Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kelompok 3

”AMALAN YANG BERNILAI SABILILLAH”

Disusun Oleh :
Arini Yulia Ninsi ( 30700119019 )
Sitti Nur Fatimah ( 30700119018 )

Jurusan Ilmu Hadits


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
KATA PENGANTAR

‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬


ِ ‫ــــــــــــــــــم‬
ِ ْ‫ِبس‬
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul Amalan Yang Bernilai Sabilillah dengan lancar. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya Aamiin.

Kami terima kasih kepada bapak Dr.H. Mukhlis Mukhtar M.Ag.selaku dosen mata
kuliah HADIS TARBAWI DAN AKHLAK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 21 Maret 2020


DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ...................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2
C. TUJUAN DAN MANFAAT................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. PENGERTIAN SABILILLAH............................................................... 3
B. AMALAN YANG BERNILAI SABILILLAH ..................................... 3
C.BEKERJA MENCARI NAFKAH TERMASUK AMALAN
SABILILLAH.......................................................................................... 3
D.MERANTAU DAN MENCARI ILMU TERMASUK AMALAN
SABILILLAH........................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 7
A. KESIMPULAN....................................................................................... 7
B. SARAN................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan
yang ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melindungi dan memelihara agama
serta meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang, berdakwah, berusaha menerapkan
hukum Islam, menolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam,
membendung arus pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian,
pengertian jihad tidak terbatas pada aktivitas kemiliteran saja.
Mencari nafkah merupakan aktivitas mulia yang patut dilakukan seluruh muslim
dimanapun berada. Sebab,didalam islam bekerja atau mencari nafkah berarti melakukan
aktivitas bermanfaat bagi diri sendiri ataupun orang lain. Dan juga Rasulullah SAW
menegaskan, bekerja mencari nafkah adalah termasuk jihad dijalan Allah. Dan tidak
lantaskah merendahkan jihad dalam arti berperang. Dalam risalah islam semua jenis jihad
adalah mulia baik mencari nafkah, berperang melawan musuh-musuh islam dan kaum
muslim,menyebarkan kebenaran islam maupun jenis jihad lainnya.
Jihad ternyata bukan hanya dengan berperang mengangkat senjata. Menuntut ilmu
agama bisa pula disebut jihad. Bahkan sebagian ulama berkata bahwa jihad dengan ilmu ini
lebih utama daripada dengan senjata. Karena setiap jihad mesti pula didahului dengan ilmu.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Menuntut ilmu adalah
bagian dari jihad di jalan Allah karena agama ini bisa terjaga dengan dua hal yaitu dengan
ilmu dan berperang (berjihad) dengan senjata.Sampai-sampai sebagian ulama berkata,
“Sesungguhnya menuntut ilmu lebih utama daripada jihad di jalan Allah dengan pedang.
”Karena menjaga syari’at adalah dengan ilmu. Jihad dengan senjata pun harus berbekal
ilmu. Tidaklah bisa seseorang berjihad, mengangkat senjata, mengatur strategi, membagi
ghonimah (harta rampasan perang), menawan tahanan melainkan harus dengan ilmu. Ilmu
itulah dasar segalanya”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 108)
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui amalan yang bernilai sabilillah
2. Mengetahui bekerja mencari nafkah termasuk amalan sabilillah
3. Mengetahui merantau dan mencari ilmu termasuk amalan sabilillah.

C. Tujuan Dan Manfaat


Agar mahasiswa dapat mengetahui amalan yang bernilai sabilillah, bekerja mencari
nafkah termasuk amalan sabilillah dan merantau dan mencari ilmu termasuk amalan
sabilillah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sabilillah
Fisabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan
yang ditetapkan oleh para ulam fikih.intinya adalah melindungi dan memelihara agama serta
meninggikan kalimat tauhid,seperti berperang,berdakwah,berusaha menerapkan hokum
islam,meonolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh islam,membendung arus
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan islam.

B.Alaman Yang Benilai Sabilillah

Pada dasarnya makna sabilliah sangat umum, yakni setiap sesuatu yang bertujuan untuk
lillahi ta’ala atau setiap amal yang dilakukan seseorang untuk mendapat pahala dari Allah.

C.Bekerja Mencari Nafkah Termasuk Amalan Sabilillah

Berjuang di jalan Allah bukan hanya berperang membela Islam dan kaum Muslim.
Bekerja mencari nafkah pun termasuk jihad di jalan Allah SWT.

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Sesungguhnya bisa jadi ada seorang
yang senantiasa berjihad walaupun tidak pernah menyabetkan pedang -di medan perang-
suatu hari pun.” (Lihat Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim [6/264] cet. Dar Thaibah).

Ath-Thabarani meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, “Tatkala kami (para
sahabat) duduk-duduk di sisi Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang
pemuda yang keluar dari jalan bukit. Ketika kami memperhatikannya, maka kami pun
berkata, “Kalau saja pemuda ini menggunakan kekuatan dan masa mudanya untuk jihad di
jalan Allah”

Mendengar ucapan para sahabat itu, Rasulullah Sallallahu ‘Alaili Wa Sallam bersabda

ُ ‫ َسبِيلِ فَ ِفي َوادِل َ يْ ِه عَىَل َس َعى َم ْن ؟ قُ ِت َل َم ْن اَّل إ اللَّهِلُ َسب‬، ِ ‫سعى ومن اهَّلل‬
‫ِيل َو َما‬
‫وت َسبِيلِ فَ ِفي ماك ِث ًرا َس َعى َو َم ْن اللهسبيل ففي عياهل عىل‬
ِ ُ‫الطاغ‬
َّ
َّ ‫)رواه‬
( ‫الطرْب َ ايِن‬
“Apakah yang masuk kategori jihad di jalan Allah itu hanya yang terbunuh dalam perang
saja? Siapa yang bekerja untuk menghidupi orang tuanya maka dia di jalan Allah, siapa yang
bekerja untuk menghidupi keluarganya maka dia di jalan Allah, tapi siapa yang bekerja
untuk bermewah-mewahan (hanya memperbanyak harta) maka dia di jalan Tgahut. (HR.
Thabrani)
Hikmahnya, dalam hadits ini para sahabat yg baru pulang dari jihad dimana saat
mereka pulang dari Tabuk, lalu mereka melihat orang yg tidak ikut jihad. Rasulullah tegur
mereka agar jangan dulu menilainya buruk, sebab kalau dia berkeja mencari nafkah maka itu
juga bisa jadi jihad di jalan Allah. Meski tidak akan sama nilainya dengan yang jihad
(berperang)

Tentu saja keterangan Rasul ini tidak lantas menafikan apalagi merendahkan jihad
dalam arti berperang (qital). Dalam Risalah Islam, semua jenis jihad adalah mulia, baik
mencari nafkah, berperang melawan musuh-musuh Islam dan kaum Muslim, menyebarkan
kebenaran Islam, maupun jenis jihad lainnya.

Harus banyak-banyak bersyukur bagi mereka yang diberi kelancaran dan kemudahan
didalam mencari atau mendapatkan nafkah. Misalnya cukup hanya dengan sedikit
menggerakan tangan saja, jutaan rupiah dapat masuk ke rekening atau kantongnya.Tentu
bersyukurnya tidak hanya sekedar ucapan di bibir saja. Tapi harus juga dibuktikan dengan
amal nyata, disamping menyadari bahwa harta yang diperolehnya itu merupakan pemberian
Allah. Harta tersebut harus juga digunakan sesuai dengan kehendak yang memberi
harta.Sedangkan yang didalam mencari nafkah untuk mendapatkan beberapa ribu rupiah
saja, harus berjibaku, berpayah-payah mengucurkan keringat dan menguras tenaga
sepanjang hari. Juga harus tetap banyak-banyak bersyukur serta senantiasa bersabar.Jangan
berkecil hati, mengeluh apalagi berputus asa. Allah Maha Tahu dan Maha Adil, selama
pekerjaan yang dilakukan  berada dalam bingkai ridho Allah. Maka jibaku , kerja keras ,
susah payah , akan ada nilai keutamaan dan kemuliaanya disisi Allah.Yang dinilai Allah
bukan seberapa hasil dari pekerjaan, namun seberapa kesungguhan dan keikhlasan upaya
didalam mencari nafkah.Berikut ini adalah beberapa keutamaan dan kemuliaan orang yang
bekerja keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya ataupun
orang orang yang menjadi tanggunganya:

1.Orang yang bersusah payah bekerja mencari nafkah, Allah akan mengampuni dosanya

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Barangsiapa pada waktu malam


hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tanganya pada siang hari maka pada
malam itu ia diampuni oleh Allah.” (HR.Ahmad).

“Sesungguhnya diantara dosa-dosa, ada yang tidak bisa dihapus dengan pahala
sholat, sedekah atau haji, namun hanya dapat dihapus dengan bersusah payah dalam mencari
nafkah” (Ath- Thabrani ).
2.Orang yang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya termasuk fi sabilillah

“Apabila seorang keluar (dari rumah) bekerja untuk anaknya yang masih kecil maka
itu fi sabilillah. Dan apabila ia bekerja untuk orang tuanya yang sudah lanjut usia maka itu
fie sabilillah.Dan apabila keluar untuk dirinya agar terjaga kehormatannya (tidak meminta
minta) maka itu fi sabilillah.”(HR :Ath-Thabrani).

3.Orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah, nanti di akhirat akan datang dengan
wajah laksana bulan purnama

“Siapa yang mencari nafkah halal untuk menjaga diri dari meminta minta ,memenuhi
keluarga serta berbagi dengan keluarga maka ia datang dihari kiamat dengan wajah seperti
bulan purnama.”( Ath Thabrani ).

4.Orang yang bekerja  mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya di akherat nanti akan
melihat wajah Allah

“Sungguh tidakah engkau menginfakan (harta) dengan tujuan mengharap (melihat)


wajah Allah (pada hari kiamat nanti)kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran sampaipun
makanan yang engkau berikan kepada istrimu.” (HR : Bukhari).

Semoga diantara keutamaan dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang yang
bersusah payah mencari nafkah tersebut dapat memotifasi untuk terus bersemangat ,ikhlas
dan sabar didalam upaya bekerja mencari nafkah. Wallahu ‘alam.  

D.Merantau Dan Mencari Ilmu Termasuk Amalan Sabilillah

)‫ ابن ما جه‬9‫َطلَ ُب الْ ِعمْل ِ فَ ِرضَ ًةعَ َل لُك ِ ّ ُم ْسمِل ٍ (رواه‬


“ Menuntutu ilmu itu wajib atas wajib atas semua muslim” (HR.Ibnu Majah)

‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َم ْن خ ََر َج يِف َطلَ ِب الْ ِعمْل ِ اَك َن ىِف َسبِيلِ اهَّلل ِ َحىَّت يَ ْرجِ َع‬
ُ ‫ قَا َل َر ُس‬,‫َع ْن َأن َ ِس ْب ِن َما كِل ِ قَا َل‬
)‫(رواه الرتمذى‬
Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Barang
siapa yang keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia
kembali (HR.Tirmidzi).2571

Ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang islam, baik laki-laki maupun perempuan,
remaja maupun dewasa. Menuntut ilmu dinilai sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga
barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat
ganda bahkan bila seseorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan
surganya Allah karna dinilai sama dengan mati syahid.
 Mulianya orang yang berilmu

Pertama, Barang siapa yang menempuh jalan mencari ilmu maka Allah
akanmemudahkan jalannya menuju surga_Nya

