Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HADITS TENTANG TINGKAH LAKU TERCELA GHIBAH DAN


BUHTAN, BERBUAT BOROS, BURUK SANGKA DAN HADITS-
HADITS YANG BERKAITAN
Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : HADITS
DOSEN PENGAMPU : ZUHRI ARIF SIHOMBING M.H

DISUSUN OLEH : ABDULLAH KHUSAIRI AMMAR MANURUNG (0206231050)


NURLIMAN PRASETYO (0206231049)
YOAN FADILLAH (0206231047)
KHUSNUL HABIBA (0206231048)

PRODI HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat begitu banyak kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu, tak lupa
sholawat kepada nabi Muhammad Saw semoga kita tergolong ummat nya di akhirat kelak.Dan
rasa hormat kami kepada bapak Dosen Hadist yang telah memberikan ilmu dan arahan
sehingga materi ini dengan mudah terselesaikan.

Tujuan penulisan makalah adalah demi memenuhi tugas MATA KULIAH HADIST
,dan juga dalam pengembangan karya tulis kami dalam menulis hadits dan pelaksana dalam
kehidupan dalam menjalankan juga Sunnah nabi Saw. Dalam pengembangan makalah ini kami
menggunakan sumber dari pustaka atau referensi buku berkaitan dengan pembahasan.

Penyusunan makalah ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua , Aamiin.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh karena
itu segala saran dan kritik yang membangun ,penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa
mendatang. Harapan penulis semoga penulis tugas makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca.

Dengan kerendahan hati kami selaku penulis meminta maaf kepada pembaca ataupun
Audiens jika ada salah dalam pengetikan isi makalah atau pun pengembangan isi materi hadis
kamu mohon di koreksi dengan kritik dan saran semoga makalah ini menjadi jalan hijrah bagi
kita amin...

Senin, 23 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5

2.1.Pengertian Perilaku Tercela..................................................................................................5

2.2.Hadits Tentang Ghibah .........................................................................................................6

2.3.Hadits Tentang Buhtan..........................................................................................................9

2.4.Hadits Tentang Boros..........................................................................................................11

2.5.Hadits Tentang Buruk Sangka.............................................................................................14

2.6.Hadits Tentang Marah.........................................................................................................16

BAB III PENUTUP...................................................................................................................20

3.1.Kesimpulan.........................................................................................................................20

3.2.Saran...................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .

Dalam pegangan hukum Islam hadist nabi Saw merupakan pokok kedua tuntunan bagi
umat Islam di seluruh dunia dan merupakan juga pelengkap dari al- Qur’an .Acuan hadist
merupakan kewajiban juga untuk di laksanakan seperti sumbernya dalil al- Qur’an juga dalam
petunjuk bagi manusia.Tetapi orang yang menjalankan HADIST juga akan di golongkan juga
sebagai pengikut sunah Rasulullah Saw .

Di era zaman sekarang berbagai macam hiburan yang menggoda iman adalah salah satu
dari berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari budaya-budaya barat yang masuk di
Indonesia. Di dalam Kitab Ihya (al-muhlikat) Imam Al-Ghazali menjelaskan tentang
pengertian akhlak dan hakikatnya. Akhlak yang tercela itu adalah racun yang dapat membunuh,
suatu noda yang nyata, dan dapat menjauhkan manusia dari Allah SWT 1 . Meninggalkan
maksiat yang dilarang dan berbuat taat yang diperintah adalah bentuk dari suatu penerapan
akhlak, dan al-Ghazali menekankan bahwa meninggalkan maksiat lebih berat dan sulit
dibandingkan dengan berbuat taat.

Hadist nabi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu perintah dan larangan sehingga kami
dari kelompok ke tiga ingin mempresentasikan “Hadits Tentang Perilaku Tercela Ghibah dan
Buhtan, Boros, Buruk Sangka dan hadits yang berkaitan” yang menjadi larangan bagi kita
semua umat Islam sehingga kita terhindar dari perbuatan dosa .

Adapun perintah mengikuti hadist Rasulullah memang tidak di jelaskan secara


terperinci dalam Al Qur’an dalil nya tetapi dalil menyatakan bahwa yang berbunyi “ taati allah
dan taati rasul”dari sini cara mentaati perintah Rasulullah yaitu menjalankan sunahnya dalam
bentuk perintah maupun larangan bagi kehidupan.

Semoga hasil persentase kami ini dapat mendalami hadist nabi ini tentang larang
perilaku tercela dan kita dapat merepkan makalah hadist ini sebagai pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari.

1Muhammad Jamaluddin al-Qasimi ad-Dimasyqi, Mau’izhatul Mukminin, Bimbingan untuk Mencapai Tingkat
Mu’min, (Bandung: CV. Diponegoro), hal 500.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . Pengertian Perilaku Tercela

Perilaku tercela adalah perbuatan yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT, Seorang
Menganiaya, mengejek, ghibah, Buhtan, dan perbuatan-perbuatan yang tidak baik lainnya
termasuk perbuatan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. . Oleh karena
itu, perbuatan tercela akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima oleh
pelakunya.

Dewasa ini banyak sekali perilaku tercela bahkan telah menjadi trend dikalangan orang
yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan memperlakukan
seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menilai seseorang itu jauh
lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan berbuat seenaknya
sendiri. Disisi lain Al-Qur’an mengatakan dan memberi peringatan tentang akhlak-akhlak
buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang baik bagi dirinya sendiri maupun
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu iman adalah pengakuan terhadap kebenaran dan harus
dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya melalui akhlak dan perilaku terpuji.

