Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SIFAT-SIFAT TERCELA

DOSEN PENGAMPU : DJUNAIDI, M. Pd.I

Disusun Oleh:

1. ASHOBIYATUL IMSYI A.R (20220118012)


2. ISNANDA SALSA BELLA (20220118034)
3. ZULFIANA MASRUROH (20220118074)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU SINA


KEPANJEN – MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Sifat-Sifat Tercela” ini dengan tepat waktu dan
semaksimal mungkin. Tidak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan Nabi besar kita yaitu Rasullah SAW, yang senantiasa kita nantikan
syafa’at nya di yaumul akhir nanti.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, baik dari segi penulisan
dan Bahasa. Oleh karena itu, penulis berharap kepada pembaca untuk
memberikan saran dan kritik sehingga penulis dapat memperbaiki untuk
kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat di pahami, memberikan
manfaat, dan menambah wawasan bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr, Wb

Malang, 8 Mei 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 4

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 5

C. TUJUAN MASALAH .............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6

A. Pengertian Akhlak Tercela ........................................................................ 6

B. Macam-Macam Akhlak Tercela ................................................................ 7

C. Dampak dan Bahaya Akhlak Tercela.........................................................10

D. Cara Menghindari Akhlak Tercela.............................................................10

BAB III PENUTUPAN ................................................................................ ......13

A. Kesimpulan ..........................................................................................13

B. Saran ....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai hamba Allah SWT., manusia diharuskan memiliki


pengetahuan dan keterampilan yang berguna sebagai bekal ilmu agama
dan mengabdikannya kepada Allah dengan benar. Jika seorang Muslim
dapat membekali dirinya dengan pengetahuan yang cukup, dan
sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maka
dia akan bisa menjadi muslim yang utuh. Dengan memahami dan
mengamalkan ajaran Islam, maka seorang muslim dapat menjalani
kehidupannya dengan baik dan benar serta mentaati perintah Allah
SWT.

Ilmu sangat penting bagi manusia, bahkan Allah SWT.


Memerintahkan umat-Nya untuk mencari ilmu. Namun disamping itu,
untuk membekali ilmu dengan niat mencari ridho Allah, maka seorang
Muslim harus membekali diri dengan akhlak atau budi pekerti yang
baik. Karena akan percuma saja apabila seseorang mencari ilmu namun
tidak didasari dengan akhlak yang baik dan mulia, karena kedudukan
akhlak lebih penting daripada ilmu itu sendiri.

Namun di zaman yang semakin maju dan bebas ini, keadaan akhlak
umat manusia sudah banyak yang menyimpang dari ajaran agama dan
tidak sedikit terjadi kezaliman dimana-mana. Sekalipun terjadinya
modernisasi, seharusnya keadaan akhlak tidak terpengaruhi oleh hal-hal
yang bersifat duniawi, karena bagaimana pun pesatnya kemajuan
zaman, keadaan akhlak dan keimanan harusnya selalu dipertahankan
dijalan Allah SWT. dan dijadikan pedoman hidup sampai akhir hayat.
Dengan garis besar tadi, maka dalam makalah ini akan dibahas

4
mengenai Sifat-Sifat Akhlak Tercela dan apa saja yang termasuk ke
dalamnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Akhlak Tercela?

2. Jelaskan macam-macam Akhlak Tercela?

3. Apa dampak dari Akhlak Tercela?

4. Bagaimana cara menghindari tindakan dari Akhlak Tercela?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Akhlak Tercela.
2. Untuk mengetahui macam-macam Akhlak Tercela.
3. Untuk mengetahui dampak dari Akhlak Tercela.
4. Untuk mengetahui cara menghindari tindakan dari Akhlak
Tercela.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Tercela


Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau
perangai. 1 Sedangkan akhlak menurut istilah merupakan suatu
pengetahuan yang menjelaskan mengenai perbuatan yang baik serta
buruk, mengatur perilaku manusia, serta mampu menentukan perbuatan
akhir. Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri seseorang yang
berasal dari perilaku serta perbuatan.2

Akhlak sendiri di bagi menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan tercela.
Akhlak terpuji adalah akhlak yang Allah SWT sukai dan menjadi
keharusan setiap manusia harus memilikinya. Sedangkan akhlak tercela
adalah akhlak yang Allah benci karena tidak sesuai dengan perintah dan
ajaran agama. Di kehidupan saat ini segala bentuk tindakan yang Allah
SWT tidak sukai banyak dilakukan oleh manusia baik disengaja atau
spontan bahkan ada yang sudah menjadi keseharian. Hal ini terjadi
karena masih banyak manusia yang tidak menyadari apakah yang
dilakukannya termasuk kedalam perbuatan dosa atau tercela.