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda

‫ َم ْن َسكَل َ َط ِريْقًا يَلْ ِت ِم ُس ِف ْي ِه ِعلْ ًما َسهَّ َل‬:‫هللا َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل‬
ِ ‫َ اهَّلل ُ َع ْن ُه َأ َّن َر ُس ْواَل‬ ‫َع ْن َأيِب ه َُر ْي َر َة َريِض‬
)‫الْ َجنَّ ِة (رواه مسمل‬ ‫هللا هَل ُ ِب ِه ِط ِريْقًا ِأىَل‬
ُ
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, niscaya Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju Surga” (HR. Muslim)

Kedua, Allah akan menurunkan ketenangan dan melimpahkan rahmat kepada


mereka yang berkumpul untuk mempelajari kitab Allah.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

َّ ‫ ِإ اَّل نَ َزلَ ْت عَلَهْي ِ ُم‬,‫اب اهّلل ِ َوي َ َتدَ ا َر ُس ْون َ ُه بَيْهَن ُ ْم‬
...‫الس ِكنَ ُة َوغَ ِشيَهْت ُ ُم‬ َ ‫َو َما ْاجتَ َم ُع قَ ْو ٌم يِف بَي ٍْت ِم ْن بُيُ ْتو ِت اهَّلل ِ ي َ ْتلُ ْو َن ِك َت‬
)‫ مسمل‬9‫(رواه‬...,‫ َو َحفَّهْت ُ ُم الْاَل ِئ َك ُة َو َذ َك َرمُه ُ اللَّهُ ِف ْي َم ْن ِع ْندَ ُه‬,‫َّالرمْح َ ُة‬
“tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah untuk
membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali akan diturunkan
kepada mereka ketengan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, para malaikat
menaungi mereka, dan Allah akan menyebut mereka di kalangan siapa yang ada di
sisi_Nya” (HR. Muslim)

Ketiga, Allah akan meninggikan deraja orang yang berilmu di akhirat dan di
dunia. Di akhirat, Allah akan meninggikan deraja orang yang berilmu beberapa derajat
sesuia dengan amal dan dakwah yang mereka lakukan. Sedangkan di dunia, Allah
meninggikan orang yang berilmu dari hamba-hamba yang lain sesuai dengan ilmu dan
amalan yang dia lakukan.

Allah Ta’ala berfirman:

ٍ ‫يَ ْرفَع ِ اهَّلل ُ اذَّل ِ َين آ َمنُوا ِمنْمُك ْ َواذَّل ِ َين ُأوتُوا الْ ِعمْل َ د ََر َج‬
َ ُ‫ات َواهَّلل ُ ِب َما تَ ْع َمل‬
ٌ‫ون َخبِري‬
Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat (QS.Al-Mujadalah:11)

Keempat, ilmu adalah warian para Nabi. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda
‫ٍَّإن الْ ُعلَ َم َاء َو َرثَ ُة اَألنْ ِبيَا ِء َو َّن اُألنْ ِبيَ َاء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِدينَ ًارا َوا َال ِد ْرمَه ًا َو َّرثُوا الْ ِعمْل َ فَ َم ْن َأخ ََذ ُه َأخ ََذ حِب َظٍّ َوا ِف ٍر‬
‫ِإ‬
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak. (HR. Abu
Dawud & Tirmidzi)

Kelima, orang yang berilmu akan mendapatkan seluruh kebaikan. Rasulullah Shallallahu
:‘Alaihi Wa Sallam bersabda

‫َم ْن يُ ِر ِد اهَّلل ُ ِب ِه َخرْي ً ا يُ َف ِقّهْ ُه ىِف ّ ِادل ْي ِن‬


Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama. (HR.Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “setiap orang yang Allah menghendaki
kebaikan kepadanya pasti akan diberi kepahaman dalam masalah agama. Sedangkan
orang yang tidak diberikan kepahaman dalam agama, tentu Allah tidak menginginkan
.kebaikan dan bagusnya agama pada dirinya” (Majmu’ Al Fatawa, 28/80)

Keenam, menuntut ilmu atau mempunyai ilmu kemudian disebarkan adalah investasi
tiada merugi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda

...‫ات ا ن ْ َس ُان انْ َق َط َع َع ْن ُه مَع َ هُل ُ الَّ ِم ْن ثَ َالثَ ٍة؛ ٍعمْل ً يُنْتَ َف ُع ِب ِه‬
َ ‫ َذا َم‬...
‫ِإ‬ ‫ِإل‬ ‫ِإ‬
Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu ilmu yang
bermanfaat…(HR. Muslim)

Islam sangat memuliakan ilmu, dalam islam seorang muslim wajib mencari ilmu. Sikap
puas diri dengan ilmu yeng telah diperoleh menunjukkan kebodohan dirinnya sendiri.
Oleh karena itu, Imam Bukhari pernah mengingatkan, “Belajarlah, berilmulah, sebelum
engkau berkata dan beramal” dan Umar Bin Khatab juga perna berkata “al-ilmu qabla
”‘amal” Ilmu itu mendahului amal

Ibnu Hajar Al-Atsqolani menyebutkan dalam kitab Fath al-Baari bahwa ilmu yang
hukumnya fardhu ‘ain untuk dicari oleh setiap muslim adalah: “Ilmu syar’I yag
bermanfaat mengetahui kewajiban mukallaf dari kewajiban din-nya, baik urusan ibadaha
dan muamalah. Serta ilmu tentang Allah, sifat-Nya, dan kewajiban kita terhadap urusan
tersebut, dan menyucikan_Nya dari kekurangan. Adapun semua itu berputar pada tafsir,
.hadits, dan fiqh” (Fath al-Baari1/141)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fisabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan yang
ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melindungi dan memelihara agama serta
meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang, berdakwah, berusaha menerapkan hukum Islam,
menolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam, membendung arus pemikiran-
pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian, pengertian jihad tidak terbatas
pada aktivitas kemiliteran saja. mencari nafkah berarti melakukan aktivitas bermanfaat bagi diri
sendiri ataupun orang lain. Dan juga Rasulullah SAW menegaskan, bekerja mencari nafkah
adalah termasuk jihad dijalan Allah. Dan tidak lantaskah merendahkan jihad dalam arti
berperang. Dalam risalah islam semua jenis jihad adalah mulia baik mencari nafkah . Begitu juga
dengan menuntut ilmu agama bisa pula disebut jihad. Bahkan sebagian ulama berkata bahwa
jihad dengan ilmu ini lebih utama daripada dengan senjata

B.Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, salah satunya dikarenakan
referensi yang kurang dan beberapa hanya mengambil di internet sehingga kami membutuhkan
saran atau kritik untuk perbaikan selanjutnya.
Daftar Pustaka

Arabia,Saudi Z.2018.100 Hadis Populer Untuk Hafalan.Surabaya.Pustaka Elba.

Fathurrahman, Abu U.2018.Intisari Hadits Arba’in.Solo.Pustaka Arafah.

Iskandar, Arief B. 2018.Materi Dasar Islam. Bogor: Al Azhar Press.

Pianda,Jondra S.Sy.2011.”Bab 2: Hadis Tentang Menuntut


Ilmu”.http://jondrapianda.blogspot.com/2011/11/bab-2-hadis-tentang-menuntut-ilmu.html?m=1,
diakses pada 20 Maret 2020 pukul 06.27.

Rauf,BL,Hafidzh.2016.Smart With Islam. Jawa Barat. I-MuD Publisher.

Rifki,Firdaus M.2017” Keutamaan dan Kemuliaan Orang Yang Bekerja Mencari


Nafkah“ .https://www.islampos.com/keutamaan-dan-kemuliaan-orang-yang-bekerja-mencari-
nafkah-41830/, diakses pada 08 Maret 2020 pukul 06.39.

Syatila,Shabra.2014.” Mencari Nafkah Adalah Jihad di Jalan Allah”.


http://fimadani.com/mencari-nafkah-adalah-jihad-di-jalan-allah/, diakses pada 20 Maret 2020
pukul 06.27.

Anda mungkin juga menyukai