Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB AKHLAK TERCELA

Disusun Oleh:
1. NurFadilah Asbi
2. Riska Eka Aprilia
3. Shiraathul Iman
4. Zusmi Ainur Rozaq

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMA MUHAMMADIYAH 8 CERME GRESIK
TAHUN PELAJARAN 2021-2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah
serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PAI ini
dengan baik.

Penulisan makalah yang sederhana ini, dibuat berdasarkan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru pembimbing kami yaitu bu Anna Abidin, S.pd dalam materi judul “Akhlak
Tercela”.

Dengan mengucap syukur Alhamdulilah, kami semua dapat menyusun, menyelesaikan


sebuah makalah ini. Di samping itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik
dalam bentuk moril maupun dalam bentuk materi sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih banyak kekurangan
serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun kami semua telah berusaha semaksimal
mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping itu, kami sangat mengharapkan
kritik serta saran nya dari semua teman–teman demi tercapainya kesempurnaan yang di
harapkan dimasa mendatang.

Gresik, Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2

2.1 Israf ..................................................................................................................... 2

2.2 Tabzir .................................................................................................................. 2

2.3 Ghibah................................................................................................................. 3

2.4 Fitnah (Tuduhan yang tidak mestinya) ................................................................. 4

2.5 Dosa Besar .......................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 6

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 6

3.2 Saran................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku Tercela adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah. Seorang
Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidakadilan seperti menindas,
mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya. Aniaya termasuk perbuatan tercela
yang dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. Berbuat Aniaya berarti berbuat dosa. Oleh
karena itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima oleh pelakunya.
Dewasa ini banyak sekali perilaku aniaya bahkan telah menjadi trend dikalangan orang yang
memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan memperlakukan seseorang
sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menilai seseorang itu jauh lebih
rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan berbuat seenaknya
sendiri. Sungguh moral manusia sudah sangat rusak akibat perilaku tercela tersebut.

Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak-
akhlak buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak
dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah yang disampaikan oleh rasulullah
yang ditunjukkan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan
rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Quraisy seperti Abu jalal, Walid bin
mugirah, Akhnas bin syariq, Aswad bin abdi Yaquts. Oleh karena itu, iman merupakan suatu
pengakuan terhadap kebenaran dan harus dipelihara serta di tingkat kan kualitas nya melalui
sikap dan perilaku terpuji.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian akhlak tercela?
2. Apa saja macam-macam akhlak tercela?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian akhlak tercela
2. Mengetahui macam-macam akhlak tercela

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Israf

Israf ialah perilaku berlebih-lebihan dalam membelanjakan, memakai, dan menggunakan


sesuatu yang halal atau melampaui batas yang dibutuhkan oleh dirinya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah
lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya.
Orang tua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk
mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat tersebut biasanya tetap ia bawa.
Selain itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan
setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan
mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil perkebunannya yang
melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang bisa diperoleh
dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian
membuatnya berperilaku berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi
atau sekedar untuk pamer-pamer.
Sabda Rasulullah SAW: “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang
mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku
mengkhawatirkan atas kamu dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang pernah
dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba
memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan mereka.”
(HR. Bukhari).

2.2 Tabzir

Tabzir yaitu perilaku boros dalam membelanjakan, memakai dan mengguanakan sesuatu
yang halal untuk yang haram. Adapun bentuk-bentuk perbuatan yang menjurus ke sikap tabzir
di antaranya adalah:

a. Menganggap kemewahan hidup di dunia sebagai suatu kesenangan dan kebahagiaan


dan berusaha meraihnya tanpa mempedulikan ketentuan agama.

2
b. Mencari kekayaan yang berlimpah dengan segala cara dengan jalan yang tidak wajar
dan dilarang agama, sehingga menimbulkan kecurangan, kejahatan dan penipuan
yang merugikan pihak lain.
c. Membelanjakan harta yang dimiliki secara boros tanpa memperhitungkan azas
manfaat dan mudaratnya. Sementara larangan berlaku boros bertujuan supaya setiap
muslim dapat mengatur pengeluaran sesuai keperluan.
d. Kikir dalam membelanjakan harta untuk berbuat kebajikan, seperti wakaf, infaq
ataupun sedekah.

2.3 Ghibah

Ghibah adalah istilah dalam bahasa arab yang berarti umpat, gunjingan, dan fitnah.
Secara istilah ghibah adalah menyebubkan kekurangan atau aib seseorang yang tidak disukai
orang tersebut. Allah mengibaratkan baawa perilaku ghibah seperti makan bangkai saudaranya.
Mengapa? Karena orang yang dibicarakan itu tidak bisa membela atau berbuat sesuatu untuk
menyangkal apa yang dibicarakan, sebab dirinya tidak tahu kalu sedang dibicarakan.

Dalam hadist dikatakan:

:‫ أَت َ ْد ُر ْونَ ِب ْال ِغ ْي َب ِة؟ قَالُ ْوا‬:‫ قَا َل‬.‫م‬.‫س ْو َل الل ِه ص‬ ُ ‫ أ َ َّن َر‬.‫ض‬.‫ع ْن أ َ ِبى ُه َري َْرة َ ر‬ َ ‫َو‬
‫ْت ا ِْن َكانَ فِي‬ َ ‫ قِ ْي َل أَفَ َرأَي‬،ُ‫َاك ِب َما يُ ْك َره‬
َ ‫ ِذ ْك ُر َك أَخ‬:‫ قَا َل‬،‫س ْولُهُ أ َ ْع َل ُم‬
ُ ‫اللهُ َو َر‬
‫ َوا ِْن لَ ْم َي ُك ْن ِف ْي ِه َما‬،ُ‫ ا ِْن َكانَ ِف ْي ِه َما تَقُ ْو ُل فَقَ ِد ا ْغت َ ْبتَه‬:‫أ َ ِخي َما أَقُ ْولُ؟ قَا َل‬
‫ (رواه مسلم‬،ُ‫تَقُ ْو ُل فَقَ ْد بَ َهتَه‬
Artinya: “Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah SAW bersabda: ”Tahukah kamu apakah gibah
itu?”Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui”. Lalu Nabi bersabda:
menyebut saudaranya dengan apa yang tidak disukainya. Lalu Rasul ditanya: “Bagaimanakah
pendapat engkau kalau itu memang (kejadian) sebenarnya dan apa adanya?” Nabi menjawab:
“Walaupun yang kamu katakan itu benar begitu, itulah disebut Gibah. Akan tetapi jikalau
menyebut apa-apa yang tidak sebenarnya, berarti kita telah menuduhnya dengan kebohongan
atau fitnah”. (H.R. Muslim).
Dari hadis diatas dapat kita ambil hikmah bahwasanya kita dilarang menceritakan
kejelekan saudara kita walaupun dibelakangnya, sekalipun sesuatu itu benar-benar terjadi,
sedangkan ia tidak menyukai jika ia mendengar apa yang kita katakan kepada saudara kita yang
lain dan dapat juga mencemarkan nama baik saudara kita dalam bermasyarakat. Allah SWT

3
menggambarkan bahwa seseorang yang menggunjing itusama dengan memakan daging
bangkai yang tentunya sangat menjijikkan.

2.4 Fitnah (Tuduhan yang tidak mestinya)

Kata fitnah dalam Al-Qur’an digunakan tidak semata memiliki makna melemparkan
tuduhan tetapi kesemua kata fitnah menunjukkan hubungan yang tidak harmonis. Pada bahasan
ini, kata fitnah ialah melempar tuduhan sehingga timbul ketidak harmonisan.

Allah berfirman pada surat AL-Baqarah ayat 192-193


Artinya: ”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka
dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari
pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka
memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah
mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak
ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka
berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-
orang yang zalim.”( QS Al Baqarah : 192-193 )

2.5 Dosa Besar

Perbuatan dosa besar adalah suatu perbuatan yang apabila dilakukan maka perilakunya
dituntut untuk bertaubat. Akibat dari dosa besar itu bisa berwujud batalnya keimanan seseorang
kepada Allah atau dijatuhinya hukuman bagi pelakunya.

