Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU KALAM

ALIRAN SYI`AH
Disusn Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pengampu : Abdul Basith M.Pd.I

Disusun Oleh :

Rezi Sani Jaya (2011090151)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita sehingga
kita dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat. Dan untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
Judul .....................................................................................................................i

Kata Pengantar .....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I

Pendahuluan ........................................................................................................1

1. Latar Belakang ................................................................................................1

2. Rumusan Masalah ...........................................................................................1

3. Tujuan ..............................................................................................................1

BAB II

Pembahasan ........................................................................................................2

1. Pengertian Syi`ah ...........................................................................................2

2. Sejarah Aliran Syi`ah .....................................................................................3

3. Tokoh-tokoh Aliran Syi`ah ............................................................................3

4. Ajaran-ajaran Aliran Syiah .............................................................................5

5. Sekte-sekte Aliran Syi`ah ...............................................................................8

BAB III

Penutup ...............................................................................................................9

1. Kesimpulan .....................................................................................................9

2. Saran ..............................................................................................................9

3. Daftar Pustaka ...............................................................................................10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah Islam mencatat bahwa sampai sekarang ini, ada 2 macam aliran besar dalam Islam.
Keduanya adalah Ahlussunnah Wal Jamah (Sunni) dan Syi’ah. Tak dapat dipungkiri pula,
bahwa dua aliran besar teologi ini kerap kali terlibat konflik kekerasan satu sama lain,
sebagaimana yang kini bisa kita saksikan di negara-negara seperti Irak dan Lebanon.

Terlepas dari hubungan antara keduanya yang kerap kali tidak harmonis, Syi’ah sebagai
sebuah mazhab teologi menarik untuk dibahas. Diskusi mengenai Syi’ah telah banyak
dituangkan dalam berbagai kesempatan dan sarana. Tak terkecuali dalam makalah kali ini.
Dalam makalah aliran syiah ini kami akan membahas seputar aliran ilmu kalam syiah yang
terdiri dari pengertian, sejarah, tokoh, ajaran, dan sekte Syi’ah. Semoga makalah sederhana
ini dapat memberikan gambaran yang utuh, obyektif, dan valid mengenai Syi’ah, yang pada
gilirannya dapat memperkaya wawasan kita sebagai seorang Muslim.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makala aliran syiah ini antara
lain :

a. Apa pengertian aliran syiah?

b. Bagaimana sejarah aliran syiah?

c. Siapakah tokoh-tokoh aliran syiah?

d. Apa saja ajaran-ajaran dan doktrin aliran syiah?

e. Apa saja sekte-sekte aliran syiah?

3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah aliran syiah ini antara lain :

a. Untuk mengetahui pengertian aliran syiah?

b. Untuk mengetahui sejarah aliran syiah?

c. Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran syiah?

d. Untuk mengetahui ajaran-ajaran dan doktrin aliran syiah?

e. Untuk mengetahui sekte-sekte aliran syiah?

1
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Syi`ah

Syi’ah adalah satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya adalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi
Muhammad saw. Dari segi bahasa, kata Syi’ah berarti pengikut, atau kelompok atau
golongan, seperti yang terdapat dalam surah al-Shâffât ayat 83 yang artinya: “Dan
sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh).

Syi’ah secara harfiah berarti kelompok atau pengikut. Kata tersebut dimaksudkan untuk
menunjuk para pengikut ‘Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin pertama ahlul bait.
Ketokohan ‘Ali bin Abi Thalib dalam pandangan Syi’ah sejalan dengan isyarat-isyarat yang
telah diberikan Nabi Muhammad sendiri, ketika dia (Nabi Muhammad) masih hidup.

Syi’ah adalah salah satu aliran dalam Islam yang berkeyakinan bahwa yang paling berhak
menjadi imam umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad saw ialah keluarga Nabi saw sendiri
(Ahlulbait). Dalam hal ini, ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib (paman Nabi saw) dan ‘Ali bin Abi
Thalib (saudara sepupu sekaligus menantu Nabi saw) beserta keturunannya.

Perkataan Syi’ah secara harfiah berarti pengikut, partai, kelompok, atau dalam arti yang lebih
umum “pendukung”. Sedangkan secara khusus, perkataan “Syi’ah” mengandung pengertian
syî’atu ‘Aliyyîn, pengikut atau pendukung ‘Ali bin Abi Thalib.

Kata Syi’ah menurut pengertian bahasa secara umum berarti kekasih, penolong, pengikut,
dan lain-lainnya, yang mempunyai makna membela suatu ide atau membela seseorang,
seperti kata hizb (partai) dalam pengertian yang modern. Kata Syi’ah digunakan untuk
menjuluki sekelompok umat Islam yang mencintai ‘Ali bin Abi Thalib karramallâhu wajhah
secara khusus, dan sangat fanatik.

Secara lingusitik, Syi’ah adalah pengikut. Seiring dengan bergulirnya masa, secara
terminologis Syi’ah hanya dikhususkan untuk orang-orang yang meyakini bahwa hanya
Rasulullah saww (shallallâhu ‘alayhi wa âlihi wa sallam—pen.) yang berhak menentukan
penerus risalah Islam sepeninggalnya.

Syiah dari segi bahasa atau etimologi berarti pengikut, pembela, pecinta, yang ditujukan
untuk atau kepada ide, individu atau kelompok tertentu (Shihab, 2007). Syiah dalam arti kata
dapat dieratkan dengan kata tasyaiyu’ yang memiliki arti patuh/menaati secara agama dan
mengangkat kepada orang yang ditaati dengan penuh keikhlasan dan tanpa pula keraguan.

Selain dalam hal pengertian syiah secara etimologi. Juga terdapat arti syiah dalam arti
etomologi. Namun, terdapat banyak arti terminologi syiah atau pengertian syiah hingga saat
ini. Sebabnya, belum ada pengertian yang mampu untuk mewakili seluruh pengertian Syiah.
Kesulitan demikian terjadi dikarenakan ada banyak sekte-sekte yang dalam paham
keagamaan Syiah.

2
Akan tetapi, sedikit literatur seperti Ensiklopedia Islam menuturkan bahwa pengertian Syiah
adalah kelompok aliran atau paham yang mengidolakan Ali bin Abi Thalib Ra dan
keturunannya, yakni imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi
Muhammad Saw. (Ensiklopedia Islam, 1997).

Pengertian Syiah menurut Ensiklopedia Islam dalam hal ini, dibantah oleh beberapa
kelompok yang berada di luar Syiah. Sebabnya, pengertian Syiah tersebut tidak dapat
mewakili fakta yang sebenarnya.

2. Sejarah Aliran Syiah

Para penulis sejarah Islam berbeda pendapat mengenai awal mula lahirnya Syi’ah. Sebagian
menganggap Syi’ah lahir langsung setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, yaitu pada saat
perebutan kekuasaan antara golongan Muhajirin dan Anshar di Balai Pertemuan Saqifah Bani
Sa’idah. Pada saat itu muncul suara dari Bani Hasyim dan sejumlah kecil Muhajirin yang
menuntut kekhalifahan bagi ‘Ali bin Abi Thalib. Sebagian yang lain menganggap Syi’ah lahir
pada masa akhir kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan atau pada masa awal kepemimpinan ‘Ali
bin Abi Thalib.

Pendapat yang paling populer adalah bahwa Syi’ah lahir setelah gagalnya perundingan antara
pihak pasukan Khalifah ‘Ali dengan pihak pemberontak Mu’awiyah bin Abu Sufyan di
Shiffin, yang lazim disebut sebagai peristiwa tahkîm atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu,
sejumlah pasukan ‘Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan
‘Ali. Mereka ini disebut golongan Khawarij. Sebagian besar orang yang tetap setia terhadap
khalifah disebut Syî’atu ‘Alî (pengikut ‘Ali).

Pendirian kalangan Syi’ah bahwa ‘Ali bin Abi Thalib adalah imam atau khalifah yang
seharusnya berkuasa setelah wafatnya Nabi Muhammad telah tumbuh sejak Nabi Muhammad
masih hidup, dalam arti bahwa Nabi Muhammad sendirilah yang menetapkannya. Dengan
demikian, menurut Syi’ah, inti dari ajaran Syi’ah itu sendiri telah ada sejak zaman Nabi
Muhammad saw.

Namun demikian, terlepas dari semua pendapat tersebut, yang jelas adalah bahwa Syi’ah baru
muncul ke permukaan setelah dalam kemelut antara pasukan Mu’awiyah terjadi pula kemelut
antara sesama pasukan ‘Ali. Di antara pasukan ‘Ali pun terjadi pertentangan antara yang tetap
setia dan yang membangkang.

