Anda di halaman 1dari 64

PROTISTA

3.5.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan


ciri-ciri umum kelas dan peranya dalam kehidupan melalui pengamatan secara
teliti dan sistematis.
4.5.Merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.

Kompetensi Dasar
• Protista beranggotakan organisme yang memiliki sifat yang mirip jamur, mirip
tumbuhan, mirip hewan. Walaupun protista tampak seperti organisme “buangan”
karena tidak diterima dikelompok yang lain, protista memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia.

Ketika Robert Whittaker mengemukakan sistem 5 kingdom, kingdom protista hanya


beranggotakan organisme eukariota yang uniseluler. Protista berasal dari bahasa
yunani yang berarti yang paling pertama. Nama di berikan karena protista dianggap
sebagai eukariot pertama yang berevolusi. Tahun 1938, Herbert Copeland
menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya, "Protoctista" secara harfiah berarti
"makhluk hidup pertama".
CIRI-CIRI PROTISTA

• Protista biasanya ditemukan di dalam air, dapat


berupa plankton yang melayang-layang di dalam air
atau melekat di dasar sungai, laut, atau danau.
Sebagaimana yang dijelaskan di dalam Alqur’an Alloh
Swt telah menciptakan semua jenis hewan dari air.
Diciptakan tumbuhan lebih dulu dari pada binatang,
dan diciptakan hewan diantara berair dan daratan.
Semua ragam kehidupan tidak luput dari air, karena
air paling dibutuhkan dimuka bumi ini.
• Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan
dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Ciri-Ciri protista :
Bersifat eukariotik
• Respirasi secara aerobik
• Sebagian besar bersipat uniseluler, beberapa membentuk
koloni. Ada juga yang multiseluler, terdiri dari banyak
sel.
• Bereproduksi secara aseksual dan ada yang secara
seksual.
• Hidup bebas, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan
organisme lain.
• Hidup diperairan: dilaut atau diair tawar, kolam danau,
sungai dan lain-lain.
• Bersifat Fotoautrotof dan Heterotrof
• Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam
fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya
berbeda.
• Cara reproduksi jamur lendir hampir sama dengan
Fungi, tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam
kingdom Fungi karena gerakan pada fase
aseksualnya lebih mirip dengan Amoeba. Semetara
itu, jamur air lebih menyerupai ganggang pada
struktur molekulnya, hanya saja tidak mengandung
klorofil.
1.Filum Jamur Air (Oomycota)
2. Filum jamur lendir (Mycomycota)

Protista mirip jamur dibedakan menjadi dua macam yaitu:


• Oomycota dapat hidup di air atau tempat-tempat lembap dan mempunyai
oospora sebagai penghasil spora. Spora yang dihasilkan oleh zigot berdinding
tebal yang berfungsi sebagai pelindung.
• Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih (white rust),
dan downy mildew. Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus
yang membentuk bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada
umumnya.

Filum Jamur Air (Oomycota)


Ciri-Ciri Jamur Air (Oomycota)
Jamur ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. dinding sel berupa selulosa,
2. mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang
hifa yang tidak bersekat, dan
3. berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan
zoospora. Zoospora ini dilengkapi dengan alat berenang
berupa dua buah flagel.
Contoh Jamur Air (Oomycota)

1) Saprolegnia

Saprolegnia mempunyai
miselium dan hifa sebagai
alat reproduksi. Jamur ini
merupakan saprofit pada
hewan air yang telah
mati/parasit pada ikan.
Jamur ini dikatakan
Gambar 3.1 Saprolegnia sp
mempunyai spora kembara
dimorf.
2) Phytophthora