1.Bahaya Yang Ditimbulkan Dari Perilaku Tercela antara lain :

• Menyebabkan perpecahan dan permusuhan


• Merusak nama baik pada diri sendiri dan orang lain
• Dapat merusak keimanan
• Di jauhi oleh orang-orang di sekitar
• Dibenci oleh allah
• Berdosa dan akan masuk neraka
• Banyak yang tidak senang dengannya

2. Cara Menghindari Perilaku Tercela antara lain :

• Selalu mengingat Allah SWT dimana saja berada


• Bergaul dengan orang-orang shaleh,karna pergaulan yang tidak islamiakan membawa
malapetaka pada diri sendiri.
• Menjauhkan tempat-tempat yang didalamnya terdapat maksiat.

5
• Meneladani kehidupan para nabi dan rasul serta orang orang yang shaleh.
• Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan tercela
• Perkuat iman dan takwa kepada allah s.w.t
• Berusaha melawan bisikan syetan.

2.2.Hadits Tentang Ghibah

Secara terminologi ghibah adalah membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya


mengenai sifat atau kehidupannya, sedangkan jika ia mendegar maka ia tidak menyukainya.
Dan terlebih jika yang dibicarakan tidak terdapat dalam diri yang dibicarakan itu berarti dusta
(buhtan) atau mengada ada dan itu merupaka dosa yang lebih besar dari ghibah itu sendiri.
Dalam hadits Nabi SAW pun telah dijelaskan tentang ghibah dan buhtan,yaitu:

ُ َ ‫أَتَد ُْرونَ َما ا ْلغِيبَةُ قَالُوا‬:‫ ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬.‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه‬
َ‫ّللا َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم قَا َل ِذك ُْرك‬
5 ُ‫أَ َخاكَ ِب َما يَك َْرهُ قِي َل أَفَ َرأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِ ي َما أَقُو ُل قَا َل إِنْ كَانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوإِنْ لَ ْم يَكُنْ فِي ِه فَقَ ْد بَ َهتَه‬

Terjemah Hadits

“Dari Abu Huroiroh ra. Bahwasanya Rasulullah SAW. Bertanya: Tahukah kalian apakah
menggunjing itu? Para sahabat berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau
bersabda: Yaitu bila kamu menceritakan keadaan saudaramu yang ia tidak menyenanginya.
Ada seorang sahabat bertanya: Bagaimanakah seandainya saya menceritakan apa yang
sebenarnya terjadi pada saudara saya itu? Beliau menjawab: Apabila kamu menceritakan apa
yang sebenarnya terjadi pada saudaramu itu, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan
apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka kamu
benar-benar mendustakannya.(Buhtan) ( HR. Muslim.2)

Kata-Kata Inti/ Mufrodat

-. : ‫الغيبة‬Menceritakan aib seseorang kepada orang lain (menggunjing)

-. : ‫بهته‬Mendustakan/ menfitnah seseorang dengan perilaku tercela.

Dapat disimpulkan beberapa poin mengenai definisi ghibah diatas yaitu:


Membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan yang dibicarakan, baik dengan

2
(HR. Bukhori, hlm. 46 Kitab Madholim_ bab: III/ Larangan Berbuat Dholim2,HR. Muslim. 4/2001. Dinukil
dari Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26)

6
ucapan, sindiran ataupun dengan isyarat. Menbicarakan aib orang lain, walaupun yang
dibicarakan adalah benar adanya pada diri yang dibicarakan.

.A.Kandungan Hadits

Didalam hadits ini, kita diperintahkan untuk menjadi manusia yang perwira dan toleran
(dengan tidak menggunjing orang lain) betapapun buruknya ia, tetapi hati tetap ingkar terhadap
perbuatan tercela tersebut; karena ketika kita menguak aib seseorang dengan tujuan yang
buruk/sesat, berarti kita telah membeberkan aib diri sendiri. Begitu pula fitnah, amat sangat
dilarang oleh hukum syar`i karena perbuatan itu dianggap lebih kejam dibanding pembunuhan.

B. Relevansi Hadits Dengan Kondisi Zaman

Di zaman yang semakin maju ini, manusia (seorang muslim) sudah tidak begitu
memperhatikan hak-hak saudaranya. Media massa dengan sangat percaya diri dan bangga
menguak sisi negative seseorang Cuma bertujuan mengeruk materi tanpa memperhatikan etika
yang telah diajarkan oleh agama.

Allah SWT. Berfirman:

55 :‫_ القصص‬...ُ‫ع ْنه‬


َ ‫وإذا سمعوااللغو أعرضوا‬

“Dan apabila kamu mendengar suatu hal yang buruk (pergunjingan), maka berpalinglah kamu
dari pembicaraan itu...”.Dan firman-Nya lagi:

3 :‫والذين هم عن اللغو معرضون_ المؤمنون‬

“Dan orang-orang (yang beruntung) adalah mereka yang berpaling dari hal-hal yang tidak
berguna (diantaranya pergunjingan)”.

Dan firman-Nya lagi:

36 :‫إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئوال_ اإلسراء‬...

