Anda di halaman 1dari 18

REAKSI-REAKSI KIMIA

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh

(Gelar Dhiya Murfid)

(2114201024)

(Kelompok 4)

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2021

LEMBAR PENGESAHAN

Judul. : Reaksi-Reaksi Kimia

Tempat. : https://youtu.be/wESH6If7_pM

Hari, Tanggal. : Rabu, 22 September 2021

Nama. : Gelar Dhiya Murfid

Jurusan. : Perikanan Dan Kelautan

Fakultas. : Pertanian

Universitas. : Lampung

Kelompok. : 4 (Empat)

Bandar Lampung, 22 September 2021

Mengetahui,

Asisten Dosen

Rizkiya Annisa
(2014221021)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi yang meliputi
Struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya
(Nugraha, 2013:6.5). Ilmu kimia menjadi dasar bagi manusia dalam
melakukan Percobaan-percobaan untuk mereaksikan suatu zat dengan zat
lainnya sehingga Membentuk zat baru yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
dengan tujuan tertentu. Contohnya reaksi pembuatan garam Natrium Clorida
(NaCl) yang dibentuk dari Reaksi asam Clorida (HCL) dengan basa NaOH.
Bahan–bahan hasil dari reaksi kimia Banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
manusia diantaranya deterjen meringankan Pekerjaan manusia dalam mencuci
pakaian, dalam bidang kedokteran ditemukan Obat–obat kimia yang dapat
menyembuhkan penyakit. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan
hijau termasuk dalam reaksi kimia yaitu karbondioksida direaksikan dengan
air menghasilkan glukosa dan oksigen. Reaksi fotosintesis sangat bermanfaat
untuk manusia, melalui reaksi ini kita mendapatkan gas oksigen yang kita
perlukan dalam proses pernafasan. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses
fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O. C6H12O6 + 6O2
(karbondioksida) (air) (glukosa) (oksigen)
Apabila diamati persamaan reaksi kimia tersebut terlihat adanya angka-angka
Di depan senyawa yang disebut sebagai koefisien zat reaksi. Koefisien
tersebut Berfungsi sebagai perbandingan tetap jumlah mol zat yang terlibat
dalam reaksi Kimia. Hukum tersebut dipelajari dalam kimia materi
stoikiometri. Untuk membuat Sebuah reaksi kimia kita harus memahami
perbandingan zat–zat yang direaksikan Agar dapat menghasilkan produk zat
yang kita inginkan. Sehingga dalam melakukan Reaksi kimia seseorang harus
mampu memahami perbandingan.
Stoikiometri dan persamaan kimia Merupakan materi kimia yang bersifat
Abstrak yang memuat pemahaman Konsep dan pemahaman algoritmik.
Pembelajaran yang sering dilakukan Selama ini hanya terfokus pada
Penggunaan algoritmik dalam mencapai Tujuan pembelajaranya. Hasil
penelitian Suyono (2009) menunjukkan pada Umumnya mahasiswa
mengalami kesulitan Dalam menyelesaikan permasalahan Yang menyangkut
reaksi kimia dan Hitungan kimia (stoikiometri), akibat Rendahnya
pemahaman konsep-konsep Kimia dan kurangnya minat mahasiswa Terhadap
pelajaran kimia.

1.2 Tujuan Praktikum


Mengamati beberapa reaksi kimia yang terjadi pada suatu larutan
2. TINJAUAN PUSTAKA

Stoikiometri berasal dari kata “stoicheion” dalam bahasa Yunani yang berarti
mengukur. Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas
suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume,
dan jumlah partikel. Tak hanya itu, stoikiometri juga diartikan sebagai perhitungan
kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.
Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila reaktan dalam
reaksi habis seluruhnya. Adapun rumus-rumus yang biasa digunakan dalam
menyelesaikan materi Kimia Stoikiometri adalah sebagai berikut:

Angka 22,4 L merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard
Temperature and Pressure), dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) = 273 K.
Sementara angka 6,02 x 1023 merupakan besaran tetapan Avogadro. Jadi, 1 mol zat
apa pun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu sebanyak 6,02 x 10 23 partikel.
Ada beberapa hukum dasar kimia yang digunakan untuk stoikiometri, yaitu hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum
Boyle, hukum Gay Lussac, dan Hipotesis Avogadro.

