Anda di halaman 1dari 10

Adab Mencari Nafkah (Al’maisyah) Dan

Akhlak Kenabian (Alnubuwwah)


Dosen pengampu: Mohamad Atoillah, Dr. H., M.Ag.

Disusun oleh :

Rifaldi Ismail Radhiyaraya (1233040120)


Naufal Haidar Badrani (1233040100)
Assyfa Nurshadrina (1233040097)

PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM


UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Akhak Mencari Nafkah (Al’maisyah) Dan

Akhlak Kenabian (Alnubuwwah) " dengan tepat waktu.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perang salib bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohamad Atoillah, Dr. H., M.Ag. selaku dosen
Mata Kuliah Ilmu Akhlak. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyusun makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengalaman
yang dimiliki. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Bandung, 20 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
A. Latar belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................... 1
C. Tujuan penelitian.........................................................................................................1
BAB Ⅱ..................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 2
A. Adab mencari nafkah (al-ma’isyah)..........................................................................2
B. Akhlak kenabian (al-nubuwwah)...............................................................................4
a. Akhlak Nabi ketika Makan........................................................................................4
b. Akhlak nabi dalam berpakaian...................................................................................4
c. Akhlak nabi Ketika berbicara tersenyum/tertawa..........................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bekerja mencari nafkah merupkan ibadah yang sangat mulia. Islam menggolongkannya
sebagai salah satu Jihad Fii Sabilillah. Dalam satu hadis disebutkan bahwa bekerja mencari rezeki
yang halal adalah penggugur dosa.
Selain pengugur dosa mencari nafkah juga merupakan akhlak nabi saw yang di wajibkan
kepada semua umat nya.
Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT yang menjadi nabi terakhir dan penutup
para Nabi dan Rasul. Beliau memiliki sifat-sifat terpuji yang patut diteladani oleh seluruh umat
muslim. Rasulullah SAW memiliki sifat-sifat mulia bukan tanpa alasan. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa kehadiran beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.Pada surat Al-
Anbiya ayat 107 pun disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi alam
semesta.
Sifat Nabi Muhammad SAW yang terpuji hendaknya diteladani dan ditiru oleh seluruh
umatnya. Kebaikan yang ditunjukkan dari hasil peneladanan sifat Rasulullah SAW akan menjadi
cerminan akhlak dan juga perilaku umat muslim.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana adab mencari nafkah
2. Sejumlah akhlak nabi (dari khabar) yang di kumpulkan oleh Sebagian ulama
3. Akhlak nabi Ketika makan dan berpakaian
4. Akhlak nabi Ketika berbicara dan senyum/tertawa

C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana adab mencari nafkah
2. Untuk mengetahui akhlak nabi (dari khabar) yang di kumpulkan oleh sebagian
ulama
3. Untuk mengetahui akhlak nabi ketika makan dan berpakaian
4. Untuk mengetahui akhlak nabi ketika berbicara dan senyum/terawa

1
BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

A. Adab mencari nafkah (al-ma’isyah)

Bekerja mencari nafkah merupkan ibadah yang sangat mulia. Islam menggolongkannya
sebagai salah satu Jihad Fii Sabilillah. Dalam satu hadis disebutkan bahwa bekerja mencari rezeki
yang halal adalah penggugur dosa. Mencari nafkah merupakan tugas seorang suami sebagai
pemimpin dalam rumah tangga. Meski kebanyakan suami sudah terbiasa dengan yang namanya
bekerja, namun tak sedikit dari mereka yang sebenarnya tidak mengetahui apa saja keutamaan
mencari nafkah dalam Islam.

Kegiatan mencari nafkah sebenarnya termasuk salah satu amalan yang mulia sehingga harus
diniatkan dengan ikhlas agar bernilai pahala. Keutamaan mencari nafkah amat luar biasa. Pahala
mencari nafkah sangat besar, bahkan bisa sebagai tameng dari jilatan api neraka.

Berikut beberapa keutamaan mencari nafkah untuk keluarga di dalam Islam, di antaranya:
Mencari Nafkah untuk Keluarga Lebih Afdhal dari Sedekah Tathowwu’ (sunnah)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ِد يَناٌر َأْنَفْقَتُه ِفى َس ِبيِل ِهَّللا َوِد يَناٌر َأْنَفْقَتُه ِفى َر َقَبٍة َوِد يَناٌر َتَص َّد ْقَت ِبِه َع َلى ِم ْس ِكيٍن َوِد يَناٌر َأْنَفْقَتُه َع َلى َأْهِلَك َأْع َظُمَها َأْج ًرا اَّلِذ ى َأْنَفْقَتُه َع َلى‬
‫َأْهِلَك‬

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk
memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang
miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya
lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)” (HR. Muslim no. 995).

Mencari dan Memberi nafkah Termasuk Sedekah


Dari Al Miqdam bin Ma’dikarib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ا َأْطَعْم َت َنْفَسَك َفُهَو َلَك َصَد َقٌة َوَم ا َأْطَعْم َت َو َلَدَك َفُهَو َلَك َص َد َقٌة َوَم ا َأْطَعْم َت َز ْو َج َتَك َفُهَو َلَك َصَد َقٌة َوَم ا َأْطَعْم َت َخاِد َم َك َفُهَو َلَك‬
‫َصَد َقٌة‬

“Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula
makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau
beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada
pembantumu, itu juga termasuk sedekah” (HR. Ahmad 4: 131. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Adab mencari nafkah diantaranya:

1. Bekerja dengan Ikhlas karna Allah


ketika bekerja, niat utamanya adalah karena Allah. Setiap muslim harus sadar bahwa bekerja adalah
kewajiban dari Allah yang harus dilakukan setiap hamba. Ia harus sadar bahwa memberi nafkah
kepada diri dan keluarga adalah kewajiban. Ia pun mengetahui, bahwa hanya dengan bekerjalah ia

2
dapat menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya seperti zakat, infak dan sedekah. Dalam
menjalani pekerjaannya dianjurkan untuk memulainya dengan dzikir kepada Allah.

2. Sungguh sungguh dalam bekerja


Implementasi dari keikhlasan dalam bekerja adalah itqon (profesional) dalam pekerjaannya. Ia sadar
bahwa kehadiran tepat pada waktunya, menyelesaikan kewajibannya secara tuntas, tidak menunda-
nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari esensi
bekerja itu sendiri.
3. Jujur dan Amanah
Adab yang tak kalah pentingnya ketika bekerja adalah jujur dan amanah. Pada hakikatnya pekerjaan
yang dilakukannya merupakan amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha,
maupun secara duniawi dari Allah akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaannya.
Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja di antaranya tidak mengambil sesuatu yang bukan
haknya, tidak curang, objektif dalam menilai.
4. Menjaga etika sebagai seorang muslim
adab dan etika sebagai seorang muslim saat mencari nafkah, seperti etika berbicara, menegur,
berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan
akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mukmin.
5. Tidak melanggar prinsif-prinsif syariah
Dari substansi dari pekerjaannya, seperti memproduksi barang yang haram, menyebarluaskan
kefasadan (seperti pornografi dan permusuhan), riba, risywah. Kedua dari sisi penunjang yang tidak
terkait langsung dengan pekerjaan, seperti tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan
perempuan, membuat fitnah dalam persaingan dan sebagainya. Pelanggaran-pelanggaran terhadap
prinsip syariah, selain mengakibatkan dosa dan menjadi tidak berkahnya harta, juga dapat
menghilangkan pahala amal saleh kita dalam bekerja.
6. Menghindari syubhat
Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan
dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar,
yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-
pihak yang secara umum diketahui kezaliman atau pelanggarannya terhadap syariah.
7. Menjaga ukhwah Islamiyah
Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah antara sesama
muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-tengah kaum
muslimin.

3
B. Akhlak kenabian (al-nubuwwah)

1. Sejumlah akhlak nabi (dari Khobar) yang dikumpulkan oleh sebagian ulama

Sebagian akhlak Nabi yang dikumpulkan oleh ulama meliputi sifat-sifat mulia seperti
kesabaran, kejujuran, keikhlasan, keramahan, keadilan, dan kasih sayang. Nabi Muhammad
SAW dikenal sebagai uswah hasanah, contoh teladan dalam berbagai aspek kehidupan,
sehingga akhlaknya menjadi pedoman bagi umat Islam.

2. Akhlak nabi Ketika makan dan berpakaian


Akhlak Nabi Muhammad SAW dalam hal makan dan berpakaian tercermin dalam
tindakan dan ajaran-ajarannya yang mencerminkan kesederhanaan, syukur, dan kebersihan.
Berikut adalah beberapa aspek akhlak Nabi Muhammad dalam konteks tersebut:

a. Akhlak Nabi ketika Makan

 Berdoa Sebelum dan Sesudah Makan:


Nabi selalu memulai dan mengakhiri makan dengan doa, menunjukkan rasa syukur kepada
Allah.

 Makan dengan Tangan yang Benar:


Beliau makan dengan tangan kanan, dan mengajarkan agar makanan dimulai dan diakhiri
dengan yang terdekat.

 Menghargai Makanan:
Nabi mengajarkan untuk tidak menyia-nyiakan makanan dan menghargai setiap nikmat dari
Allah.

 Berbagi Makanan:
Nabi sering berbagi makanan dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan jika jumlahnya
terbatas.

 Menjaga Etika Makan:


Beliau mengajarkan etika makan, seperti tidak menghembuskan napas ke dalam minuman
atau makanan.

 Makan dalam Porsi yang Bijaksana:


Nabi mempraktikkan kebijaksanaan dalam mengatur porsi makanan, menghindari kelebihan
atau pemborosan.

b. Akhlak nabi dalam berpakaian

 Pakaian yang Bersih dan Rapi:


Nabi selalu menjaga kebersihan dan merapikan pakaian. Beliau mengajarkan agar umat Islam selalu
bersih dan rapi dalam berpakaian.

 Pakaian yang Sederhana:

4
Nabi hidup dengan sederhana dan mengenakan pakaian yang tidak mewah. Beliau mencontohkan
kesederhanaan dalam berbusana.

 Menghormati Pakaian:
Nabi mengajarkan untuk menghormati pakaian dan tidak meremehkannya. Pakaian dianggap sebagai
anugerah Allah yang perlu dijaga dengan baik.

 Berpakaian Sesuai dengan Kesopanan:


Beliau mengenakan pakaian yang sesuai dengan norma-norma kesopanan dan tata krama setempat.

 Mengenakan Pakaian yang Bersih saat Beribadah:


Nabi selalu mengenakan pakaian bersih dan harum saat beribadah, menunjukkan penghormatan
kepada Allah.
Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dalam makan dan berpakaian dapat membantu umat Islam
untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan cara yang penuh kebersihan, kesederhanaan, dan rasa
syukur kepada Allah.

3. Akhlak nabi Ketika berbicara tersenyum/tertawa

 Berbicara dengan lemah lembat


Nabi Muhammad selalu berbicara dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Beliau mengajarkan
pentingnya menggunakan kata-kata yang baik dan sopan.

 Jujur dan Amanah


Nabi selalu berkata jujur dan memegang teguh amanah. Beliau mengajarkan bahwa kejujuran adalah
prinsip utama dalam berkomunikasi.

 Mendengarkan dengan penuh perhatian


Nabi Muhammad mendengarkan orang dengan penuh perhatian. Sikap mendengarkan ini
menunjukkan penghargaan terhadap orang lain.

 Berkata dengan singkat dan jelas


Nabi Muhammad memberikan instruksi atau nasihat dengan kata-kata yang singkat dan jelas, tanpa
berlebihan atau bertele-tele.

 Menghindari ghibah dan fitnah


Nabi Muhammad mengajarkan untuk tidak menyebarkan ghibah (gossip) atau fitnah (pencemaran
nama baik). Beliau selalu berbicara dengan bijaksana.

 Menjauhi kata kata kasar


Beliau menghindari menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan yang dapat menyakiti perasaan
orang lain.

 Berbicara dengan ilmu dan hikmah


Setiap kata yang diucapkan oleh Nabi Muhammad selalu didasarkan pada ilmu dan hikmah. Beliau
adalah sumber inspirasi dan kebijaksanaan.

5
 Rasulullah SAW tidak pernah tertawa hingga terbahak-bahak
Rasulullah SAW semasa hidupnya senang guyonan dengan para sahabatnya. Namun, ia tidak pernah
tertawa hingga terbahak-bahak seperti manusia pada umumnya.

 Bila terdapat kejadian yang sangat lucu, Rasul hanya tersenyum menunjukkan
giginya saja
Bila terdapat kejadian yang sangat lucu, Rasulullah SAW hanya tersenyum dengan gigi yang terlihat.
Berikut hadis yang meriwayatkan cara Rasulullah tersenyum bila melihat kejadian yang sangat lucu.

 Rasulullah SAW tetap tersenyum, meskipun saat dalam peperangan.


Menurut kesaksian para sahabat, Rasulullah SAW pun tetap tersenyum saat hari peperangan tiba.
Senyum dia selalu ditunjukkan kepada para sahabatnya yang ikut dalam peperangan.Melalui
kebiasaan Rasulullah ini, kita dapat mengambil hikmah baiknya, yaitu meskipun dalam keadaan sulit
dan menegangkan, tersenyum dapat memberikan semangat untuk diri sendiri dan orang-orang yang
ada di sekitar kita.
Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain
merupakan langkah positif untuk membentuk kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari

6
DAFTAR PUSTAKA
Referensi : https://almanhaj.or.id/2772-etika-mencari-nafkah.html
SINDOnews.com pada Jum'at, 29 Januari 2021 - 05:00 WIB oleh Rusman H Siregar dengan
judul "Umat Muslim Wajib Tahu, Ini 7 Adab Bekerja Menurut Islam".
https://kalam.sindonews.com/read/317394/69/umat-muslim-wajib-tahu-ini-7-adab-bekerja-
menurut-islam-1611846093

Anda mungkin juga menyukai