Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MEMAHAMI TELAAH PEMBELAJARAN PAI MTS MATA PELAJARAN


SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Metode Pembelajaran

Dosen Pengampu : Alif Achadah, M.Pd

Oleh Kelompok : 07

 Hamzah 20862081068
 Hanifatul islamiyah 20862081119
 Inan Faizah Sanaya 20862081137

KELAS 5 B

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Metode Pembelajaran dengan judul
Memahami Telaah Pembelajaran Pai Mts Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas
Vii.

Selain itu kami mengucapkan kepada semua yang telah memberikan dukungan atas
terselesainya makalah ini kepada:

1. selaku Rektor Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

2. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keislaman Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

3. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

4.Alif Achadah,.M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Pembelajaran


yang selalu membimbing kami hingga kami dapat menyelesaikan masalah ini.
5. Seluruh Civitas Akademik Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

6. Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam pengerjaan makalah ini, kami sudah berusaha sebaik mungkin, dan
semaksimal mungkin, tetapi mungkin dengan segala keterbatasan waktu, kemampuan, dan
pengetahuan.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
sepandaipandainya tupai melompat akan terjatuh juga. Maka dari itu, saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1....................................................................................................................Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2....................................................................................................................Rumusan
Masalah.....................................................................................................1
1.3....................................................................................................................Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

2.1. Pengertian Pendidik Dalam Pendidikan Islam........................................2


2.2. Kedudukan Pendidik Dalam Pendidikan Islam.......................................9
2.3. Syarat-Syarat Pendidik Dalam Pendidikan Islam...................................9
2.4. Sifat-Sifat Pendidik Dalam Pendidikan Islam.........................................10
2.5. Tugas Dan Peranan Pendidikan Dalam Pembelajaran............................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................17

3.1. Kesimpulan..............................................................................................17
3.2. Saran........................................................................................................17

Daftar Pustaka.......................................................................................................iii

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan
keadaan manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini. Sejarah juga
merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa
lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa-peristiwa masa
lampau.
Sejarah peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan
Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, manusia
sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti. Kedudukan
dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya: manusia adalah ciptaan Allah
yang paling sempurna dan paling utama Allah berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami
muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas
kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. 1
Pada bab selanjutnya pemakalah akan membahas tentang metode mengajar Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) secara lebih rinci lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan SKI ?
2. Apa pentingnya belajar SKI ?
3. Metode apa saja yang bisa dipakai dalam mengajar SKI ?
4. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan
dalam mengajar

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian SKI
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran SKI
3. Untuk mengetahui dasar dasar pemilihan metode SKI
4. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran dalam pelajaran SKI

1
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.hal:5

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran SKI
Pengertian sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang
mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni
History, dan makna sehjarah mempunyai 2 konsep yaitu: pertama, konsep sejarah yang
memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Kedua, sejarah menunjukan
maknanya yang subjektif, karena masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau
cerita. 2
Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan atau
kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai
berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan
kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam
mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam
sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat
Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah perdaban
Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi
pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan
bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan
sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life)
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan.3
Berdasarkan pengertian di atas, maka metode pengajaran SKI merupakan cara-cara
yang ditempuh oleh para guru dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran SKI dapat tercapai.

2.2 Tujuan Pembelajaran SKI


Adapun tujuan dari pembelajaran SKI adalah:

2
Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet. VIII; Yogyakarta: Multikarya Grafika, 2003.
3
 http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-kebudayaan-Islam/ Diakses Tanggal 19 oktober 2022

2
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran,
nilai-nilai, dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan
didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah
sebagai bukti peradaban umat Islam masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengkaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik ekonomi, IPTEK, seni, dan
lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2.3 Metode Mengajar SKI 


Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik,
sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode
mengajar yang digunakan oleh guru.
Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terhadap
semua mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran SKI. Metode yang dapat
digunakan dalam mata pelajaran SKI diantaranya adalah:

1.   Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan
(penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar
yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadimelalui metode
ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau dan
menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut. 4

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada

4
Ramayulis.Metodologi Pengajaran Agama Islam.(Jakarta:Kalam Mulia,2001)hal:hal:20

3
dalam pelajaran SKI. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi
topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang
diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban),
serta disajikan dengan cara yang menarik.5

3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya
sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan
semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.

