Anda di halaman 1dari 26

SENYAWA AROMATIK

Secara umum, istilah senyawa aromatic merupakan senyawa-senyawa wangi/fragnan


Benzen dan kelompoknya diberi istilah sebagai senyawa aromatis, meskipun demikian senyawa non benzene
dapat juga dikelompokkan sebagai senyawa aromatis

SEJARAH

Pada tahun 1825, Michael Faraday menemukan benzene, dan menamakan dengan “Hidrogen bikarburet”
karena jumlah atom hydrogen dan karbon yang sama. Dia mengisolasi benzene dari gas terang yang dibuat
dengan pirolisis minyak ikan paus.

Tahun 1834, Eilthardt Mitscherlich mensintesis benzene dengan memanaskan asam benzoate dengan kalsium
oksida

Abad ke- XIX, August kekule mengungkapkan bahwa hampir semua senyawa aromatis awal mengandung
satuan 6 karbon yang mampu menahan kebanyakan perubahan kimia dan kerusakan.
Senyawa aromatic adalah merupakan golongan senyawa tidak jenuh
yang kriterianya adalah :
1. Siklik
2. Datar atau hampir datar
3. Mempunyai (4n+2)eπ dengan n=1,2,3…. Yaitu electron yang
terdapat pada ikatan π atau orbital p (n) yang terkonyugasi (Aturan
Huckel). Pertama kali dikenalkan oleh Erich Huckel pada 1931
Contoh : Benzen
terdapat 3 ikatan rangkap (tiap ikatan terdapat 2 electron), shg terdapat
6 electron π (memenuhi aturan huckel)
Menurut aturan Huckel, suatu cincin yang mengandung electron phi
sebanyak 2,6,10 atau 14 dapat bersifat aromatis, tetapi cincin dengan
jumlah electron phi 8 atau 12 tidak dapat bersifat aromatis karena n
bukan bilangan bulat
Sifat-sifat Umum Senyawa aromatis :

a. Memiliki tingkat ketidakjenuhan yang tinggi


b. Dapat menjalani reaksi substitusi elektrofilik
c. Senyawa ini biasanya kurang stabil
d. Senyawa aromatis mempunyai panas hidrogenasi dan panas
pembakaran yang rendah
e. Merupakan senyawa siklik
f. Senyawa ini bersifat datar dan planar
 Senyawa aromatik adalah senyawa yang menyerupai senyawa
benzen yang merupakan hidrokarbon induk dari kelompok
senyawa aromatik.
 Benzen berupa cairan dalam suhu normal, banyak digunakan
sebagai pelarut organik.
 Sifatnya Nonpolar, tidak bercampur dengan air namun dapat
bercampur dengan pelarut organik lainnya seperti dietil eter,
karbon tetraklorida atau heksan.
Struktur Benzen
 Kekule (1865) seorang ahli kimia pertama kali meramalkan struktur benzen. Dia
menyatakan bahwa struktur benzen merupakan heksagon, berarti enam atom
karbon menempati sudut-sudutnya dan tiap atom karbon mengikat satu hidrogen.
Karena atom karbon bervalensi 4, maka seharusnya ikatan tunggal dan ganda
berselang seling di sekeliling cincin dan saling bertukar posisi dengan sangat
cepat.

Gambar : Strultur Kekule Benzen dalam kesetimbangan


Model Kekule kemudian disempurnakan dengan ditemukannya
resonansi struktur benzen.

H H

H H H H

H H H H
H H
Benzen

 Struk sebenarnya benzene adalah struktur hibrida


resonansi. Benzen tidak mengandung ikatan tunggal atau
rangkap dari karbon-karbon, tetapi keenam electron phi
terbagi rata pada enam karbonnya sehingga panjang ikatan
karbon-karbonnya sama
Gambaran Orbital Benzen

Benzen memiliki enam karbon sp2 ,

H

keenam atom karbon tersebut saling
berikatan dalam sebuah cincin Orbital
heksagonal yang datar. Setiap atom Atom 2P
karbon berikatan dengan dua atom

H
karbon yang lain dan mengikat pula
satu hidrogen.

H
Tata nama dan isomer

Y = halogen (halobenzena), klorobenzena, Bromobenzena, Iodobenzena


Y = OH, hidroksi benzene (fenol)
Y = COH, benzaldehid
Y = NH2, amino benzene (anilin)
Y = COOH, asam benzoate
Y = CH3, metil benzoate (toluene) dll
Tatanama Senyawa Aromatik

 Beberapa contoh senyawa benzen yang populer dengan nama


biasa antara lain :

CH3 CH = CH2 OH

toluene stirina fenol


 Sistematika penamaan, menetapkan cincin benzen sebagai induk, sama seperti
alkana rantai lurus, gugus alkil, halogen dan gugus nitro dan semacamnya dinamai
dalam bentuk awalan pada benzen itu

CH(CH3)3 Cl NO2

Isopropil benzen klorobenzena nitrobenzena


 Bila sebuah cincin benzen terikat pada suatu rantai alkana yang
memiliki gugus fungsional atau pada suatu rangkai alkana yang terdiri
dari tujuh atom karbon atau lebih, maka benzen yang dianggap
sebagai subtituen fenil, bukan sebagai induk.

