Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah Ilmu Akhlak
Dosen Pengampu : Dr. Isof Syafe’i, M.Ag.
Disusun Oleh
Ainun Azizah 1192060005
3/A Pendidikan Biologi
1
2
1. Pertemuan Ke-2 (Konsep Dasar Akhlak dan Ilmu Akhlak, Objek
Kajian Akhlak, Norma Dasar dan Tolak Ukur Akhlak, Urgensi
Akhlak dalam Kehidupan, Hubungan Akhlak dengan Ilmu-ilmu
Lain)
Pada dasarnya setiap manusia memiliki masalah dalam hidupnya,
namun terkadang karena kurangnya support dari lingkungan, dan justru
lingkungannya tersebut yang menyebabkan timbulnya problematika
akhlak dalam diri manusia. dimana adanya tekanan lingkungan
mempengaruhi mental orang tersebut. Di zaman yang semakin maju
saat ini terkadang sifat individualis yang terbangun semakin tinggi
sehingga kepedulian terhadap orang lain pun berkurang dan terkadang
mengabaikan perasaan orang lain saat bersikap,tidak peduli apakah itu
akan mempengaruhi seseorang atau keluarganya. makin marak di era
modern seperti saat ini manusia abai dengan manusia lainnya. hal yang
lebih dikenal apatis ini membuat orang enggan membantu orang lain
dan abai akan lingkungan sekitar, orang dengan tingkat kepedulian
rendah akan berdampak pada diri sendiri yang akan merasa hampa.
karena manusia saling membutuhkan satu sama lain maka alangkah
baiknya mulai memperhatikan lingkungan sekitar, barangkali ada yang
membutuhkan uluran tangan kita, insyaallah akan bermanfaat bagi diri
kita sendiri dan orang lain, akhlak sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia, dimana akhlak sendiri akan menentukan bagaimana
alur kehidupan kita kedepannyaa, jika misal pekerjaan seseorang hanya
bermalas-malasan maka jangan merasa rugi jika dimasa depan akan
tertinggal jauh dari orang yang penuh semangat menjalani hari-harinya
dan senantiasa selalu melakukan kegiatan positif. segala sesuatu yang
menjadi tingkah laku (akhlak ) kita kelak akan mendapat hisab di
akhirat kelak jadi hati-hati dalam bertingkah laku, semua orang pernah
mengalami keterpurukan dan itu wajar namun ingat satu hal jika sedang
terpuruk Allah selalu menemanimu dan selalu melihat tingkah laku kita.
3
bukanlah hanya satu gambaran perbuatan. Sebab sebuah perbuatan
tidak dapat secara perinci mencerminkan jati diri. Karena suatu
pekerjaan terkadang bertentangan dengan perikeadaan jiwanya. Selain
itu, akhlak juga bukan pengetahuan. Karena pada dasarnya
(pengetahuan) selalu berusaha atau berkaitan dengan eksplorasi
keindahan dan keburukan dalam satu waktu.
5
geriknya akan senantiasa terjaga dari hawa nafsu, karna setiap ia akan
mengerjakan perbuatan yang rendah, ia tertegun, tertahan dan akhirnya
tiada jadi, karna desakan malunya, takut mendapat nama yang
buruk,takut menerima siksaan Allah subhanahu wa'taalla kelak diakhirat.
Tetapi janganlah malu itu hanya kepada manusia saja, maka berbuat yang
baik kalau diketahui manusia tetapi kalau ditempat sunyi ia berbuat
buruk sebab orang tidak melihat. Maka hendaknya malu terhadap
makhluk, juga lebih-lebih lagi malu terhadap kholik.
pada intinya malu merupakan hal yang dapat mencegah kita dari
perbuatan maksiat dan malu sendiri dapat bermanfaat jika kita malu
melakukan hal yang buruk
3. Pertemuan Ke-4 (Akhlak Kepada ALLAH : Beriman, Bertaqwa,
Ikhlas)
1) Iman
Menurut bahasa Iman diambil dari kata kerja aamana yukminu yang
berarti percaya atau membenarkan,sedangkan menurut istilah iman
berarti pengakuan didalam hati baik yang diucapkan ataupun dengan
dikerjakan. Seperti dalam hadist : "Iman adalah pengakuan dengan
hati,pengucapan dengan lisan, dan pengalaman dengan badan" (HR
Thabrani). Unsur-unsur iman kepada Allah atau rukun iman memiliki 6
rukun yaitu:
6
e) Iman kepada hari akhir adalah mempercayai bahwa hari akhir itu ada
dimana hari akhir itu termasuk kebangkitan atau keluarnya manusia
dari kubur dengan jazad yang utuh seperti kala didunia.
f) Iman kepada takdir (qodho dan qodar) adalah percaya bahwa Segala
sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan datang semua
tidak akan keluar dari ketetapan Allah Ta’ala, sesuai dengan ilmu-
Nya dan hikmah-Nya.
2) Takwa
Secara etimologi berasal dari kata waqa – yaqi – wiqayah yang
artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan
pengertian takwa secara terminologi adalah takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan
tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut
terjerumus dalam perbuatan dosa. Berikut ini ada empat unsur takwa
sebagai berikut :
a) Takut kepada Allah dalam artian kita menanamkan rasa bahwa Allah
itu mutlak adanya, Esa, dimana gerak kita selalu terlihat oleh-Nya.
b) Menjalankan perintah Al Qur’an. Setelah kita melaui proses pertama,
barulah kita beranjak pada tahapan yang kedua yaitu menjalankan
perintah al-Qur`an dan menjauhi apa yang jelas-jelas di larang dalam
kitab-Nya.
c) Mempersiapkan diri untuk Hari Akhir. Tahapan takwa ini merupakan
tolak ukur dimana kita melakukan semua aktifitas di dunia ini dalam
rangka mempersiapkan diri untuk bertemu dengan-Nya.
d) Ikhlas menerima apa yang ada. Tahapan terakhir, setelah kita
melakukan proses takwa di atas, kita harus menyertakan rasa rela. Rela
di sini dalam artian kita sepenuhnya ridha (ikhlas) dengan ketetapan
Allah yang digariskan kepada kita baik lahir maupun batin, rela pada
kuantitas bentuk materi yang sedikit.
3) Ikhlas
Secara etimologi makna ikhlas adalah jujur, tulus dan rela. Dalam
Bahasa Arab, kata ikhlas merupakan bentuk mashdar dari akhlas yang
7
berasal dari akar kata khalasa. Kata khalasa mengandung beberapa
makna sesuai dengan kontek kalimatnya. Ia biasa berarti shafaa (jernih),
najaa wa salima (selamat), washala (sampai) dan I’tazala (memisahkan
diri) atau berarti perbaikan dan pembersihan sesuatu.
Tawakal secara etimotogi berasal dari akar kata bahasa Arab yakni
“Tawakkul” yang artinya bersandar atau mempercayakan diri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, tawakal adalah pasrah diri kepada
kehendak Allah dan percaya sepenuh hati kepada Allah. Orang yang
mempunyai sifat tawakal tentunya akan senantiasa bersyukur tatkala
mendapatkan keberhasilan dari usahanya karena ia yakin bahwa semua
keberhasilannya itu atas kehendak Allah. Macam-macam tawakal
adalah sebagai berikut.
8
menyerahkan suatu urusan kepada yang mampu dikerjakannya sehingga
dapat tercapai beberapa keinginannya atau dikenal dengan istilah
mewakilkan. Mewakilkan menurut syariat ialah seseorang
menyerahkankepada orang lain untuk menggantikan kedudukannya baik
secara mutlak ataupun terikat.
II. Syukur
Secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas
apa yang dilakukan kepadanya. Syukur merupakan kebalikan dari kufur.
Hakikat sebenarnya dari syukur ialah menampakkan nikmat sedangkan
hakikat ke kufur-an ialah menyembunyikannya. Adapun maksud dari
menampakkan nikmat ialah menggunakannya pada tempatnya dan sesuai
dengan yang dikehendaki oleh pemberinya serta menyebutnyebut nikmat
dan pemberiannya dengan lidah. Menurut istilah syara‟, syukur merupakan
pengakuan terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah dengan disertai rasa
ketundukan kepada-Nya serta mempergunakan nikmat tersebut sesuai
dengan kehendak Allah.
9
mengajak pemiliknya agar menghias diri dengan yang mulia dan menjauhkan
diri dari sifat-sifat yang hina.
b. Malu adalah cabang keimanan.
c. Allah Azza Wa Jalla cinta kepada orang-orang yang malu.
d. Malu sebagai pencegah pemiliknya dari melakukan maksiat.
e. Malu senantiasa seiring dengan Iman, bila salah satunya tercabut hilanglah
yang lainnya.
10
5. Pertemuan Ke-6 (Akhlak Kepada ALLAH : Taubat, Berdzikir,
Berdo’a)
A. Taubat
Adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan
yang jauh dari allah ke jalan yang lebih dekat ke pada allah dan meninggalkan
seluruh dosa dan kemaksiatan, menyesali perbuatan dosa yang telah lalu, dan
berkeinginan teguh untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut pada
waktu yang kan datang.
B. Dzikir
Menurut bahasa berasal dari kata “dzakaro” yang artinya ingat. Kata dzikir
mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir.
Sedangkan dzikir menurut syara’ adalah ingat kepada Allah dengan etika
tertentu yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan tujuan
mensucikan hati dan mengagungkan Allah. Dzikir ialah menyebut allah dengan
tasbih (subhanallah), membaca tahlil (lailaha illallahu), membaca tahmid
(alhamdulillahi), baca tqdis (quddusun), membaca taqbir (allahu akbar),
membaca hauqalah (la haula wala quata illa billahi), membaca hasbalah
(hasbiyallahu), membaca basmalah (bismillahirrohmanirrohim) membaca Al-
Qur’an dan membaca do’a-do’a yang di terima dari allah SAW. Manfaat
berdzikir adalah sebagai berikut.
1. Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel, kecewa, sedih,
duka, dendam dan stress berkepanjangan.
2. Dikeluarkan Allah dari kegelapan (hidup yang penuh kesukaran,
kesempitan,kepanikan, kekalutan ,kehinaaan dan serba kekurangan ) kepada
cahaya yang terang benderang ( hidup bahagia,nyaman, aman, mulia, sejahtera
dan berkecukupan).
3.Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan
mungkar. 4.Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya syetan yang
menyesatkan.
11
5. Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang
menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga,
serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya.
C. Doa
Menurut bahasa “ad-du’aa” artinya memanggil, meminta tolong, atau
memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah
memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT
dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian
dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena
Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.
Secara etimologi, kata taat berasal dari bahasa Arab “tha’ah” yang
berakar pada kata “tha’a” yang berarti tunduk, patuh, atau taat. Sedangkan
secara terminologi, taat adalah sikap orang yang tunduk dan patuh kepada
Allah SWT dan Rasulullah SAW atau kepada orang yang selalu
dihormatinya. Taat merupakan salah satu bentuk perintah Allah terhadap
orang-orang yang beriman kepada yang pantas untuk ditaati. Taat kepada
Rasul dapat diartikan sebagai sikap mentaati atau tunduk dan patuh atas
semua yang Rasul ajarkan kepada kita yang dilandasi Al-Qur’an dan hadits
serta melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan Rasullulah
SAW. Hikmah taat pada Rasulullah adalah sebagai berikut.
12
o Mendapatkan pahala sunnah yang mampu membuat timbangan amal
menjadi lebih berat di Yaumul Hisab atau hari dimana amal kebaikan
diperhitungkan.
o Apabila mengikuti Sunnah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, terhindar
dari Bid‟ah dalam perkara-perkara baru yang dilarang oleh Nabi
Muhammad SAW.
Menghidupkan sunnah
Diantara hak Nabi Saw yang disyariatkan Allah atas umatnya adalah
agar mereka mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau. Allah Swt dan
para malaikat-Nya telah bershalawat kepada beliau dan Allah
memerintahkan kepada para hamba-Nya agar mengucapkan shalawat dan
taslim kepada beliau. Al-Mubarrad berpendapat bahwa akar kata
bershalawat berarti memohonkan rahmat dengan demikian shalawat berarti
rahmad dari Allah sedang shalawat malaikat berarti pengagungan dan
permohonan rahmad Allah untuknya. Beberapa manfaat membaca
shalawat, diantaranya:
13
b. Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bai yang bershalawat sekali
untuk beliau.
Jujur
Adalah perilaku dimana mengucapkan sesuatu sesuai dengan
kenyataannya
Amanah
Bermakna menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak
mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain.
Sabar
Kata sabar berasal dari bahasa arab yaitu as-Shabru, merupakan masdar
dari fi’il madhi yang berarti menahan diri dari keluh kesah. Ada juga yang
mengatakan as-Shibru dengan mengkasrahkan shadnya yang berarti obat
yang sangat pahit dan tidak enak. Imam Jauhari memahami kata sabar yang
14
bentuk jamaknya berupa lafad ص dengan menahan diri ketika dalam
ُب
ر
keadaaan sedih atau susah. Kata sabar sebagaimana dalam Kamus Al-
Quran aw Ishlah al-Wujuh wa an-Nadlair fi Al-Quran Al-Karim
mempunyai lima makna, yaitu menahan, ketabahan, ridha, berani, dan
sabar bermakna sabar itu sendiri.
Zuhud
15
yang menyebabkan dirinya lupa kepada Allah sangat tidak disenangi Allah,
sebagaimana FirmanNya yang artinya kurang lebih: "Dan tidalah dunia ini
melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhhnya akhirat itulah
yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui". (Al Ankabut : 64).
Tawadhu
Istiqomah adalah kata dalam Bahasa Arab yang merupakan bentuk kata
kerja dari kata istaqâma yang berarti “tegak lurus.” Bentuk lain dari kata
istaqâma adalah mustaqîm yang sering diartikan lurus, misalnya dalam kata
“ash-shirâtul mustaqîm” yang diartikan dengan “jalan yang lurus.” Dalam
16
KBBI kata istiqamah diartikan dengan sikap teguh pendirian dan selalu
konsekuen. Istiqomah menurut Ali Bin Abi Thalib adalah sebagai tindakan
melakukan suatu kewajiban. Selain diartikan sebagaimana di atas istiqamah
juga diartikan dengan “konsistensi” atau “keajekan.” Konsisten sendiri
bermakna tetap (tidak berubah-ubah), taat asa, ajek, selaras, sesuai.
Contohnya ketika ada seorang perempuan yang sebelumnya tidak berhijab
atau berjilbab dan ingin berubah dengan selalu menutup aurat. Maka arti
istiqomah dalam berhijab adalah menerima konsekuensi untuk diledek
bahkan dibully teman karena pilihannya tersebut. Bahkan bukan hanya
teman, bisa jadi ada saudara atau orang tua marah atas pilihannya tersebut.
Selain itu dia harus selalu konsisten untuk berusaha berhijab, bukan
kambuh-kambuhan. Sekarang pakai hijab, besok tidak.
Akhlak kepada orangtua, norma etis dan juga teknis birul walidain
merupakan tiga hal yang saling berhubungan dalam pedoman pola pikir
anak, norma etis adalah suatu nilai yang dijadikan pedoman bagi setiap
orang sedangkan teknis birul wallidain adalah tindakan berbakti (berbuat
baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini
hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim.
17
5. mendoakan orang tua agar diberi ampunan dan rahmat oleh Allah
SWT. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an, ketika doa Nabi Nuh
memintakan ampunan untuk orang tuanya, dan perintah kepada setiap anak
untuk memohonkan rahmat bagi orang tuanya.
11. Pertemuan Ke-13 (Akhlak Kepada Sesama : Norma Etis dan
Tehnis Berbuat Ihsan)
Norma Etis
Norma atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau
dipatuhi, sementara menurut Kansil Artinya norma merupakan sesuatu
yang dapat memberikan petunjuk kepada manusia sebagaimana seseorang
hams yang berperilaku dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana
yang harus dijalankannya, dan perbuatan-perbuatan mana yang harus
dihindari. Norma-norma tersebut mempunyai dua macam menurut isinya,
yaitu: yang pertama Perintah, yang merupakan sebuah keharusan bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu karena akibatnya dipandang baik. Dan
yang kedua larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu karena akibatnya dipandang tidak baik. Sedangkan
Etis adalah sesuatu yang berhubungan dengan etika, etika sendiri
digunakan sebagai suatu sistem nilai-nilai yang berlaku sesuai dengan yang
telah disepakati secara umum . Etika sendiri tidak mempermasalahkan
keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana manusia harus
berperilaku, berdasarkan norma yang berlaku.
Berbuat ihsan
1. Takafulul Ijtima’
18
diantara komunitas masyarakat, baik individu maupun kolektif, pejabat
ataupun rakyat untuk mengambil langkah-langkah positif dengan motivasi
perasaan (emosional) Islami, supaya masing-masing dapat mewujudkan
kehidupan masyarakat yang harmonis. Secara garis besar, takafulul
ijtima’i ini antara lain meliputi: solidaritas, kepedulian, dan pengorbanan
untuk kepentingan sosial (masyarakat). Munculnya konsep takafulul
ijtima’i ini karena dalam pandangan Islam pada dasarnya setiap individu
yang ada dalam masyarakat merupakan satu kesatuan umat yang utuh yang
harus terjaga hak dan kewajibannya secara seimbang.
2. Tasamuh
Tasamuh berasal dari kata yang artinya toleransi. Tasamuh berarti sikap
tenggang rasa saling menghormati saling menghargai sesama.manusia untuk
melaksanakan hak-haknya Tasamuh dapat menjadi pengikat persatuan dan
kerukunan, mewujudkan suasana yang harmonis, dapat menjalin dan
memperkuat tali silaturrahmi kepada sesama, mempererat tali persaudaraan
dengan semua kalangan, menjalin kasih sayang antar umat beragama, dan
memperoleh banyak kemudahan.
Lahir dari proses tafahum. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling
mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal
( saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah
kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh
berinteraksi dan butuh bantuan orang lain.
19
Secara bahasa berasal dari kata “Tafakkara” dalam Bahasa Arab yang
menurut KBBI artinya renumgan, perenumgan, merenung, menimbang
dengan sungguh-sungguh, dan pengheningan cipta. Sedangkan menurut
istilah, tafakur adalah merenungkan sesuatu melalui melihat, analisa,
kemudian meyakini tandatanda kekuasaan dan kebesaran Allah dalam
menciptakan, mengatur, menjaga dan memelihara alam semesta dan isinya,
berdasarkan akal pikiran dan hati yang suci sehingga, meningkatkan
keyakinan bahwa hanya Allah dzat Maha Pencipta satusatunya yang layak
disembah dan ditakuti. Menurut kesepakatan ulama, terdapat lima jenis
tafakur diantaranya sebagai berikut :
d. Tafakur terhadap peringatan Allah sehingga timbul rasa takut akan azab-Nya
e. Tafakur terhadap kelalaian diri, sehingga timbul rasa malu dalam diri
seseorang ketika melakukan perintah-Nya dengan lalai.
20
(experience culture), yaitu budaya atau karya manusia harus disesuaikan dalam
kondisi alam, diharapkan jangan merusak alam atau lingkungan agar tidak
menimbulkan kerusakan dan bencana bagi manusia dan lingkungannya.
Mengislamkan Kultur (Islamizing culture) yaitu dalam proses berbudaya
seseorang harus selalu berkomitmen nilai-nilai keislaman adalah rahmatan
lil'alamin, maka dibina berarti menggunakan segenap tenaga, kreatifitas dan
rasa dan niat, serta bakat yang mencari dan menemukan kebenaran Islam Ayat-
ayat ini dan keagungan dan kebesaran Tuhan.
a. Uswah (teladan)
b. Ta‟widiyah (pembiasaan)
21
ingatan yang kuat dan kepribadian yang belum matang, sehingga akan lebih
mudah terlarut dalam kebiasaan sehari-hari.
c. Mau‟izhah (nasehat)
d. Qishshah (cerita)
22
23