Di susun oleh :
KELAS : 11 TO 2
ABSEN : 31
SMKN 1 BLORA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang implikasi nilai nilai ibadah dalam
kehidupan sehari hari Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi nilai nilai
ibadah dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
25 Februari 2023
DAFTAR ISI
Halaman judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan...................................................................................................... 12
Saran................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
Adab merupakan norma atau aturan mengenai kesopanan yang didasari oleh
aturan agama. Mengutip buku Adab Muslim Sehari Semalam oleh al-Qismul Ilmi
Bi Madarii, adab digunakan dalam interaksi antara manusia secara umum. Dalam
ajaran Islam, adab mencakup banyak hal, baik dalam ibadah maupun yang
sifatnya duniawi.
Adab dalam ajaran Islam bersifat fleksibel karena bisa diterapkan sesuai dengan
perkembangan teknologi, salah satunya adalah adab bersosial media. Ibarat
pedang bermata dua, kehadiran media sosial memiliki dampak positif sekaligus
negatif bagi manusia. Dalam buku The Dark Side of Social Media oleh Pavica
Sheldon, dijelaskan bahwa penggunaan sosial media telah meningkatkan jumlah
orang yang mengalami depresi dan penyakit mental lainnya.
Ada banyak media sosial yang digandrungi masyarakat saat ini. Mulai dari
Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, TikTok, dan lain-lain. Menggunakannya
secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang tidak baik.
Itu mengapa seseorang Muslim harus mengikuti adab yang telah ditentukan
dalam ajaran Islam agar bisa menggunakan sosial dengan baik.
PEMBAHASAN
adab dan etika yang perlu kita implementasikan dalam bermedia sosial. Berikut
rangkumannya :
)12( َ) يَ ْعلَ ُمونَ َما تَ ْف َعلُون11( َ) ِك َرا ًما َكاتِبِين10( ََوِإ َّن َعلَ ْي ُك ْم لَ َحافِ ِظين
Tidak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun kita dituntut untuk berbicara
dengan perkataan yang baik. Allah ta’ala berfirman :
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا* قَوْ اًل َس ِديدًا
Apabila kita memosting sesuatu yang berkaitan dengan ketaatan kepada Allah
seperti nasehat, peringatan, kajian agama, dakwah, dan lain sebagainya maka
Allah akan memberikan pahala atas postingan tersebut selama postingan itu
ada. Jika ternyata ada orang yang berubah menjadi lebih baik karena sebab
postingan kita maka Allah akan memberikan kita pahala sebagaimana pahala
orang yang mengerjakan kebaikan yang kita sampaikan.
Kebalikan dari pada itu, apabila kita memosting hal-hal yang berkaitan dengan
kemaksiatan kepada Allah seperti, mengajak pada kemungkaran, ujaran
kebencian, mengolok-olok pihak lain, gambar atau video yang terbuka aurat,
dan lain sebagainya maka Allah akan memberikan dosa atas postingan
tersebut selama postingan itu ada.
Lebih dari itu, apabila ada orang yang berbuat kemaksiatan disebabkan
postingan kita maka Allah akan menambahkan dosa itu pada kita sebagaimana
dosa orang yang bermaksiat sebab apa yang kita postingan.
Lalu seberapa banyak dosa kita apabila ternyata postingan kita ditonton, dan
dicontoh oleh ribuan bahkan jutaan orang?
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
َ َو َم ْن َس َّن ُسنَّة،ُور ِه ْ*م َش ْيًئا َم ْن َس َّن ُسنَّةَ خَ ي ٍْر فَاتُّبِ َع َعلَ ْيهَا فَلَهُ َأجْ ُرهُ َو ِم ْث ُل ُأجُور َم ْن اتَّبَ َعهُ َغ ْي َر َم ْنقُو ٍ ُأ
ِ ص ِم ْن ج ِ
زَار ِه ْم َش ْي اًئ َأ
ِ ْص ِم ْن و ُ ْ َّ *ِ َش ٍّر فَاتُّبِ َع َعلَ ْيهَا َكانَ َعلَ ْي ِه ِو ْز ُرهُ َو ِم ْث ُل َأوْ ز
ٍ َار َم ْن اتبَ َعهُ َغ ْي َر َمنقو
Betapa mirisnya saat ini mulai banyak timbul postingan-postingan yang tidak
bermanfaat; seperti candaan yang berlebihan, gambar meme yang tidak
bermanfaat, video tik tok yang menampilkan kemaksiatan, dan lain
sebagainya. Padahal banyaknya postingan yang berlebihan dalam bercanda
dan yang tidak bermanfaat itu membuat hati menjadi keras dan menunjukkan
buruknya keislaman seseorang.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ِإ َّن ِم ْن ُح ْس ِن ِإ ْساَل ِم ال َمرْ ِء تَرْ َكهُ َما اَل يَ ْعنِي ِه
Kebanyakan dari kita mudah terkecoh dengan judul dan malas membaca atau
melihat postingan secara menyeluruh sehingga langsung menyimpulkan dan
berkomentar. Inilah perbuatan yang kurang bijak ketika berkomentar.
Selayaknya kita lihat terlebih dahulu konten postingan secara menyeluruh
sebelum memberikan komentar.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa orang yang
memberikan informasi hampir sama dengan orang yang berbicara. Ketika kita
memotong apa yang dibicarakan dengan mengomentarinya secara langsung
maka ini adalah hal kurang pantas.
Dari sisi syari’at memang tidak ada dalil yang secara eksplisit menyebutkan
tentang hal ini, tetapi ada kesamaan yang bisa kita ambil dibalik sabda
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berikut ini :
Secara umum debat bisa kita bagi menjadi dua: yaitu debat ilmiah dan debat
kusir. Perdebatan ilmiah atau diskusi ilmiah memang tidak dilarang dalam
syari’at. Akan tetapi kolom komentar bukanlah tempat untuk berdebat
walaupun bersifat ilmiah.
a. Asal Sharing
َصيبُوا قَوْ ًما* بِ َجهَالَ ٍة فَتُصْ بِحُوا* َعلَ ٰى َما فَ َع ْلتُ ْم نَا ِد ِمين
ِ ُق بِنَبٍَإ فَتَبَيَّنُوا َأن ت
ٌ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإن َجا َء ُك ْم فَا ِس
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S Al-Hujurat : 6)".
Demikianlah sedikit dari banyaknya adab bermedia sosial yang bisa kami
rangkum. Semoga artikel ini bisa membawa manfaat bagi siapa saja yang mau
membaca, mengamalkan, dan menyebarkannya. Amiin.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan ini bisa disimpulkan adab yang perlu dijaga dalam bermedsos
adalah: Pertama, tidak asal menyebar berita sebelum diseleksi dan diklarifikasi.
Kedua, bekali diri dengan keimanan dan ketakwaan sebelum mengakses atau
memposting tulisan. Ketiga, berjihad menebar kebaikan melalui media sosial.
Keempat, ekstra hati-hati menjaga tangan dan lisan dari segala sesuatu yang bisa
menyakiti orang lain. Kelima, meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat dari
media sosial.
SARAN
Kita harus bijaksana dalam bermedia sosial