4 tipe reaksi :

1. Reaksi Sintesis ( Penggabungan )

Reaksi penggabungan adalah reaksi bergabungnya dua zat atau lebih menjadi zat
baru.Contoh : AB A+B
2. Reaksi Perpindahan Tunggal ( reaksi metatesis tunggal )

Reaksi ini adalah reaksi yang menjadikan suatu unsur untuk bertukar tempat dengan
unsur lain pada suatu senyawa sehingga zat terbentuk. Contoh : C + AB CA + B

3. Reaksi asam basa

Reaksi asam-basa ini adalah jenis khusus dari reaksi perpindahan ganda yang terjadi
ketika asam dan basa bereaksi satu sama lain. Ion H+ dalam asam bereaksi dengan
ion OH- dalam basa, menyebabkan pembentukan air. Umumnya, produk dari reaksi
ini adalah garam ionik dari air HA + BOH H2O + BA

4. Reaksi Redoks

Dalam reaksi redoks bilangan oksidasi atom yang berubah. Reaksi redoks dapat
melibatkan transfer elektron antara senyawa kimia. Reaksi yang terjadi keika dimana
I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- ( anion tiosulfat ) dioksidasi menjadi S4O62-
memberikan contoh reaksi redoks : 2S2O32-(aq) + I2(aq) S4O62-(aq) + 2I-
(aq)
3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Waktu : 15.00-15.50, Rabu, 22 September 2021

Tempat. : https://youtu.be/wESH6If7_pM

3.2 Alat Dan Bahan

Alat : tabung reaksi, rak tabung reaksi, penjepit, lampu spiritus, gelas kimia
100ml, pipet tetes.

Bahan : lempeng Mg, indikator PP, aquades, Pb(NO³)², NaOH, K²CrO⁴, HCL,
H²SO⁴, KMnO⁴, H²C²O⁴.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari praktikum dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :

No Sampel Pengamatan Sampel Ket


Sebelum Sesudah
1 Reaksi Sintesis Berbentuk Menjadi Logam
MgO+H2O 2MgOH Mg padat larutan basa Mg
Mg(OH)2 dibakar
bewarna dengan api
merah (O2) dan
jambu menghasil
kan sisa
pembakara
n bewarna
abu -abu
2 Reaksi Pb(NO3)2+H2SO4 Pb(NO3)2 Menghasilk Pada saat
Matatesis bewarna an endapan larutan
(Reaksi PbSO4+HNO3 bening PbSO4 putih Pb(NO3)2
Pertukaran dan larutan ditambahk
ganda) HNO2 an dengan
Tidak larutan
bewarna H2SO4
menghasil
kan
endapan
PbSO4
bewarna
putih dan
larutan
HNO3
tidak
bewarna
Pb(NO3)2+K2CrO4 Pb(NO3)2 Menghasilk Pada saat
bewarna an endapan larutan
PbCO4+KNO3 bening kuningPbC Pb(NO3)2
O4 dan ditambahk
larutan an dengan
Tidak larutan
bewarna K2CrO4
KNO3 menghasil
kan
endapan
kuning
PbCO4
bewarna
putih dan
larutan
KNO3
tidak
bewarna

3 Reaksi NaOH+H2SO4 NaOH Menghasilk NaOH+In


Penetralan NaCl+H2O bewarna an larutan dikator PP
bening tidak -> warna
bewarna merah
jambu
NaOH+H
CL ->
larutan
tidak
bewarna
NaOH+H2SO4 NaOH Menghasilk NaOH+In
Na2SO4+2H2O bewarna an larutan dikator PP
bening tidak -> larutan
bewarna merah
jambu
NaOH+H2
SO4 ->
larutan
tidak
bewarna
4 Reaksi Redoks Larutan Menghasilk KMnO4+
KMnO4+HSO4+H2C2O4 KMnO4 an larutan H2SO4 ->
K2SO4+MnSO4+CO4+H2O bewarna tidak larutan
ungu bewarna bewarna
dan ungu
endapan KMnO4+
coklat H2SO4+H2
C2O4 ->
larutan
tidak
bewarna
dan
endapan
coklat.

4.2 Pembahasan

Dari data percobaan yang telah dilakukan pada percobaan sintesis


MgO+H2O 2MgOH pembakaraan lempeng logam Mg dengan api (O2)
membentuk senyawa larutan Mg(OH)2 basa, pada percobaan matatesis
Pb(NO3)2 + H2SO4 PbSO4 + HNO3 pada tabung satu larutan
Pb(NO3)2 ditambahkan dengan H2SO4 dan menghasilkan endapa putih
PbSO4 dan larutan tidak bewarna HNO3, pada tabung 2 Pb(NO3)2 +
K2CrO4 PbCO4 + KNO3 penambahan larutan Pb(NO3)2 dengan
K2CrO4 menghasilkan endapan kuning, PbCO4 dan larutan tak bewarna
KNO3, pada reaksi penetralan NaOH+HCL NaCL + H2O pada tabung
1 menghasilkan larutan tidak bewarna, pada tabung 2 NaOH + H2SO4
NaSO4 + 2H2O menghasilkan larutan tidak bewarna tetapi pada tabung 2
lebih cepat berubah warna, pada reaksi redoks KMnO4 + H2SO4 +
H2C2O4 K2SO4 + MnSO4 + CO2+ H2O pencampuran KMnO4 +
H2SO4 menghasilkan larutan bewarna ungu dan larutan tersebut ditambah
dengan H2C2O4 dengan persamaan reaksi KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4
menghasilkan larutan tidak bewarna dan endapan coklat.