Manusia sebagai individu dan makhluk sosial, tidak berhenti dan


berperilaku setiap harinya. Perilaku manusia dapat berubah-ubah
meskipun manusia dapat membuat perencanaan untuk bertindak secara
rutin. Kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui
dari perilaku akhlaknya. Ukuran yang paling pokok dalam
membedakan perilaku ini adalah masalah keimanan kepada Allah SWT.
Karena iman yang kuat menunjukkan akhlak yang baik dan mulia,
sedang iman yang lemah menunjukkan akhlak yang jahat dan buruk.

1
Marzuki. Prinsip Dasar Akhlak Mulia, Pengantar Studi Konsep-Konsep Etika dalam Islam.
(Yogyakarta:Debut Wahana Press, 2009), hlm 8.
2
Beni Ahmad Saebani danAbdul Hamid. Ilmu Akhlak. (Bandung: CV PUTAKASETIA, 2010),
hlm 14.

6
Saat ini tidak sedikit manusia yang memiliki tindak-tanduk yang
bertentangan dengan perintah Allah SWT dan merasa dirinya paling
benar kedudukannya diantara makhluk yang lain sehingga banyak
terjadi kezaliman dimana-mana entah pada sesama manusia atau
makhluk lainnya. Dimana jika seseorang memiliki akhlak mendzalimi
makhluk lain, maka ia bisa dikatakan memiliki akhlak yang tercela dan
kezaliman adalah akhlak yang akan diazab oleh Allah SWT.

B. Macam-Macam Akhlak Tercela

Diantara akhlak tercela yang harus dihindari dan dibuang dari jiwa
seorang muslim adalah.3

1. Hub al-Dunya (Mencintai dunia)

Hub al-Dunya menurut bahasa adalah mencintai dunia,


artinya adalah mencintai kehidupan dunia dengan melalaikan
kehidupan akhirat. Menurut K.H Ahmad Rifa’i hal yang bersifat
duniawi adalah “segala sesuatu yang tidak membawa manfaat
diakhirat” dan disebut juga dengan dunia haram dimana tidak
digunakan untuk mendukung taat beribadah kepada Allah,
sehingga ke duniawian itu tidak bermanfaat untuk
kehidupan akhirat.4

2. Itba’al-Hawa (Mengikuti hawa nafsu)

Itba’al-Hawa berarti sikap menuruti atau mengikuti


jeleknya hati yang diharamkan oleh hukum syariat itulah orang
yang mengikuti hawa maksiat atau hawa nafsu untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh hukum syara’.

3. Al-’Ujb (Merasa tinggi dalam ilmu, ibadah dan lainnya)

Ujb menurut bahasa ialah membanggakan diri dalam batin


karena merasa dapat terhindar dari siksa akhirat, bahkan

3
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013),h. 104.
4
Ibid ., h. 105.

7
menganggap wajib dirinya terhindar dari siksa akhirat. Sikap ini
termasuk haram hukumnya dan dapat merusak iman.

4. Al-Riya (Memperlihatkan amalan)

Al-Riya menurut K.H Ahmad Rifa’i dalam, riya menurut


bahasa adalah memperlihatkan amalan kebaikannya kepada
manusia adapun menurut istilah ialah melakukan ibadah dengan
tujuan didalam batinnya karena demi manusia bukan karena Allah. 5

5. Al-Takabbur (Sombong)

Dalam kitab Abyan Al-Hawa’ij, takabbur menurut bahasa


sombong karena merasa luhur, adapun menurut makna adalah
menetapkan kebijakan pada diri sendiri ada sifat baik dan sifat
luhur sebab banyak harta atau kepandaiannya atau menganggap
dirinya besar dan mulia (sombong).6

6. Al-Hasd (Dengki)

Definisi Al-Hasd diungkapkan dalam kitab Ri’ayat al-


Himmat, Hasd menurut bahasa berarti dengki sedangkan menurut
istilah berarti mengharapkan sirnanya kenimatan Allah yang berada
pada orang Islam seperti kebajikan ilmu, ibadah yang sah dan jujur,
harta ataupun yang semisalnya.7

Dengki ialah membenci nikmat Tuhan yang telah dianugerahkan


kepada orang lain dengan keinginan agar nikmat orang lain itu
terhapus. Maka tidak bergunalah amalan bagi orang dengki, sebab
dengki merusak amal kebaikan sama seperti halnya api memakan
kayu.