4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda yang sedang dipelajari.
Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model,
maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya
dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi
akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.6

5. Metode Timeline (Garis Waktu)


Metode ini tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat
kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat urutan kejadian
dan akhirnya juga bisa menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa
meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan Timeline beserta rentetan
peristiwanya.
Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan satu kebudayaan oleh
karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya sekedar periode tertentu. Timeline untuk sejarah
kebudayaan Islam bisa dibuat mualai dari zaman Jahiliyah menjelang Islam. hadir sampai
pada saat ini; timeline juga hanya bisa dibuat menggambarkan perjalanan peristiwa dalam
5
Marno & M. Idris. (2008). Strategi dan metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif.
Jogyakarta,Ar-Ruzmedia.hal:35
6
Idris, M. M. (2008). Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta, Ar-
Ruzmedia.hal:36

4
satu kurun atau periode tertentu. Ini adalah metode survey sejarah yang sangat baik karena
peserta didik akan melihat benang merah atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa
lainnya. Langkah-langkah:
a. Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam
pembelajaran hari itu.
b. Tunjukkan pentingnya mempelajari sejarah melalui timeline.
c. Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal dan menuliskan waktu tertentu
dan beberapa kejadian penting yang terjadi di dalamnya. Waktu berikutnya juga ditulis
seperti cara titik waktu pertama dan begitu terus sampai pada waktu tertentu yang sesuai
dengan materi pembelajaran. Berikut ini adalah dua contoh timeline yang dibuat dengan cara
yang sedikit berbeda pada masa nabi sampai menjelang hijrah.
Timeline yang pertama ditulis dengan format satu tahun satu peristiwa penting.
Timeline yang kedua memungkinkan satu tahun memuat banyak peristiwa penting secara
simultan
d. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun tertentu dan
menjelaskan hubungannya dari tahun ke tahun.
e. Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungannya satu dengan yang
lain.
f. Buat kesimpulan.
g. Minta peserta didik untuk membuat timeline yang berhubungan dengan mereka masing-
masing mulai dari lahir sampai saat ini.
Pengembangan:
1. Guru bisa meminta peserta didik untuk mengisi tahun atau peristiwa-peristiwa sejarah dari
format timeline yang disediakan. Hal ini sangat penting dipakai untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami peristiwa sejarah dan bagaimana mereka mengakaitkan
satu peristiwa dengan lainnya.
2. Guru juga bisa meminta siswa membuat timeline untuk sejarah keluarga masing-masing,
mulai dari pernikahan orang tua sampai waktu sekarang. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
ketrampilan berpikir sejarah yang kronologis. Di samping itu, peserta didik juga bisa
menghargai sejarah keluarga dan dirinya7.

6. Metode Concept Map (Peta Konsep)

7
Silberman, Melvin L. (2000). Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Suject. Massachusetts, Ally and Bacon.hal:25

5
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk mendeskripsikan gagasan yang ada dalam
benak. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa
memanfaatkan peta konsep untuk dijadikan sebagai metode penyampaian materi sejarah.
Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan
memahami alur sejarah dan memahami secara menyeluruh. Peserta didik sendiri nantinya
yang akan membuat kaitan antara satu konsep dengan lainnya. Peta konsep sangat tepat
dipakai untuk pembelajaran sejarah karena banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa
untuk mengembangkan proses berpikir. Dengan peta konsep, peserta didik tidak akan
mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per-kata. Mereka punya
kesempatan untuk membangun kata-kata mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu
konsep dengan lainnya. Di samping itu, Peta konsep bisa mengatasi hambatan verbal atau
bahasa untuk menyampaikan gagasannya dan dalam saat yang sama bisa mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang pada akhirnya akan mendorong kemampuan
verbalnya, penggunaan kata-kata untuk menyampaikan gagasannya.
Terkadang istilah Peta Konsep (Concept Map) disejajarkan dengan Peta Pikiran (Mind
Map). Keduanya memang mempunyai kesamaan dalam hal pembuatannya; keduanya
menggunakan cara kerja pembuatan peta. Sedikit perbedaan yang bisa digaris bawahi adalah
bahwa Peta Pikiran lebih cenderung dipakai untuk menyampaikan gagasan-gagasan ilmiah
yang menjadi kesepakatan umum, sementara itu, Peta Pikiran lebih bersifat personal, yaitu
untuk menggambarkan ide-ide atau segala yang ada dalam pikiran seseorang. Peta pikiran
merupakan metode yang sangan bagus untuk mencurahkan gagasan. Langkah-langkah:
a. Jelaskan tujuan pembelajaran dan sebutkan jenis kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik.
b. Kaitkan materi yang akan dipelajari dengan keadaan peserta didik dan tunjukkan
pentingnya mempelajari materi sejarah ini untuk kehidupan mereka.
c. Tunjukkan pentingnya cara belajar dengan Peta Konsep dan berikan contoh-contohnya,
artinya cukup tulisan setiap gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam papan atau kertas.
Minta semua peserta didik untuk menuliskan satu kata, konsep, gagasan, atau perasaan yang
sekarang dirasakan. Dan tanyakan diakhir pelajar kenapa mereka menuliskannya dan
diskusikan sebentar.
d. Buat sebuah gambar yang melambangkan topik utama sekaligus merupakan garis besar di
tengah atau di atas kertas kalau hubungan antar konsepnya bersifat hirarkis, seperti silsilah
keturunan. Setiap kali membuat gambar atau garis, jelaskan maksud dan hubungannya.

6
e. Buat garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas ke
masing-masing cabang untuk setiap ide utama yang ada atau sebagai subjek. Cabang utama
dalam mind map melambangkan sub topik utama.
f. Beri nama pada setiap ide di atas atau boleh juga menambahkan gambar-gambar kecil
mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini dilakukan untuk merangsang penggunaan
kedua sisi otak.
g. Dari setiap ide yang ada, tarik garis penghubung lainnya, yang menyebar seperti cabang-
cabang pohon. Kemudian tambahkan buah pikiran ke setiap ide tadi. Cabang-cabang
tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
h. Buat kelompok untuk mendiskusikan Peta Konsep yang dibuat guru dipapan tulis dan
minta salah satu dari masing-masing kelompok menjelaskan atau membaca Peta Konsep itu
dalam
kelompoknya secara bergantian.
Pengembangan:
1. Guru bisa meminta siswa untuk membuat peta konsep sendiri untuk mendeskripsikan
silsilah keluarganya. Di pertemuan berikutnya, cara pembuatan konsep tersebut didiskusikan.
Materi yang didiskusikan adalah bagaimana peserta didik bisa mengetahui silsilah
keluarganya; siapa saja yang dijadikan sumbernya. Dengan cara pembelajaran seperti ini,
peserta didik tidak hanya mengetahui dan menghafal sejarah orang lain tapi juga mereka bisa
melakukan cara berpikir sejarah untuk menuliskan silsilah sejarahnya sendiri.
2. Guru juga bisa meminta siswa untuk membuat Peta Konsep dari beberapa materi yang
dianggap dasar dan harus mereka kuasai. 8

7. Role Playing (Bermain Peran)


Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog tokoh-tokoh dalam sejarah atau
memerankan diri atau kelompok sebagai ahli sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak
peserta didik untuk menjiwai karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan
dirinya sebagai aktor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog-dialog yang
dipakai diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya.
Langkah-langkah:
1. Susun/siapkan skenario beberapa hari minimal satu minggu sebelum tatap muka.
2. Tunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kegiatan
pembelajaran.
8
Prawiradilaja, Dewi Salma. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles. Jakarta, Kencana.hal:23

7
3. Bentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 siswa atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Beri penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Panggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
6. Minta masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Beri kertas kepada peserta didik sebagai audiens setelah selesai pementasan untuk
membahas masalah yang diangkat.
8. Minta masing-masing masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Berikan kesimpulan secara umum.
Pengembangan:
1. Setelah kegiatan bermain peran usai, guru bisa meminta peserta didik yang memainkan
peran untuk merefleksikan apa yang mereka alami dan rasakan saat mempersiapkan dan
memerankan
tokoh sejarah tersebut.
2. Bermain peran bisa dilaksanakan untuk kelas terbuka, terutama setelah melakukan banyak
latihan dan peserta didik meras percaya diri untuk naik ke pentas memerankan dialog-dialog
dan kejadian sejarah lainnya.

8. Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan)


Ini adalah satu yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar dengan efektif
dan melibatkan unsur afektif. Metode ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan
siswa di samping untuk membentuk kerja-sama kelompok.
Langkah-langkah:
1. Siapkan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Pertanyaan itu bisa menyangkut:
a. Definisi suatu istilah
b. Pertanyaan dalam bentuk Pilihan Ganda
c. Mengidentifikasi tokoh sejarah
d. Menanyakan sikap atau tindakan yang harus dilakukan
e. Melengkapi kalimat, dll.
2. Minta peserta didik untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
3. Minta peserta didik untuk mencari teman yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang tidak diketahui. Tekankan pada mereka untuk saling membantu.

8
4. Minta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk masingmasing.
5. Periksa jawaban siswa, klarifikasi kalau ada jawaban kurang tepat dan jawab pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab.9

Pengembangan
Guru bisa mengkombinasi metode ini dengan Binggo, yaitu mengisi matrik atau kotak-kotak
yang berupa informasi yang harus diisi oleh peserta didik. Mereka yang selesai mengisi
semua
kotak tersebut bilang “Bingo”!

2.4 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan
Digunakan dalam mengajar
Dalam menentukan metode pengajaran seorang guru tidak boleh gegabah dalam
penetapan metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Guru haruslah mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapainya, supaya metode dan
media pendujungnya bias digunakan secara optimal dan maksimal.
2. Audiens (siswa)
Seorang guru hendaknya memperhatikan Audiens (siswa) terlebih dahulu sebelum
menentukan metode yang akan digunakan, karna jumlah dan karakter siswa,sangat
berpengaruh pada umpan balik dan tujuan yang diharapkan seorang guru.
3. Fasilitas
Fasilitas menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam penetapan metode pengajaran,
namun harus kita ingat fasilitas disini tidak hanya berkutat kepada materi semata namun non
materi seperti waktu yang diberikan untuk seorang guru dalam menyampaikan materinya.
4. keunggulan dan kelemahan metode tertentu
tidak ada satu metode yang dapat dikatakan lebih baik karena metode-metode yang ada bisa
bersifat tidak efektif apabila tidak tercapainya tujuan yang diharapkan atas dasar itulah
hendaknya guru memperhatikan beberapa fakto-faktor yang telah di jelaskan di atas.10

2.5 Implementasi Metode Pembelajaran SKI Kelas VII

9
Sanjaya, W. (2003). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta, Kencana.hal:45
10
.Zuhairini,dkk.Metodik Khusus Pendidikan Agama.(Malang:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel ,   1983).hal:20

9
1. Semester I

BAB I NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM


SEMESTA
A. KONDISI MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
1. Kepercayaan Masyarakat Arab pra Islam
2. Kondisi Sosial Masyarakat Arab Pra Islam
3. Kondisi Ekonomi Masyarakat Arab pra Islam
4. Kondisi Politik Masyarakat Arab pra Islam

B.DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MEKAH


1. Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw
2. Permulaan Dakwah Nabi Muhmmad Saw.
3. Perhatian dan Prioritas Dakwah Nabi Muhhamad Saw
4. Respon Masyarakat Mekah Terhadap Dakwah Dakwah Nabi Muhammad Saw.
5. Tantangan Dakwah Nabi Muhammad Saw
6. Kunci Keberhasilan Nabi Muhammad Saw. dalam Dakwah di Mekah

C. STRATEGI DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH


1. Dakwah Rahasia (Sirriyah)
2. Dakwah Terang-terangan (Jahr
3. Hijrah ke Habsy
4. Hijrah ke Thaif
5. Perjanjian Aqabah
BAB II PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW. MELAKUKAN
PERUBAHAN
A. KONDISI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
1. Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam
2. Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam
3. Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam4. Kondisi Politik Masyarakat
Madinah

B. PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW. KE MADINAH

10
1. Pengertian Hijrah
2. Faktor Nabi Muhammad Melakukan Hijrah Ke Madinah
3. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah
4. Proses Hijrah Nabi Muhammad Ke Madinah

C. STRATEGI DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MADINAH


1. Langkah-Langkah Awal Dakwah Nabi Muhammad di Madinah
2. Langkah-langkah Nabi Muhammad Membangun Perekonomian Masyarakat Madinah

D. RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH


1. Pertempuran Badar
2. Tragedi Uhud
3. Pertempuran Khandak
4. Perjanjian Hudaibiyah
5. Pembebasan kota Mekah (Fathu Mekah)
6. Haji Wada’ (haji pamitan)

BAB III KHULAFAUR RASYIDIN


A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA KHULAFAUR RASYIDIN
1. Pengertian Khulafaur Rasyidin
2. Latar Belakang Munculnya Khulafaur Rasyidin

B. BIOGRAFI KHULAFAUR RASYIDIN


1. Abu Bakar As-Siddiq
2. Umar bin Khattab
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib

C. PRESTASI KHULAFAUR RASYIDIN


1. Prestasi Abu Bakar Assidiq
a. Menumpas kelompok pembangkang
b. Kodifikasi Al-Qur’an
c. Perluasan Wilayah
2. Prestasi Umar bin Khattab

11
a. Perluasan wilayah dakwah Islam
3. Prestasi Usman bin Affan
a. Kodifikasi Mushaf al Qur'an
b. Renovasi Masjid Nabawi
c. Pembentukan Angkatan Laut
d. Perluasan Wilayah Dakwah Islam
4. Prestasi Ali bin Abi Thalib
a. Mengganti pejabat yang kurang cakap

2. Semester II

BAB IV DAULAH UMAYYAH


A. SEJARAH DAULAH UMAYYAH
1. Latar Belakang Berdirinya Daulah Umayyah
2. Khalifah Daulah Umayyah

B. PERKEMBANGAN PERADABAN PADA MASA DAULAH UMAYYAH


1. Perkembangan di Bidang Sosial
2. Perkembangan di Bidang Budaya
3. Perkembangan / Prestasi di Bidang Politik Militer

C. TOKOH ILMUWAN MUSLIM TERKEMUKA DAULAH UMAYYAH


1. Tokoh Ahli Ilmu Hadis
2. Tokoh Ahli Tafsir
3. Tokoh Ahli Ilmu Fikih
4. Tokoh Ahli TaSawuf
5. Tokoh Ahli Bahasa dan Sastra
6. Tokoh Ahli Sejarah dan Geografi
7. Tokoh Ahli Ilmu Kedokteran

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN UMAR BIN ABDUL AZIS


A. BIOGRAFI UMAR BIN ABDUL AZIS
B. GAYA KEPEMIMPINAN UMAR BIN ABDUL
C. KESALEHAN UMAR BIN ABDUL AZIS

12
D. PRESTASI KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ

Telaah Metode Pembelajaran

Bab 1
1. Sebelum datang Islam, penduduk Mekah dikenal dengan penduduk jahiliyah (bodoh).
Mereka bukan bodoh secara intelektual tapi mereka memiliki prilaku yang buruk di
aspek agama, sosial, ekonomi, dan politik. Dari aspek agama, mereka menyembah
berhala yang berada di sekitar Ka’bah mereka menyimpang dari ajaran-ajaran tauhid
yang telah di ajarkan oleh Nabi Ibrahim dan diteruskan oleh Nabi Ismail. Dari aspek
sosial, mereka suka minum hamar, mabuk, berzina, peraktik perbudakan dan
merampok. Dari aspek ekonomi, mereka mempraktikan riba. Dan dari aspek politik,
mereka sangat gemar berperang dan sering terjadi perang antar suku.
2. Kelebihan Bangsa Arab dikenal dengan bangsa ahli syair dan pemberani, selain ahli
syair dan pemberani karakter positif arab lainya seperti punya semangat tinggi dalam
mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, mempunyai ketahan fisik,
kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, masyarakat yang cinta
kebebasan, loyal pada pimpinan, pola hidup yang sederhana, ramah, dan sebagainya.
3. Misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin yaitu: Mengajarkan kepada
manusia tentang akidah dan larangan menyembah selain Allah Swt, Menegaskan
tentang adanya hari pembalasan, Mengajarkan akhlak terpuji dan melarang berbuat
kemungkaran, Mengakui dan melindungi hak asasi manusia.
4. Masyarakat Mekah merespon dakwah Nabi dengan penolakan. Hanya sebagian kecil
yang menerima dakwah Nabi. Para pembesar Mekah menolak ajaran Nabi dan
berusaha mencegah dakwah nabi dengan bebagai cara.
5. Kunci Keberhasilan dakwah Islam dikarenakan Nabi Muhammad memiliki karakter
pendukung yaitu kesabaran menghadapi ancaman, kegigihan dan keuletan dalam
menyebarkan Islam, memiliki kenyakinan yang kuat, memiliki akhlak yang mulya
dan selalu menghindari kemungkaran, dan mengakui kesetaraan derajat manusia.
6. Nabi Muhammad menerapkan beberapa strategi dakwah di Mekah yaitu dakwah
Sirriyah sebagai cara dakwah awal-awal orang Islam masih sedikit dan belum kuat.
Dan dakwah Jahr sebagai cara menyebarkan dakwah lebih luas dan pengikutnya
sudah siap dengan segala resiko. Hijrah ke Habasyah sebagai cara melindungi dan
memelihara nyawa dan agama pengikut Nabi dari gangguan kafir Quraisy. Hijrah ke

13
Thaif sebagai cara mencari tempat menyebarkan yang ideal untuk menyebarkan
Islam. Dan Baiat Aqabah I dan II sebagai cara Persiapan pendukung dan tempat untuk
membangun basis Islam di kota Yasrib yang kemudian berubah nama menjadi
Madinah.

Bab 2
1. Sebelum Islam datang ke Yasrib, kota penduduk kota ini didiami berbagai komunitas
dan Agama. Ada yang berasal dari komunitas etnis Arab dan ada juga yang berasal
dari komunitas Yahudi. Masing-masing komunitas telah memiliki tradisi keagamaan
yang sudah mengakar dan lama dipraktikkan. Gak jarang dari mereka terjadi
perselisihan yang berakibat peperangan yang disebabkan banyak faktor, antara lain
kepercayaan, politik ekonomi dan lain sebagainya.
2. Hijrah berasal dari Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah
tempat. Adapun Seseorang bisa dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat, yaitu
yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju
(tujuan). Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seseorang yang berhijrah. Meninggalkan
segala segala hal yang buruk, negaif, kondisi yang tidak kondusif menuju keadaan
yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif dalam menegakkan ajaran Allah.
Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad Saw. bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan
tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at
Islam.
3. Hijrah terbagi menjadi 2 macam yaitu pertama hijrah makaniyah yaitu meninggalkan
tempat. Selama masa kenabian, terjadi 3 hijrah makaniyah yaitu ke Habasyah, Thaif,
dan Madinah. Kedua, hijrah manawiyah yaitu meninggalkan semua apa yang dilarang
oleh Allah. Hijrah manawiyah terdiri dari 4 macam yaitu hijrah i’tiqady, fikriyah,
syu’uriyah, dan sulukiyyah.
4. Nabi Muhammad memilih hijrah untuk menghindari ancaman dan penyiksaan kaum
Quraisy. Madinah menjadi pilihan selanjutnya dengan mempertimbangkan posisinya
Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII 104 tidak jauh dari Mekah, dia memiliki
ikatan kerabat dari kakeknya Abdul MuThalib, karakter penduduknya yang lembut,
dan tentunya Hijrah merupakan perintah Allah Swt.
5. Kafir Quraisy meningkatkan tekanan dan ancaman terhadap Nabi Muhammad
terutama setelah meninggal Abu Thalib dan Siti Khadijah. Mereka merencakan untuk

14
membunuh Nabi Saw sebelum beliau hijrah. Mereka merasa hijrah nabi Saw dan
pengikutnya ke tempat baru akan memperkuat umat Islam dan nantinya akan
menyerang mereka. Kafir Quraisy memilih para algojo untuk membunuh nabi
Muhammad, tapi akhirnya gagal.
6. Nabi Muhammad telah mempersiapkan proses hijrah dengan matang. Setelah
mayoritas umat Islam telah hijrah ke Madinah. Nabi Muhammad Saw. mendapat
perintah hijrah bertepatan dengan pengempungan rumahnya oleh para algojo kafir
Quraisy. Atas kekuasaan Allah Nabi Muhammad bisa lolos. Sebelum keluar rumah,
Nabi Muhammad meminta Ali untuk memakai mantelnya dan berbaring di tempat
tidur untuk mengelabui para algojo.
7. Nabi Muhammad Saw. mengajak Abu Bakar untuk berhijrah. Langkah pertama,
mereka pergi ke gua Tsur yang berada di sebelah selatan Mekah, bertolak belakang
dengan arah ke Madinah yaitu utara Mekah. Mereka berdua tinggal di gua Tsur
selama 3 hari sambil melihat perkembangan situasi di Mekah. Pada hari keempat
mereka meninggalkan gua tsur menuju kota Madinah. Setelah berjalan 7 hari, Nabi
Muhammad Saw. beristirahat di Quba dan sempat membangun masjid yang dikenal
dengan masjid pertama dalam sejarah Islam. Setelah itu keduanya berangkat ke
madinah dengan sambutan yang meriah dari penduduk Madinah.
8. Nabi Muhammad Saw. melakukan beberapa rencana yaitu membangun masjid,
mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar. Dan membuat perjanjian antara
umat Islam dengan Yahudi. Selain itu dalam rangka mengemabangkan perekonomian
Madinah, Nabi Muhammad Saw. melakukan beberapa program yaitu
mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar, orang-orang miskin tinggal di
masjid, membuka lapangan kerja, mengajurkan berdagang bagi yang punya modal,
menganjurkan bertani bagi orang yang tidak punya modal, dan mengelola zakat
dengan baik. Sistem Persaudaraan berlandaskan Iman dan Aturan toleransi beragama
menjadil modal utama kesuksesan dakwah Nabi Saw. di Madinah
9. Nabi Muhammad Saw. menghadapi tantangan dalam berdakwah dari dalam Madinah
yaitu orang-orang Yahudi, dan dari pihak luar Madinah yaitu kafir Quraisy. Peristiwa
pertentangan dari kedua pihak menimbulkan beberapa peristiwa yaitu pertempuran
105 Sejarah Kebudayan Islam MTs Kelas VII badar, pertempuran Uhud, pertempuran
Khandak, Perjanjian Hudaibiyah, dan Fathu Mekah.
10. Nabi Muhammad menampilkan kearifan dan kedamaian dalam dakwahnya. Sikap
penuh kedamaian tidak hanya waktu tenang, bahkan dalam kondisi kritis, Nabi

15
Muhammad Saw. tetap mendahulukan perdamaian. Sikapnya membuat simpatik
musuh-musuh Islam sehingga mereka tertarik masuk Islam.

Bab 3
1. Nabi Muhammad Saw. wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H atau tanggal 8
juni 632 M. Setelah beliau wafat, situasi dikalangan umat Islam sempat kacau. Hal itu
disebabkan Nabi Muhammad Saw. tidak menunjuk calon penggantinya. Dua
kelompok yang merasa paling berhak untuk dicalonkan sebagai pengganti Nabi
adalah kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Perbedaan pendapat antara kedua kelompok
tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damai oleh Umar bin Khattab.
2. Khulafaur rasyidin terdiri dari empat sahabat utama Rasulullah yaitu : a. Abu Bakar
As-Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M) b. Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M)
c. Usman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 655 M) d. Ali Bin Abi Thalib (35 – 40 H / 655
– 660 M)
3. Banyak sekali prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin, adapun
prestasi Khulafaur Rasyidin Yang Menonjol adalah :
a. Pada masa Abu Bakar
1. Perbaikan sosial masyarakat
2. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
3. Pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an
b. Pada masa Umar bin Khattab
1. Perluasan Wilayah Islam dakwah Islam sampai ke Suriah, Persia, dan Mesir
2. Membagi wilayah Islam menjadi delapan provinsi serta menunjuk seorang
gubernur untuk memerintah pada wilayah provinsi tersebut. Seorang Gubernur
bertanggung jawab atas maju mundurnya Islam.
3. Pembentukan dewan-dewan, misalnya: Dewan perbendaharaan negara yang
mengatur pemasukan dan pengeluaran uang negara, Dewan Militer membantu dan
memelihara keamanan negara
4. Pembentukan urusan kehakiman. Tiap-tiap gubernur didampingi oleh seorang
hakim yang mempunyai otonomi penuh
5. Penetapan tahun Hijrah yaitu dimulai dari hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke
Madinah (622 M = 1 H) Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII 132
6. Pembangunan masjid. Masjid yang dibangun yaitu Masjid Al-Haram, Masjid An-
Nabawi, Masjid Al- Aqshadi Yerussalem dan Masjid Amru di Mesir.

16
c. Pada masa Usman Bin Affan
1. Renovasi/perluasan Masjid Nabawi di Madinah
2. Usaha Kodifikasi Mushaf Al-Qur'an
3. Membentuk Angkatan Laut
4. Perluasan wilayah dakwah Islam
d. Pada masa Ali Bin Abi Thalib
1. Mengganti pejabat yang tidak cakap
2. Membanahi keuangan Negara (baitul mal)
3. Memajukan ilmu nahwu
4. Membangun kota Kufah

Bab 4
Daulah Umayyah memiliki kontribusi besar dalam kemajuan peradaban dan
Kebudayaan Islam. kemajuan tersebut didukung oleh langkah-langkah pengembangan yang
dilakukan oleh para Khalifah Daulah Umayyah. Pengembangan tersebut menyentuh berbagai
bidang kehidupan yaitu; Administrasi pemerintahan, sosial kemasyarakatan, ekonomi, seni
budaya,pendidikan, politik militer.
Bidang Administrasi Pemerintahan, Dinasti Bani Umayyah melakukan perubahan
sistem pemerintahan dari demokrasi ke Monarki, membangun sistem pemerintahan
sentralistik dengan membagi pemerintahan ke beberapa wilayah. Untuk memperlancar
hubungan antar wilayah dibentuk beberapa departemen yaitu Diwan Rasail, Diwan Kharaj,
Diwan jundy, Diwan Khatam. Pemerintah memiliki lambang negara dan menerapkan bahasa
Arab sebagai bahasa administrasi.
Bidang Sosial kemasyarakatan, Dinasti Bani Umayyah mendirikan panti sosial dan
membagi masyarakat menjadi dua kelompok yaitu Arab dan Mawali (non Arab), serta
mengeluarkan peraturanperaturan dan membangun infrastruktur sebagai sarana pendukung
kehidupan masyarakat.
Bidang seni budaya, Daulah Umayyah menjadikan bahasa arab sebagai bahasa resmi,
mata uang dan membangun infrastruktur seperti gedung, pabrik, irigasi pertanian, pusat ilmu
dan adab, serta membuat sistem administrasi keuangan negara. Bidang ekonomi, dinasti Bani
Umayyah mengoptimalkan pengelolaan keuangan negara. Juga Di bidang pendidikan, Daulah
Umayyah membangun tempat-tempat pendidikan seperti kuttab, masjid, Arabisasi dan baitul
Hikmah.

17
Bidang Politik dan militer, Daulah Umayyah membentuk lembagalembaga
pemerintah yaitu An Niẓam Al Syiyasyi, an Niẓam Al Maly, Niẓam Idary, Niẓam, Qady, dan
Niẓam Harby. Serta kebijakan Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII 152 militer, Daulah
Umayyah memberlakukan undang-undang militer dan melakukan ekspansi.
Daulah Umayyah memiliki perhatian dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan.
Sehingga lahir para ilmuwan-ilmuwan besar Islam. Bersamaan itu, muncul ilmu-ilmun agama
yang menjadi disiplin ilmu tersendiri, seperti kedokteran. Peran para Khalifah
mengembangakan ilmu-ilmu agama sangat besar. Seperti untuk mengumpulkan hadis, juga
Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan memerintahkan ubaid bin syariyah untuk menyusun
buku sejarah.
Pada Masa Bani Umayyah muncul ulama besar seperti Ibnu Syihab As Zuhri sebagai
ahli hadis, Sa'id bin Jubair sebagai Ahli tafsir, Syuriah bin Harits Syubawaihi sebagai ahli
bahasa, Ubaid bin Syariayah sebagai ahli sejarah.

Bab 5
Nama lengkapnya adalah Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin
As bi Umayyah bin Abdus Syams. Ia adalah keturunan Umar bin Khattab melalui ibunya
yang bernama Laila Ummu Asim binti Asim bin Umar bin Khattab.
Awal Karier Umar bin Abdul Azis dalam bidang politik atau pemerintahan adalah
menjabat sebagai Gubenur Hijaz yang berkedudukan di Madinah.
Umar bin Abdul Aziz memperoleh pendidikan di Madinah, yang pada waktu itu
merupakan pusat ilmu pengetahuan dan gudang para ulama hadits dan tafsir. Pendidikan yang
diperolehnya sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya dalam melaksanakan tugas yang
diamanatkan kepadanya.
Umar bin Abdul Aziz diangkat mejadi khalifah berdasarkan wasiat Khalifah dinasti
Umayyah sebelumnya yaitu Sulaiman bin Abdul Malik. Usahan-usaha Khalifah Umar bin
Abdul Azis meliputi berbagai bidang; agama, politik, ekonomi, social, ilmu pengetahuan dan
dakwah.
Umar bin Abdul Azis adalah seorang Khalifah sekaligus Ulama besar ahli hadits dan
fikih. Memiliki kepribadian sederhana, tegas, santun dan saleh. Tentunya dapat dijadikan
sauri Tauladan bagi generasi berikut.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

19
Adapun pentingnya belajar SKI yaitu untuk menciptakan dan membangun generasi
yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan
menyebarkan agama islam.
Dalam pembelajaran SKI ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi,
diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active
Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai dengan materi apa
yang ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belangsung.
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan
Digunakan dalam mengajar : Tujuan yang hendak dicapai, Audiens (siswa), Fasilitas,
keunggulan dan kelemahan metode tertentu.

B. Saran
1. Seorang  guru  hendaknya  terampil  dan  dapat  menguasai  berbagai metode pembelajaran
agar peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2. Seorang  guru  harus  selalu  aktif  melibatkan  peserta  didik  selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
3. Seorang guru  harus  dapat memilih metode  dan  kreatif dalam  mencoba ide  baru  agar 
proses pembelajaran  berhasil  dengan  baik  dan  tidak membosankan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir,Yogyakarta: PP. Al-Munawwir Krapyak, 1984.


Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet. VIII; Yogyakarta: Multikarya
Grafika, 2003.
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-kebudayaan-Islam/Diakses Tang
gal 28 April 2013, Pukul 17:54 WIB.
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000.
Idris, M. M. (2008). Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan
Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta, Ar-Ruzmedia.
Marno & M. Idris. (2008). Strategi dan metode Pengajaran: Menciptakan
Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Jogyakarta,Ar-Ruzmedia.
Prawiradilaja, Dewi Salma. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional
Design Principles. Jakarta, Kencana.
Sanjaya, W. (2003). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta, Kencana.
Silberman, Melvin L. (2000). Active Learning: 101 Strategies to Teach Any
Suject. Massachusetts, Ally and Bacon.
Zuhairini,dkk.Metodik Khusus Pendidikan Agama.Malang:Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel ,1983.
Ramayulis.Metodologi Pengajaran Agama Islam.Jakarta:Kalam Mulia,2001

iii

Anda mungkin juga menyukai