Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA ISLAM

PERSEPSI JIHAD DALAM ISLAM

Disusun oleh :

1. Dedy rosyidi (181010200141)


2. Dita rahmawati
3. Muhamad ikbal
4. Herry setiawan

Fakultas hukum/204(Reg.B)
Mata Kuliah: pendidikan agama islam
Dosen pengajar : AMIN SONGGIRIN
Alamat:Jalan surya kencana No.1,Tanggerang 15417
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimahkan
rahmat, karunia serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERSEPSI JIHAD DALAM ISLAM” tepat pada waktunya.
Dengan selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan sumber dari
banyak pihak dan rekan-rekan yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan
makalah ini, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan, baik dari materi maupun teknik penyajiannya Oleh
karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dari makalah ini.

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….
A. Pengertian Jihad……………………………………………………….
B. Macam-Macam Jihad…………………………………………………
C. Syarat Jihad……………………………………………………………
D. Rukun Jihad………………………………………………………...…
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………....
B. Saran………………………………………………………………...…
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau pemahaman tentang Islam


di antara kaum muslimin dan adanya propaganda-propaganda Barat untuk
menyerang Islam, kedua hal tersebut menjadikan kaum muslimin dan orang-orang
non muslim saat ini salah memahami konsep Jihad. Jihad yang ditampilkan saat
ini diidentikkan dengan orang yang haus darah, untuk menyebarkan Islam dengan
pedang atau berarti usaha untuk penegakan agama Islam atau sebaliknya jihad
adalah suatu konsep untuk membuat suatu bentuk masyarakat yang di dalamnya
terdapat bermacam masyarakat. Sayangnya tidak seorang pun dan dari sekian ide-
ide tersebut yang benar dalam realitas jihad secara Islam.
Jihad adalah salah satu syi’ar Islam yang terpenting dan merupakan
puncak keagungannya. Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan
senantiasa tetap terjaga. Jihad fii sabiilillaah tetap ada sampai hari Kiamat.
Islam tidak hanya memerintahkan umat Islam untuk menyembah Allah
dengan mendirikan shalat, puasa, membaca doa, meyisihkan sebagian hartanya
melaliu zakat, dan menyantuni kaum dhuafa.Itu semua belum cukup unutk umat
Islam jika banyak kebenaran ditutupi oleh kebatilan. Orang islam diwajibkan
beribadah yang dengan ibadah itu dia ikut andil dalam menanggulangi kejahatan
sebagaimana andilnya ibadah zakat dalam berbuat kebaikan. Demikian itulah
yang dinamakan ibadah jihad fi sabilillah.

B. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu:


a. Untuk mengetahui pengertian tentang Jihad terutama dalam pandangan Islam.
b. Untuk mengetahui Cara dan Hukum Jihad.
c. Untuk mengetahui Macam-macam Jihad
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jihad

Jihad artinya perjuangan yang sungguh-sungguh di jalan Allah dengan


seluruh kemampuan baik dengan harta, jiwa, lisan, mau pun yang lainnya. Jihad
terutama ditujukan untuk membela kaum yang tertindas:

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang
yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya
berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim
penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami
penolong dari sisi Engkau!.” [An Nisaa’ 75]

Jihad merupakan satu kewajiban penting dalam Islam:


Dalam Islam, wanita boleh ikut berperang untuk memberi minum dan mengobati
prajurit yang terluka.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:


Rasulullah saw. pernah berperang bersama Ummu Sulaim serta beberapa orang
kaum wanita Ansar. Ketika beliau sedang bertempur, mereka membantu memberi
minum serta mengobati para prajurit yang terluka. (Shahih Muslim No.3375)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mati,


sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia
mati dalam satu cabang kemunafikan.” Muttafaq Alaihi.
Dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda: “Berjihadlah melawan kaum
musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu.” Riwayat Ahmad dan Nasa’i.
Hadits shahih menurut Hakim.

‫ال ِإْك َر اَه ِفي الِّديِن َقْد َتَبَّيَن الُّر ْش ُد ِم َن اْلَغ ِّي َفَم ْن َيْكُفْر ِبالَّطاُغ وِت َو ُي ْؤ ِم ْن ِباِهَّلل َفَق ِد اْسَتْم َس َك ِب اْلُعْر َو ِة اْل ُو ْثَقى ال‬
‫اْنِفَص اَم َلَها َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم‬

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam): sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah 256]

‫اَّلِذ يَن ُأْخ ِر ُجوا ِم ْن ِدَياِر ِهْم ِبَغْيِر َح ٍّق ِإال َأْن َيُقوُلوا َر ُّبَنا ُهَّللا َو َلْو ال َد ْفُع ِهَّللا الَّناَس َبْع َض ُهْم ِبَبْع ٍض َلُهِّد َم ْت َص َو اِم ُع‬
‫َو ِبَيٌع َو َص َلَو اٌت َو َم َس اِج ُد ُيْذ َك ُر ِفيَها اْس ُم ِهَّللا َك ِثيًرا َو َلَيْنُص َر َّن ُهَّللا َم ْن َيْنُصُر ُه ِإَّن َهَّللا َلَقِو ٌّي َع ِزيٌز‬

“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan
yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian
yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-
rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut
nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -
Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [Al Hajj
40]

B. Macam-macam Jihad

1. Fardlu ‘Ain: yaitu berjuang melawan musuh yang menyerbu ke sebagian


negara kaum muslim seperti jihad melawan kaum Yahudi yang menduduki negara
Palestina. Semua orang muslim yang mampu berdosa sampai mereka dapat
mengeluarkan orang-orang Yahudi dari negeri tersebut.
2. Fardlu Kifayah: yaitu jika sebagian telah memperjuangkannya, maka yang lain
sudah tidak berkewajiban untuk melakukan perjuangan tersebut, yaitu berjuang
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh negara sehingga melaksanakan hukum
Islam, dan barangsiapa yang masuk Islam serta berjalan di jalan Islam kemudian
terbunuh sehingga tegak kalimat Allah, maka jihad ini berjalan terus sampai hari
kiamat. Jika orang-orang meninggalkan jihad dan tertarik oleh kehidupan dunia,
pertanian dan perdagangan maka ia akan tertimpa kehinaan.

