Anda di halaman 1dari 5

KESIMPULAN MATERI

BAIK DAN BURUK (MENILAI PERBUATAN)

DI SUSUN OLEH :

1. ARINI YULIA NINSI 30700119019


2. WILDA YUSMASARI 30700119009
3. MUTMAINNAH 30700119023

JURUSAN ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
2019
Penegrtian baik dan buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata Khayr (dalam bahasa
Arab) yang artinya “yang baik”. Sedangkan kebalikan kata baik adalah buruk.
Kata buruk sepandang dengan kata syarra, kobikh (dalam bahasa Arab). Islam
menentukan baik dan buruk sesuai dengan firman Allah SWT ataupun hadist Nabi
Muhammad Saw. Baik dan buruk disini harus sesuai dengan pandangan Islam itu
sendiri.

Perilaku manusia yang baik ditunjukkan oleh sifat-sifat dan gerak


kehidupannya sehari-hari. Manusia sebagai individu dan sebagai makhluk social,
tidak berhenti dari berprilaku. Setiap hari, perilaku manusia dapat berubah-ubah
meskipun manusia dapat membuat perencanaan untuk bertindak secara rutin.

Penting untuk direnungkan oleh manusia dalam menjalani kehidupan ini,


tentang terminologi yang hitam putih mengenai perilaku baik dan buruk. Sesuatu
yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah SWT. Dengan
demikian juga sebaliknya, sesuatu yang buruk menurut manusia belum tentu
buruk menurut Allah SWT. Hal tersebut dapat dialami oleh seluruh manusia
karena pada dasarnya, akal pikiran manusia dan kemampuan intelegensinya
sangat terbatas.

Allah SWT, menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Fussilat ayat 34-35:

      


      
       
       

34Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

35.Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang


yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai Keuntungan yang besar.

Firman Allah SWT diatas , menjelaskan perbuatan baik dan buruk,


perilaku jahat dan bajik. Manusia yang beriman harus mengenal dan memahami
secara lebih mendalam tentang jenis-jenis perbuatan yang baik dan buruk,
sehingga setiap tindakan merupakan pilihan yang rasional dan dijaga oleh tuntutan
Allah SWT dan Rasulullah Saw.

Indikator perbuatan baik dan buruk


Indikator utama dari perbuatan baik adalah sebagai berikut:

1. Perintah yang diajarkan oleh Allah dan Rasulullah Saw, yang termuat
di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Perbuatan yang mendatangkan kemaslahatan dunia dan akhirat.
3. Perbuatan yang meningkatkan martabat kehidupan manusia di mata
Allah dan sesama manusia.
4. Perbuatan yang menjadi bagian dari tujuan syariat Islam, yaitu
menerapkan aturan Allah, memelihara agama Allah, akal, jiwa,
keturunan dan harta.

Indikator perbuatan yang buruk atau akhlak yang tercela adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan yang didorong hawa nafsu yang datangnya dari syetan.


2. Perbuatan yang dimotivasi oleh ajaran thoghut yang mendatangkan
kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Perbuatan yang membahayakan kehiudpan di dunia dan akhirat.
4. Perbuatan yang menyimpang dari syariat Islam, yaitu merusak agama,
akal, jiwa, keturunan dan harta.
5. Perbuatan yang menjadikan permusuhan dan kebencian.
6. Perbuatan yang menimbulkan bencana bagi kemanusiaan.
7. Perbuatan yang menjadikan kebudayaan manusia menjadi penuh dengan
keserekahan dan nafsu setan.
8. Perbuatan yang melahirkan konflik, peperangan dan dendam yang tidak
berkesudahan.

Ayat Al-Qur’an yang menyajikan tentang akhlak yang baik dan


buruk
Al-Qur’an banyak menyajikan ayat-ayat yang mengemukakan akhlak yang
baik. Selain secara langsung menetapkan indikatornya, juga menetapkan jenis
akhlaknya. Misalnya, dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 63:
      
     
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

Firman Allah SWT tersebut menjelaskan jenis akhlak oaring-orang yang


menyebarkan kasih kepada sesama manusia. Indikatornya adalah tidak sombong,
rendah hati, dan murah senyum.

Indikator aklahk tercela menurut pandangan Allah SWT, juga dijelaskan oleh
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 32:

     


         
        
        
 
(yaitu)orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas
ampunanNya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia
menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu;
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui
tentang orang yang bertakwa.

Firman Allah SWT di atas dapat dipahami dengan logika antagonistika, yaitu
kebaikan dari makna aslinya bahwa akhlak yang buruk diindikasikan oleh
perbuatan manusia yang selalu berbuat dosa dan menganggap dirinya suci,
sehingga ia akan lupa untuk bertobat kepada Allah SWT.

Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/mobile/Rezkdarw/makalah-akidah-akhlak.
Saebani, Beni Ahmad.K.H Abdul Hamid.2010.Ilmu Akhlak.Bandung.Pustaka
Setia

Anda mungkin juga menyukai