuk lain
tidak membantu terjadinya proses kerusakan tersebut diatas.
Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembapan Aw (Aktivitas air) dapat diukur dengan cara lain yaitu
dengan mengikuti hukum Raoult:
Aw =

Mw = Jumlah Air
Ms = Jumlah mol terlarut

Ini terutama untuk membuat larutan yang mempunyai Aw diinginkan

Penentuan kadar air dalam bahan makanan


Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara:
1. Metoda pengeringan (Tehrmogravimetri)
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan.
2. Metode Destilasi (Tehrmovolumetri)
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan pembawa cairan
kimia yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada air dan tidak bercampur dengan
air serta mempunya berat jenis yang rendah dari air, seperti : toluene, benzene, xylem,
tetrakloroethilen dan xylol.
3. Metoda khemis (kimiawi)
Ada beberapa cara, antara lain:
a. Cara titrasi karl Fischer (1935), dengan cara menitrasi sample dengan larutan iodine dalam
methanol.
b. Cara Kalsium Karbida, yaitu berdasarkan reaksi antara kalsium karbida dan air menghasilkan
gas etilen.
c. Cara asetil klorida yaitu berdasarkan reaksi asetil klorida dan air menghasilkan asam yang
dititrasi dengan bassa.
4. Metoda fisis
Penentuan secara fisis ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : berdasarkan
tetapan dielektrikum, konduktivitas listrik, dan NMR (Nuklear Magnetic Resonance).
5. Metoda khusus, misalnya dengan kromatografi.

III. Alat dan Bahan:

Alat:
Timbangan 1 buah
Gelas piala 2 buah
Pemanas listrik/Bunsen
Spatula 1 buah
Tang krus 1 buah
Kaca arloji 2 buah

Bahan :
CuSO4.2H2O
BaCl2.2H2O

Penentuan kadar air dengan metoda Gravimetri (Metoda Pengeringan)


1. Persiapan contoh
Siapkan 10 gram contoh laboratorium dengan memotong dengan mengiris hingga diperoleh
bagian dengan ketebalan lebih kurang 3 mm harus dipecah. Harus dijaga agar tidak terjadi
kehilangan air. Selama proses penyiapan contoh dan bagian yang diambil mewakili contoh
dalam skala laboratorium.
2. Pekerjaan penetapan kadar air.
10 gram contoh dimasukkan kedalam wadah yang sudah diketahui beratnya. Kemudian
keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 5 jam. Penimbangan dilakukan pada jarak 1
jam sampai perbedaan antara dua penimbangan tidak lebih dari 0,25%. (dalam praktikum
dilakukan selang 15 menit selama 1 jam)
3. Tentukan kadar air dari contoh yang diberikan tersebut.

IV. Cara kerja


Timbang masing-masing bahan sebanyak 10 gr dengan menggunakan neraca. Selain itu
timbang juga gelas piala dan kaca arloji. Catat berat masing-masing alat dan bahan tersebut.
Setelah ditimbang masukkan masing-masing bahan (CuSO4 dan BaCl2 ) tersebut kedalam
gelas piala dan tutup dengan kaca arloji.
Panaskan diatas pemanas listrik/Bunsen, sampai uap airnya hilang. Jika uap airnya hilang
angkat masing-masing bahan tersebut. Lalu timbang kembali dengan neraca. Catat perubahan
beratnya setelah dipanaskan.

V. Hasil Pengamatan

Anhidrat

Hidrat

BaCl2.2H2O BaCl2
CuSO4.5H2O CuSO4

a. Persen air dalam Barium Klorida dihidrat (BaCl2.2H2O)


Berat gelas piala + Kaca arloji = 57,3 gr
Berat gelas piala + Kaca arloji + BaCl2.2H2O = 67,3 gr
Berat BaCl2.2H2O = 10 gr

Persen air hidrat =

= 22 %

b. Persen air dalam sampel garam hidrat (CuSO4.5H2O)


Gelas piala + Kaca arloji = 57,1 gr
Gelas piala + Kaca arloji + CuSO4.5H2O = 57,1gr + 10 gr = 67,1 gr
Berat CuSO4.5H2O = 10 gr
Berat awal (sebelum dipanaskan) = 67,1 gr
Berat akhir ( setelah dipanaskan ) = 62,6 gr
Persen anhidrat =

= 45%

c. Air Kristal garam hidrat


persen air sampel diatas = 22%
Mr garam anhidrat = 207 sma
Massa air = 2,2 gr
Massa garam anhidrat = 65,1 gr
Mol H2O =

= = 0,12 mol

Mol garam anhidrat = = 0,31 mol

Jumlah air Kristal = = = 0,38 mol

VI. Pembahasan
a. Persentase air dalam hidrat pada Barium Klorida (BaCl2)
Sebelum dipanaskan Barium Klorida (BaCl2) berwarna putih dan mengkristal.
Setelah dipanaskan berubah menjadi bubuk putih, dan H2O menghilang.

b. Persentase air dalam hidrat pada CuSO4


Sebelum dipanaskan CuSO4 berwarna biru kuat dan terang yang berupa Kristal.
Setelah dipanaskan berubah warnanya menjadi biru muda atau pudar, dan menjadi bubuk, H2O
pun menghilang.

VII Kesimpulan
Garam hydrat adalah garam yang mengandung sejumlah tetap molekul air dalam setiap satuan
molekulnya, jumlah molekul air tersebut dikenal air Kristal.
Air Kristal didapatkan dari perbandingan mol air dengan mol garam anhidrat.
BaCl2 + 2H2O setelah dipanaskan kelembapan hilang dan berubah menjadi bubuk
CuSO4 + 5H2O sebelumdipanaskan berwarna biru dan berbentuk Kristal, setelah dipanaskan
warnanya menjadi biru pudar berbentu bubuk, dan H2O hilang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Kimia Dasar II. Laboratorium Dasar, Universitas Islam Riau.
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2008/08/31/alat-dan-bahan-kimia/ (10 maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai