Anda di halaman 1dari 16

DIMENSI DAN ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Ridho Riyadi M. Pd. I

Disusun Oleh :
1. Iffatul Maula 2120026
2. Muhammad Safik Fakih 2120071
3. Vieri Daffa Alief 2120021
4. Khoirudin Gymnastiar 2120257

Kelas MSI D

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul”
DIMENSI DAN ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM “ meskipun masih jauh dari kata
kesempurnaan. Shalawat serta salam kami sanjungkan kepada Rasulullah beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga hari akhir.
Dengan terselesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ridho Riyadi M. Pd. I selaku dosen mata kuliah Metodologi Studi Islam, dan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah berusaha untuk melakukan yang
terbaik. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah kami yang akan datang.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan menambah keilmuan bagi
pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pekalongan, 15 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Dimensi dalam islam.....................................................................


B. Apa saja aliran dalam islam...........................................................
C. Pengertian pemikiran tasawuf........................................................
D. Pengertian pemikiran fiqh..............................................................
E. Pengertian pemikiran kalam..........................................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai agama, Islam tidak datang dalam ruang hampa. Islam hadir kepada suatu
masyarakat yang berbudaya, dengan seperangkat keyakinan, tradisi, dan berbagai praktik
kehidupan. Masyarakat saat Islam datang waktu itu bukannya tanpa ukuran moralitas, justru
mereka memiliki kriteria atau standar nilai moralitas tertentu. Namun pada beberapa tataran,
dianggap telah mengalami deviasi (penyimpangan) dan karena itu perlu diluruskan oleh
moralitas baru. Dalam konteks masyarakat demikian yang dalam literatur sejarah Islam
diidentifikasi sebagai jahiliyah. Islam datang dengan memberikan koreksi sekaligus
perbaikan terhadap praktik, nilai, dan moralitas mereka.
Kehadiran Islam yang senantiasa berdialog dengan realitas sosial kemasyarakatan,
mengantarkan pada diapresiasinya secara kritis nilai-nilai budaya lokal dari suatu masyarakat
beserta ciri khas yang mengiringinya. Kondisi ini menyebabkan Islam dan pemikiran yang
dikembangkan oleh suatu masyarakat di wilayah tertentu dapat saja berbeda dengan ekspresi
keberagaman pada masyarakat di wilayah lainnya.
Membahas aliran-aliran pemikiran Islam, maka tak lain membahas agama Islam itu
sendiri yang biasa disebut studi Islam. Di kalangan para ahli masih terdapat perdebatan di
sekitar permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu
pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda.
Dimensi Islam antara lain adalah Islam, Iman, dan Ihsan. Di mana dari sisi
pelaksanaan, ketiganya tidak bisa dipisahkan karena antara yang satu dengan yang lainnya
memiliki keterikatan. Integrasi antara ketiganya dalam pelaksanaan menunjukkan
kesempurnaan. Aliran-aliran dalam islam secara garis besarnya adalah kalam, fiqih, tasawuf
dan filsafat. Namun, hal yang terpenting bahwa sumber mereka satu, yaitu Al-Qur’an dan
hadist.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dimensi dalam islam?
2. Apa saja aliran dalam pemikiran islam?
3. Apa pengertian pemikiran kalam?
4. Apa pengertian pemikiran fiqh?
5. Apa pengertian pemikiran tasawuf?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembahasan makalah ini, berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu dimensi dalam islam
2. Untuk mengetahui apa saja aliran dalam islam
3. Untuk mengetahui pengertian pemikiran tasawuf
4. Untuk mengetahui pengertian pemikiran fiqh
5. Untuk mengetahui pengertian pemikiran kalam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dimensi dan aliran pemikiran islam

Setiap pemeluk agama Islam dengan pasti bahwa Islam tidak absah tanpa iman, dan iman
tidak sempurna tanpa ihsan adalah musthil tanpa iman, dan iman juga musthil tanpa islam.
Dalam penelitian lebih lanjut, syringe terjadi tumpang tindih antara tiga istilah tersebut:
dalam iman terdapat islam dan ihsan; dalam islam terdapat iman dan ihsan; dan dalam ihsan
terdapat iman dan islam. Dari sisi tampaknya, nurcholish madjid (1994: 463) melihat iman,
islam, dan ihsan sebagai trilogi ajaran ilahi.

Ibnu Tamiah menjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsur, yaitu, iman, islam, dan ihsan.
Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan): orang mulai dengan islam,
kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak dalam ihsan.

Aliran Pemikiran Islam


Materi permikiran islam sempat menjadi perdebadatan. Secara garis besar, kita dapat
membedakan tiga nidang pemikiran islam, yaitu aliran kalam (teologi), aliran fikih, dan aliran
tasawuf. Pada kesempatan ini, kita membicarakan tuga bidang pemikiran, pendekatan
tersebut dengan pendekatan kronologis yang terdapat dalam sejarah islam.

B. Aliran pemikiran islam

1. Aliran-Aliran Kalam
a.) Khawarij
Khawārij (Arab: ‫ خوارج‬baca Khowaarij, secara harfiah berarti "Mereka yang Keluar") ialah
istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang awalnya mengakui
kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Disebut Khowarij disebabkan karena
keluarnya mereka dari dinul Islam dan pemimpin kaum muslimin.
khawarij, orang-orang yang terlibat dan menyetujui hasil tahkim telah melakukan dosa besar.
Orang islam yang melakukan dosa besar, dalam pandangan mereka, berarti telah kafir; kafir
setlah memeluk islam berarti murtad; dan orang murtad (keluar dari islam) halal dibunuh
berdasarkan sebuah hadits yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda,” man
baddala dinah faktuluh.”
Dengan dasar premis-premis yang dibangunnya, khawarij berkesimpulan bahwa orang yang
terlibat dan menyetujui tahkim harus dibunuh oleh karena itu, mereka memutuskan untuk
membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiah bin Abi Sufian, Abu Musa Al-asyari, Amr bin Ash,
dan sahabat-sahabt lain yang menyetujui tahkim. Namun, yang berhasil mereka bunuh Ali bin
Abi Thalib; muawiah tidak berhasil mereka bunuh. Disamping itu, mereka juga mencela
Utsman bin Afan, orang-orang yang terlibat dalam perang jamal, dan perang sifin.
b.) Mur'jiah
Aliran Murji'ah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang muncul dari golongan yang
tak sepaham dengan Khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak belakang dengan
Khawarij. Pengertian Murji'ah sendiri berasal dari kata arja'a yaitu menunda ataupun
menangguhkan atau juga penangguhan keputusan atas perbuatan seseorang sampai di
pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tak mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa
besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah
Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok ini tetap
diakui sebagai Muslim dan punya harapan dan kesempatan untuk bertobat.
Secara garis besar, ajaran-ajaran pokok Murji'ah adalah:
Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut golongan ini tak dituntut
membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari. Ini merupakan sesuatu yang janggal
dan sulit diterima kalangan Murji'ah itu sendiri, karena iman dan amal perbuatan dalam Islam
merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan berkesinambungan.Selama meyakini 2
kalimah syahadat,seorang Muslim yang berdosa besar tak dihukum kafir. Hukuman terhadap
perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak menjatuhkannya di
akhirat.Tokoh utama golongan ini ialah Hasan Bin Bilal Muzni, Abu Sallat Samman dan
Dirar Bin Umar.Dalam perkembangan selanjutnya, golongan ini terbagi menjadi kelompok
moderat dipelopori Hasan Bin Muhammad Bin Ali Bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf
dan beberapa para ahli hadits sementara kelompok ekstrem dipelopori Jahm Bin Shafwan.
C.)Qadariyah
Pengertian Qadariyah secara etimologis, berasal dari bahasa Arab, yaitu Qadara yang
bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi istilah adalah suatu aliran
yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah Swt. Aliran-aliran
ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat
berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih
menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-
perbutannya.
Pemikiran aliran Qadariyah:
 Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan manusia
Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah

d.) Syiah
Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau pengikut
sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai pengertian tertentu.
Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi pikiran orang tertuju kepada syiah-ali, yaitu
kelompok masyarakat yang amat memihak Ali dan dan memuliakannya beserta
keturunannya. Kelompok tersebut lambat laun membangun dirinya sebagai aliran dalam
Islam. Adapun ahl bait adalah “family rumah nabi”. Menurut syiah yang dinamakan ahl bait
itu adalah Fatimah, suaminya Ali, Hasan dan Husein anak kandungnya, menantu dan cucu-
cucu Nabi, sedang isteri-isteri nabi tidak termasuk Ahl alBait.
Ajaran Syiah:
- Kepala negara diangkat dengan persetujuan rakyat melalui lembaga ahl al-hall wa al-‘aqd.
- Kepala negara atau imam berkuasa seumur hidup, bahkan mereka meyakini kekuasaan
imam mereka ketika ghaibdan baru pada akhir jaman kembali kepada mereka.
- Kepala negara (imam) sebagai pemegang kekuasaan agama dan politik berdasarkan
petunjuk Allah dan wasiat Nabi.
- Kepala negara memegang otoritas sangat tinggi

e.)Jabariyah
Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan mengharuskannya
melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz al-jabr yang berarti paksaan. Kalau
dikatakan Allah mempunyai sifat Al-jabbar (dalam bentuk mubalaghah), itu artinya Allah
Maha Memaksa. Selanjutnya kata jabara setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu
aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan menegaskan bahwa paham Al jabr berarti
menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan menyandarkannya
kepada Allah, Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan
terpaksa.Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada Allah
SWT.
Ajaran jabbariyah:
-Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
- Kalam Tuhan adalah makhluk
- Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
- Surga Neraka tidak kekal

f.)Mu'tazilah
Kata mu‟tazilah berasal dari kata I‟tazala dengan makna yang berarti menjauhkan atau
memisahkan diri dari sesuatu. Kata ini kemudian menjadi nama sebuah aliran di dalam ilmu
kalam yang para sarjana menyebutnya sebagai Mu‟tazillah berdasarkan peristiwa yang terjadi
pada Washil ibn Atha (80 H/699 M- 131 H/748 M) dan Amr ibn Ubayd dengan al-Hasan al-
Bashri. Dalam majlis pengajian al-Hasan al-Bashri muncul pertanyaan tentang orang yang
berdosa besar bukanlah mu‟min dan juga bukanlah orang kafir, tetapi berada diantara dua
posisi yang istilahnya al Manzillah bayn al-manzilatayn.Dalam uraian di atas bisa dipahami
pemimpian tertua di aliran Mu‟tazillah adalah Washil ibn Atha. Ada kemungkinan washil
ingin mengambil jalan tengah antara khawarij dan murjiah, melainkan berada di dua posisi.
Alasan yang dikemukakan adalah bahwa orang yang berdosa besar itu masih ada imannya
tetapi tidak pula dapat dikatakan mu‟min karena ia telah berdosa besar. Orang yang serupa
itu apabila meninggal dunia maka ia akan kekal di dalam neraka, hanya azabnya saja yang
lebih ringan dibandingkan orang kafir. Itulah pemikiran Washil yang pertama sekali muncul.

g.) Asy'ariyah
Asy‟ariyah adalah nama aliran di dalam islam, nama lain dari aliran ini adalah Ahlu Sunnah
wal Jamaah.28 Aliran Asy‟ariyyah adalah aliran teologi yang dinisbahkan kepada pendirinya,
yaitu Abu al-Hasan Ali ibn Islmail al-Asy‟ari. Ia dilahirkan di Bashrah, besar dan wafat di
Baghdad (260-324 H). Ia berguru pada Abu Ali al-Jubbai, salah seorang tokoh Mu‟tazillah
yang setia selama 40 tahun. Setelah itu ia keluar dari Mu‟tazillah dan menyusun teologi baru
yang berbeda dengan Mu‟tazillah yang kemudian dikenal dengan sebutan Asy‟ariyyah, yakni
aliran atau paham Asy‟ari. Kasus keluarnya Asy‟ari ini menurut suatu pendapat karena ia
bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang berkata kepadaya, bahwa Mu‟tazillah itu salah
dan yang benar adalah pendirian al-Hadis.
Ajaran Asy'ariyah:
- Tuhan dan Sifat-sifatnya
- Kebebasan dalam berkehendak
- Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk

h.) Maturidiyah
Nama Maturidiyyah diambil dari nama tokoh pertama yang tampil mengajukan pemikiran
sendiri. Nama lengkapnya adalah Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud al-Maturidi. Beliau
lahir di Samarkand pada pertengahan kedua abad kesembilan Masehi kedua abad ke-9 M dan
meninggal tahun 944 M.Aliran Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap
pemikiran-pemikiran mu‟tazzilah yang rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan dengan
pemikiran yang yang diberikan oleh al-asy‟ari. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa
pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan makna teks nash agama (Quran dan
Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang mazhab Habafi yang dianutnya banyak
menggunakan takwil.
Ajaran maturidiyah:
- Orang Mukmin melakukan dosa besar tetap Mukmin
- Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak

2. Alirah-aliran fiqh
Secara histories, hukum islam telah menjadi 2 aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad
SAW. Dua aliran tersebut adalah Madrasat Al-Madinah dan Madrasat Al-Baghdad/Madrasat
Al-Hadits dan Madrasat Al-Ra’y. Aliran Madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal
di Madinah, aliran Baghdad/kuffah juga terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di kota
tersebut.
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, terbentuklah Fuqaha
Sab’ah yang juga mengajarkan dan mengembangkan gagasan guru-gurunya dari kalangan
sahabat. Diantara fuqaha sab’ah adalah Sa’id bin Al-Musayyab. Salah satu murid Sa’id bin
Al-Musayyab adalah Ibnu Syihab Al-Zuhri dan diantara murid Ibnu Syihab Al-Zuhri adalah
Imam Malik pendiri aliran Maliki. Ajaran Imam Maliki yang terkenal adalah menjadikan
Ijma dan amal ulama madinah sebagai hujjah. Dan di Baghdad terbentuk aliran ra’yu, di
Kuffah adalah Abdullah bin Mas’ud, salah satu muridnya adalah Al-Aswad bin Yazid Al-
Nakha’I salah satu muridnya adalah Amir bin Syarahil Al-Sya’bi dan salah satu muridnya
adalah Abu Hanifah yang mendirikan aliran Hanafi. Salah satu ciri fiqih Abu Hanifah adalah
sangat ketat dalam penerimaan hadits. Diantara pendapatnya adalah bahwa benda wakaf
boleh dijual, diwariskan, dihibahkan, kecuali wakaf tertentu. Karena ia berpendapat bahwa
benda yang telah diwakafkan masih tetap milik yang mewakafkan.
Murid Imam Malik dan Muhammad As-Syaibani (sahabat dan penerus gagasan Abu Hanifah)
adalah Muhammad bin Idris Al-Syafi’I, pendiri aliran hukum yang dikenal dengan Syafi’iyah
atau aliran Al-Syafi’i. Imam ini sangat terkenal dalam pembahasan perubahan hukum Islam
karena pendapatnya ia golongkan menjadi Qoul Qodim dan Qoul Jadid.
Salah satu murid Imam Syafi’i adalah Ahmad bin Hanbal pendiri aliran Hanbaliyah.
Disamping itu masih ada aliran zhahiriyah yang didirikan oleh Imam Daud Al-Zhahiri dan
aliran Jaririyah yang didirikan oleh Ibnu Jarir Al-Thabari.
Dengan demikian, kita telah mengenal sejumlah aliran hukum islam yaitu Madrasah
Madinah, Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi, Aliran Maliki, Aliran Syafi’I, Aliran Hanbali,
Aliran Zhahiriyah dan Aliran Jaririyah. Tidak dapat informasi yang lengkap mengenai aliran-
aliran hukum islam karena banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena
tidak ada yang mengembangkannya.
Thaha Jabir Fayadl Al-Ulwani menjelaskan bahwa mazdhab fiqih islam yang muncul setelah
sahabat dan kibar At-Tabi’in berjumlah 13 aliran, akan tetapi tidak semua aliran itu dapat
diketahui dasar dan metode istinbath hukum yang digunakannya.