~~ CH2-CH2-OH CH3CH(CH2) 5CH3

Gugus fenil 2-fenil-1-etanol 2-fenil oktana


 Jika terdapat dua subtituen dalam benzen, ada tiga kemungkinan struktur isomer.
Isomer-isomer dinamai orto, meta, dan para, ketiganya sering disingkat dengan
simbol o, m, dan p.

Br OH CH3
Br

Cl
NO2
o - dibromobenzena m - klorofenol p - nitrotoluen
 Jika subtituen benzen lebih dari dua subtituen, maka penamaan didasarkan pada
penooran cincin benzen.

Br OH CH3
Br NO 2 NO2

Cl Cl
Br NO2
1,2,4 - tribromobenzena 3,5 - diklorofenol 2,4,6 - trinitrotoluen
ISTILAH-ISTILAH
 Aren : Hidrokarbon aromatis dan sebagai suatu kelompok disebut sebagai aren
 Gugus aril : suatu hidrokarbon aromatis dengan suatu atom hydrogen dihilangkan/dipindahkan dan
ditandai dengan Ar-
 Gugus fenil : Cincin benzene dengan satu atom hydrogen dihilangkan/dipindahkan (c 6H5-) disebut
gugus fenil, ditandai dengan Ph-
 Elektrofilik. Pencinta electron. Kation, E+, atau spesies kekurangan electron seperti Cl+ atau Br+
(ion halonium) dan +NO2 (ion nitronium)
Reaksi substitusi
dalam Benzen
 Walaupun benzen merupakan hidrokarbon jenuh, namun reaksinya lebh mirip
reaksi alkana dibandingkan alkena. Berdasarkan kenyataan bahwa reaksi utama
benzen adalah substitusi elektrofilik dimana atom/ gugus substituen menggantikan
atom hidrogen pada cincin. Hal ini cukup menarik jika dibandingkan reaksi
sikloheksana dan benzen terhadap hidrogen klorida. Adisi hidrogen klorida
terhadap sikloheksana berlangsung dengan segera menghasilkan
klorosikloheksana.
 Elektrofil : H+, H3O+, NO2+, CO2, halogenida (X-), SO3, RC+O
Count …
Brominasi
Br
FeBr3
+ Br2 + HBr

Bromobenzena

sulfonasi
SO3 H
SO3
+ H2 SO4 + H2O

Benzensulfonat
Count …
Nitrasi
NO2
H2SO4
+ HNO 3 + H2O

Nitrobenzena

Alkilasi
CH 3
AlCl3
+ CHCl3 + HCl

Toluena
Count …

Alkilasi
CH2 -CH 3

+ CH2 =CH 2

Etilbenzena

O
Asilasi

O CR + HCl

+ RCCl

Asil Klorida Asil benzena


Pengaruh subtituen terhadap reaktivitas
benzen

 Subtituen pada cincin benzen dapat meningkatkan kereaktifan benzen dan dapat
pula menurunkan keaktifan (deaktifan) benzen terhadap elektrofilik. Berdasarkan
percobaan didapatkan perbedaan reaktifitas cincin benzen berbeda sesuai sifat
subtituen yang telah terikat pada cincin benzen tersebut. Sebagai contoh
perhatikan perbedaan kecepatan nitrasi terhadap benzen, toluene, klorobenzen,
nitrobenzen, walaupun kondisi reaksinya sama.
Count …
CH3 H Cl NO 2

24.5 1.0 0.033 10-6

Reaktifitas Menurun
Count …
 Pengamatan tersebut menunjukkan bahwa subtituen –CH3, mengakibatkan cincin
lebih reaktif dibandingkan dengan benzen sendiri. Lain halnya dengan subtituen –
Cl dan –NO menyebabkan cincin benzen kurang reaktif (deaktifasi). Ditinjau dari
efek elektronik bahwa gugus metil adalah penyumbang elektron yang lebih kuat
dibandingkan hidrogen. Sedangkan gugus kloro dan nitro merupakan penarik
elektron yag lebih kuat dibandingkan hidrogen.
Count …
 Posisi yang ditempati oleh subtituen baru akan ditentukan oleh subtituen yang telah ada dalam
cincin benzen. Perhatikan reaksi klorobenzen dibawah ini menghasilkan isomer-isomer orto dan
para klorobenzen.

Cl Cl Cl
NO2
H2 SO4

+ HNO 3

o - nitroklorobenzen
Klorobenzen
NO2

p - nitroklorobenzen
TUGAS

 GAMBARKAN STRUKTUR SENYAWA-SENYAWA BERIKUT :


a. o-dikloro benzene
b. P-klorofenol
c. O-metl benzoate
d. O-dibromobenzena
e. P-bromobenzil klorida
f. 2,6-dimetilanilin

Anda mungkin juga menyukai