Cara kerja

Reaksi sintesis : jepitlah 1cm lempeng Mg, bakar dengan api(O2) sehingga
menghasilkan Mgu berwarna nyala putih, dan sisa pembakaran berwarna
abu abu, kemudian masukkan sisa pembakaran ke tabung reaksi yang
berisi 2ml H2O yang menghasilkan larutan basa MgOh 2 kali dibuktikan
dengan penambahan 1 tetes indikator PP ditunjukkan dengan warna merah
jambon.

Reaksi metatesis : masukkan kedalam 2 tabung reaksi masukkan PbNO3 2


kali 0,1 m sebanyak 2 ml, pada tabung 1 tambahkan 2 ml larutan H2SO4
1m menghasilkan larutan endapan PbSO4 berwarna putih dan larutan
HnO3 tidak berwarna, pada tabung reaksi 2 tambahkan 2ml larutan
K2CrO4 0.1m sehingga menghasilkan endapan kuning PbCrO4 dan
larutan tidak berwarna KnO3.

Reaksi asam basa : kedalam 2 tabung reaksi masukkan masing- masing 2


ml NaOH 1m kemudian tambahkan 1 tetes indikator PP pada kedua
tabung reaksi sehingga menghasilkan warna merah jambon, dan diaduk,
pada tabung 1 tambahkan 2ml HCl 1m sedangkan pada tabung 2
tambahkan 2ml H2SO4 1m, masing masing tabung menghasilkan larutan
tidak berwarna, tetapi yang lebih cepat mengalami perubahan warna
adalah tabung 2 yaitu pada penambahan H2SO4.

Reaksi redoks : masukkan 4 ml KmNO4 0.1m kedalam gelas kimia dan


tambahkan 2ml H2SO4 1m sehingga menghasilkan larutan berwarna
ungu, masukkan larutan tersebut pada tabung reaksi yang berisi 10 ml
H2C2O4 0.1 m kemudian diaduk dalam hal ini larutan berubah warna
menjadi coklat hingga menjadi larutan tak berwarna dan dan terdapat
endapan coklat.

Kegagalan yang mungkin terjadi pada praktikum ini adalah tidak terbentuk
nya hasil pembakaran Karena terlalu lama, dan sedikitnya endapan, dan
perubahan warna yang terlalu lama, dan lama nya larutan menjadi endapan
coklat.
5. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan reaksi-reaksi yang terjadi adalah reaksi


sintesis, reaksi metatesis, reaksi penelitian dan reaksi redoks perubahan yang
terjadi adalah pada reaksi sintesis terbentuk larutan basa Mg(OH)2 pada reaksi
metatesis terbentuk endapan putih PbSO4 dan larutan tidak bewarna HNO3, pada
tabung 2 metatesis terbentuk endapan PbCO4 kuning dan larutan tidak bewarna
KNO3, pada reaksi penetralan terbentuk larutan tidak bewarna, pada reaksi redoks
terbentuk larutan tidak bewarna dan endapan coklat. Dari percobaan yang
dilakukan dapat diketahui karakteristik reaksi-reaksi kimia yang berbeda-beda
reaksi sintesis adalah reaksi pembakaran senyawa, reaksi metatesis, reaksi
pertukaran ganda atau dekomposisi ganda, reaksi penetralan adalah reaksi antara
asam dan basa, dan reaksi redoks, reaksi reduksi dan oksidasi adalah perubahan
bilangan oksidasi. Berdasarkan perubahan yang diamati pada reaksi sintesis yang
wujud awalnya adalah logam dan menjadi larutan basa Mg(OH)2, reaksi metasis dan
bentuk larutan hingga terbentuknya endapan PbSO4 putih dan PbCO4 kuning, reaksi
penetralan terbentuk larutan tidak bewarna
DAFTAR PUSTAKA

Sappaile, N. (2019). Hubungan Pemahaman Konsep Perbandingan dengan Hasil


Belajar Kimia Materi Stoikiometri. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) STKIP Kusuma
Negara Jakarta, 10(2), 58-71.

Sunyono, S., Leny, Y., & Muslimin, I. (2013). Efektivitas model pembelajaran
berbasis multipel representasi dalam membangun model mental mahasiswa topik
stoikiometri reaksi. Journal Pendidikan Progresif, 3(1), 65-79.

Naomi, P., Gaol, A. M. L., & Toha, M. Y. (2013). Pembuatan sabun lunak dari
minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi kimia. Jurnal Teknik Kimia,
19(2).
LAMPIRAN

Gambar alat Gambar bahan

Reaksi sintesis Reaksi sintesis

Reaksi metatesis Reaksi metatesis


Reaksi penetralan Reaksi penetralan

Reaksi redoks Reaksi redoks

Reaksi redoks

Anda mungkin juga menyukai