Berikut pendiri aliran-aliran tersebut :


1. Abu Sa’id Al-Hasan bin Yasar Al-Bashri
2. Abu Hanifah Al-Nu’man bin Tsabit bin Zuthi
3. Al-Uza’i ‘Abu Amr A’bd Al-Rahmat bin ‘Amr bin Muhammad
4. Sufyan bin Sa’id bin Masruq Al-Tsauri
5. Al-Laits bin Sa’d
6. Malik bin Anas Al-Bahi
7. Sufyan bin U’yainah
8. Muhammad bin Idris
9. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
10. Daud bin Ali Al-Ashbahani Al-Baghdadi
11. Ishaq bin Rahawaih
12. Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalabi
 
Aliran hukum islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang hanya
beberapa aliran diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanbaliyah, akan tetapi
yang sering dilupakan dalam sejarah hukum islam adalah bahwa buku-buku sejarah hukum
islam cenderung memunculkan aliran-aliran hukum yang berafiliasi dengan aliran sunni,
sehingga para penulis sejarah hukum islam cenderung mengabaikan pendapat khawarij dan
syi’ah dalam bidang hukum islam.

Keempat madzhab tersebut adalah Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’i, dan
Madzhab Hanbali
1. Madzhab Hanafi
Madzhab Hanafi didirikan oleh An Nu’man bin Tsabit atau Al-Imam Abu Hanifah (80-150
H). Beliau berasal dari Kufah dan hidup di masa Daulah Bani Umaiyah dan Daulah Bani
Abbasiyah.
Imam Abu Hanifah adalah ulama yang terkenal karena lebih mengedepankan logika sebagai
dalil.
Adapun yang menjadi dasar Madzhab Imam Abu Hanifah adalah beberapa dasar hukum
Islam yang meliputi Al Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas, dan Istihsan.
Imam Abu Hanifah menyusun sebuah kitab atau buku yang berjudul Kitabul Fiqhul Akbar.
2. Madzhab Maliki
Madzhab Maliki didirikan oleh Malik bin Anas bin Abi Amir Al Ashbahi atau Al-Imam
Malik (93-179 H).
Beliau merupakan Imam penduduk Madinah dan hidup di masa Daulah Bani Umaiyah dan
Daulah Bani Abbasiyah.
Dasar madzhab Imam Malik adalah Al Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas, Amal ahlul
madinah, perkataan sahabat, Istihsan, Saddudzarai’, muraatul khilaf, Istishab, maslahah
mursalah, dan syaru man qablana (syariat nabi terdahulu).
Imam Malik adalah seorang ahli hadis dan fiqih. Kitabnya yang terkenal adalah Al
Muwattha yang memuat tentang hadits dan fiqih.
3. Madzhab Syafi’i
Madzhab Syafi’i didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i atau Al-Imam Asy-Syafi’i
(150-204 H).
Beliau berasal dari Gaza, Palestina. Imam Syafi’i dikenal sebagai seorang mujtahid mutlak,
imam fiqih, hadits, dan ushul.
Dasar madzhab Imam Asy-Syafi’i adalah sumber syariat Islam yaitu Al Qur’an dan As-
Sunnah, Ijma’, serta Qiyas.
Beberapa dasar yang tidak dijadikan rujukan oleh Imam Asy-Syafi’i adalah sebagai berikut.

 perkataan sahabat karena dipandang sebagai ijtihad yang bisa saja salah.
 istihsan karena dianggap menciptakan syari’at
 maslahah mursalah
 perbuatan penduduk Madinah.
Kitab yang pernah disusun oleh Imam Syafi’i adalah kitab Al-Hujjah yang merupakan
madzhab lama dan kitab Al Umm yang merupakan madzhab yang baru.

4. Madzhab Hanbali
Madzhab Hanbali didirikan oleh Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani atau Al-Imam Ahmad
(164-241 H).
Beliau lahir dan menghabiskan hidupnya di Baghdad, Irak. Hingga kini, Imam Ahmad
dikenal sebagai seorang ahli hadits dan fiqih.
Dasar madzhab Imam Ahmad adalah Al Qur’an, As-Sunnah, fatwah sahabat, Ijma’, Qiyas,
Istishab, maslahah mursalah, dan saddudzarai’.
Beliau menyusun kitab hadis Al Musnad yang berisi kurang lebih 40.000 hadis.
Karena keahliannya dalam hadits, Beliau menaikkan derajat hadits mursal dan hadits dhaif
menjadi hadits hasan.

3. Aliran-aliran tasawuf
Ajaran tasawuf atau mistik Islam pada kenyataan merupakan pengalaman (al-tajribah)
spiritual yang bersifat pribadi. Meskipun demikian, pengalaman ulama yang lain memiliki
pertanyaan-pertanyaan-perbedaan-perbedaan-perbedaan-perbedaan yang tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, dalam tasawuf terdapat petunjuk yang bersifat umum tentang
maqamat dan ahwai.

Pada kenyataannya tasawuf merupakan ajaran yang membicarakan kedekatan antara sufi
(manusia) dengan Allah. Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang menunjukan
kedekatan manusia dengan Allah; antara lain bahwa Allah itu dekat dengan manusia (QS al-
Baqarah [2]: 186), dan Allah lebih dekat kepada manusia dibandingkan urat nadi manusia itu
sendiri (QS Qaf [50]: 16).

Pada awalnya, tasawuf merupakan ajaran tentang al-zuhd (juhud). Oleh karena itu, pelakunya
disebut shufi Zahid pertama yang termahsyur adalah Al-Hasan al-Basri (642-728 M.). Dia
pernah berdebat dengan washil bin Atha 'dalam bidang teologi. Ajaran tasawuf Al-Hasan Al-
Basri yang sangat terkenal adalah al-khauf fan al-raja '. Di antara pendapatnya yang sangat
terkenal adalah bahwa orang mukmin tidak akan bahagia sebelum berjumpa dengan Tuhan ”.
Metode tasawuf itu ada tiga: tahalli, takhalli, dan tajalli.

Tahalli adalah pengisian diri untuk mendekatkan diri (taqarrub (an) kepada Allah; takhalli
adalah pengosongan diri sufi; sedangkan tajjali adalah mukasyafah, ma'rifah, dan
musyahadah.

Di samping itu, dalam ajaran para sufi mengatakan bahwa Tuhan pun berkehendak untuk
menyatu dengan manusia. Suatu keadaan mental yang diperoleh manusia tanpa bisa
diusahakan, disebut hal atau ahwal. Ahwal adalah suatu keadaan mental sufi yang sangat
dekat dan bahkan menyatu dengan Tuhan. Proses ini dinamai tanazul.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Setiap pemeluk agama Islam dengan pasti bahwa Islam tidak absah tanpa iman, dan
iman tidak sempurna tanpa ihsan adalah musthil tanpa iman, dan iman juga musthil tanpa
islam. Dalam penelitian lebih lanjut, syringe terjadi tumpang tindih antara tiga istilah
tersebut: dalam iman terdapat islam dan ihsan; dalam islam terdapat iman dan ihsan; dan
dalam ihsan terdapat iman dan islam.

Ibnu Tamiah menjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsur, yaitu, iman, islam, dan ihsan.
Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan): orang mulai dengan islam,
kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak dalam ihsan.

Setiap pemeluk agama Islam dengan pasti bahwa Islam tidak absah tanpa iman, dan iman
tidak sempurna tanpa ihsan adalah musthil tanpa iman, dan iman juga musthil tanpa islam.

Pada kesempatan ini, kita membicarakan tiga bidang, pemikiran tersebut dengan pendekatan
kronologis yang terdapat dalam sejarah islam.

Aliran-aliran Fikih
Aliran-aliran Tasawuf
Aliran-aliran Kalam

Saran :
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun masih kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga penjabaran yang
kami sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
(http://iain-s.blogspot.com/2013/04/aliran-aliran-dalam-pemikiran-islam.html diaksen pada
15 Maret 2021 pukul 12.42 wib )

(https://dalamislam.com/landasan-agama/fiqih/macam-macam-madzhab diakses pada 15


maret 2021 pukul 17.28 wib)

(http://wawai.id/pendidikan/makalah/dimensi-dan-aliran-pemikiran-islam/#:~:text=Dimensi
%2Ddimensi%20Islam%20yang%20dimaksud,iman%2C%20islam%2C%20dan
%20ihsan.&text=Dalam%20tiga%20unsur%20itu%20terselip,iman%2C%20dan
%20memuncak%20dalam%20ihsan Di akses pada 17 Maret 2021 Pukul 10:41)

(https://www.scribd.com/presentation/441413294/DIMENSI-DAN-ALIRAN-PEMIKIRAN-
DALAM-ISLAM Di akses pada 17 Maret 2021 pukul 10:41)

Anda mungkin juga menyukai