Ada beberapa dosa besar yang harus kita ketahui diantaranya:

a. Syirik
Di antara dosa besar, yang paling besar adalah mempersekutukan Allah swt dengan
suatu dzat yang lain. Karena Allah swt menyatakan bahwa dosa yang tidak akan
diampuni Allah adalah perbuatan syirik.
b. Riddah
Riddah adalah pernyataan keluar dari agama islam. Pelakunya disebut murtad yaitu
orang yang meninggalkan agama islam dan pindah ke agama lain. Semuanya itu
dilakukan dalam keadaan sadar dan kehendaknya sendiri bukan karena paksaan.

4
Pada dasarnya tidak ada paksaan unruk masuk ke dalam agama islam. Namun jika
maruk kemudian murtad (atau keluar) dari islam, maka menurut hukum pidana islam
dihukum mati.
c. Meninggalkan Shalat
Meninggalkan shalat maksudnya tidak mengerjakan shalat yang lima waktu karena
melecehkan atau mengingkari kewajiban shalat.
d. Durhaka Kepada Orang Tua
Durhaka kepada kedua orang tua ada dua macam. Pertama dapat berupa tindakan
secara langsung, yaitu berbuat yang tidak sepantasnya kepada orang tua. Seperti
membangkang perintahnya padahal itu baik. Membentak dan perilaku buruk lainnya.
e. Penyihir
Penyihir adalah seseorang yang mempelajari sihir dan mengamalkannya.
f. Membunuh
Menghilangkan nyawa seseorang tanpa alasan yang dibenarkan syari’at islam
adalah haram, demikian pula melukai bangian tubuh dalam bentuk apapun. Dan dosa
yang paling besar setelah kekafiran (syirik dan riddah).
g. Merampok dan Mencuri
Merampok (muharib) ialah merampas harta secara terang-terangan di hadapan
khalayak ramai dengan menggunakan senjata dan tidak segan-segan membunuh orang
yang menghalanginya.
h. Berjudi
Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu dengan cara mempertaruhkan
suatu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai. dengan menyadari adanya suatu resiko
dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan,
perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya.
i. Berzina
Berzina adalah hubungan seksual yang diharamkan. Zina merupakan dosa besar
setelah kufur, syirik, dan membunuh.
j. Meminum Minuman Keras
Minuman keras adalah sesuatu yang apabila diminum dapat menimbulkan efek
hilangnya daya kontrol baik emosi ataupun kesadaran.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari referensi yang kami baca, maka dapat di simpulkan bahwa didalam
diri manusia terdapat dua sifat, yaitu sifat terpuji dan sifar tercela. Namun pada makalah ini
kami hanya membahas tentang sifat tertcela yang di larang dalam islam. Banyak sekali sifat-
sifat tercela yang ada tetapi kami hanya mengambil beberapa diantaranya adalah buruk sangka,
gibah, boros, hasad, dan namimah. Perilaku tercela merupakan perilaku yang sangat di benci
oleh Allah Swt dan Nabi Muhammad saw karena sifat ini dapat merusak jasmani dan rohani
dari orang yang melakukan sifat tercela tersebut. Allah telah berfirman di dalan kitab suci Al-
Qur’an dan Rasulullah saw pun telah bersbda lewat hadist-hadistnya untuk menjauhi sifat
tercela tersebut. Karena sifat tercela dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

3.2 Saran
Sebaiknya kalian menjauhi sifat-sifat tercela tersebut, karena dapat merusak aqidah kita.
Dan agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.

6
DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi.2001.Terjemahan Hadits Arba’in. Jakarta.Al-I’tishom Cahaya Umat.


blogspot.com/2011/06/hadits-tentang-buruk-sangka
Bahreisy, Salim. 1987. Tarjamah Riadhus Sholihin II.Bandung: PT Alma Arif Bandung.

Anda mungkin juga menyukai