3. Tokoh-Tokoh Aliran Syiah

Dalam pertimbangan Syi’ah, selain terdapat tokoh-tokoh populer seperti ‘Ali bin Abi Thalib,
Hasan bin ‘Ali, Husain bin ‘Ali, terdapat pula dua tokoh Ahlulbait yang mempunyai
pengaruh dan andil yang besar dalam pengembangan paham Syi’ah, yaitu Zaid bin ‘Ali bin

3
Husain Zainal ‘Abidin dan Ja’far al-Shadiq. Kedua tokoh ini dikenal sebagai orang-orang
besar pada zamannya.

Pemikiran Ja’far al-Shadiq bahkan dianggap sebagai cikal bakal ilmu fiqh dan ushul fiqh,
karena keempat tokoh utama fiqh Islam, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, secara langsung atau tidak langsung pernah menimba
ilmu darinya. Oleh karena itu, tidak heran bila kemudian Syaikh Mahmud Syaltut, mantan
Rektor Universitas al-Azhar, Mesir, mengeluarkan fatwa yang kontroversial di kalangan
pengikut Sunnah (Ahlussunnah). Mahmud Syaltut memfatwakan bolehnya setiap orang
menganut fiqh Zaidi atau fiqh Ja’fari Itsna ‘Asyariyah.

Adapun Zaid bin ‘Ali bin Husain Zainal ‘Abidin terkenal ahli di bidang tafsir dan fiqh. Pada
usia yang relatif muda, Zaid bin ‘Ali telah dikenal sebagai salah seorang tokoh Ahlulbait
yang menonjol. Salah satu karya yang ia hasilkan adalah kitab al-Majmû’
(Himpunan/Kumpulan) dalam bidang fiqh. Juga karya lainnya mengenai tafsir, fiqh, imamah,
dan haji.

Selain dua tokoh di atas, terdapat pula beberapa tokoh Syi’ah, di antaranya:

a. Ahmad bin Muhammad bin ‘Isa al-Asy’ari

b. Nashr bin Muhazim

c. Muhammad bin Mas’ud al-‘Ayasyi al-Samarqandi

d. Muhammad bin Hasan bin Furukh al-Shaffar

e. Ibrahim bin Hilal al-Tsaqafi

f. Ahmad bin Abi ‘Abdillah al-Barqi

g. Muhammad bin ‘Umar al-Kasyi

h. Muhammad bin Hamam al-Iskafi

i. Ibn Qawlawaeh al-Qomi

j. Ali bin Babawaeh al-Qomi

k. Ibn ‘Aqil al-‘Ummani

l. Syaikhul Masyayikh, Muhammad al-Kulaini

m. Sayyid Husseyn Fadhlullah

n. ‘Ali Syari’ati

o. Jalaluddin Rakhmat

p. Hasan Abu Ammar

4
q. Al-‘Allamah Sayyid Muhammad Husain al-Thabathaba’i

r. Ayatullah Ruhullah Khomeini

s. Murtadha Muthahhari

4. Ajaran-ajaran Aliran Syiah

Ajaran yang terdapat dalam aliran syiah sebagai bagian dari ilmu kalam terdiri dari 11 ajaran.
Berikut ini penjelasan satu persatu tentang ajaran-ajaran aliran syiah.

a. Ahlulbait.

Secara harfiah ahlulbait berarti keluarga atau kerabat dekat. Dalam sejarah Islam, istilah itu
secara khusus dimaksudkan kepada keluarga atau kerabat Nabi Muhammad saw. Ada tiga
bentuk pengertian Ahlulbait. Pertama, mencakup istri-istri Nabi Muhammad saw dan seluruh
Bani Hasyim. Kedua, hanya Bani Hasyim. Ketiga, terbatas hanya pada Nabi sendiri, ‘Ali,
Fathimah, Hasan, Husain, dan imam-imam dari keturunan ‘Ali bin Abi Thalib. Dalam Syi’ah
bentuk terakhirlah yang lebih populer.