“...Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati/fikiran; kesemuanya itu akan dimintai


pertanggung jawaban”.Jadi; apapun alasannya, pergunjingan itu dilarang_kecuali atas
beberapa hal berikut ini; yaitu:

a.Dalam hal penganiayaan

b.Dalam hal minta tolong untuk melenyapkan kemungkaran dan menegur orang-orang yang
berbuat maksiat

7
c.Dalam hal minta nasehat

d.Dalam hal memberi peringatan atau nasehat kepada kaum muslimin agar tidak terjerumus
kedalam kesesatan

e.Dengan terus terang menegur kefasikan seseorang, dan

f.Dalam hal memberi pengertian dan penjelasan.

Dalam hadits lain yang menjelaskan tentang bahaya ghibah:

Dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi


wasallam bersabda:

ِ َ‫ فَقُ ْلتُ َم ْن ه ُؤالَءِ ي‬، ‫صد ُْو َرهُ ْم‬


ِ‫ ه ُؤالَء‬: ‫اجب ِْر ْيلُ؟ قَا َل‬ ُ ‫مِن نُ َحاس يَ ْخمِ ش ُْونَ ُوج ُْوهَ ُه ْم َو‬ ْ َ‫ج بِي َم َررْ تُ بِقَ ْوم لَ ُه ْم أ‬
ْ ‫ظفَار‬ َ ‫لَ َّما ع ُِر‬
‫اض ِه ْم‬ِ ‫اس َويَقَعُ ْونَ فِي أَع َْر‬ِ َّ‫الَّ ِذيْنَ يَأْكُلُ ْونَ لُح ُْو َم الن‬

“Ketika aku mi’raj (naik di langit), aku melewati suatu kaum yang kuku-kukunya dari tembaga
dalam keadaan mencakar wajah-wajah dan dada-dadanya. Lalu aku bertanya: “Siapakah
mereka itu wahai malaikat Jibril?” Malaikat Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang
yang memakan daging-daging manusia dan merusak kehormatannya.” (H.R. Abu Dawud no.
4878 dan lainnya).

Yang dimaksud dengan ‘memakan daging-daging manusia’ dalam hadits ini adalah berbuat
ghibah (menggunjing).Menurut hadis di atas, ghibah adalah menceritakan kejelekan orang
yang apabila Orang tersebut mendengarnya ia tidak akan suka meskipun hal itu benar,
sedangkan menceritakan sesuatu yang tidak sebenarnya di kategorikan sebagai kebohongan.

Cara Menghindari Sifat Ghibah antara lain :

A. Jangan mudah percaya terhadap berita yang kita dengar sebelum diteliti terlebih dahulu
kebenarannya sehingga tidak menyesal bila berita itu membawa akibat buruk.
B. tinggalkan berita yang kita dengar bila tidak berkepentingan.
C. Memperbanyak meneliti keburukan diri sediri.
D. Membiasakan lidah berdzikir dan menanamkan pengertian bahwa ibu itu Adalah dosa
karena itu sangat dilarang oleh agama Islam.
E. Meningkatkan ketaqwaan dengan mendekatkan diri kapada Allah, misalnya
seringBertilawah dan berzikir agar hati menjadi lunak dan jiwa menjadi tenang.

8
F. Berfikir sebelum memulai pembicaraan, agar yang keluar dari mulut adalah perkataanYang
baik-baik saja, dan mengingat bahwa semua yang kita bicarakan dan kerjakanAkan dicatat
oleh malaikat Raqib dan Atid.
G. Tabayun sebelum menyampaikan berita, supaya ukhuwah tetap terjaga dan tidakTerjadi
hal-hal yang tidak diinlginkan.
H. Mengingatkan orang lain ketika ia menceritakan saudaranya, agar ia tidak terjatuh kedalam
lembah yang bernama ghibah3

2.3.Hadits Tentang Buhtan :

Buhtan adalah informasi bohong tentang seseorang atau tanpa berdasarkan kebenaran
yang di sebarkan dengan maksud menjelekkan seseorang (seperti menodai nama baik dan
merugikan orang lain.

Nabi Saw bersabda :

‫ وإن البر يهدى الى الجنة‬،‫ إن الصدق يهدى إلى البر‬:‫عن ابن مسعود رضياهلل عنه قال؛ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬،
‫ وإن الرجل ليكذب‬،‫ وإن الفجور يهدى إلى النار‬،‫ وإن الكذب يهدى إلى الفجور‬.‫وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عندهللا صديقا‬
‫ متفق عليه‬.‫حتى يكتب عندهللا كذابا‬

Terjemah Hadits

“Dari Ibnu Mas`ud ra. Berkata: Rasulullah SAW. Bersabda: Sesungguhnya kejujuran itu
membawa kepada kebaikan_ dan kebaikan itu membawa ke Syurga. Dan apabila seseorang
itu selalu bersikap jujur, niscaya akan dicatat sebagai seorang yang terpercaya. Dan
sesungguhnya dusta itu membawa kepada kesesatan_ dan kesesatan itu membawa ke Neraka.
Dan sesungguhnya orang yang suka berdusta, niscaya akan dicatat disisi Allah SWT. Sebagai
pendusta/ pembohong. (HR. Bukhori Muslim )

Kata-Kata Inti/ Mufrodat

-. : ‫الصدق‬Kejujuran dalam ucapan, niat, cita-cita, menunaikan amanah, amal perbuatan dan jujur
dalam derajat/ status. Apabila seseorang telah mampu menerapkan/ merealisasikan
kesemuanya itu, nantinya ia akan diberi predikat sebagai orang yang terpercaya.

-. : ‫يهدى‬Petunjuk yang menuntun seseorang secara halus.