Phytophthora adalah jamur


karat putih yang dapat hidup
secara saprofit atau parasit.
Jamur yang hidup secara
parasit, misalnya, P. nicotin
(tembakau), P. palmifera
(kelapa), dan P. infestans
(kentang).
Gambar 3.2Phytophthora
Siklus Hidup Oomycota
• a. Reproduksi Aseksual
Bermula dengan adanya zoosporangium pada ujung hifa. Di dalam sporangium
tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n). Ketika zoospora
matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi
mycelium baru.
• b. Reproduksi Seksual
Di dalam oogonium dibentuk sel telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk
sel sperma, tetapi terdapat banyak inti. Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan
oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus oogonium dan
menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer (sel telur) menghasilkan
zigot.
Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu
tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat
(Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota
merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul
membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa
Gambar
Gambar
sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi
menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti Jamur dari Filum Myxomycota.
(a) Physarium merupakan salah satu
bergerak, siput mengatur untuk membentuk
contoh jamur lendir serta salah satu organisme perintis.
tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung
(dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak (b) Bentuk sporangium jamur lendir.
spora melepaskan spora ke udara. Spora tersebut
terdiri dari sel yang haploid. Contohnya adalah:
Dictyostelium discoideum dan Physarium sp.
Filum Jamur Lendir (Myxcomycota)
A. Ciri-Ciri Jamur Lendir
(Myxomycota)

1) Bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium) yang merupakan massa protoplasma tidak berdinding;
2) Berinti banyak, bersel satu atau bersel banyak;
3) Struktur tubuh vegetatif menyerupai Amoeba, berbentuk seperti lendir (plasmodium), tetapi cara
berkembang biaknya menyerupai Fungi;
4) berkembang biak secara aseksual dan seksual. Pencernaan makanan yang dilakukan pada fase
vegetatif (aseksual) dilakukan menyerupai Amoeba. Pada tingkat dewasa, Plasmodium akan
membentuk kotak spora seperti pada Fungi.
5) Biasa hidup di hutan-hutan basah, tanah lembap, batang kayu yang membusuk, kayu lapuk, atau
sampah basah. Jamur lendir (Mycomycota) dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Acrasiomycota dan
Myxomycota.
Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir bersekat. Pada saat
Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap
terpisah saat bergabung membentuk pseudoplasmodium. Saat
makanan berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh Amoeba
Gambar
Gambar Acrasiomycota 
akan bergabung membentuk Plasmodium. Acrasiomycota 

2) Mixomicota (Jamur Lendir Tak bersekat)


Mixomycota merupakan jamur lendir yang tidak bersekat. Jamur
ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya
sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat
bergerak bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang
membusuk, tanah lembap, sampah basah, kayu lapuk, dan di Gambar
Gambar
hutan basah. Physarum
Physarum polychepalum
polychepalum
Jamur Lendir Plasmodial (Plasmodial Slime
Mold) disebut juga Myxomycota (jamur lendir tidak
bersekat). Jamur lendir ini bersifat heterotrof fagosit dan
memiliki tahapan (fase) makan berbentuk massa ameboid
(seperti Amoeba) dalam siklus hidupnya. Massa ameboid
tersebut dinamakan plasmodium. Namun, perlu diingat
bahwa plasmodium yang dimaksud di sini bukanlah
plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria.
Plasmodium Myxomycota merupakan massa tunggal
sitoplasma yang tidak terbagi bagi oleh membran (tidak
bersekat) sehingga mengandung banyak nukleus dan dapat
tumbuh hingga diameter beberapa sentimeter. Nukleus
Gambar
Gambar pada plasmodium umumnya bersifat diploid (2n) dan dapat
Siklus
Siklus hiduo
hiduo Jamur
Jamur Lendir
Lendir (Mixomycota)
(Mixomycota) membelah secara mitosis secara bersamaan. Pada
umumnya plasmodium berwarna cerah, kuning atau oranye.
Terkadang plasmodium berbentuk seperti jaringan untuk
C. Siklus Jamur Lendir memperluas permukaan tubuh sehingga dapat memperoleh
makanan dan oksigen lebih banyak.
1) Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan
makanan dan oksigen lebih banyak.
2) Pada saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan (misalnya saat
kekeringan), plasmodium dewasa membentuk sporangium bertangkai (stalk).
Plasmodium dewasa memiliki kromosom diploid (2n).
3) Di dalam sporangium terjadi pembelahan secara meiosis dan menghasilkan
spora yang haploid (n). Spora ini tahan terhadap kekeringan.
4) Bila kondisi lingkungan membaik, maka spora akan berkecambah
membentuk sel aktif yang haploid (n).

LANJUTAN...
5) Sel-sel aktif tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan dapat berubah menjadi
sel ameboid atau sel berflagela.
6) Terjadi singami antara sel-sel yang memiliki bentuk yang sama. Singami
menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).
7) Nukieus (inti) zigot yang diploid (2n) membelah secara mitosis tanpa disertai
pembelahan sitoplasma membentuk plasmodium pemakan yang diploid (2n).

LANJUTAN...
D. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (ALGAE)

protista autotrof yang banyak ditemukan pada


permukaan air tawar ataupun air laut di seluruh
dunia. Protista semacam ini berfungsi sebagai
produsen. Kelompok ini terdiri atas organisme
eukariotik bersel satu maupun bersel banyak, yang
sel-selnya memiliki ciri-ciri yang sama.
1. Euglenophyta

Kebanyakan dari Euglenoid bersifat autotrof karena dapat


berfotosintesis, sebagian kecil ada juga yang bersifat heterotrof. Ciri
paling menonjol dari protista ini adalah tubuhnya uniselluler (bersel
tunggal), berwarna hijau terang dan sangat indah. Bentuk sel euglenoid
adalah oval dengan bagian posterior yang makin ramping.

Euglenophyta
dikelompokkan dalam kelompok Protista yang menyerupai tumbuhan,
makhluk hidup ini tidak berdinding sel seperti halnya tumbuhan. Dengan
tidak adanya dinding sel, menyebabkan mereka lebih bebas bergerak
sehingga sering disangka sebagai sel hewan. Euglena adalah contoh yang
paling terkenal dari euglenoid.
Euglenoid melakukan pertukaran air dengan lingkungan secara
osmosis menggunakan vakuola kontraktil. Euglenoid juga
mempunyai bintik mata (stigma) yang dapat digunakan untuk
mengatur pergerakan sel ke arah cahaya. Ketika cahaya mengenai
stigma, suatu rangkaian proses akan terjadi, yang akan
merangsang flagela menggerakkan sel terus-menerus menuju arah
cahaya tersebut. Hal ini akan mengoptimalkan penyerapan cahaya
sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung. Hasil fotosintesis
dari Euglenoid berupa karbohidrat disimpan berupa substansi
yang disebut paramilum.
Timbulnya warna merah karena protista ini banyak mengandung
karotenoid, sehingga penampakannya lebih sering berwarna emas, cokelat
atau merah daripada berwarna hijau. Pyrrophyta atau dinoflagellata ini
kebanyakan mempunyai vakuola kontraktil, kloroplas, dan mempunyai
klorofil a dan b. Dinoflagellata autotrof merupakan tipe fitoplankton yang
umum dijumpai. Mereka merupakan penghasil biomassa dan oksigen yang
luar biasa. Beberapa Dinoflagellata yang bersifat fotosintetik, hidup
bersimbiosis pada tubuh beberapa jenis karang, anemon laut, cacing pipih,
dan kerang raksasa.

2. Pyrrophyta
Beberapa Dinoflagellata juga bersifat heterotrof. Mereka hidup dengan cara
menelan materi organik dan sel-sel hidup lain. Selain itu, sebagian kecil
Dinoflagellata dapat bersifat sebagai parasit pada tubuh berbagai hewan laut,
contohnya Protogonyaulax catenella
Pyrrophyta juga melakukan reproduksi hanya secara aseksual, yaitu dengan
membelah diri, tetapi beberapa jenis dapat menghasilkan kista (stadium
istirahat) yang bersifat seksual. Kista tersebut kemudian akan berkecambah
menghasilkan individu baru pada kondisi yang cocok. Dinoflagellata sering
menyebabkan suatu fenomena menarik di laut, yaitu dapat menghasilkan
warna laut yang tiba-tiba memerah. Fenomena ini sering disebut pasang
merah atau “red tides”.
Jenis Dinoflagellata yang dapat menghasilkan pasang merah beracun, di
antaranya Gymnodinium dan Protogonyaulax. Toksin atau racun yang
dihasilkan spesies-spesies tersebut biasanya bersifat racun saraf atau
neurotoksin, atau dapat menyebabkan pecahnya sel darah merah. Racun
tersebut dapat membunuh ikan, remis, dan kerang-kerangan.
Crhysophyta yang terdiri atas alga cokelat keemasan dan diatom, merupakan
organisme fitoplankton yang paling banyak jumlah dan macamnya. Diatom
mempunyai dinding sel seperti gelas dengan bentuk-bentuk geometri yang
sangat bervariasi. Chrysophyta lain berwarna keem at antara 6.000 sampai
10.000 spesies dalam divisi ini, dan dapat ditemui baik pada air asan. Terdap
tawar maupun air laut, uniseluler, atau terdapat dalam koloni. Kebanyakan dari
spesies Crhysophyta bereproduksi secara aseksual. Beberapa alga cokelat tidak
mempunyai dinding sel sehingga dapat bergerak seperti ameba atau sel hewan.