7. Al-Sum’ah

Menurut K.H Ahmad Rifa’i sumah menurut bahasa adalah di


perdengarkan kepada orang lain, ataupun menurut istilah adalah

5
Ibid., h. 113.
6
Ibid., h. 116.
7
Ibid., h. 117.

8
melakukan ibadah dengan benar lahiriah ikhlas karena Allah,
kemudia diceritakan atau beritahukan kepada orang lain supaya
orang lain memuliakan terhadap dirinya.

Selain uraian diatas, juga terdapat perilaku atau akhlak tercela lainnya,
yaitu sebagai berikut.8

 Ananiah (Egois), ananiah adalah seseorang yang egois atau


bekerja untuk dirinya sendiri, tanpa memperhatikan tuntutan
masyarakat.

 Al-Baghyu (Lacur), pelacur dikutuk masyarakat, baik laki-


laki ataupun wanita yang beralasan karena desakan ekonomi
dimana kegemaran ini menimbulkan mudarat yang tak
terhingga.

 Al-Bukhlu (Kikir), bakhil, kadekut, kikir adalah


mempersempit pergaulan atau sukar memberikan sebagian
miliknya kepada orang lain dan menginginkan apa yang
dimilikinya itu tidak berkurang sama sekali.

 Al-Buhtan (Berdusta), maksudnya adalah mengada-adakan


yang sebenarnya tidak ada dengan maksud untuk menjelek-
jelekkan orang lain. Orang seperti itu tidak akan dipercayai
setiap perkataannya, didunia ia akan memperoleh derita dan
diakhirat dia akan menerima siksa. Hendaknya jangan sampai
mudah diperdaya oleh orang-orang yang bersikap demikian,
sebab membuat fitnah, berdusta, sudah menjadi kebiasaan
buruk dan termasuk orang yang celaka, orang yang berbuat
dusta, pengumpat, dan pemfitnah.

 Al-Khamru (Peminum Khamar), khamar diharamkan


meminumnya sebab mengakibatkan mabuk, dimana dikala
seseorang sedang mabuk hilanglah pertimbangan akalnya

8
Barmawie Umary,Materia Akhlak (Solo: CV RAMADHANI, 1990), h. 56-66.

9
yang sehat. Kehilangan pertimbangan akal menyebabkan
seseorang lupa kepada Tuham, agama, dan bertingkah
lakuyang tidak wajar. Peminum khamar berpendapat, bahwa
situasi mabuk ada manfaatnya, sebab menghilangkan derita
jiwa dan penanggungan hidup.

C. Dampak dan bahaya dari tindakan Akhlak Tercela

Berikut adalah dampak dari orang yang memiliki sifat tercela:

1. Tidak di senangi.

2. Hidupnya tidak tenang.

3. Memiliki kepribadian yang sombong dan angkuh.

4. Mudah depresi.

5. Dapat dengan mudah menjadi lupa dengan segala macam


kekurangan yang manusia tersebut punya.

Bahaya yang di timbulkan dari perilaku tercela:

1. Dibenci oleh Allah.

2. Menyebabkan perpecahan dan permusuhan.

3. Dijauhi oleh orang-orang sekitar.

4. Banyak yang tidak senang dengannya.

5. Dapat merusak keimanan.

D. Cara menghindari tindakan Akhlak Tercela

Cara menghindari tindakan Akhlak Tercela, yaitu :

 Sabar

Hidup dengan penuh rasa syukur melatih manusia untuk


hidup lebih sabar, yaitu bertahan dengan yang sudah ada
dan terus berikhtiar dengan kemampuan yang masih
dimiliki.

Kesabaran manusia dalam menghadapi cobaan hidup

10
akan menguatkan jiwa dan meningkatkan kekuatan mental.
Apapun yang manusia hadapi, baik senang maupun susah,
bagi orang yang bersbar tidak akan membuat jiwanya
tergoncang. Semua yang berasal dari Allah SWT. akan
kembali kepada-Nya. Menurut Imam Ghazali, manusia
yang sabar terdiri atas empat tingkatan, yaitu: 9

 Sabar dalam menghadapi cobaan hawa nafsu


duniawi, harta benda, nafsu seks, dan keserakahan.
Kesabaran ini disebut dengan iffah.

 Kesabaran dalam mengendalikan amarah dan


menguasai diri disebut hilm.

 Kesabaran dengan menerima apa adanya, tabah


dalam menghadapi cobaan hidup dan nasib diri
dinamakan Qana’ah.