3
Hassan Ayyub, Etika Islam, (Bandung : Trigenda Karya,1994), hlm.3

9
-. : ‫البر‬Istilah untuk semua hal yang bersifat baik.

-. : ‫صديقا‬Terpercaya dalam setiap ucapan dan perbuatan.

-. : ‫الكذب‬Dusta/ bohong sebagai lawan dari sifat jujur

-. : ‫الفجور‬Condong dari continuitas (istiqomah) yang baik/ bergelimang dalam maksiat.

-. : ‫يكتب‬Dihukumi sesuai dengan perbuatannya; kalau orang terpercaya akan mendapatkan


pahala, tetapi orang yang suka berdusta akan mendapatkan adzab.

-. : ‫كذابا‬Pendusta/ pembohong yang merupakan kebalikan dari sifat terpercaya.

1. Kandungan Hadits

Kejujuran adalah merupakan sifat mulia yang dapat memberi dampak positif sehingga
nantinya akan melahirkan sifat terpercaya. Tetapi sebaliknya, sifat dusta akan mendatangkan
dampak negative bagi pelakunya.

2.Dalil Tentang Bersikap Buhtan Dan sikap jujur:

Dalil mengenai wajibnya jujur dalam Islam tertera pada banyak ayat Al-Quran, di antaranya
adalah sebagai berikut.

1. QS. Al-Ahzab Ayat 70

َ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


‫ّللا َوقُولُوا قَ ْو ًال َسدِيدًا‬

Bacaan latinnya: “Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa qụlụ qaulan sadīdā”

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar,” (QS. Al-Ahzab [46]: 70)

2. QS. At-Taubah Ayat 119

َ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َّ ‫ّللا َوكُونُوا َم َع ال‬
َ‫صا ِدقِين‬

Bacaan latinnya: “Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma’aṣ-ṣādiqīn”

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar,” (QS. At-Taubah [9]: 119)

3. QS. Al-Maidah Ayat 8

10
َ ‫ش َهدَا َء ِب ْال ِقسْطِ ۖ َو َال َيجْ ِر َم َّن ُك ْم َشنَآنُ قَ ْوم‬
‫علَى أَ َّال تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ه َُو أَ ْق َربُ لِلتَّ ْق َوى ۖ َواتَّقُوا‬ ِ َّ ِ َ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا كُونُوا قَ َّوامِ ين‬
ُ ‫لِل‬
َ‫ّللا َخ ِبير ِب َما تَ ْع َم ُلون‬
َ َّ َّ‫ّللا ۚ ِإن‬
َ َّ

Bacaan latinnya: “Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā
yajrimannakum syana`ānu qaumin ‘alā allā ta’dilụ, i’dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh,
innallāha khabīrum bimā ta’maluun”

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (bersaksi atau jujur tentang kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Maidah [5]:
8)

4. QS. Al-Ankabut Ayat 3

َ‫صدَقُوا َولَ َي ْعلَ َمنَّ ْالكَا ِذ ِبين‬


َ َ‫ّللا الَّذِين‬ ْ َ‫َولَقَدْ فَتَنَّا الَّذِين‬
ُ َّ َّ‫مِن قَ ْب ِل ِه ْم ۖ فَلَ َي ْعلَ َمن‬

Bacaan latinnya: “Wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya’lamannallāhullażīna ṣadaqụ


walaya’lamannal-kāżibīn”

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta,” (QS. Al-Ankabut [29]: 3).

2.4.Hadist tentang boros

Sifat boros bukan hanya terdapat pada harta, tetapi dapat juga terjadi dalam hal yang
lain. Misalnya boros dalam penggunaan tenaga, boros dalam penggunaan listrik, boros dalam
memakai air, melakukan suatu hal yang tidak bermanfaat, membuang-buang waktu dan banyak
lagi contoh-contoh lain yang termasuk boros. Allah tidak menyukai orang-orang yang boros.
Pemboros-pemboros sudah di ibaratkan oleh Allah sebagai teman setan. Jadi orang-orang yang
boros kelakuannya sama dengan setan dan cocok menjadi teman setan. Rasulullah telah
memberikan contoh kepada kita untuk tidak boros. Mulai dari pakaian yang dipakainya,
hartanya dan lain sebagainya.

Nabi Muhammad SAW tidak pernah boros bahkan memanfaatkan apa-apa yang masih
bisa digunakan. Cara mengatasi sifat boros ini adalah dengan berhemat dan yang lebih penting

11
lagi kita harus menyadari bahwa harta, kekayaan (dunia) tidak dapat kita bawa ke akhirat nanti,
yang akan kita bawa adalah amalan dan perbuatan yang telah kita lakukan di dunia. Untuk itu
mulai dari sekarang kita harus bisa berhemat. Berhemat tidak sama dengan kikir. Orang yang
berhemat tidak menghambur-hamburkan harta untuk keperluan yang tidak penting. Orang yang
kikir atau bakhil adalah orang yang susah mengeluarkan uangnya kecuali terpaksa. Termasuk
larangan Allah atas harta adalah ketika digunakan secara berlebihan atau dengan cara yang
boros.

