Viral pathogenesis

Viral Pathogenesis
Viral pathogenesis merupakan proses infeksi virus menjadi

suatu penyakit
Umumnya infeksi virus bersifat subklinis. It is not in the

interest of the virus to severely harm or kill the host.

Akibat infeksi virus bergantung pada jumlah virus yang

masuk dan pertahanan hospesrespon imun

Factors in Viral Pathogenesis

Efek virus terhadap sel yang terinfeksi (Cellular Pathogenesis)
Cara masuk ke dalam tubuh hospes
Tropisme sel
Respon imun hospes
Virus Clearance or Persistence

Virus Diseases
CNS
Gut
Resp tract
Liver
GenitoUrinary
Skin
Eyes
Cardiovascular

Meningitis
Gastroentitis
Pneumonia, Flu
Hepatitis
Herpes
Herpes, Chicken Pox
Conjunctivitis
Myocarditis

Factors in Viral Pathogenesis

Cellular Pathogenesis
Sel yang terinfeksi virus dapat merespon virus

dengan 3 cara :

Sel tidak berubah

Sel mengalami kematian
Terjadi transformasi sel

infeksi virus pada sel:

1. Infeksi gagal (infeksi abortif)
2. Kematian sel (infeksi litik)
3. Infeksi tanpa kematian sel (infeksi
persisten)

Infeksi litik
Jika replikasi virus membunuh sel target.

Infeksi persisten
Pada infeksi persisten, virus keluar
dari sel yang terinfeksi melalui prosses
budding dan tidak terjadi lisis sel /
kematian sel lisogenik
Infeksi persisten dibagi menjadi 3:
1. Infeksi laten
2. Infeksi kronik
3. Infeksi lambat

Infeksi Latent
Infeksi virus tidak terdeteksi sampai
penyakitnya teraktivasi.
- disebabkan oleh virus DNA atau virus RNA
- co; varicella-zoster virus
pada infeksi pertama terjadi bintik2 yang
menjadi chickenpox. Kemudian virus menjadi
latent selama beberapa tahun tanpa
menimbulkan gejala. Selanjutnya ketika virus
teraktivasi kembali akan menyebabkan
penyakit yang disebut shingles/herpes zoster
Chickenpox dan shingles adalah penyakit
yang berbeda tetapi berasal dari virus yang
sama

B Latency:
++++++++++

Primary infection
e.g. herpes simplex virus

+++

reactivation

2. Infeksi kronik
Setelah infeksi pertama dengan atau tanpa
gejala, virus terus dihasilkan oleh host
dengan tanpa menimbulkan gejala
penyakit
3. Infeksi lambat
Agen yang ditransmisikan bereproduksi
tanpa menimbulkan gelaja penyakit sampat
terjadi infeksi yang fatal

Viral Entry
Skin

virus yang menginfeksi melalui kulit memerlukan kondisi tertentu

seperti adanya luka, robekan pada kulit. Umumnya virus masuk
ke dalam kulit menggunakan vektor seperti nyamuk, kutu dan
gigitan hewan juga alat injeksi
Conjunctiva and other mucous membranes
rather exposed site and relatively unprotected (Konjungtiva
dan
membran
mukosa
lainnya
situs agak terbuka dan relatif terlindungi
Respiratory tract
In contrast to skin, the respiratory tract and all other mucosal
surfaces possess sophisticated immune defence mechanisms, as
well as non-specific inhibitory mechanisms (cilliated epithelium,
mucus secretion, lower temperature) which viruses must
overcome.

Viral Entry
Gastrointestinal tract

a hostile environment; gastric acid, bile salts, etc. Viruses that

spread by the GI tract must be adapted to this hostile
environment.
Genitourinary tract
relatively less hostile than the above, but less frequently exposed
to extraneous viruses (?)

Human viral disease

Who gets them?

Mammals and birds
amphibians, reptiles and
fish
plants and fungi
insects
even bacteria are
infected by viruses

And of course, in us humans

Most viruses are

species specific
Most, but not all

Source of infection:

Shedding virus

susceptible
Man > 99%
animals
zoonosis

vertical transmission
Some viruses can
cross the placenta
Infection during
pregnancy can
damage the foetus

e.g. Rubella, Cytomegalovirus

Course of Viral Infection

Primary Replication
Tempat replikasi primer adalah tempat dimana virus berreplikasi

setelah memasuki hospes

Tempat replikasi sering menentukan apakah infeksi terlokalisasi pada

tempat masuk atau menyebar menjadi infeksi sistemik

Systemic Spread
Melalui kontak langsung dari sel ke sel, virus menyebar melalui

sirkulasi darah dan sistem saraf

Secondary Replication
Replikasi sekunder terjadi pada tempat/organ yang cocok untuk virus

setelah penyebaran sistemik

After entry into the body:

Infeksi virus terlokalisasi pada tempat
inokulasi
e.g.
Human papillomaviruses - skin (warts)

or the body surface

e.g. Rotavirus
Infantile gastro-enteritis

Respiratory tract
e.g. Influenza

Virus replicates and is shed from the body surface, highly infectious

Some examples of generalised viral infections:

Measles

Bagaimana virus dapat

menyebabkan penyakit?
1.

Dengan merusak/membunuh sel

2. Menginduksi immuno-pathology
3. merubahtransforming cells cancer

. by damaging/killing cells
e.g.Poliomyelitis
Virus bersifat cytolytic
Merusak motor neuron dalam sumsum
tulang belang sehingga menyebabkan
paralisis
X-section of the spinal cord
showing severe inflammation
of anterior horn cells

. by inducing immunopathology
The patients T cells attack and destroy virus-infected cells

Inflammation and cell death

Help!
Tc
el l

by transforming cells
cancer
When a virus infects a cell, it expresses
proteins that cause the cell to proliferate
and/or block apoptosis
Cancer is multi-factorial: Oncogenic viruses
are very common, only a small % of people
infected actually get cancer

Major viral cancers

Viruses are involved in about 15% of human cancers:
Cancer of the cervix
Cancer of the liver
Certain leukaemias & lymphomas
Kaposis sarcoma

Copyright John Valentine DMD 1999

Klasifikasi
Virus

berdasarkan

tropisme

Cara penularan
Kelompok
Virus Enterik

Penularan terjadi secara oral-fecal

Contoh: Rotavirus, Enterovirus, Coronavirus

Virus hepatotropik

Penularan dengan berbagai cara, menimbulkan gejala utama

kelainan hati
Contoh: virus hepatitis, virus demam kuning

Virus Pernapasan

Penularan melalui inhalasi bahan terkontaminasi

Contoh: Orthomyxovirus, Paramyxovirus, Pneumovirus,
Rhinovirus,Adenovirus

Virus Tumorigenik

Virus menyerang sel tertentu dan suatu saat sel yang terinfeksi
mengalami transformasi dan mungkin berubah menjadi
karsinoma
Contoh: virus Epstein-Barr , virus Hepatitis B & C, HTLV

Virus neurotropik

Contoh: virus polio

Virus dermatotropik

Contoh: virus herpes, Poxvirus, Papovirus

VIRUS DNA
Pox virus
Herpes virus
Hepadna virus

VIRUS RNA
Picorna viridae
Togavirridae
Coronavirus
Rhinovirus
Orthomyxovirus
Paramyxovirus
Virus polio
Coxsackie virus