3. Jihad terhadap pemimpin Islam: yaitu dengan memberikan nasihat kepada


mereka dan pembantu mereka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Agama
adalah nasihat, kami bertanya , untuk siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab:
untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin Islam dan orang-orang
muslim awam” (HR. Muslim). Dan beliau bersabda: “Jihad yang paling mulia
adalah menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim” (HR. Abu Daud
dan Tarmizi). Adapu cara untuk menghindarkan diri dari penganiayaan pemimpin
kita sendiri, yaitu agar orang-orang Isilam bertaubat kepada Tuhan, meluruskan
akidah mereka atas dasar ajaran-ajaran Islam yang benar sebagai pelaksanaan dari
firman Allah: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS Ar-'Ad
: 11).

4. Berjihad melawan orang kafir, komunis dan penyerang dari kaum ahli kitab,
baik dengan harta benda, jiwa dan lisan sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Dan berjihadlah menghadapi orang-orang musyrik dengan harta bendamu,
jiwamu dan lisanmu” (HR. Ahmad).

5. Berjihad melawan orang-orang fasik dan pelaku maksiat dengan tangan dan
hati, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa diantara kamu melihat
kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan
lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah
iman” (HR. Muslim).

6. Berjihad melawan setan: dengan selalu menentang segala kemauannya dan


tidak mengikuti godaannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya setan itu adalah
musuh bagimu, maka anggaplah sebagai musuhmu, karena sesungguhnya setan
itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala” (QS Faatir : 6).

7. Berjihad melawan hawa nafsu: dengan menghindari hawa nafsu,


membawanya kepada ketaatan kepada Allah dengan menghindari kemaksiatan-
kemaksiatannya. Allah berfirman melalui mulut Zulaihah yang mengakui telah
membujuk Yusuf untuk berbuat dosa: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Yusuf :
53).

Jihad diwajibkan atas:


1. Setiap muslim.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Merdeka.
5. Laki-laki.
6. Mempunyai kemampuan untuk berperang.
7. Mempunyai harta yang cukup baginya dan keluarganya selama
kepergiannya dalam berjihad.

C. Syarat Jihad

Menurut Syaikh Abu Syujak syarat-syarat jihad ada tujuh antar lain:
 Islam
 Baligh
 Berakal
 Merdeka
 Laki-laki
 Sehat
 Kuat berperang

D. Rukun Jihad

Menurut Syaikh Abu Syujak rukun jihad antar lain:


Tegas dan siap mati ketika menghadapi serangan musuh, karena Allah Ta’ala
mengharamkan Mujahid mundur dari serangan musuh.
Dzikir kepada Allah Ta’ala dengan hati dan lisan dalam rangka meminta kekuatan
Allah Ta’ala dengan ingat janji, ancaman, dukungan serta pertolongan-Nya
kepada wali-wali-Nya. Dengan dzikir seperti itu, hati menjadi tegar dan semangat
perang menjadi kuat.
Taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya dengan tidak melanggar perintah
keduanya dan meninggalkan larangan keduanya.
Tidak menimbulkan konflik ketika memasuki kancah perang, namun dengan satu
barisan yang tidak ada celah kosong didalamnya, hati yang menyatu, dan badan-
badan yang rapat seperti bangunan kokoh.
Sabar dan tetap dalam kesabaran, dan siap mati ketika memasuki kancah perang
hingga pertahanan musuh terbongkar dan barisan mereka terkalahkan,
sebagaimana firman Allah Ta’ala.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jihad berasal dari kata jahada, yujahidu, jihad. Artinya adalah saling
mencurahkan usaha. Makna jihad menurut bahasa (lughawi) adalah kemampuan
yang dicurahkan semaksimal mungkin: kadang-kadang berupa aktivitas fisik, baik
menggunakan senjata atau tidak; kadang-kadang dengan menggunakan harta
benda dan kata-kata: kadang-kadang berupa dorongan sekuat tenaga untuk meraih
target tertentu: dan sejenisnya. Makna jihad secara bahasa ini bersifat umum, yaitu
kerja keras.
Al-Quran telah mengarahkan makna jihad pada arti yang lebih spesifik, yaitu:
Mencurahkan segenap tenaga untuk berperang di jalan Allah, baik langsung
maupun dengan cara mengeluarkan harta benda, pendapat, memperbanyak
logistik, dan lain-lain. Dengan demikian, makna jihad yang lebih tepat diambil
oleh kaum Muslim adalah berperang di jalan Allah melawan orang-orang kafir
dalam rangka meninggikan kalimat Allah.

B. Saran

Kaum Muslim harus lebih berhati-hati dalam menyikapi provokasi, ajakan,


maupun seruan-seruan jihad yang disalahgunakan oleh banyak pihak yang
didasarkan pada kepentingan politik tertentu. Alih-alih mengharapkan mati
syahid, yang diperoleh ternyata mati konyol.Sebagai Kaum Muslim kita wajib
mengamalkan jihad dengan sebaik mungkin, dan tetap berdasarkan rambu-rambu
Islam yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.google.co.id/
- http://media-islam.or.id/2011/09/27/jihad-menurut-islam/
- http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/01makalah-tentang-
jihad.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai