Anda di halaman 1dari 17

JIHAD DAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR

DALAM ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Studi Islam

DISUSUN OLEH :
1. AJIB FAJAR BAIDHOWI (G02219003)
2. AKBAR KURNIAWAN (G02219004)

DOSEN PENGAMPU :
MOHAMMAD TOHA, ME

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
begitu besar rahmatnya, sehingga makalah yang berjudul “Jihad dan Amar Makruf
Nahi Munkar Dalam Islam” dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam.
Makalah ini merupakan sebuah media belajar bagi mahasiswa. Melalui
makalah ini diharapkan memberikan pengetahuan yang mendalam bagi
mahasiswa khususnya menyangkut mata kuliah Pengantar Studi Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini akan sulit terselesaikan tanpa adanya
peran dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada
kami maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga atas bimbingan, dukungan dan bantuan dalam menyusun makalah ini
akan mendapatkan balasan dari Allah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan komentar, kritik serta
saran yang membangun untuk memperbaiki segala kekurangan dalam pembuatan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan
memperluas serta menambah hasanah dunia pendidikan, khususnya bagi kami
selaku penulis.

Tim Penyusun

Surabaya, 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................
B. RUMUSAN MASALAH............................................................
C. TUJUAN.....................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. JIHAD.........................................................................................
1. Pengertian Jihad ............................................................... …
2. Tujuan Disyariatkannya Jihad .......................................... …
3. Hukum Jihad..................................................................... …
4. Kaidah dan Syarat Jihad .................................................. …
5. Penyimpangan Dalam Jihad Fii Sabilillah............................
B. AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR........................................
1. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar ........................... …
2. Perintah Ber Amar Maruf Nahi Munkar ......................... …
3. Kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar................................. …
4. Keutamaan dan Manfaat Amar Ma’ruf nahi Munkar ...... …
C. HUBUNGAN ANTARA JIHAD DAN AMAR MAKRUF
NAHI MUNKAR………………………………………………
D. CONTOH JIHAD DAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR
PADA ZAMAN SEKARANG…………………………………
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................
B. DAFTAR PUSTAKA..................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehadiran agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dibawa
Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan
manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai
berbagai kehidupan manusia dan bersosialisasi yang terdapat di dalam sumber
ajarannya, Al quran dan hadis tampak ideal dan agung, Di dalam Al quran dan
hadis Allah memerintahkan melaksanakan berjihad dan amar ma’ruf nahi
munkar untuk menegakkan syariat Islam sebagaimana yang telah di lakukan
oleh Nabi Muhammad SAW.
Jihad dan amar ma’ruf nahi munkar adalah perihal yang sangat penting
dalam kehidupan bersosialisasi dan beragama umat Islam. Manusia dituntut
untuk bergotong royong dan bersosialisasi. Tak lepas pula pada alam semesta
ini, tidak dibolehkan untuk merusaknya, bahkan manusia disuruh untuk
menjaga dan merawatnya tanpa terkecuali. Manusia juga dituntut untuk
berbuat baik kepada sesama dan tidak boleh melakukan perusakan. Di dunia
ini manusia memiliki tanggung jawab yang sama karena sama- sama makhluk
Allah, yakni berbuat baik dan meninggalkan keburukan agar kehidupan ini
berjalan selaras dan seimbang.
Di dalam Islam untuk mengajak akan perbuatan yang baik, mencegah akan
perbuatan yang munkar, dan berjuang demi agama Islam tidak lepas dari
aturan-aturan yang sudah disebutkan atau dijelaskan dalam Al-quran ataupun
hadis, jadi tidak seseorang pun yang boleh semena-mena dalam melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar dan jihad.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian jihad ?
2. Apa saja tujuan disyariatkannya jihad ?
3. Bagaimana hukum berjihad ?
4. Apa saja kaidah dan syarat jihad ?
5. Apa saja penyimpangan dalam jihad fii sabilillah ?
6. Apa pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
7. Apa saja perintah ber Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
8. Apa saja kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
9. Apa keutamaan dan Manfaat Amar Ma’ruf nahi Munkar ?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan nilai tugas
mata kuliah Pengantar Studi Islam dan juga agar mahasiswa yang beragama
Islam kelas Akuntansi B khususnya mengetahui dan memahami secara lebih
mendalam mengenai seluk beluk jihad dan amar ma’ruf nahi munkar.
Sehingga diharapkan dengan lebih memahami bab ini dapat meningkatkan
kualitas kehidupan beragama mahasiswa dan meningkatkan kualitas antara
hubungan sesama manusia dan hubungan kepada Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JIHAD
1. Pengertian Jihad
Menurut bahasa (etimologi), Al jihad berasal dari kata jahada-yajhadu-
jahdah atau juhdan, yaitu keluasan atau kekuatan dan Al jahdu yang berarti
berjuang atau berjerih payah.Jadi kata Al jahdu dan Al jihadu dalam bahasa
berarti berusaha dengan sekeras-kerasnya demi mencapai cita-cita atau
mencegah duka derita.
Menurut Mazhab Hanafi dalam “Fathul Qadir” oleh Ibnu Hammam Al
jihad ialah mengundang orang kafir kepada agama Allah dan memerangi
mereka kalau mereka menolak undangan tersebut. Menurut Mazhab Maliki,
Al jihad ialah memerangi orang kafir yang tidak terikat perjanjian demi
meninggikan kalimatullah, atau menghadirkan-Nya, atau menaklukkan
negerinya demi memenangkan agam-Nya. Menurut Mazhab Asy Syafii, Al
Bajuri berkata bahwa Al Jihad artinya berperang di jalan Allah dan Ibnu Hajar
mengatakan bahwa menurut syariat, al jihad adalah berjuang sekuat-kuatnya
untuk memerangi kaum kafir. Dan menurut Mazhab Hambali, Al jihad adalah
memerangi kaum kafir atau menegakkan kalimat Allah.1
2. Tujuan Disyariatkannya Jihad
Tujuan disyariatkannya jihad yaitu seperti yang dikatakan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah, “Tujuan jihad adalah agar kalimat Allah tinggi, dan agar
agama semua milik Allah, yaitu maksud tujuannya agar agama Allah tegak di
bumi.”
Beliau juga berkata ,”Tujuan disyariatkannya jihad agar (manusia dan jin
meyakini bahwa) tidak ada yang disembah dengan benar kecuali hanya Allah,
tidak berdoa kepada yang selain Allah, tidak Shalat kepada selain Allah, tidak
puasa kepada selain Allah, tidak umrah dan haji kecuali ke baitullah, tidak
boleh ada penyembelihan qurban melainkan hanya kepada Allah, tidak