b. Al-Bada

Dari segi bahasa, badâ’ berarti tampak. Doktrin al-badâ’ adalah keyakinan bahwa Allah swt
mampu mengubah suatu peraturan atau keputusan yang telah ditetapkan-Nya dengan
peraturan atau keputusan baru. Menurut Syi’ah, perubahan keputusan Allah itu bukan karena
Allah baru mengetahui suatu maslahat, yang sebelumnya tidak diketahui oleh-Nya (seperti
yang sering dianggap oleh berbagai pihak). Dalam Syi’ah keyakinan semacam ini termasuk
kufur. Imam Ja’far al-Shadiq menyatakan, “Barangsiapa yang mengatakan Allah swt baru
mengetahui sesuatu yang tidak diketahui-Nya, dan karenanya Ia menyesal, maka orang itu
bagi kami telah kafir kepada Allah swt.” Menurut Syi’ah, perubahan itu karena adanya
maslahat tertentu yang menyebabkan Allah swt memutuskan suatu perkara sesuai dengan
situasi dan kondisi pada zamannya. Misalnya, keputusan Allah mengganti Isma’il as dengan
domba, padahal sebelumnya Ia memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih Isma’il
as.

c. Asyura

Asyura berasal dari kata ‘asyarah, yang berarti sepuluh. Maksudnya adalah hari kesepuluh
dalam bulan Muharram yang diperingati kaum Syi’ah sebagai hari berkabung umum untuk
memperingati wafatnya Imam Husain bin ‘Ali dan keluarganya di tangan pasukan Yazid bin
Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada tahun 61 H di Karbala, Irak. Pada upacara peringatan
asyura tersebut, selain mengenang perjuangan Husain bin ‘Ali dalam menegakkan kebenaran,
orang-orang Syi’ah juga membaca salawat bagi Nabi saw dan keluarganya, mengutuk pelaku
pembunuhan terhadap Husain dan keluarganya, serta memperagakan berbagai aksi (seperti

5
memukul-mukul dada dan mengusung-usung peti mayat) sebagai lambang kesedihan
terhadap wafatnya Husain bin ‘Ali. Di Indonesia, upacara asyura juga dilakukan di berbagai
daerah seperti di Bengkulu dan Padang Pariaman, Sumatera Barat, dalam bentuk arak-arakan
tabut.

d. Imamah (kepemimpinan).

Imamah adalah keyakinan bahwa setelah Nabi saw wafat harus ada pemimpin-pemimpin
Islam yang melanjutkan misi atau risalah Nabi.[19] Atau, dalam pengertian Ali Syari’ati,
adalah kepemimpinan progresif dan revolusioner yang bertentangan dengan rezim-rezim
politik lainnya guna membimbing manusia serta membangun masyarakat di atas fondasi yang
benar dan kuat, yang bakal mengarahkan menuju kesadaran, pertumbuhan, dan kemandirian
dalam mengambil keputusan.[20] Dalam Syi’ah, kepemimpinan itu mencakup persoalan-
persoalan keagamaan dan kemasyarakatan. Imam bagi mereka adalah pemimpin agama
sekaligus pemimpin masyarakat. Pada umumnya, dalam Syi’ah, kecuali Syi’ah Zaidiyah,
penentuan imam bukan berdasarkan kesepakatan atau pilihan umat, tetapi berdasarkan wasiat
atau penunjukan oleh imam sebelumnya atau oleh Rasulullah langsung, yang lazim disebut
nash.

e. `Ishmah

Dari segi bahasa, ‘ishmah adalah bentuk mashdar dari kata ‘ashama yang berarti memelihara
atau menjaga. ‘Ishmah ialah kepercayaan bahwa para imam itu, termasuk Nabi Muhammad,
telah dijamin oleh Allah dari segala bentuk perbuatan salah atau lupa. Ali Syari’ati
mendefinisikan ‘ishmah sebagai prinsip yang menyatakan bahwa pemimpin suatu komunitas
atau masyarakat—yakni, orang yang memegang kendali nasib di tangannya, orang yang
diberi amanat kepemimpinan oleh orang banyak—mestilah bebas dari kejahatan dan
kelemahan.

f. Mahdawiyah

Berasal dari kata mahdi, yang berarti keyakinan akan datangnya seorang juru selamat pada
akhir zaman yang akan menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi ini. Juru selamat
itu disebut Imam Mahdi. Dalam Syi’ah, figur Imam Mahdi jelas sekali. Ia adalah salah
seorang dari imam-imam yang mereka yakini. Syi’ah Itsna ‘Asyariyah, misalnya, memiliki
keyakinan bahwa Muhammad bin Hasan al-Askari (Muhammad al-Muntazhar) adalah Imam
Mahdi. Di samping itu, Imam Mahdi ini diyakini masih hidup sampai sekarang, hanya saja
manusia biasa tidak dapat menjangkaunya, dan nanti di akhir zaman ia akan muncul kembali
dengan membawa keadilan bagi seluruh masyarakat dunia.

g.Marja’iyyah atau Wilâyah al-Faqîh

6
Kata marja’iyyah berasal dari kata marja’ yang artinya tempat kembalinya sesuatu.
Sedangkan kata wilâyah al-faqîh terdiri dari dua kata: wilâyah berarti kekuasaan atau
kepemimpinan; dan faqîh berarti ahli fiqh atau ahli hukum Islam. Wilâyah al-faqîh
mempunyai arti kekuasaan atau kepemimpinan para fuqaha.

h. Raj’ah

Kata raj’ah berasal dari kata raja’a yang artinya pulang atau kembali. Raj’ah adalah
keyakinan akan dihidupkannya kembali sejumlah hamba Allah swt yang paling saleh dan
sejumlah hamba Allah yang paling durhaka untuk membuktikan kebesaran dan kekuasaan
Allah swt di muka bumi, bersamaan dengan munculnya Imam Mahdi. Sementara Syaikh
Abdul Mun’eim al-Nemr mendefinisikan raj’ah sebagai suatu prinsip atau akidah Syi’ah,
yang maksudnya ialah bahwa sebagian manusiaakan dihidupkan kembali setelah mati karena
itulah kehendak dan hikmat Allah, setelah itu dimatikan kembali. Kemudian di hari
kebangkitan kembali bersama makhluk lain seluruhnya. Tujuan dari prinsip Syi’ah seperti ini
adalah untuk memenuhi selera dan keinginan memerintah. Lalu kemudian untuk membalas
dendam kepada orang-orang yang merebut kepemimpinan ‘Ali.

i. Taqiyah

Dari segi bahasa, taqiyah berasal dari kata taqiya atau ittaqâ yang artinya takut. Taqiyah
adalah sikap berhati-hati demi menjaga keselamatan jiwa karena khawatir akan bahaya yang
dapat menimpa dirinya. Dalam kehati-hatian ini terkandung sikap penyembunyian identitas
dan ketidakterusterangan. Perilaku taqiyah ini boleh dilakukan, bahkan hukumnya wajib dan
merupakan salah satu dasar mazhab Syi’ah.

j. Tawassul

Adalah memohon sesuatu kepada Allah dengan menyebut pribadi atau kedudukan seorang
Nabi, imam atau bahkan seorang wali suaya doanya tersebut cepat dikabulkan Allah swt.
Dalam Syi’ah, tawassul merupakan salah satu tradisi keagamaan yang sulit dipisahkan. Dapat
dikatakan bahwa hampir setiap doa mereka selalu terselip unsur tawassul, tetapi biasanya
tawassul dalam Syi’ah terbatas pada pribadi Nabi saw atau imam-imam dari Ahlulbait.
Dalam doa-doa mereka selalu dijumpai ungkapan-ungkapan seperti “Yâ Fâthimah isyfa’î
‘indallâh” (wahai Fathimah, mohonkanlah syafaat bagiku kepada Allah), dsb.

k. Tawallî dan tabarrî.

Kata tawallî berasal dari kata tawallâ fulânan yang artinya mengangkat seseorang sebagai
pemimpinnya. Adapun tabarrî berasal dari kata tabarra’a ‘an fulân yang artinya melepaskan
diri atau menjauhkan diri dari seseorang. Kedua sikap ini dianut pemeluk-pemeluk Syi’ah
berdasarkan beberapa ayat dan hadis yang mereka pahami sebagai perintah untuk tawallî
kepada Ahlulbait dan tabarrî dari musuh-musuhnya. Misalnya, hadis Nabi mengenai ‘Ali bin
Abi Thalib yang berbunyi: “Barangsiapa yang menganggap aku ini adalah pemimpinnya
maka hendaklah ia menjadikan ‘Ali sebagai pemimpinnya. Ya Allah belalah orang yang
membela Ali, binasakanlah orang yang menghina ‘Ali dan lindungilah orang yang
melindungi ‘Ali.” (H.R. Ahmad bin Hanbal)

7
5. Sekte-Sekte Aliran Syiah

Para ahli umumnya membagi sekte Syi’ah ke dalam empat golongan besar, yaitu Kaisaniyah,
Zaidiyah, Imamiyah, dan Kaum Ghulat. Golongan Imamiyah pecah menjadi beberapa
golongan. Yang terbesar adalah golongan Itsna ‘Asyariyah atau Syi’ah Duabelas. Golongan
lainnya adalah golongan Isma’iliyah.