3. Chrysophyta
Semua alga cokelat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang
menyerupai tumbuhan tinggi. Umumnya, alga cokelat bersifat makroskopis,
dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai
gelembunggelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung. Pigmen yang
dikandungnya adalah klorofil, karoten, dan xantofil. Pigmen xantofil lebih
dominan sehingga menyebabkan alga ini berwarna cokelat.

4. Alga Cokelat (Phaeophyta)


Perkembangbiakan aseksual alga cokelat dilakukan dengan fragmentasi dan
pembentukan spora (aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan
memiliki flagel yang tidak sama panjang terletak di bagian lateral.
Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan isogami, anisogami, atau
oogami. Fucus vesiculosis adalah salah satu contoh alga cokelat yang
berkembang biak secara oogami. Pada ujung-ujung lembaran yang fertil
terdapat reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat perkembangbiakan.
Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang menghasilkan ovum dan
spermatozoid pada tumbuhan yang berbeda.
Pada umumnya, alga jenis ini multiseluler dan makroskopis, dapat mencapai
panjang sampai 1 meter. Pigmen yang dimiliki terdiri atas klorofil, karoten,
xantofil, dan fikoeritrin. Akan tetapi, fikoeritrin terdapat dalam jumlah
banyak sehingga alga ini berwarna merah. Alga merah dapat tumbuh di
kedalaman 200 meter, lebih dalam daripada alga yang lain. Contohnya
seperti : Laminaria sinclairii, Macrocystis integrifolia, Dictyota
Dictyosiphon Sargassum.

5. Alga Merah (Rhodophyta)


Reproduksi Alga merah
Dinding sel dari beberapa spesies chlorophyta dibangun oleh selulosa,
pektin, dan polisakarida lain, seperti dinding sel tumbuhan. Alga hijau
dapat ditemukan di berbagai habitat seperti permukaan laut, danau, karang,
pada organisme lain, salju bahkan pada tanah gambut. Beberapa dari
mereka juga dapat bersimbiosis dengan fungi, protozoa dan beberapa
hewan laut.

6. Alga Hijau (Chlorophyta)


Protista Mirip Hewan
(PROTOZOA)
Kata Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama
dan zoon artinya hewan berarti hewan pertama. Ia adalah heterotrof
bersel satu. Spesies protozoa berjumlah ribuan. Diperkirakan terdapat
65.000 spesies.
KARAKTERISTIK

Karakteristik protozoa diantaranya:


 Mikroskopis, uniseluler nukleus jelas satu atau lebih
 Bentuk bervariasi, ada yang tetap, ada yang berubah sesuai kondisi lingkungan
 Bergerak dengan flagel, cilia, pseudopodia
 Beberapa spesies memiliki lapisan pelindung
 Beberapa spesies membentuk kista pada kondisi tidak menguntungkan
 Hidupnya ada yang bebas, ada yang parasit
 Bersifat heterotrof
 Reproduksi seksual secara konjugasi, reproduksi aseksual melalui pembelahan
biner
Sporozoa

Flagellata Protozoa Ciliata

Rhizopoda
Rhizopoda
Karakteristik
SIFAT UMUM
 Bentuk tidak beraturan, bergerak dengan pseudopodia
 Tidak ada bagian posterior dan anterior
 Sitoplasma dapat dibedakan : ektoplasma, endoplasma
 Inti satu atau lebih, mempunyai vakuola kontraktil
 Hidup di air tawar, laut, hidup bebas, parasiter
 Pembiakan aseksual dengan biner
 Heterotrof
Rhizopoda
 Amoeba adalah genus yang
paling populer
 Amoeba hidup di air tawar,
hidup bebas
Entamoeba histolytica
Menyebabkan disentri amoeba
(amebiasis), sakit bagian perut,
demam, diare, dan turun berat
badan.
cyst

trophozoite
Foraminifera

Sifat umum:
 Bergerak dengan pseudopodia
 Pseudopodia tipe reticulopoda,
hidup di laut, sebagian spesies
hidup dalam tumpukan pasir
atau melekat pada batuan, alga
atau sebagai plankton
 Merupakan hewan laut
 Contoh : Microgromia sp.,
Allogromia sp. Globigerina
AKTINOPODA

Radiolaria Radiolaria

Heliozoa
Radiolaria
SPOROZOA
Sporozoa
Sifat umum :
 Siklus hidup secara seksual dan seksual
 Tidak mempunyai alat gerak, gerak meluncur
 Bersifat parasit
 Bentuk tubuh oval, bulat, memanjang, inti satu atau lebih
 respirasi dan ekskresi secara difusi
PLASMODIUM
CIRI UMUM:
Plasmodium hidup dalam sel hati dan sel
darah merah serta memakan haemoglobin.
Reproduksi seksual plasmodium
berlangsung dalam tubuh nyamuk
Anopheles betina (dalam saluran
pencernaa)
Reproduksi aseksual Plasmodium
berlangsung dalam tubuh manusia
(sporulasi) yang ditandai degan demam
yang tinggi).

Plasmodium dalam sel darah


merah
Siklus hidup Plasmodium
Ciliata
Sifat umum
 Mempunyai cilia
 Bentuk tubuh konstan (bulat, ginjal,
terompet, mangkuk, jambangan)
 Sebagian besar mempunyai
makronukleus dan mikronukleos
 Habitat air tawar atau air laut, inang
 Hidup bebas, parsitik
Paramecium
Macam-macam cilia

 Holitrich: semua cilia berukuran sama, tersusun secara longitudinal


 Heterotrich: dua macam silia, ukuran dan bentuk berbeda, panjang di sekitar
mulut dan pendek di bagian tubuh yang lain
 Peritrich: cilia besar bentuk spiral
 Hypotrich: bagian dorsal cilia kecil, bagian ventral cilia seperti kait basar
Contoh Ciliata

Vorticella Euplotes Stylonychia

Blepharisma
Balantidium coli
Flagellata
Karakteristik

 Bentuk tetap (bulat, oval, memanjang)


 Ektoplasma dan endoplasma sukar dibedakan)
 Alat gerak flagel
 Hidup ada yang bebbas dan ada yang parasiter
 Mempunyai sebuah mitokondria besar yang berhubungan dengan suatu organel
yang disebut kinetoplas
 Kinetoplas menyimpan DNA
 unicellular heterotrophs.
Trichomonas vaginalis Tripanosoma brucei

Leishmania donovani Choanoflagella Giardia lamblia


Peranan Protista
Protista yang merugikan pada manusia

 Plasmodium sp menyebabkan malaria pada manusia.


 Trypanosoma gambiense,
 Ttypanosoma rhodesiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia. 
 Trypanosoma cruzi penyebab penyakit chagas (pada otot, jantung, dan saraf) pada
manusia.
 Ttypanosoma brucei menyebabkan demam nagano di Afrika, Leishmania donovani,
penyebab penyakit kalaazar (menyerang hati, limfa, dan tulang).
 Balantidium coli,
penyerang pada selaput lendir usus.
Entamoeba gingivafis,menyebabkan mulut berbau tidak sedap.
Protista yang Menyebabkan Penyakit pada
Hewan
 Trichomonas foetus: penyebab keguguran pada kambing.
 Trypanosoma evansi: penyebab penyakit surra pada kuda, anjing, onta, sapi yang
ditularkan oleh lalat Tabanid.
 Trypanosoma equiperdum: penyebab penyakit surra pada kuda, anjing, onta, sapi
yang ditularkan oleh lalat Tabanid.
 Trypanosoma vivax: menyebabkan penyakit pada domba.
Protista yang Menguntungkan
 Protista yang hidup bebas di air tawar sebagai plankton seperti Euglena viridis, juga
sebagai indikator polusi air atau sungai,
 Radiolaria dan Foraminifera sebagai indikator adanya minyak bumi. Entamoeba coli,
membusukkan makanan dan membentuk vitamin K
 Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang
berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air.
 Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses
pembusukan sisa makanan.
 Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok.
 Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
 Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST).  

Anda mungkin juga menyukai