1
Abdullah Azzam,.Perang Jihad di Jaman Modern, Gema Insani Press, Jakarta,1992, hlm. 11-12.
bernazar melainkan hanya karena Allah, tidak bersumpah melainkan hanya
dengan nama Allah, tidak bertawakal melainkan hanya kepada-Nya, tidak ada
yang mendatangkan kebaikan melainkan hanya dari Allah, tidak ada yang
dapat menolak kejelekan melainkan hanya Allah, tidak ada yang menunjuki
(jalan lurus) melainkan hanya Allah, tidak ada yang memberikan rezeki
mereka kecuali hanya Allah, tidak ada yang memberikan kecukupan kepada
mereka kecuali hanya Allah dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa
mereka kecuali hanya Allah.”2
3. Hukum Jihad
Hukum jihad adalah fardhu (wajib) dengan dasar firman Allah
‫َر لَّ ُك ۡۚۡم‬ٞ ‫س ٰٓى أَن تُحِ بُّواْ ش َۡيا َوه َُو ش‬ َ ‫ر لَّ ُك ۡ ۖۡم َو‬ٞ ‫س ٰٓى أَن ت َۡك َرهُواْ ش َۡيا َوه َُو خ َۡي‬
َ ‫ع‬ َ ‫ه لَّ ُك ۡ ۖۡم َو‬ٞ ‫علَ ۡي ُك ُم ۡٱل ِقت َا ُل َوه َُو ُك ۡر‬
َ ‫ع‬ َ ‫ِب‬ َ ‫ُكت‬
َ‫ٱَّللُ يَعۡ لَ ُم َوأَنت ُ ۡم ََل تَعۡ لَ ُمون‬
َّ ‫َو‬
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah
[2]: 216)
Ayat ini merupakan penetapan kewajiban jihad dari Allah SWT bagi kaum
Muslimin agar mereka menghentikan kejahatan musuh dalam wilayah Islam.
Dalil tentang jihad juga terdapat dalam As Sunah, Rasulullah SAW bersabda
pada saat Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah)
“Tidak ada hijrah setelah fathu makkah, akan tetapi yang ada adalah
jihad dan niat baik. Dan apabila kalian diminta untuk berngkat berperang
(oleh imam/ulil amri), maka berangkatlah.”
Hukum jihad memerangi orang kafir adalah fardhu kifayah. Berdasarkan
dalil-dalil dari Al Quran, As Sunah yang shahih serta penjelasan ulama Ahlus
Sunnah.

2
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam, Pustaka At-Taqwa, Jawa
Barat, 2011, hlm. 103-104.
4. Kaidah dan Syarat Jihad
Jihad memiliki kaidah-kaidah dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Maka
jihad di jalan Allah tidak sempurna dan tidak diterima amal shalih yang
diterima disisi Allah SWT kecuali dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan dengan syarat-syarat tersebut. Diantara kaidah-kaidah dan syarat
syarat yang paling penting yaitu,
a. Jihad harus dibangun diatas dua syarat yang merupakan dasar dari setiap
amal shalih yang diterima, yaitu ikhlas dan mutabaah.
b. Jihad harus sesuai dengan maksud dan tujuan disyariatkannya jihad, yaitu
seorang muslim berjihad agar agama Islam ini tegak dan agar kalimat
Allah menjadi yang paling tinggi.
c. Jihad harus dengan ilmu dan pemahaman tentang agama, karena jihad
termasuk ibadah yang paling agung dan ketaatan yang paling mulia
seperti yang telah disebutkan.
d. Hendaknya jihad ditunaikan dengan kasih sayang dan kelembutan kepada
makhluk.
e. Jihad harus dilaksanakan dengan keadilan dan menjauhi permusuhan.
f. Jihad harus dilaksanakan bersama dengan ulil amri.
g. Hendaknya jihad fii sabilillah dilakukan sesuai dengan keadaan mereka,
sedang lemah atau kuat.
h. Jihad harus menghasilkan kebaikan yang jelas, agar tidak ada kerusakan
yang lebih besar.3
5. Penyimpangan Dalam Jihad Fii Sabilillah
Setiap jihad yang tidak ditujukan untuk menegakkan kalimat Allah SWT,
atau tidak berdasarkan ketentuan syariat dan tidak dengan adab-adab Islami
yang harus diperhatikan dalam jihad, maka itu termasuk penyimpangan jihad.
Jika seorang hamba terjatuh dalam penyimpangan ini maka ia tidak akan
mendapatkankeutamaan yang dijanjikan Allah SWT, bahkan menjadi dosa.
Beberapa peringatan dari Rasulullah SAW dalam hadis agar tidak terjadi
penyimpangan beberapa diantaranya adalah:

3
Ibid. hlm. 129-141.
a. Peringatan agar tidak riya (pamer menampakkan keberanian) dalam
berjihad
b. Peringatan bagi yang berjihad untuk kesenangan duniawi
c. Larangan untuk membunuh wanita dan anak-anak
Dari Al Aswad bin Sari’i, bahwasanya Nabi bersabda:
ُ ‫ يَا َر‬:‫ فَقَالُ ْوا‬.‫ب‬
‫س ْو َل هللاِ اَ َو‬ ِ ‫ َلَ تَ ْقتُلُوا الذُّ ِريَّةَ فِى اْل َح ْر‬:‫س ْو ُل هللاِ ص‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫س ِريْعٍ قَال‬ َ ‫ع ِن اَْلَس َْو ِد ب ِْن‬َ
َ‫ار ُك ْم ا َ ْوَلَدَ اْل ُم ْش ِر ِكيْن‬ َ ‫ ا َ َو لَي‬:َ‫ْس هُ ْم ا َ ْوَلَدَ اْل ُم ْش ِر ِكيْنَ قَال‬
ُ َ‫ْس خِ ي‬ َ ‫لَي‬
“Jangan kalian membunuh anak-anak dalam peperangan”. Kemudian
para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah mereka itu anak-
anaknya orang musyrik ?”.Rasulullah SAW bersabda,“Bukankah sebaik-
baik kamu itu (asalnya) adalah anak-anak orang musyrik (juga) ?.”
d. Larangan untuk bunuh diri atau yang disebut intihaar (bom bunuh diri)
Sebagaimana keterangan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
ُ ‫س ُه َف‬
‫س ُّم ُهفِييَ ِد ِهيَتَ َح‬ َ ‫سمافَقَتَلَ َن ْف‬ ُ ‫َار َج َه َّن َميَت ََردَّىفِي ِهخَا ِلدًا ُم َخلَّدًافِي َهاأَبَد ًَاو َم ْنت َ َحسَّى‬ ِ ‫س ُه َف ُه َوفِين‬ َ ‫َم ْنت ََردَّىمِ ْن َجبَ ٍلفَقَتَلَ َن ْف‬
‫َار َج َهنَّ َمخَا ِلدًا ُم َخ َّلدًافِي‬
ِ ‫طنِ ِهفِين‬ ْ َ‫س ُه ِب َحدِيدَةٍفَ َحدِيدَت ُ ُهفِييَ ِد ِهيَ َجأ ُ ِب َهافِيب‬
َ ‫َار َج َهنَّ َمخَا ِلدًا ُم َخ َّلدًافِي َهاأَبَد ًَاو َم ْن َقتَ َلنَ ْف‬ ِ ‫سَّاهُفِين‬
‫هَاأَ َبدًا‬
“Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung sehingga
membunuh dirinya, maka di dalam neraka Jahannam dia (juga)
menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung. Dia akan tinggal di dalam
neraka Jahannam selama-lamanya. Barangsiapa meminum racun
sehingga membunuh dirinya, maka racunnya akan berada di tangannya.
Dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam. Dia tinggal di dalam
neraka Jahannam selama-selamanya. Barangsiapa membunuh dirinya
dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya. Di dalam neraka
Jahannam ia akan menikam perutnya. Dia akan tinggal di dalam neraka
Jahannam selama-lamanya.”
Meskipun sudah terdapat beberapa contoh peringatan seperti diatas, masih
juga terdapat orang-orang yang berjihad tidak menggunakan ilmu yang benar
dan tidak dari sumber Islam yang benar seperti Al Quran dan As Sunah.
Beberapa contoh akibat bahaya penyimpangan yang terjadi adalah:
a. Akan terjadi peperangan dibawah panji-panji jahiliyah bukan panji-panji
Islam
b. Menghalalkan jiwa-jiwa yang diharamkan, dan membunuh jiwa-jiwa
yang tak berdosa
c. Berpecah-belah, berselisih, dan keluar dari jemaah kaum muslimin dan
pemimpinnya
d. Memperburuk citra Agama Islam di mata dunia, dan memperlambat
dakwah kepada Allah Ta’ala
Dari beberapa contoh penyimpangan jihad dan bahayanya, tentulah terdapat
sebab musabab yang melatarbelakanginya diantaranya adalah:
a. Rusaknya niat dan mengikuti hawa nafsu
b. Sedikitnya ilmu dan kurangnya pemahaman
c. Ghuluw (berlebihan)
d. Mengambil fatwa-fatwa yang salah dan menolak fatwa-fatwa dari ulama
yang teguh keimanannya.4
B. AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR
1. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Frasa amar ma’ruf nahi munkar menurut bahasa berasal daridua kata yaitu
Al-Ma’ruf dan Al-Munkar. Ada tiga puluh delapan kata Al-Ma’ruf dan enam
belas kata Al-Munkar di dalam Al-Qur'an.
Secara bahasa Al-Ma’ruf berarti dikenal, sedangkan secara istilah berarti
sesuatu yang baik menurut syariat Islam, pandangan umum dan adat
masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai agama. Secara bahasa Al-Munkar
berarti sesuatu yang tidak dikenali, dan secara istilah berarti segala hal yang
diingkari, dilarang, dan dicela oleh syariat Islam serta dicela pula oleh orang-
orang.5
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa Al-Ma’ruf adalah satu
nama yang mencakup bagi segala hal apa yang dicintai Allah SWT, berupa

4
Ibid, hlm. 163-172
5
Syekhul lslam lbnu Taimiyyah, Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada kebaikan larangan
dari kemungkaran), Departemen Urusan Keislaman Wakaf Da'wah dan Pengarahan Kerajaan
Arab Saudi, Arab Saudi, hlm. 3
iman dan amal shalih, dan Al-Munkar adalah satu nama yang mencakup segala
apa yang Allah SWT larang.6Secara keseluruhan pengertian dari amar ma’ruf
nahi munkar yaitu sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal
yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
Kewajiban dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban
atas seluruh umat atau disebut juga fardhu kifayah. Apabila segolongan dari
umat melaksanakannya, gugurlah kewajiban itu dari yang lain.
2. Perintah Ber Amar Maruf Nahi Munkar
Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar terdapat pada sumber-sumber
ajaran Islam yaitu Al Quran dan Hadis.
a. Dalil dari Al Quran
Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar terdapat pada firman Allah

َ‫عروفِ َويَن َهو َن َع ِن ٱل ُمنك ۚۡ َِر َوأ ُ ْو َلٰئِ َك ُه ُم ٱل ُمف ِل ُحن‬ ِ ‫َولت َ ُكن ِمن ُكم أ ُ َّمةيَدعُونَإِلَى ٱلخ‬
ُ ‫َير َويَأ ُم ُرو َن ِبٱل َم‬

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran
[3]: 104)
b. Dalil dari As Sunnah
Dalil hadis untuk ber amar ma’ruf nahi munkar yaitu berasal dari Abu
Sa’id Al Khudri, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
‘Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan
lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah
selemah-lemahnya iman.’”7
3. Kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a. Syariat adalah pokok dalam menetapkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Yang menjadi timbangan dan tolok ukur dalam menentukan sesuatu
yang ma’rufdan yang munkar yaitu Kitabullah, Sunah Rasulullah SAW,

