Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah suatu proses titrasi yang menghasilkan
endapan. Endapan akan terbentuk jika harga kelarutan terlampaui sehingga larutan
sudah melewati titik jenuhnya dan sering dikaitkan dengan tetapan kelarutan
(Ksp). Contoh titrasi pengendapan adalah titrasi argentometri untuk menetapkan
kadar ion halogen seperti klorida, bromida, dan iodida, serta menetapkan kadar
ion sianida pada larutan (Sunarto, 2015).
Menurut Sunarto (2015), titrasi argentometri menggunakan AgNO3 yang
merupakan larutan standar primer dalam keadaan murni (99,9%) sehingga jarang
dilakukan standarisasi. Jika standarisasi dilakukan, maka harus digunakan kristal
NaCl dengan kemurnian yang sangat tinggi, yaitu 99,9 sampai 100%
kemurniannya. Titik ekuivalen titrasi argentometri didasari pada pembentukan
endapan berwarna (indikator K2Cr2O4), pembentukan ion kompleks berwarna
(indikator ion besi), dan penambahan indikator adsorpsi (indikator fluoresein).
2.2 Titrasi Pengendapan Cara Mohr
Cara Mohr ditandai dengan pembentukan endapan berwarna dan dilakukan
dengan titrasi larutan halogen menggunakan larutan standar AgNO 3 0,1 N.
Indikator yang digunakan adalah K2Cr2O4 dan titik ekuivalen ditandai dengan
endapan berwarna merah bata (Sunarto, 2015).
Menurut Dulski (1996), titrasi cara Mohr antara ion halogen dan perak
nitrat akan memberikan endapan berwarna merah ketika endapan putih dari AgCl
mulai hilang. Metode ini dilakukan pada pH 6,0 sampai 10 saat ion kromat
bereaksi pada pH awal 6,0 dengan ion perak sampai mencapai titik akhir titrasi
pada pH 10. Saat pH maksimum, penambahan garam Na2CrO4 dapat dikatakan
sedikit dan tetap dihasilkan titik akhir titrasi yang baik.
2.3 Titrasi Pengendapan Cara Volhard
Cara Volhard digunakan untuk titrasi langsung dari senyawa perak nitrat
dengan larutan standar tionat. Penambahan indikator yang digunakan adalah
indikator ferri yang dapat memberikan endapan berwarna merah, yaitu FeSCN 2+
dan bereaksi pada titik akhir titrasi (Dulski, 1996).
Titrasi ini dilakukan secara tidak langsung karena ion halogenida
diendapkan oleh Ag+ berlebih dan kelebihan ion perak dititrasi oleh larutan KCNS
dan NH4CNS. Titik akhir titrasi ditentukan oleh indikator Fe 3+ yang bereaksi
dengan ion CNS- yang berlebih. Larutan yang dihasilkan adalah larutan yang
berwarna merah. Titrasi cara Volhard dilakukan dalam suasana asam.
2.4 Titrasi Pengendapan Cara Fajans
Titrasi cara Fajans adalah titrasi yang menggunakan indikator adsorpsi
untuk mendeteksi titik akhir titrasi pada titrasi ion halida dengan perak. Indikator
adsorpsi dapat menyerap senyawa koloidal dengan baik dan memberikan warna
yang berbeda pada titik ekuivalen. Contoh indikator tersebut adalah indikator
diklorofluoresen yang digunakan pada titrasi ion klorida dan bromida terhadap
perak nitrat yang dilakukan pada suasana asam sampai netral, yaitu pH 4,5 sampai
7 (Sivasankar, 2008).
Menurut Sivasankar (2008), senyawa koloidal perak klorida akan
membentuk ion-ion klorida dan indikator diklorofluoresen tidak dapat menyerap
zat warna tersebut. Warna dari indikator anion adalah kuning pucat atau kuning
kehijauan. Metode Fajans dapat dilakukan dengan larutan standar NaCl atau KCl
dengan larutan perak nitrat (AgNO3). Proses perubahan warna yang terjadi pada
titik akhir titrasi adalah perubahan warna dari kuning pucat atau kuning kehijauan
menjadi merah.
DAFTAR PUSTAKA
Dulski, Thomas R. 1996. A Manual for the Chemical Analysis of Metals. ATSM :
Ann Arbor.

Sivasankar, B. 2008. Engineering Chemistry. Tata McGraw-Hill Publishing : New


Delhi.

Sunarto, 2015. Titrasi Pengendapan. Tersedia : staff.uny.ac.id. Diakses pada


tanggal 25 Oktober 2015 pukul 10:01.

Anda mungkin juga menyukai