Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II TITRASI ARGENTOMETRI DENGAN METODE MOHR

OLEH:

NAMA NIM KELAS

: FAISAL AMANILAH : 1112016200033 : KIMIA 4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Analisis kuantitatif membahas wilayah penentuan jumlah kadar suatu sampel dengan berbagai macam teknik. Salah satu analisis yang tercakup didalamnya yaitu titrimetri. Dalam titrimetri terdapat banyak teknik salah satunya dengan menggunakan perak nitrat sebagai larutan standar. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi MgCl2 menggunakan titrasi argenometri dengan metode mohr. Didapatkan pada saat titik ekivalen, perak nirat yang dibutuhkkan adalah sebanyak 44,5 ml dan didapatkan konsentrasi MgCl2 sebanyak 2,225 M.

PENDAHULUAN Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah: AgNO3 + Cl AgCl + NO3

Sebagai indicator, dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+ (Abdul Rohman, 2007). Titrasi argentometri digunakan pada penetapan kadar dalam farmakope untuk: tablet natrium klorida dan kalium klorida, tiamin hidroklorida, mustin klorida, dan kabromal (David, Metode Titrimetri dan Analisis Kimia). Titrasi Pengendapan merupakan suatu metode volumetric yang didasarkan pada pembentukan endapan yang sedikit larut. Munculnya endapan menandakan titik akhir titrasi. Endapan yang terbentuk tidak perlu dimurnikan selama pengotor yang terkandung didalamnya tidak bereaksi dengan titran. Titran yang umumnya digunakan adalah larutan standar perak nitrat (AgNO3), oleh karena itu metoda ini sering juga disebut argentometri. Terdapat tiga metoda penentuan titik akhir titrasi pengendapan, yaitu metode mohr, volhard, dan fajan. Pada praktikum metoda penentuan titik akhir titrasi yang kami lakukan hanya menggunakan metoda mohr. Metode Mohr ini digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan

larutan kalium kromat sebagai indikator. Metode Mohr adalah suatu titrasi pengendapan yang menggunakan ion perak sebagai titran dan ion kromat sebagai indicator (Underwood, 2002). Dalam titrasi argentometri terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Namun yang kami gunakan pada percobaan ini adalah metode Mohr. Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indicator. Pada permulaan titrasi akan terjadi pengendapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.

METODOLOGI Alat dan bahan 1. 1 buah Labu Erlenmeyer 2. 1 pasang buret 3. 1 psang klem dan statif 4. 1 buah gelas kimia 5. 10 mL larutan MgCl2 6. 50 mL larutan AgNO3 0,5 M 7. Larutan K2CrO4 Langkah kerja 1. Siapkan larutan 10 ml MgCl2 ke dalam labu Erlenmeyer 2. Masukkan kedalamnya 12 tetes K2CrO4 3. Siapkan seperangkat buret beserta statif dan klem dan seluruhnya disiapkan untuk menitrasi 10 ml MgCl2 4. Siapkan 50 ml AgNO3 ke dalam buret untuk menitrasi larutan yang ada di dalam labu Erlenmeyer 5. Amati perubahan yang terjadi, titrasi dihentikan apabila telah terbentuk warna menjelang ungu pada endapan yang terdapat didalamnya 6. Catat volume AgNO3 yang terpakai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan: V1 x M1 = V2 x M2 43 x 0,5 = 10 x M2 21,5 = 10 M2 M2 = 2,15 M Didapatkan konsentrasi MgCl2 yakni sebesar 2,15 M. Metode mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dengan suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah: Asam : 2CrO42- + 2H- CrO72- + H2O Basa : 2Ag+ + 2OH- 2AgOH 2AgOH Ag2O + H2O (Intyastiwi, 2007) Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi: AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3Pada saat proses titrasi, 10 ml larutan MgCl2 dengan indikator K2CrO4 sebanyak 10 tetes, tepat bereaksi dengan 43 ml AgNO3 yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna ungu muda.

KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan data hasil yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ion klorida dalam air sebesar 2,15M.

DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Abdul, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta. Watson, David G. 2010. Analisis Farmasi. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai