Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TELAAH MATERI PAI MA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Telaah Materi PAI MTS/MA

Dosen Pengampu : Hj. Nur Khasanah, M. Ag

Disusun Oleh :

1. Laila Fazida (2119230)


2. Riska Amalia (2119273)
3. Siti Sa'adah (2119380)

Kelas E

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, hidayat serta inayahnya. Sholawat serta salam semoga selalu
terhaturkan kepada Nabi pembuka pintu syafaat Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para umatnya.

Alhamdulillah kami bersyukur atas selesainya penulisan makalah tugas


ini. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Nur Khasanah, M. Ag yang
telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Tujuan penulisan ini
untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Telaah Materi PAI
MTS/MA, serta diharapkan mampu dipahami teman-teman mahasiswa.
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Semua
membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan apa yang telah diciptakan.

Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan makalah


ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan saran untuk
memperbaiki hasil makalah kami.

Pekalongan, 19 Juni 2021

Penulis

2
Table of Contents
2......................................................................................... KATA PENGANTAR
4................................................................................................................ BAB I
4............................................................................................... PENDAHULUAN
4....................................................................................... Latar Belakang A.
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam..........................................................5
B. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah.....5
C. Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah........................................................................................................................5
D. Model pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah.......5
E. Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah
Aliyah........................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................................5
A. Kesimpulan.......................................................................................................5
B. Saran.................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................5

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis dan urgen dalam


pembentukan Budaya dan Karakter Bangsa suatu bangsa. Sebab
pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to know dan how to do,

4
tetapi amat penting adalah how to be. Supaya how to be terwujud, maka
diperlukan transfer budaya dan kultur. Jadi pendidikan dapat dimaknai
sebagai proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam merupakan bagian dari
PAI di madrasah yang di antaranya berintikan pendidikan akhlak atau
Budaya dan Karakter Bangsa. Peran strategisnya dalam sistem tersebut
di antaranya dalam mengembangkan manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang
luhur, sebagai bagian yang esensial dalam pembangunan manusia
Indonesia

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ?
2. Apa Tujuan Pembelajaran Sejarah Kbudayaan Islam di Madrasah
Aliyah?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah ?
4. Bagaimana Model pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah ?
5. Apa problematika pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
2. Mengetahui Tujuan Pembelajaran Sejarab Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah

5
3. Mengetahui Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah
4. Mengetahui Model pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah
5. Mengetahui problematika pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
di Madrasah Aliyah

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam


Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Syajarah”.
Syajarah berarti pohon, sesuatu yang mempunyai akar, batang, dahan,
ranting, daun, bunga dan buah. Sejarah adalah cerita masa lalu yang
menjadi sumber kejadian penting sehingga akan dikenang sepanjang
waktu. Perumpamaannya, akar pohon yang baik akan menumbuhkan
batang pohon yang baik, bahkan akan menghasilkan buah yang baik.
Kata “Islam” dalam Sejarah Kebudayaan Islam memiliki makna yang
sangat luas. Memiliki pengertian bahwa kebudayaan tersebut dihasilkan
oleh orang Islam dan makna bahwa sejarah islam rujukannya adalah
Islam sebagai sumber nilai. Artinya Islam menjadi sumber nilai
kebudayaan tersebut. Sejarah Kebudayaan Islam dapat dipahami dalam
dua makna, yaitu sebagai peristiwa sejarah dan sebagai ilmu sejarah.1
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rasul. Dan datangnya dari
Allah, baik dengan perantaraan malaikat Jibril, maupun langsung
kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam Al qur’an, Allah sendiri
mendefisinikan Islam dengan al-‘amilush shalihat atau iman dan amal.
Menurut Abdul qodir audah, Islam sebagai berikut :
a. al-Islam ‘aqidah wa nizham ( Islam adalah kepercayaan dan
system (syari’ah)
1
Aminah, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dalam Pengembangan Budaya
Dan Karakter Bangsa Pada Peserta Didik Mts Negeri 2 Bandar Lampung, Jurnal
Kependidikan e-ISSN 2598-4845 p-ISSN 2355-018X

7
b. al-Islam dinum wa daulah ( Islam adalah agama dan Negara )
Dari uraian diatas yang terdiri dari tiga kata diantaranya sejarah,
kebudayaan, dan Islam. Terbantu untuk memahami arti sejarah
kebudayaan Islam Yaitu asal- usul atau silsilah dari sesuatu yang
dihasilkan dari pemikiran atau akal budi kaum Muslimin yang
berhubungan dengan kepercayaan (keyakinan), ilmu pengetahuan, seni,
adat istiadat, bentuk pemerintahan, arsitektur bangunan, dan lain-lain
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan suatu pelajaran
yang menelaah tentang asalusul, perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam
sejarah Islam dimasa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-
Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan nabi Muhammad saw. sampai
masa khulafaurrasyidin. Secara substansial mata pelajaran Sejarah
Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah
Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan membentuk sikap, watak dan
kepribadian peserta didik.2
B. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah
Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam setidaknya memiliki beberapa
tujuan anatara lain sebagai berikut:
a) Peserta didik yang membaca sejarah adalah untuk menyerap
unsure-unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan
senang hati mengikuti tigkah laku para Nabi dan orang-orang
shaleh dalam kehidupan sehari-hari.

2
Nurjannah, Menemukan nilai karakter dalam pembelajaran sejarah kebudayaan
Islam, AL-TADABBUR, 2016, 2(1), 1-12.

8
b) Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat
Islam yang meyakininya dan merupakan sumber syariah yang
besar.
c) Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral,
membangkitkan patriotism dan mendorong untuk berpegang
pada kebenaran serta setia kepadanya.
d) Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang
sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal
dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong
mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku
seperti Rasul.
e) Untuk pendidikan akhlak, selain mengetahui perkembangan
agama Islam seluruh dunia.3
Sementara itu dalam lampiran Menteri Agama RI disebutkan bahwa
tujuan mempelajari SKI di Madrasah Aliyah sebagai berikut :
a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam
yang telah dibangun oleh Rosulullah SAW dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam.
b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini dan masa depan.
c) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah islam sebagai bukti peradaban umat islam di
masa lampau.

3
Chabib Thoha dkk. Metodelogi Pengajaran Agama, (Semarang : Pustaka Pelajar ,2004 )hlm.
222-223.

9
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni dan
lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban
islam.4
C. Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah
Selama ini sebagaimana tergambar dalam kurikulum SKI 1994,
SKI hanya dipahami sebagai SKI saja (history of islamic culture).
Dalam kurikulum ini SKI dipahami sebagai sejarah tentang agama islam
dan kebudayaan (history and islamic culture). Oleh karena itu
kurikulum ini tidak saja menampilkan sejarah kekuasaan atau sejarah
raja-raja dalam islam. Aktor sejarah yang diangkat tidak hanya nabi,
sahabat dan raja, tetapi dilengkapi ulama’, intelektual dan filosof.
Faktor-faktor sosial dimunculkan guna menyempurnakan pengetahuan
peserta didik tentang Sejarah Kebudayaan Islam.
Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah meliputi :
a) Dakwah Nabi Muhammad SAW pada periode Makkah dan Madinah
b) Kepemimpinan umat setelah Rosulullah SAW wafat.
c) Perkembangan islam periode klasik /zaman keemasan (pada tahun
650 M – 1250 M).
d) Perkembangan islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran
(1250 M – 1800 M).
e) Perkembangan islam pada masa modern / zaman kebangkitan (1800
M - sekarang).

4
Lampiran Menteri Agama RI, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, 2008, hlm. 76-78

10
f) Perkembangan islam di indonesia dan dunia.5
D. Model pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah
Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan
oleh guru terhadap semua mata pelajaran. Salah satunya adalah mata
pelajaran SKI. Metode yang dapat digunakan dalam mata pelajaran SKI
diantaranya adalah:
1. Metode Ceramah.
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam
metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadimelalui
metode ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-
kejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa
diambil dari sejarah tersebut.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswa memahami materi yang ada dalam pelajaran SKI. Metoda
Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik
bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup
(pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan
pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem
5
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Pustaka Rizki Putra : Semarang, 2009 ) hlm. 8.

11
produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi
dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua
anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, benda yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan
dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun
tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh
guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat
dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan
terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
5. Metode Timeline (Garis Waktu)
Metode ini tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di
dalamnya termuat kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode
ini, peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa
menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa
meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan
Timeline beserta rentetan peristiwanya.
Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan satu
kebudayaan oleh karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya
sekedar periode tertentu. Timeline untuk sejarah kebudayaan Islam
bisa dibuat mualai dari zaman Jahiliyah menjelang Islam.hadir
sampai pada saat ini; timeline juga hanya bisa dibuat
menggambarkan perjalanan peristiwa dalam satu kurun atau periode
tertentu. Ini adalah metode survey sejarah yang sangat baik karena
peserta didik akan melihat benang merah atau hubungan satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya.

12
6. Metode Concept Map (Peta Konsep)
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk mendeskripsikan
gagasan yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada
kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan
peta konsep untuk dijadikan sebagai metode penyampaian materi
sejarah. Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan
siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan memahami
secara menyeluruh. Peserta didik sendiri nantinya yang akan
membuat kaitan antara satu konsep dengan lainnya. Peta konsep
sangat tepat dipakai untuk pembelajaran sejarah karena banyak
konsep yang harus dikuasai oleh siswa untuk mengembangkan
proses berpikir. Dengan peta konsep, peserta didik tidak akan
mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per-
kata. Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata
mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu konsep dengan
lainnya. Di samping itu, Peta konsep bisa mengatasi hambatan
verbal atau bahasa untuk menyampaikan gagasannya dan dalam saat
yang sama bisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang pada akhirnya akan mendorong kemampuan verbalnya,
penggunaan kata-kata untuk menyampaikan gagasannya.
Terkadang istilah Peta Konsep (Concept Map) disejajarkan dengan
Peta Pikiran (Mind Map). Keduanya memang mempunyai kesamaan
dalam hal pembuatannya; keduanya menggunakan cara kerja
pembuatan peta. Sedikit perbedaan yang bisa digaris bawahi adalah
bahwa Peta Pikiran lebih cenderung dipakai untuk menyampaikan
gagasan-gagasan ilmiah yang menjadi kesepakatan umum,
sementara itu, Peta Pikiran lebih bersifat personal, yaitu untuk
menggambarkan ide-ide atau segala yang ada dalam pikiran

13
seseorang. Peta pikiran merupakan metode yang sangan bagus untuk
mencurahkan gagasan.
7. Role Playing (Bermain Peran)
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog tokoh-tokoh
dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli
sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk
menjiwai karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa
merasakan dirinya sebagai aktor sejarah dan akan sangat berkesan
bagi mereka. Dialog-dialog yang dipakai diusahakan untuk
sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya..
8. Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan)
Ini adalah satu yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar
dengan efektif dan melibatkan unsur afektif. Metode ini dapat
digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa di samping
untuk membentuk kerja-sama kelompok.6

E. Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di


Madrasah Aliyah
Masalah yang biasanya muncul dalam penggunaan media
pembalajaran adalah proses pembelajaran sudah menggunakan
serta buku paket sebagai sumber belajar di kelas, tetapi belum
semua siswa mendapatkannya dikarenakan jumlah yang tidak
mencukupi, sehingga peserta didik harus saling berbagi dengan
temannya yang tidak mendapatkan buku paket. Selain itu juga,
lingkungan sekolah belum mendukung proses pembelajaran SKI.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-
hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu, tugas guru
6
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Remaja Rosdakarya : Bandung, 2013) , hal.193

14
atau pembelajar adalah sebagai komponen dalam menggunakan
alat-alat yang disediakan oleh sekolah atau bahkan secara kreatif
dan inovatif mampu menggunakan alat yang murah dan efisien
untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran.7

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Menyadari akan pentingnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan


Islam (SKI) tersebut, maka di dalam pembelajaran mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) supaya menjadi efektif dan efesien
dengan hasil pembelajaran yang maksimal, hendaknya menggunakan
metode yang efektif, Apalagi ruang lingkup bidang studi mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sangat luas cakupan isi konsepnya,
mungkin tidak dapat disampaikan seluruhnya dalam kegiatan
pembelajaran di kelas yang dibatasi dengan jumlah alokasi waktu jam
pelajaran yang kurang memadai dalam seluruh tatap muka. Jika
demikian maka, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
melakukan bermain peran (role playing). Oleh sebab itu, guru sebelum
kegiatan belajar mengajar berlangsung, harus sudah menyiapkan
rencana langkah-langkah kegiatan berupa naskah teks skenario bermain
peran kepada peserta didik untuk mempelajarinya di luar jam pelajaran.

Tesis. Karya Muhammad Nasheh, IAIN Palangkaraya, Penerapan Metode Mengajar pada Mata 7
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas XI Madrasah Aliyah Asasu Salam Lupak
.Kabupaten Kapuas

15
B. Saran

Penulis menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan.


Penulis akan memperbaiki kekurangan makalah ini. Maka dari itu
penulis mengharap kritik dan saran yang berguna serta bisa menjadi
perbaikan makalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Aminah. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dalam Pengembangan
Budaya Dan Karakter Bangsa Pada Peserta Didik Mts Negeri 2 Bandar
Lampung. Jurnal Kependidikan e-ISSN 2598-4845 p-ISSN 2355-018X

Lampiran Menteri Agama RI, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. 2008

Majid , Abdul . 2013. Strategi Pembelajaran. Remaja Rosdakarya : Bandung

Nurjannah. 2016. Menemukan nilai karakter dalam pembelajaran sejarah


kebudayaan Islam. AL-TADABBUR. 2(1). 1-12.

Syukur , Fatah. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Rizki Putra :


Semarang

Thaha , Chabib , dkk. 2004. Metodelogi Pengajaran Agama. Semarang :


Pustaka Pelajar

Tesis. Karya Muhammad Nasheh, IAIN Palangkaraya, Penerapan Metode Mengajar


pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas XI Madrasah Aliyah Asasu
Salam Lupak Kabupaten Kapuas.

16

Anda mungkin juga menyukai