Selain itu terdapat juga pendapat lain. Misalnya dari al-Syahrastani. Beliau membagi Syi’ah
ke dalam lima kelompok, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, Ghulat (Syi’ah sesat), dan
Isma’iliyah.[34] Sedangkan al-Asy’ari membagi Syi’ah menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
Syi’ah Ghaliyah, yang terbagi lagi menjadi 15 kelompok; Syi’ah Imamiyah (Rafidhah), yang
terbagi menjadi 14 kelompok; dan Syi’ah Zaidiyah, yang terbagi menjadi 6 kelompok.

Joesoef So’uyb dalam bukunya Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran-aliran Sekta Syi’ah
membagi Syi’ah ke dalam beberapa sekte, yaitu Sekte Imamiyah (yang kemudian pecah
menjadi Imamiyyah Sittah dan Itsna ‘Asyariyah), Zaidiyah, Kaisaniyah, Isma’iliyah,
Qaramithah, Hasyasyin, dan Fathimiyah.

Sementara itu, Abdul Mun’im al-Hafni dalam Ensiklopedia Golongan, Kelompok, Aliran,
Mazhab, Partai, dan Gerakan Islam, mengklasifikasikan Syi’ah secara rinci sebagai berikut:

a. Al-Ghaliyah: Bayaniyah, Janahiyah, Harbiyah, Mughiriyah, Manshuriyah, Khithabiyah,


Mu’ammariyah, Bazighiyah, ‘Umairiyah, Mufadhaliyah, Hululiyah, Syar’iyah, Namiriyah,
Saba’iyah, Mufawwidhah, Dzamiyah, Gharabiyah, Hilmaniyah, Muqanna’iyah, Halajiyah,
Isma’iliyah.

b. Imamiyah: Qath’iyah, Kaisaniyah, Karbiyah, Rawandiyah, Abu Muslimiyah, Rizamiyah,


Harbiyah, Bailaqiyah, Mughiriyah, Husainiyah, Kamiliyah, Muhammadiyah, Baqiriyah,
Nawisiyah, Qaramithah, Mubarakiyah, Syamithiyah, ‘Ammariyah (Futhahiyah), Zirariyah
(Taimiyah), Waqifiyah (Mamthurah-Musa’iyah-Mufadhdhaliyah), ‘Udzairah, Musawiyah,
Hasyimiyah, Yunusiah, Setaniyah.

c. Zaidiyah: Jarudiyah, Sulaimaniyah, Shalihiyah, Batriyah, Na’imiyah, Ya’qubiyah.

8
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan

Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan umat Islam. Aliran ini
dilatarbelakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap menginginkan pengganti Nabi adalah
dari ahlul bait sendiri yaitu Ali bin Abi Thalib. Mereka mempunyai doktrin sendiri dalam
alirannya, salah satunya tentang Imamah. Mereka berpendapat bahwa pengganti Nabi yang
pantas menjadi pemimpin adalah seseorang yang ma’shum(terhindar dari dosa). Bahkan
dalam sekte yang ekstrim yaitu Syi’ah Ghulat, mereka telah menuhankan Ali. Mereka
menganggap bahwa Ali lebih tinggi daripada Nabi Muhammad SAW.

Dalam perkembangannya, Syi’ah dianggap aliran sesat. Banyak yang menganggap bahwa
Syi’ah adalah Islam. Hal ini sangat berbeda sekali, karena antara Islam dan Syi’ah sangat
jauh sekali tentang ajaran aqidahnya.

2. Saran

Sangatlah diperlukan bagi kita untuk mempelajari Aliran syi’ah ini,karena dengan belajar
aliran ini kita bisa mengetahui seluk beluk dari ajaran Syi’ah. Misalnya tentang tokoh-tokoh
Syi’ah. Dan agar kita juga bisa mengambil kekurangan dan kelebihan dari aliran Syi’ah.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/silfiatussholehah4793/5bb59a8dc112fe54e27decd4/penger
tian-syi-ah-macam-macam-sekte-dan-doktrinnya

https://id.wikipedia.org/wiki/Syiah

http://videosyiah.com/VideoSyiah.com/01%20-
%20Ebook%20Bahaya%20Syiah/Pengertian%20Aliran%20Syiah.pdf

https://artikelsiana.com/pengertian-syiah-definisi-syiah-arti-syiah/

10

Anda mungkin juga menyukai