Nabi Saw bersabda:

‫ ما مأل آدمي وعاء‬:‫سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫وعن ابى كريمة المقداد بن معديكرب رضي هللا عنه قال‬
‫ فإن كان ال محالة فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه_رواه الترمذى‬.‫ بحسب ابن آدم أكالت يقمن صلبه‬،‫شرا من بطن‬
9‫وقال حديث حسن صحيح‬

Artinya:Dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma`dikarib ra. Berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW. Bersabda: Tidaklah lebih berbahaya seseorang itu memenuhi suatu bejana
melebihi bahayanya memenuhi perut. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang
data menegakkan tulang punggungnya. Dan seandainya ia tidak mampu berbuat seperti itu,
maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk
nafasnya.(H.R.Tirmidzi no. 2380)4

Perkataan Ibnu ‘Abbas, “Makanlah apa yang kamu inginkan, dan pakailah apa yang kau
inginkan, selagi tidak menimpa kamu dua perkara, yaitu sikap berlebih-lebihan dan sombong”
(Riwayat Bukhari 4/53)5

1.Bahaya sikap boros menurut hadist.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu


adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” Maka setan membujuk manusia untuk bersifat bakhil
dan pelit. Jika tidak berhasil membuat manusia pelit, maka setan mengajaknya ke arah
pemborosan. Allah SWT melarang kaum Muslimin bersikap boros yaitu membelanjakan harta
tanpa perhitungan yang cermat, sehingga menjadi mubazir. Larangan ini bertujuan agar kaum
Muslimin mengatur pengeluarannya dengan perhitungan yang secermat-cermatnya, agar apa
yang dibelanjakan sesuai dengan keperluan dan pendapatan mereka. Kaum Muslimin juga

4 Riwayat Tirmidzi no. 2380)


5
(Riwayat Bukhari 4/53)

12
tidak boleh menginfakkan harta kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya, atau
memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.

2.Dalil tentang larangan bersikap boros:

1.dalam surat Al Isra ayat 27.

ً ُ‫طانُ ل َِربِِّ ِه َكف‬


‫ورا‬ ِ ِ‫إِنَّ ْال ُمبَ ِذِّ ِرينَ كَانُوا إِ ْخ َوانَ ال َّشيَاط‬
َ ‫ين ۖ َوكَانَ ال َّش ْي‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra:27)

Dengan demikian, jelaslah bahwa boros merupakan perbuatan tercela. Selain tidak
Disukai Allah SWT., juga dibenci mereka yang lebih membutuhkannya. Seharusnya setiap
Muslim selalu mengingat bahwa dalam hartanya terdapat milik orang lain yang dititipkan Oleh
Allah SWT. Kepada-Nya. Dengan demikian, lebih baik disimpan untuk keperluan masa
mendatang atau diberikan kepada orang yang betul-betul membutuhkan daripada dipakaiUntuk
hal-hal yang tidak berguna.

3.Dampak Negatif dari Sifat Boros antara lainnya :

a. Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi
b. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram
c. Malas membantu yang membutuhkan & beramal shaleh
d. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan
e. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer, dsb
f. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana
g. Akan ditempatkan ke dalam neraka
h. Lebih mementingkan urusan harta daripada urusan muamalah
i. Sumber daya alam yang ada menjadi habis
j. Tidak punya tabungan untuk saat krisis
k. Termasuk ke dalam golongan orang – orang yang kufur terhadap nikmat allah
l. Mendapatkan ancaman dan siksaan dari Allah swt.

4.Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat boros, antara lain :

a. Membelanjakan uang sesuai dengan kebutuhan


b. Memperbanyak bersedekah dan membantu orang yang tidak mampu seperti fakir
Miskin

13
c. Meningkatkan ketaqwaan dengan memperbanyak dzikir serta membaca Al –quran
Dan Hadits sehingga dapat mengetahui bahwa dalam Al – Qur’an dan Hadits Berburuk
sangka sangat diharamkan dalam islam.
d. Membiasakan diri hidup sederhana sehingga merasa tentram hati dan jiwanya 6

2.5.Hadist tentang Buruk Sangka:

ِّ ‫ظنِّ فإِنِّ ال‬


ِ ‫ظنِّ أكذبُ الحدِي‬
‫ث ول تح ِّسسُوا ول‬ ِّ ‫ ِإيِّاكُ ْم وال‬: ‫هريرة رضى ا ِّل ع ْنه أنِّ رسُو ُل ا ِّل صلِّى ا ُّل عل ْي ِهوسلم‬

‫ولتدابروا وكُونُوا عباد ا ِِّل إِخوانًا‬


ُ ‫تج ِّسسُوا ولتنجش ُْوا ولتحاسد ُْوا ول تباغضُوا‬.

)‫ليحل لرجل أن يهجرأخاه فوق ثالث أبى‬: ‫ الهجرة وقول رسول ال‬,‫ باب‬62: ‫ كتاب األدب‬-78:‫أخرجهالبخارى فىى‬

Artinya: “Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “berhati-hatilah kalian dari
buruk sangka sebab buruk sangka itu sedusta-dusta cerita )berita(, jangan menyelidiki, jangan
memata matai )mengamati( hal orang lain, jangan tawar-menawar untuk menjerumuskan
orang lain, jangan hasut-menghasut, jangan benci membenci, jangan belakang-membelakangi
dan jadilah kalian sebagai hamba Allah itu saudara.”7

1.Larangan buruk sangka

Buruk sangka adalah menyangka seseorang berbuat kejelekan atau menganggap jelek
tanpa adanya sebab-sebab yang jelas yang memperkuat sangkaannya. Perbuatan seperti itu
sangat dilarang oleh Allah SWT. Orang yang melakukannya berarti telah berbuat dosa
sebagaimana dinyatakan dalam Al-quran.

