Anda di halaman 1dari 6

Hierarki

1. hierarki (hirarki) susunan atau kedudukan tinggi rendah (dlm organisasi, masyarakat, dsb)
berdasarkan taraf atau kekuasaan: syarat kemasukan ke dlm ~ syarikat dan peluang utk
mencapai kedudukan tinggi sebahagian besarnya ditentukan oleh tingkat pendidikan; Dieja
berdasarkan ejaan bahasa inggeris hierarchy
2. Hierarki adalah urutan atau aturan dari tingkatan abstraksi menjadi seperti struktur pohon.
Hierarki membentuk sesuatu pada beberapa peraturan yang khusus atau berdasarkan
kedudukan (misalnya kompleksitas dan tanggung jawabnya). Konsep pewarisan (inheritance)
merupakan prinsip hierarki ini, di mana kaedah dan / atau atribut yang ditentukan dalam
sebuah objek kelas boleh diwariskan atau digunakan lagi oleh objek kelas lain di bawahnya.
Satu sistem dapat mempunyai abstraksi hierarki yang banyak, contohnya: aplikasi financial,
kita dapat mempunyai jenis-jenis pelanggan dan simpanan yang berbeza-beza. Sebagai
contoh dari penggunaan level hierarki adalah pada suatu asset, boleh diturunkan tahap
abstraksinya menjadi hierarki Bank Account, dan Real / Estate, pada Bank Account boleh
dibuat hirarki lagi untuk menurunkan lagi abstraksinya menjadi Checking, demikian juga
pada Security boleh diturunkan menjadi stack dan Bond .

Source: http://ms.shvoong.com/internet-and-technologies/computers/2072597-pengertian-
hierarki/#ixzz2M17pPR4y



























DEFINISI TASAWUF
Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk menyucikan hati sesuci mungkin
dengan usaha mendekatkan diri kepada Allah, sehingga kehadiran-Nya senantiasa dirasakan secara
sadar dalam kehidupan. Ibnu Khaldun pernah menyatakan bahwa tasawuf para sahabat bukanlah
pola ketasawufan yang menghendaki kasyful-hijab (tersingkapnya tabir antara Tuhan dengan
makhluk) atau hal-hal sejenisnya yang diburu oleh para sufi di masa sesudahnya. Corak sufisme yang
mereka tunjukkan adalah ittiba dan iqtida (kesetiaan meneladani) perilaku hidup Nabi. Beliau
mengajarkan tentang ketakwaan, qanaah, keutamaan akhlak dan juga keadilan, dan tidak pernah
mengajarkan hidup kerahiban, pertapaan atau uzlah sebagai mana dilakukan oleh agama
sebelumnya.

a. Secara Etimologi (Bahasa)

1. Tasawuf berasal dari kata Shuffah, yaitu sebutan bagi orang orang yang hidup di sebuah gubuk
yang dibangun oleh Rasulullah SAW. di sekitar Masjid Madinah, mereka ikut nabi saat hijrah dari
Mekah ke Madinah. Mereka hijrah dengan meninggalkan harta benda, mereka hidup miskin, mereka
bertawakal (berserah diri) dan mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Mereka
tinggal di sekitar masjid nabi dan tidur diatas bangku yang terbuat dari batu dan berbantalkan
pelana kuda yang disebut suffah. Mereka Ahlus-Suffah walaupun miskin, tapi berhati dan berakhlak
mulia, ini merupakan sebagian dari sifat-sifat kaum sufi.

2. Tasawuf juga berasal dari kata Shafa (suci bersih), yaitu sekelompok orang yang berusaha
menyucikan hati dan jiwanya karena Allah. Sufi berarti orang orang yang hati dan jiwanya suci
bersih dan disinari cahaya hikmah, tauhid, dan hatinya terus bersatu dengan Allah SWT.

3. Tasawuf juga berasal dari kata shuf (pakaian dari bulu domba atau wol). Mereka di sebut sufi
karena memakai kain yang terbuat dari bulu domba. Pakaian yang menjadi ciri khas kaum sufi, bulu
domba atau wol saat itu bukanlah wol lembut seperti sekarang melainkan wol yang sangat kasar,
itulah lambang dari kesederhanaan. Berbeda dengan orang-orang kaya saat itu yang kebanyakan
memakai kain sutra.

b. Secara Teminologi (isthilah)

Imam Junaidi al-Baghdadi berpendapat : Tasawuf adalah membersihkan hati dari yang selain Allah,
berjuang memadamkan semua ajakan yang berasal dari hawa nafsu, mementingkan kehidupan yang
lebih kekal, menyebarkan nasihat kepada umat manusia, dan mengikuti contoh Rasulullah SAW
dalam segala hal.

Dari segi bahasa dan istilah, kita dapat memahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu
memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan umat
manusia dan selalu bersikap bijak sana. Dengan cara ini akan mudah bagi manusia menghiasi jiwanya
dengan sifat-sifat yang mulia, ber-taqarrub dan ber-musyahadah dengan Allah SWT.

Hukum mempelajari ilmu tasawuf adalah fardhu ain bagi setiap mukallaf. Sebab apabila
mempelajari semua ilmu yang dapat memperbaiki dan memperbagus lahiriyah menjadi wajib, maka
demikian juga halnya mempelajari semua ilmu yang akan memperbaiki dan memperbagus batiniyah
manusia.
Karena fungsi ilmu tasawuf adalah untuk mensucikan batin agar dalam ber-musyahadah dengan
Allah semakin kuat, maka kedudukan ilmu tasawuf diantara ajaran Islam merupakan induk dari
semua ilmu. Hubungan tasawuf dengan aspek batin manusia, adalah seperti hubungan Fiqh dengan
aspek lahiriyah manusia. Para ulama penegak pilar-pilar ilmu tasawuf telah menciptakan istilah-
istilah untuk memudahkan jalan bagi mereka yang ingin menapaki ilmu tasawuf yang sesuai dengan
kedudukannya sebagai pem bersih dan pensuci hati dan jiwa.
Adapun tasawuf yang berkembang pada masa berikutnya sebagai suatu aliran (mazhab), maka
sejauh hal itu tidak bertentangan dengan Islam dapat dikatakan positif (ijabi). Tetapi apabila telah
keluar dari prinsip-prinsip keislaman maka tasawuf tersebut menjadi mazhab yang negatif (salbi).

Tasawuf ijabi mempunyai dua corak : (1) tasawuf salafi, yakni membatasi diri pada dalil-dalil naqli
atau atsar al-Quran dan Hadits. (2) tasawuf sunni, yakni memasukkan penalaran-penalaran yang
rasional ke dalam pemahaman dan pengamalannya. Adapun perbedaan yang mendasar antara
tasawuf salafi dengan tasawuf sunni terletak pada takwil. Salafi menolak adanya takwil, sementara
sunni menerima takwil rasional sejauh masih berada dalam kerangka syariah.

Sedangkan tasawuf salbi atau disebut juga tasawuf falsafi adalah tasawuf yang telah terpengaruh
oleh faham-faham spiritual dari bangsa Timur maupun Barat.

Adapun lahirnya ilmu tasawuf didorong dan disebabkan oleh beberapa factor:

1. Reaksi atas kecenderungan hidup hedonis yang mengumbar syahwat, serta cendrung
mementingkan nilai-nilai kebendaan,

2. Perkembangan teologi yang cenderung mengedepankan rasio yang kering dari aspek moral-
spiritual,

3. Katalisator yang sejuk dari realitas umat yang secara politis maupun teologis didominasi oleh nalar
kekerasan, penipuan dan memperturutkan hawa nafsu.

Oleh sebab itu, sebagian besar ulama sufi memilih menarik diri dari pergulatan kepentingan politik
yang mengatasnamakan agama dengan praktek-praktek yang penuh dengan tipu daya bahkan
banyak menimbulkan pertumpahan darah.








Pengertian Tasawwur Islam

Istilah Tasawwur Islam adalah merupakan satu ungkapan yang tidak asing lagi dalam penggunaan
masyarakat Islam di Malaysia. Tasawwur bermaksud suatu gambaran atau tanggapan akal atau
pemikiran seseorang terhadap sesuatu perkara. Perkataan ini berasal dari kalimah Arab yang
memberi beberapa maksud;

i.Suatu tanggapan terhadap rupa sesuatu yang dapat dikhayalkan.

ii.Cuba memberi gambaran terhadap sesuatu.

iii.Memberi gambaran yang sebenar terhadap sesuatu.


Tasawwur juga bererti menghasilkan rupa sesuatu dalam akal. Pengertian kalimah Tasawwur
berbeza-beza mengikut disiplin ilmu yang tertentu. Tasawwur di sisi ahli falsafah bermaksud suatu
bentuk pemikiran yang tergambar dalam akal manusia mengenai alam dan kehidupan. Ahli psikologi
pula berpendapat bahawa Tasawwur ialah menggambarkan tentang suatu perkara di dalam akal
tanpa melihat atau berinteraksi dengannya.[1]

Terdapat percubaan untuk memelayukan istilah Tasawwur Islam seperti menterjemahkannya
kepada ' Pandangan Hidup Islam' yang merupakan terjemahan istilah Inggeris iaitu Islamic World-
View. Walau bagaimanapun Prof. Dr. Harun Din berpendapat adalah lebih baik istilah Tasawwur
Islam dikekalkan mengikut sebutan asal bahasa Arab yang maksudnya lebih tepat.[2]

Tasawwur amat penting dalam kehidupan manusia kerana sikap dan tindakan adalah lahir dari
tasawwurnya terhadap kehidupan ini. Tasawwur yang betul akan melahirkan tindakan yang betul.
Begitu juga jika sebaliknya. Perbezaan tasawwur adalah berpunca daripada banyak aspek antaranya
ialah latarbelakang pendidikan yang mempengaruhi penguasaan ilmu seseorang terhadap Islam.

Oleh yang demikian, Islam telah memberi perhatian yang berat terhadap pendidikan. Ini adalah
untuk memastikan setiap insan mempunyai tasawwur dan pengetahuan yang jelas terhadap hakikat
kehidupan di atas muka bumi ini.












Perbezaan ilmu Tasawwur Islam dan Tasawuf

Di bawah ini adalah ringkasan sukatan mata pelajaran Tasawuf
1. Asas Pemikiran Islam
2. Pandangan Hidup Islam
3. Institusi Islam
4. Ekonomi Islam
5. Falsafah Perundangan Islam
6. Penyelesaian Masalah
Lihat sukatan penuh di sini.
Intisari perbezaan ilmu Tasawwur Islam dengan Tasawuf
1. Sukatan pelajaran Tasawwur Islam boleh berubah-ubah mengikut masa dan ia dibina oleh
guru-guru agama berpengalaman dan bukan bertaraf Ulama dan wali.
2. Berbeza dengan ilmu Tasawuf, ia menekankan praktikal kejiwaan, amalan zikir berjemaah,
pengijazahan tarekat dan pelbagai lagi amalan hati yang sangat-sangat jarang diketemukan.
3. Ilmu tasawuf dibina intisarinya oleh ulama-ulama yang mursyid, mujahid, wali dan
majoritinya adalah golongan yang sangat makbul doa mereka dan dilimpah kurnia karamah
yang banyak tidak sebagai mana orang-orang awam. Misalnya Ibnu Arabi, Ibnu Atiullah,
Imam Al-Ghazali, Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi, Syeikh Qadir Al-Jailani, Syeikh Abdullah
Daud Al-Fatani.
4. Sebahagian besarnya juga pernah berjumpa Rasulullah SAW, Nabi Khidir secara sedar dan
mimpi mengikut tahap kewalian masing-masing.
5. Pengamal ilmu tasawuf secara intensif seringkali dihadiahkan Allah keramat-keramat yang
tidak dipunyai oleh orang awam manakala pelajar yang mempelajari subjek Tasawwur Islam
adalah bagi tujuan pemahaman dan peperiksaan sahaja.





















Fana'

berarti lenyap, hilang, sirna atau lebur. maksudnya, menurut kamu sufi,
ialah hilangnya kesadaran seseorang terhadap keberadaan dirinya dan alam
sekelilingnya. Hal ini dapat terjadi karena latihan yang berat dan
perjuangan yang cukup panjang dalam pendakian rohani. [1,hal.386]

Fana' (beberapa pengertian lain)
- keadaan moral yang luhur
- sirnanya sifat-sifat tercela
- terbebas dari hal-hal duniawi

Fana juga berarti: [2,hal.197]
a. matinya nafsu, kemauan diri, kesadaran diri
b. tidak memikirkan diri sendiri
c. doa dalam keterpesonaan
d. kedekatan kepada Cahaya Maha Cahaya

Fana Al-Fana
berarti hilangnya kesadaran akan hilangnya kesadaran itu. Orang yang dalam
keadaan fana' tidak tau bahwa ia dalam keadaan fana'. [1,hal.386]

Fana' an nafsi
berarti hilangnya kesadaran seseorang akan wujud dirinya. [1,hal.386]

Fana fi Mahbub
berarti lebur ke dalam yang dicintai (Tuhan) [1,hal.386]

Baqa'
berarti kekal, abadi, lestari. Dalam tasawuf kata ini menujukkan keadaan
kehidupan rohani yang kekal, yakni kembali kepada Wujudnya Yang Kekal
setelah melwati fana'. [1,hal.366]

Beberapa pemahaman sufi tentang fana' dan baqa':
o Jika kejahilan dari seseorang hilang (fana'), yang akan tinggal (baqa')
ialah pengetahuannya
o Jika seseorang dapat menghilangkan maksiatnya, yang akan tinggal ialah
takwanya
o Siapa yang menghancurkan sifat-sifat buruk tinggal baginya sifat-sifat baik
o Siapa yang menghilangkan sifat-sifatnya, ia akan mempunyai sifat-sifat
Tuhan [1,hal.152]

Anda mungkin juga menyukai