NIM : 202386201006
Prodi : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : Agama
Dosen : Solichatun M.PdI
pg. 1
4. Apa pengertian Tasawuf menurut etimologi dan terminologi?
Dari ketujuh definisi diatas, yang banyak diakui kedekatannya dengan pengertian
tasawuf adalah definisi yang ketujuh, yaitu suf. Mereka yang cenderung memakai
definisi yang ketujuh, antara lain Al-Kalabazi, Al-Syukhrawardi, dan Al-Qusyairi.
Namun pada kenyataannya tidak setiap kaum sufi memakai pakaian wol.
pg. 2
f. Ma’ruf al-Karakhi
Tasawuf adalah mengambil hakikat dan berputus asa pada apa yang ada ditangan
makhluk.
Menurut Islam, macam akhlak ada dua yaitu akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan akhlakul
mazmumah (akhlak tercela). Adapun defenisinya sebagai berikut:
1. Akhlaqul Karimah
Akhlaqul Karimah atau disebut dengan akhlaq yang terpuji merupakan salah satu
golongan macam akhlaq yang harus dimiliki setiap umat muslim. Adapun contoh macam
pg. 3
akhlak tersebut diantarannya sikap rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal, adil,
sabar dan lain sebagainya. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita selalu menjaga
akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2. Akhlaqul Madzmumah
Akhlaqul Madzmumah atau akhlak tercela merupakan salah satu tindakan buruk yang
harus dihindari setiap manusia. Hal ini harus dijauhi karena akhlakul mazmumah dapat
mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain. Contoh dari macam akhlak
akhlakul madzmumah yaitu sombong, iri, dengki, takabur, aniaya, ghibah dan lain
sebagainya. Sebagai orang muslim sudah seharusnya kita menghindari akhlakuk
mazmumah atau akhlak tercela.
Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau
standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak
berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat
istiadat atau kesepakatan yang dibuat olehsuatu masyarakat jika masyarakat menganggap
suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai
moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan
abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab
keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi
diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad).
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari
aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah
mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak
merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan
aqidah.
pg. 4