Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
 kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang “Cara Berpikir Sains dan Sikap Ilmiah”
Sholawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad  SAW, yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang benderang seperti yang kita rasakan saat
ini, dan kepada seluruh sahabat dan keluarga beliau sekalian.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah, teman-teman yang telah membantu
penyelesaian makalah ini hingga selesai. Dalam menyusun makalah ini, kami sadari masih
banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 16 September 2016

LINDA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang...................................................................................................................................
B.     Rumusan masalah..............................................................................................................................
C.     Tujuan penulisan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi berpikir kritis (sains) menurut para ahli ...............................................................................
2. Ciri-ciri Berpikir Sains ...........................................................................................................................
3. Tahapan berpikir Sains .....................................................................................................................
4. Definisi Sikap Ilmiah .....................................................................................................................
5. Macam-Macam Sikap Ilmiah .........................................................................................................

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan........................................................................................................................................
B.     Saran..................................................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu sains berasal daari bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu
dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkan dan mehami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah ilmu
pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis,
konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus
dipilih (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis,
sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa di ungkapkan
kembali secar lebh jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis berarti dalam proses menemuakan dan mengolah pengetahuan
menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis berati dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang di peroleh, mengunakan
langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehinggga menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran
ilmupengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (researh). Usaha-usaha itu dilakukan
dengan metode ilmih.
Science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifat nya
kuantitatif dan obyektif. (Drs. Burhanuddin salam:2005).
Setiap manusia akan berpikir, begitulah alaminya seorang manusia tercipta. Seorang filsuf
pernah berkata, “ Aku hidup karea berpikir”. Proses berpikir merupakan suatu hal yang natural,
lumrah, dan berada dalam lingkaran fitrah manusia yang hidup. Bahkan, seorang yang mengalami
gangguan jiwa pun merupakan seorang pemimikir yang mempunyai dunia lain dalam hidupnya.
Saat kita berpikir, seringkali apa yang kita pikirkan menjadi bias, tidak mempunyai arah yang jelas,
parsial, dan tidak jarang emosional atau terkesan egosentris.
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir sains (kritis) ini adalah
kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision), relevansi (relevance),
logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir
(depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi (informtion) dan bagimana implikasi dari solusi
yang kita kemukakan (implication). Oleh karena itu dalam makalah ini akan kami bahastentang
berpikir sains (kritis).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi berpikir kritis dan sikap ilmia menurut para ahli ?
2. Bagaimana tahapan berpikir ilmia?
3. Apakah yang dimaksud dengan sikapa ilmiah ?
4. Sebutkan macam-macam sikap ilmiah ?
C. Tujuan Penulisa
1. Mengetahui definisi berpikir kritis
2. Mengetahui tahapan berpikir sains
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sikap ilmiah
4. Mengetahui macam-macam sikap ilmiah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian berpikir sains (kritis)


Dalam proses belajar terdapat pengaruh perkembangan mental yang digunakan
dalam berpikir atau perkembangan kognitif dan konsep yang digunakan dalm belajar.
Beberapa pengertian mengenai keterampilan berpikir sains (kritis) diantarnya :
a. Menurut Ennis (1996) berpikir kritis adalah suatu proses berpkir yang
bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional yang diarahkan untuk
memutuskan apakah menyakini atau melakukan sesuatu. Dari definisi Ennis
tersebut dapat diungkapkan beberapa hal penting. Berpikir sains (kritis)
difokuskan kedalm pengertian sesuatu yang penuh kesadaran dan mengarah
pada sebuah tujuan. Tujuan dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan kita
untuk membuat keputusan.
b. Steven (1991) memberikn pengertian berpikir kritis yaitu berpikir dengan
benar dalam memperoleh pengetahuan yang relevan dan reliable. Berpikir
kritis (sains) adalah berpikir nalar, reflektif, bertanggung jawab, dan mahirr
berpikir. Dari pengertian Steven tersebut, seseorang yang berpikir dengan
kritis dapat menentukan informasi yang relevan. Berpikir kritis merupakan
kegiatan memproses informasi yang akurat sehingga dapat dipercaya, logis,
dan kesimpulannya menyakinkan, dan dapat membuat keputusan yang
bertanggung jawab. Seseorang yang berpikir sains (kritis) dapat bernalar logis
dan membuat kesimpulan yang tepat.
c. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008:57) berpendapat bahwa berikir sains
(kritis) adalah sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-
kepercayaan yang logis dan rasioanal, dan memberikan serangkaian standar
dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan mengevaluasi.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat diaktakan bahwa berpikir kritis itu
meliputi dua langkah besar yakni melakukan proses berpikir nalar (reasoning)
dan diikuti dengan pengambilan keputusan /pemecahan masalah
(deciding/problem solving). Dengan demikian dapat pula diartikan bahwa
tanpa kemampuan yang memadai dalam hal berpikir nalar (dedukatif,
induktif, dan reflektif), seseorang tidak dapat melakukan proses berpikir sains
(kritis) secara benar.
Ciri berfikir kritis yang harus dimiliki :
1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap
kondisi yang ada
2. Berpikir terbuka dengan sitematis dn mempunyai aumsi, implikas, dan
konsekuensi yang logis.
3. Berkomunikasi secara efaktif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kokpleks,
berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin,
terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan
kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian maslah serta komitmen
untuk mengubah paradigma egosentris dan sosio sentris kita. Saat kita mulai untuk
berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan disini, yaitu:
a. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk
jawaban dari pertanyaan tersebut.
b. Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
c. Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas
d. Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan
e. Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan
f. Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan
g. Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Sebagaiman fitrahnya manusia adlah subjek dalam kehidupan ini. Artinya mnusia
akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai egosentris. Dalam
proes berpikir, egosntris menjadi hal utam yang harus kita hindari. Apa lagi bila kita
berada dalam ebuah tim yang membutuhkan kerjasam yang baik. Egosentris akan
membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulit mendapatkan inovasi-inovasi
baru yang dapt hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris ini akan membawa manusia
kedalam komunitas individualistis yang tidak peka terhadapa lingkungan sekitar.
Bukan menjadi solui, tetapi hanya menjadi penambah masalah. Semakin sering kita
berlatih berpikir kritis (sains) ecara ilmiah, maka kita kan semakin berkembang
menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namu juga sebagai pemecahan
masalah yang ada di lingkungan.