 Kesabaran dalam menggapai cita-cita, berani


menanggung resiko, tidak mudah menyerah,
optimisi, yang disebut dengan Syaja’ah.

 Melaksanakan kewajiban kepada Allah

Selain dengan bersbar dan bersyukur, menghindari


perilaku akhlak terceladapat dilakukan dengan
melaksanakan kewajiban manusia kepada Allah dengan
baik dan benar. Kewajiban manusia kepada khaliknya
adalah bagian rangkaian dari hak dan kewajiban sebagai
suatu hal yang wujud ataupun maujud. Manusia selalu
memiliki sifat ketergantungan, dan tumpuan pokok dari
ketergantungan adalah ketergantungan kepada Yang Maha
Kuasa, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Sempurna,
ialah Allah SWT.

9
Beni dan Abdul,op. cit , h 198

11
Kebahagiaan manusia didunia dan diakhirat, tergantung
kepada izin dan rida Allah, dan dengan itu Allah
memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat
mencapainya. Kewajiban kepada Allah pada garis besarnya
ada 2, yaitu :10

 Mentauhidkan-Nya, yakni tidak memusyrikan-Nya


kepada sesuatu pun.

 Beribadah kepada Allah.

 Berilmu dan berakal

Hal lain yang juga dapat menjadi cara bagi manusia dalam
menghindarisegala tindakan atau akhlak tercela ada dengan
ilmu dan akal. 11 Islam mewajibkan kaum muslimin dan
muslimat untuk menuntut ilmu sejak dari buaian sampai liang
lahat, karena orang yang beriman dimasyarakat menduduki
derajat yang tinggi. Islam adalah agama ilmu dan agama akal,
supaya sebelum manusia melakukan sesuatu dapat
membandingkan sesuatu tersebut dengan perbandingan, agar
perbuatannya sesuai dengan kebenaran, keadilan,
kemaslahatan dan kewajiban.

 Pembinaan akhlak

Pembinaan adalah suatu usaha untuk membina. Membina


adalah memelihara dan mendidik. Maksud dan tujuan
pembinaan akhlak adalah memimpin anak setia dalam
mengerjakan segala sesuatu yang baik dan meninggalkan yang
buruk atas kemauan sendiri dalam segala hal dari setiap waktu.

10
Rachmat Djatnika.Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia) (Jakarta: PUSTAKAPANJIMAS,
1996),h.173-177.
11
Muhammad Al Ghazali.Akhlaq Seorang Muslim(Semarang: Wicaksana Semarang, 1986), h. 444

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau
perangai. Sedangkan akhlak menurut istilah merupakan suatu
pengetahuan yang menjelaskan mengenai perbuatan yang baik
serta buruk, mengatur perilaku manusia, serta mampu menentukan
perbuatan akhir.
2. Akhlak tercela yaitu, sikap dan perilaku yang dilarang oleh Allah
SWT atau tidak sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Macam-macam akhlak tercela, yaitu:
1) Hub al-Dunya (Mencintai dunia)
2) Itba’al-Hawa (Mengikuti hawa nafsu)
3) Al-‘Ujb (Merasa tinggi dalam ilmu, ibadah dan lainnya)
4) Al-Riya (Memperlihatkan amalan)
5) Al-Takkabur (Sombong)
6) Al-Hasd (Dengki) dan masih banyak lagi lainnya
3. Cara menghindari akhlak tercela, yaitu :
1) Sabar
2) Melaksanakan kewajiban kepada Allah
3) Berilmu dan berakal
4) Pembinaan akhlak

B. Saran
Sebagai hamba Allah, hendaknya kita menjalankan segala perintah
dan menjauhi larangannya adalah bagian dari kewajiban umat kepada
Sang Maha Pencipta. Menjalankan segala amalan baik dan
menumbuhkan sikap serta akhlak yang mulia adalah keutamaan yang
yang akan mendatangkan pahala. Dan sebagai manusia yang berakal,
maka jagalah diri kita dari segala hal-hal yang dapat menimbulkan
kerugian, dan hendaknya mengisi segala aktivitas dengan hal-hal yang
positif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Saebani, Beni A dan Abdul Hamid. 2010.Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayat, Nur. 2013. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Ombak.

Umary, Barmawie. 1990. Materia Aklah. Solo: Ramadhani.

Djatnika, Rachmat.1996. Sistem Ethika Islam (Akhlak Mulia). Jakarta: Pustaka


Panjimas.

Al Ghazali, Muhammad. 1986. Akhlak Seorang Muslim. Diterjemahkan oleh:


Semarang: Wicaksana Semarang.

14

Anda mungkin juga menyukai