12: ‫( الحجرات‬......‫ظنِّ ِإثْم‬


ِّ ‫ظنِّ ِإنِّ بعض ٱل‬ ً ‫( ََٰٓيأيها ٱلِّذِين ءامنُوا ٱجت ِنبُوا كث‬
ِّ ‫ِيرا من ٱل‬

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa...” (QS. Al-Hujurat : 12).

Amirul Mukminin Umar bin Khathab pun berkata, “Janganlah engkau berprasangka
terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan
yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada
prasangkaprasangka yang baik”.

6 Rahmat Syafeí, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum untuk UIN, STAIN, PTAIS dan Umum (Bandung :
CV Pustaka Setia,hlm. 19
7
Dikeluarkan oleh Bukhari dalam )78( kitab “Al-Adab” )62( Bab : Hijrah dan sabda Rasulullah SAW.

14
Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang biografinya bisa kita dapatkan di dalam kitab
Tahdzib At-Tahdzib, beliau berkata: “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun
benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut
adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”.Lalu Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-
Jurmi berkata: “Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka
berusaha keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan
untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri, “Saya kira saudaraku itu mempunyai alasan
yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut”

Apalagi jika berburuk sangka tersebut terhadap masalah-masalah aqidah yang harus
diyakini apa adanya. Buruk sangka dalam masalah ini adalah haram. Sebaliknya, buruk sangka
terhadap masalah-masalah kehidupan agar memiliki semangat untuk menyelidikinya adalah
dibolehkan. Buruk sangka dinyatakan oleh Nabi SAW., sebagai sedusta dusta ucapan. Orang
yang telah berburuk sangka terhadap orang lain berarti telah menganggap jelek kepadanya
padahal ia tidak memiliki dasar sama sekali.

Buruk sangka biasanya berasal dari diri sendiri. Hal itu sangat berbahaya karena akan
mengganggu hubungan dengan orang yang dituduh jelek,padahal belum tentu orang tersebut
sejelek prasangkanya. Itulah sebabnya, Namun demikian, dibolehkan menyelidiki orang lain
demi kemaslahatan masyarakat. Misalnya, menyelidiki atau memata-matai orang yang akan
mencuri atau membunuh orang lain. Perbuatan seperti itu dibolehkan dan hukumnya tidak
haram. Bahkan, menyelidiki orangYang jelas-jelas akan berbuat jahat berarti telah membantu
menyelamatkan orang lain dariBahaya yang akan menimpanya. 8

2.Dampak Negatif dari Sifat Buruk Sangka yaitu :

a. Mendapatkan ancaman dan siksaan di neraka Jahannam, laknat dan murka Allah
b. Mendapatkan kecelakaan dari allah di dunia dan di akhirat
c. Merasakan kesempitan, ketidaktenangan dalam kehidupan, karena senantiasa tidak
Puas dengan takdir Allah.
d. Dijauhi oleh orang lain karena akibat perbuatannya sendiri
e. Timbunya permusuhan dan kebencian di antara sesama manusia.
f. Terkadang akan menyeret kepada hal yang lebih buruk lagi yakni ghibah,
namimah,Dusta untuk tujuan menjatuhkan atau merugikan pihak lain.

8 Muafik Saleh, Islam Hadir di Bumi Manusia, (Depok : Gema Insani, 2019), Hlm.403

15
g. Putus hubungan, pemboikotan dan kebencian
h. Merupakan indikasi rusaknya niat dan buruknya kondisi batin.
i. Merupakan salah satu perangai orang munafiq.
j. Merupakan penyebab jatuh dalam akibat yang buruk dan membuka perbuatan keji.
k. Mewariskan kehinaan dan kerendahan di hadapan Allah swt dan di hadapanManusia.
l. Salah satu petunjuk akan lemahnya iman.

3.Cara Menghindari Sifat Buruk Sangka diantaranya adalah :

a. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan agar tidak timbul Suatu
masalah
b. Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang sesama manusia
c. Mengamalkan ajaran agama dan mendekatkan diri kepada Allah swt
d. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah swt dan merasa cukup atas segala
pemberianAllah.
e. Menjauhi seluruh penyebabnya, seperti mengikuti hawa nafsu, persaingan
duniawiYang tidak bersih dan lain-lain
f. Berhati-hati dalam berbicara, bertindak dan dalam menerima kebenaran informasi. 9

2.6.Hadits Tentang Marah

‫ي‬ ِ ‫ اَل ت ْغضبْ (ر وا ُه ْالب‬: ‫رار ا ؛ ق ال‬


ُّ ‫ُخار‬ ً ِ‫ ف ردَّد م‬. ْ‫ل ت ْغضب‬: ‫قل‬، ‫(عن اب حرىرة ان رجل ق لنبى اوصن‬

Artinya : “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki
berkataKepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab,
“EngkauJangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian
NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR. Al-Bukhâri).

Sahabat yang meminta wasiat dalam hadits ini bernama Jariyah bin Qudamah . Ia
Meminta wasiat kepada Nabi dengan sebuah wasiat yang singkat dan padat yang
mengumpulkan berbagai perkara kebaikan, agar ia dapat menghafalnya dan mengamalkannya.
Maka Nabi berwasiat kepadanya agar ia tidak marah. Kemudian ia mengulangi permintaannya
itu berulang-ulang, sedang Nabi tetap memberikan jawaban yang Sama. Ini menunjukkan
bahwa marah adalah pokok berbagai kejahatan, dan menahan diri darinya adalah pokok segala

9 Muhammad Idris Patarai, Bahaya Suudzon,(Makassar : De La Macca, 2016), Hlm. 16-18

16
kebaikan. Adapun yang dimaksud dari hadis ini tentang “Engkau jangan marah “ kepada orang
yangMeminta wasiat kepada beliau itu mengandung dua hal, diantaranya: Pertama. Maksud
dari perintah beliau ialah perintah untuk memiliki sebab-sebab yang menghasilkan akhlak yang
baik, berupa dermawan, murah hati, penyantun, malu, tawadhu’,Sabar, menahan diri dari
mengganggu orang lain, pemaaf, dan menahan amarah.

Apabila jiwa Terbentuk dengan akhlak-akhlak yang mulia ini dan menjadi kebiasaan
baginya, maka ia Mampu menahan amarah, pada saat timbul berbagai sebabnya Kedua.
Maksud sabda Nabi ialah, “Engkau jangan melakukan tuntutan marahmu apabila Marah terjadi
padamu, tetapi usahakan dirimu untuk tidak mengerjakan dan tidak melakukan Apa yang
diperintahnya.” Sebab, apabila amarah telah menguasai manusia, maka amarah itu Yang
memerintah dan yang melarangnya.

Apabila seseorang cepat marah, merupakan tanda manusia yang lemah sekalipun ia
memiliki raga yang kuat dan sehat. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
ra. Ia berkata, “Rasulullah SAW. Bersabda,”Orang yang kuat bukanlah yang mengalahkan
lawannya, melainkan orang yang sanggup mengendalikan dirinya ketika marah”.

Dampak negative marah diantaranya :

a. Efek negative marah bagi individu, bisa berupa efek jasad yang bersifat material,

Karakter yang bersifat immaterial, dan rohani yang bersifat spiritual. Kita dapat melihat
jika seseorang sedang marah. Raut mukanya berubah, tekanan darahnya naik, otot
tenggorokannya menegang, badannya bergetar, gerakannya guncang, perkataannya tak
Terkontrol, dan lisannya berkata keji. Ia sanggup memaki dan mencela, bahkan Mengeluarkan
perkataan yang haram. Seperti mengucap kata-kata kekufuran, menghina agama dan
sebagainya. Ditambah lagi ia senantiasa melakukan tindakan ceroboh hingga menghancurkan
harta dan menyakiti badannya.

b. Dampak negative bagi masyarakat adalah dapat melahirkan kedengkian dan niat
jahat,Merasa senang mereka yang ditimpa musibah, bahkan bisa sampai menyakiti
kaum Muslimin. Begitulah, permusuhan dan kebencian timbul diantara sesama,
hubungan Persaudaraan terputus, dan akhirnya kehidupan masyarakat hancur lebur.

17
Cara menghindari sifat marah diantaranya :

a. Melatih dan membiasakan diri dengan berakhlak terpuji seperti lemah lembut, sabar
Berpendirian kuat dalam segala urusan, dan berhati-hati dalam segala tindakan dan
mengambil keputusan.
b. Mengendalikan ketika marah, mengingat efek negative marah dan keutamaan menahan
diri dari marah dan memaafkan. Allah berfirman, “orang-orang yang menahan dirinya
dari marah dan orang-orang yang memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai orang-
orang yang berbuat baik.”(QS. Al-Imran : 134), Rasulullah bersabda, “siapa saja yang
menahan diri dari marah sedang ia mampu melakukannya maka Allah mengundangnya
pada hari kiamat di depan para makhluk-Nya yang lain agar memilih bidadari mana
yang dikehendakinya.”(HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
c. Memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Allah
berfirman,“kamu ditimpa godaan berlindunglahkepadaAllah.Sesungguhnya Allah
maha pendengar lagi maha mengetahui..”(QS. Al-A’raf : 200),10

Diriwayatkan bahwa ada dua orang yang saling mencaci di hadapan Rasulullah. Lalu
Rasulullah bersabda, “aku kan mengajarkan sebuah kalimat yang jika diucapkan, akanHilang
apa yang sedang dirasakan (kemarahan) : aúudzubillahi minasy syaitan ar-rojim(aku
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk).” (HR. Bukhari danMuslim)

d. Mengubah posisi ketika marah, Rasulullah bersabda, “jika salah seorang diantara kamu
marah sedang ia berdiri, hendaknya ia duduk jika dengan kemarahannya tersebut
hilang. Namun jika tidak bisa, maka hendaklah berbaring,” (HR. Ahamad dan
AbuDawud) hal ini disebabkan orang yang berdiri lebih siap untuk membalas dari pada
orang yang duduk lalu berbaring.
e. Tidak mengucap apapun karena jika seseorang berkata, boleh jadi perkataan tersebut
bisa menambah kemarahannya atau membuatnya menyesal ketika marahnya telah reda.
Demikian itu karena ia tidak menginginkan perkataan tersebut keluar dari mulut
Rasulullah bersabda, “jika salah satu diantara kalian marah, diamlah.”beliau
mengatakannya sebanyak tiga kali. (HR. Abu Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud)
f. Berwudhu. Marah membangkitkan rasa panas dalam jiwa sehingga darah bisa naik dan
jiwa tidak terkontrol. Dalam keadaan seperti ini, air bisa mendinginkannya dan

10Musthafa Died al-Bugha, Al-Wafi Syarah Hadits Arbain Imam Nawawi, )Jakarta : Qisthi Press, 2014(, Hlm.
110-115

18
Mengembalikannya pada keadaan normal. Rasulullah bersabda dalam salah satu
khutbahnya, “ingatlah, sesungguhnya marah laksana bara api yang menyala dari
hatiManusia.”(HR. Ahmad dan Tirmidzi). Di samping itu juga karena wudhu
merupakan ibadah yang mengandung dzikir kepada Allah dan setan yang menyalakan
api Kemarahan dalam diri manusia akan mati jika terkena air wudhu. Oleh karena itu,
Rasulullah bersabda, “sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari
api.Oleh karena itu, jika salah satu dari kalian marah, hendaklah berwudhu. .”(HR.
Ahmad Dan Tirmidzi)

Adapun marah terdiri dari dua macam, yakni marah yang tercela apabila dilakukan
Karena membela diri, kepentingan duniawi, dan melewati batas, Seperti marah karena Dendam
dan karena selain Allah dan menolong agama-Nya. Adapun marah yang terpuji ada pula yang
tercela. Terpuji apabila dilakukan karena Allah, yaitu dalam membela agama Allah dengan
ikhlas, membela hak-hak-Nya, dan tidak menuruti hawa nafsu.

Seperti yang dilakukan Oleh Rasulullah SAW, beliau marah karena ada hukum-hukum
Allah dan syari’at-Nya yang Dilanggar, maka beliau marah karena kebenaran. Marah seperti
ini menjadi perbuatan terpuji dan akhlak yang diperintahkan agama. 14Allah berfirman,
“perangilah mereka, niscaya Allah Akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-
tanganmu dan Allah kan Menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati orang-orang
mukmin. (QS.At-Taubah :14-15)

Dan juga disebutkan dalam suatu hadis bahwa Rasulullah tidak pernah marah terhadap sesuatu.
Namun, jika larangan-larangan Allah dilanggar, ketika itu tidak ada seorangpun yang dapat
menghalangi kemarahannya. (HR. Bukhari dan Muslim). 11

11 Ibid, hal.116

19
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan :

Buruk sangka merupakan salah satu sifat yang dilarang dalam Islam sebab perbuatanIni
termasuk sedusta dusta nya berita. Islam juga melarang untuk menyelidiki atau mematamatai
rahasia dan kejelekan orang lain. Selain itu, dilarang pula menawar untukMenjerumuskan
orang lain, hasud – menghasud, benci – membenci, dan belakangMembelakangi antara sesama
muslim. Karena perbuatan itu tercela dan dilarang agama.

Ghibah adalah menceritakan sesama muslim dengan apa-apa yang ia tidak suka
untukDiceritakan kepada orang. Kalau yang diceritakan itu kejadian yang bukan sebenarnya
sepertiOrang yang menceritakan tersebut telah menuduh sesamanya dengan kebohongan.

Ghibah dan kebohongan merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam danPelakunya akan
diazab oleh Allah SWT., selain itu gibah akan memicu permusuhan danPertengkaran di antara
sesama muslim. Sebenarnya tidak semua ghibah dilarang kalauBertujuan untuk kemaslahatan
atau sangat terpaksa, ghibah diperbolehkan. Ada tiga hal yang disukai Allah dan tiga hal yang
dibenci Allah, yaitu : Allah sukaKalau hamba-Nya yang menyembah kepada-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya denganSesuatu apapun, Allah suka kalau hambanya berpegang teguh
dengan ikatan Allah, AllahSuka kalau hamba-Nya tidak bercerai-berai, Allah membenci
hambanya yang banyak bicara,Allah membenci hamba-Nya yang banyak bertanya sesuatu
yang tidak berguna, dan AllahMembenci hamba-Nya yang suka memboroskan harta.

3.2.Saran :

Allah telah memberikan peringatan terhadap manusia untuk menjauhi larangan perilaku tercela
contoh dari mata kuliah hadits ini semoga apa yang telah kita bahas terhadap perilaku tercela
ini dapat kita ambil pelajaran sebesar “ nya untuk menjalani perintah Allah SWT dalam
kehidupan kita untuk beribadah terhadap perintah Allah.

20
DAFTAR PUSTAKA

1.(HR. Bukhori, hlm. 46 Kitab Madholim_ bab: III/ Larangan Berbuat Dholim2,HR. Muslim.
4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26).

2.Ayyub Hasan, Etika Islam, (Bandung : Trigenda Karya,1994), hlm.3

3.kitab hadist Riwayat Tirmidzi no. 2380) hal 179

4. Kitab hadist (Riwayat Bukhari 4/53) hal 75

5. Syafei Rahmat , Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum untuk UIN, STAIN, PTAIS dan
Umum (Bandung : CV Pustaka Setia,hlm.

6. 19 Dikeluarkan oleh Bukhari dalam )78( kitab “Al-Adab” )62( Bab : Hijrah dan sabda
Rasulullah SAW.

7. Saleh Muafik , Islam Hadir di Bumi Manusia, (Depok : Gema Insani, 2019), Hlm.403.

8. Idris Patarai Muhammad, Bahaya Suudzon,(Makassar : De La Macca, 2016), Hlm. 16-18

9. Died al-Bugha Musthafa, Al-Wafi Syarah Hadits Arbain Imam Nawawi, )Jakarta : Qisthi
Press, 2014(, Hlm. 110-115)

10. Ibid

11. Muhammad Jamaluddin al-Qasimi ad-Dimasyqi, Mau’izhatul Mukminin, Bimbingan untuk


Mencapai Tingkat Mu’min, (Bandung: CV. Diponegoro), hal 500.

21
22

Anda mungkin juga menyukai