2. Tahapan berpikir Sains (Kritis)


Proses berpikir sains (kritis) dapat digambarkan seperti metode ilmiah. Steven
(1991) mengutarakan bahwa berpikir kritis adalah metode tentang penyelidikan
ilmiah, yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan hiptesis, mencari dan
mengumpulkan data-data yang relevan, menguji hipotesis secara logis dan evluasi
serta membuat kesimpulan yang reliable. Berpikir kritis memuat kemampuan
membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang diperlukan daengan
yang tidak ada hubungan. Hal ini juga berarti dapat menggambarkan kesimpulan
dengan sempurna dari data yang diberikan, dapat menentukan ketidak konsistenan
dan kontradiksi di dalam kelomok data, berpikir kritis adalah anlitis dan reflektif.
a. Keterampilan Menganalisi
Ketermpilan menganilisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah
struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur
tersebut. Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah
konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam
bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci.
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan
keterampilan menganalisis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikataif konsep kepada
pengertian baru, keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan
kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu merangkap beberapa
pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Keterampilan ini
bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam
permasalahan atau ruang lingkup baru.
d. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapt beranjak mencapai
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut
pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagi aspek secara bertahap
agar sampai kepada suatu frmula baru yaitu sebuah simpulan.
e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai
sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.keterampilan menilai menghendaki
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang di ukur dengan menggunakan
standar tertentu (harjasujana,1987:44).
Dalam taksonomi belajar,menurut bloom, keterampilan mengevaluasi
merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa dituntut
agar ia mampu mensinergikanaspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah
fakta atau konsep.

3. Pengertian Sikap Ilmiah


Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuan atau
saintis dalam melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau
menerima serta merubah atau menambha suatu ilmu.
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang pengamat saintis antara lain :
a. Mencintai kebenaran, sikap ini mendorong sesorang berlaku jujur dan objektiv
b. Tidak buruk sangka, tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak
masuk akal
c. Bersifat tolerant terhadap orang lain, pengetahuan tidak mutlak sempurna,
maka menghargaia pendapat orang lain dapat diguanakan untuk memperbaiki,
melengkapi, menyempurnakan pengetahuan, dan tidak memaksa orang lain.
d. Ulet, tidak putus asa dan selalu berusah untuk mencari kebenaran walaupun
sering tidak memperoleh apa-apa.
e. Teliti dan hati-hati, teliti dalam mengambil sesuatu dan hati-hati dalam
mengambil kesimpulan dan mengeluarkan pendapat.
f. Ingin tahu, rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan
didorong untuk ingin lebih tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu.
g. Optimis, selalu optimis karena sudah terbiasa dengan percobaan atau
eksperimen.

4. Macam-macam Sikp Ilmiah


Prof Harsojo menyebutkan enam macam sikap ilmiah yaitu :
1. Obyektivitas, dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
2. Sikap serba relatif, ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak,
ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahn teori-teori dalam ilmu
sering untuk mematahkan teori yang lain
3. Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-
pernyataan yang belum cukup kuat dasr-dasar pembuktiannya.
4. Kesabaran intelektual, sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah
pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah, karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian, adalah sikap seorang
ilmuan.
5. Kesederhanaan adlah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
6. Sikap tidak memihak pada etik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan berpikir kritis (sains) merupakan keterampilan berpikir yang
melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa unttuk berpikir reflektif
terhadap permasalahan.
Sikap ilmia adalah sikap yang seharusnya di miliki setiap ilmuwan atau
saintis dalam melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan,
menolak atau menerima serta merubah atau menambah suatu ilmu.sikap
ilmia juga sebagai dasar yang dimiliki oleh seorang saintis.
B. Saran
Akhir penulisan dari makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang
berjudul cara berfikir sains dan sikap ilmiah berguna untuk menambah
pemahaman dan wawasan bagi pembaca,terlebih lagi sebagai bekal untuk
melakukan proses pembelajaran sebagai calon guru.selain itu jga di
harapakan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin tahu hasil dari
kegiatan yang telah di lakukan.
Daftar Pustaka

Sudaryanto, Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran


Kemampuan Berpikir Kritis. Selasa, 26 Agustus 2008 12:50.
Suhendar,Cucu.2009.Ilmu pengetahuan Alam SMK/MAK.bandung:Armico.

Purwanto,Susanto,H.ir.2007.Ilmu  pengtahuan Alam SMK/MAK.klaten


:Macanan Jaya Cemerlang.

Anda mungkin juga menyukai