6
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas,.Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah,
Pustaka Khazanah Fawaid, Depok, 2017,. hlm. 18-19.
7
Ibid, hlm. 49, 51
dan yang menjadi kesepakatan Salafush Shalih, dan bukan yang dianggap
baik oleh manusia dari perkara-perkara yang menyelisihi syariat.
b. Memiliki ilmu bashirah tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar haruslah memiliki ilmu dan
mengetahui antara yang benar dan salah berdasarkan sumber Islam yaitu
Al Quran dan As Sunah, serta mengetahui hakikat dan sasaran beramar
ma’ruf nahi munkar.
c. Mendahulukan yang paling penting sebelum yang penting
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar hendaklah lebih mendahulukan
yang paling penting terlebih dahulu yaitu dengan memperbaiki ushul
(pokok-pokok) Aqidah diri sendiri terlebih dahulu. Setelah diri sendiri
sudah siap menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar barulah
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d. Memikirkan dan menimbang antara Maslahat dan Mafsadat
Maksud dan inti dari kaidah ini yaitu seperti perkataan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah “Amar ma’ruf tidak boleh menghilangkan
kema’rufan lebih banyak, atau mendatangkan kemunkaran yang lebih
besar. Nahi munkar tidak boleh mendatangkan kemunkaran yang lebih
besar atau menghilangkan kema’rufan yang lebih kuat kepadanya.” Syariat
Islam dibangun diatas kaidah memperoleh maslahat (kebaikan) dan
menyempurnakannya dan mencegah mafsadat (kerusakan dan
menghilangkan atau meminimalisirnya.
4. Keutamaan dan Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan sifat nabi-nabi dan rasul-rasul
b. Termasuk kewajiban yang paling penting dalam Islam
c. Sebagai sebab keutuhan, keselamatan, dan kebaikan bagi masyarakat
d. Menghidupkan hati
e. Sebagai sebab datangnya pertolongan, kemuliaan, dan diberikannya
kedudukan di bumi
f. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk shadaqah
g. Menolak mara bahaya
h. Orang yang mencegah terjadinya kemunkaran akan diselamatkan oleh
Allah SWT
i. Termasuk sifat-sifat orang-orang mukmin dan shalih
j. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk jihad yang utama
k. Sebagai terapi dari problematika yang ada di setiap zaman dan setiap
negeri
l. Sebab dihapuskannya dosa
m. Amar ma’ruf nahi munkar adalah perkataan yang baik.
C. HUBUNGAN ANTARA JIHAD DAN AMAR MARUF NAHI MUNKAR
Salah satu keindahan ajaran Islam adalah ajaran jihad, perintah untuk
melakukan semua yang ma’ruf, dan larangan dari semua yang mungkar dalam
agama ini. Jihad yang sebenarnya dimaksudkan untuk menolak tindakan aniaya
orang-orang zalim terhadap hak-hak agama ini dan dakwahnya. Inilah jenis
perjuangan yang paling afdhal di mana tidak dimaksudkan dengannya ambisi,
tamak, atau keinginan-keinginan hawa nafsu lainnya.
Barangsiapa yang melihat kepada dalil-dalil pokok ini serta melihat
sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam
menyikapi musuhnya, maka ia akan tahu tanpa ragu sama sekali bahwa jihad
masuk dalam persoalan darurat (hanya dilakukan jika sangat terpaksa) untuk
menolak tindakan aniaya orang-orang yang melampaui batas.
Demikian halnya dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, ketika agama ini
takkan stabil kecuali dengan keistiqamahan penganutnya dalam memegang
ushul dan syariatnya, melakukan perintah-perintahnya yang merupakan puncak
keharmonisan, meninggalkan larangan-larangannya yang merupakan
keburukan dan kerusakan, dan juga agar hawa nafsu yang zhalim tidak
menghias-hiasi atas mereka untuk nekat melakukan perbuatan haram, lalai
dalam melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan, maka ditetapkan amar
ma’ruf dan nahi mungkar yang akan menyempurnakan semuanya.
Inilah bagian terbesar dari keindahan agama Islam, hal yang sangat darurat
untuk ditegakkan, sebagaimana padanya ada tindakan meluruskan penganutnya
yang bengkok, pembersihan jiwa, dan cambukan bagi mereka dari melakukan
perbuatan yang hina, serta membawa mereka untuk melakukan perbuatan
mulia. Adapun membiarkan saja mereka berbuat semaunya setelah mereka
berpegang dengan agama Islam dan masuk dibawah hukum dan syariatnya,
maka merupakan kezhaliman dan kemudharatan yang terbesar atas mereka
sendiri juga atas masyarakat. Khususnya jika berbuat semaunya terhadap hak
dan kewajiban yang dituntut oleh syara’, akal, dan adat.
D. CONTOH JIHAD DAN AMAR MARUF NAHI MUNKAR PADA
PERSOALAN ZAMAN SEKARANG
Pada zaman sekarang banyak persoalan-persoalan yang mengatas namakan
jihad seperti halnya yang dilakukan oleh para teroris yang mengebom sebuah
tempat ibadah, tempat vital suatu negara ataupun tempat-tempat lainnya.
Menurut pandangan dari kelompok kami, teroris yang melakukan pengeboman
terhadap suatu wilayah yang tentram entah itu dihuni oleh muslim maupun non
muslim tidak dapat dikategorikan sebagai jihad karena dalam islam kita tidak
diperkenankan membunuh orang tanpa sebab yang jelas. Jihad zaman sekarang
tidak hanya terpaku pada medan pertempuran saja tetapi cangkupannya lebih
luas lagi seperti kita melakukan dakwah atau mengawal para habaib yang
sedang berdakwah. Hal semacam ini sangat dibutuhkan pada saat ini karena
dakwah sejatinya akan menyelamatkan umat dari gangguan pemikiran-
pemikiran yang melenceng tentang agama islam.
Sama halnya dengan jihad, kelompok kami juga melakukan pengamatan
terhadap suatu kegiatan yang bersifat amar makruf nahi munkar dan pastinya
dengan dua sudut pandang yang berbeda. Seperti hanya apa yang dilakukan
oleh FPI (Front Pembela Islam) disatu sisi kami setuju dengan FPI disisi lain
kami kurang setuju terhadap FPI. Sikap setuju kami bukan tanpa alasan yaitu
apabila kita melihat para habaib, ulama dilecehkan tentunya kita tidak tinggal
diam saja karena bagaimana pun para habaib dan ulama adalah guru kita
semua. Apa mungkin jika guru kita sendiri dilecehkan, dihina kita akan diam
saja tentu tidak. Maka dari itu dalam kasus ini kami setuju dengan sikap FPI.
Disisi lainnya kami kurang setuju dengan FPI yaitu ketika pada saat bulan
ramadhan ada warung dipinggir jalan yang buka tiba-tiba disuruh tutup paksa
dan mengatakan bahwa tidak boleh buka warung pada siang hari dibulan
ramadhan hal ini saya kira merupakan hal salah karena kita tidak tahu siapa
saja yang membeli makanan diwarung tersebut jika yang membeli non muslim,
anak kecil, wanita yang berhalangan berpuasa ataupun musyafir? Maka dari itu
saya harap FPI sebelum menutup warung harus dikaji terlebih dahulu tidak
hanya dari satu sudut pandang saja. Dan kita juga tahu bahwa yang hidup di
Indonesia ini bukan hanya orang muslim juga. Kita juga tidak sepenuhnya
menyalahkan FPI juga, seharusnya pemilik warung juga harus sadar bahwa
pada saat puasa kita menghormati yang sedang puasa, alangkah baiknya jika
pada saat bulan puasa kita perbanyak mencari amal kebaikan (pahala).
Islam adalah agama yang rohmatan lil alamin, diamana agama islam
mengajarkan kepada para pemeluknya agar tidak melakukan tindakan
kekerasan baik itu kepada sesama muslim maupun non muslim. Kita contoh
perilaku Nabi Muhammad, dimana pada saat beliau menjadi kepala Negara/
kepala pemerintahan, beliau menjamin keamanan warga yang non muslim
yang tinggal di Madinah. Dan sepakat akan memerangi musuh bersama yang
menyerang madinah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Memerintahkan suatu kebajikan dan melarang suatu kemungkaran (Amar
Ma’ruf Nahi Mugkar) dan berjuang di jalan Allah (Jihad) adalah perintah
agama, karena itu ia wajib dilaksanakan oleh setiap umat manusia sesuai
dengan kemampuan dan kekuatannya.
Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum
memperbaiki orang lain, seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan
memperbaiki dirinya terlebih dahulu, agar bisa menjadi pelaku amar ma’ruf
nahi munkar atau menjadi seorang mujahid yang bisa diteladani oleh umat,
sebab cara berdakwah yang baik dalam Islam adalah dengan diiringi
keteladanan.
DAFTAR PUSTAKA

Azzam, Abdullah.1992. Perang Jihad di Jaman Modern. Jakarta: Gema Insani


Press.
Abdul Qadir Jawas,Yazid Bin. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. Jawa
Barat: Pustaka At-Taqwa.
Taimiyyah,Ibnu. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada kebaikan
larangan dari kemungkaran), Arab Saudi: Departemen Urusan
Keislaman Wakaf Da'wah dan Pengarahan Kerajaan Arab Saudi.
Abdul Qadir Jawas, Yazid Bin. 2007. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus
Sunnah Wal Jamaah, Depok: Pustaka Khazanah Fawaid.

Anda mungkin juga menyukai