Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Kerena atas rahmat dan karunia-nya
kami dapet menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurhkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabatnya,
Disamping itu juga, dalam pembuatan makalah ini penyusun tak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada :
1. Bapak Ari Pratama Putra, M.pd. Selaku dosen pembimbing mata kuliah
2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan
makalah ini.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu kewajiban kami sebagai mahasiswa/i semester 1
sekolah IAID Al – Karimiyah Depok jurusan Manajemen Pendidikan dalam mata kuliah
Pengantar Studi Islam. Makalah ini menjelaskan mengenai metode pengantar studi islam .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, baik itu dosen pembimbing,
mahasiswa, maupun bagi masyarakat umum. Dengan keterbatasan waktu, referensi, dan
kemampuan, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. JIHAD.......................................................................................................................................3
1. Definisi Jihad..............................................................................................................3
3. Hukum Jihad.......................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dibawa Nabi
Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera
lahir dan batin, Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia dan
bersosialisasi yang terdapat di dalam sumber ajarannya, Al Quran dan hadis tampak ideal dan
agung, Di dalam Al Quran dan Hadis Allah memerintahkan melaksanakan amar ma’ruf nahi
munkar dan berjihad untuk menegakkan syariat Islam sebagaimana yang telah di lakukan
oleh Nabi Muhammad SAW.
Amar ma’ruf nahi munkar dan jihad adalah perihal yang sangat penting dalam
kehidupan bersosialisasi dan beragama umat Islam. Manusia dituntut untuk bergotong royong
dan bersosialisasi. Tak lepas pula pada alam semesta ini, tidak dibolehkan untuk merusaknya,
bahkan manusia disuruh untuk menjaga dan merawatnya tanpa terkecuali. Manusia juga
dituntut untuk berbuat baik kepada sesama dan tidak boleh melakukan perusakan. Di dunia
ini manusia memiliki tanggung jawab yang sama karena sama- sama makhluk Allah, yakni
berbuat baik dan meninggalkan keburukan agar kehidupan ini berjalan selaras dan seimbang.
Di dalam Islam untuk mengajak akan perbuatan yang baik, mencegah akan perbuatan
yang munkar, dan berjuang demi agama Islam tidak lepas dari aturanaturan yang sudah
disebutkan atau dijelaskan dalam Al-Quran ataupun hadis, jadi tidak seseorang pun yang
boleh semena-mena dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan jihad.
A. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Jihad?
2. Apa Saja Macam-macam Jihad dan Perintah Jihad?
3. Bagaiman Hukum Jihad?
4. Apa yang dimaksud dengan Tawasut?
5. Apa yang dimaksud dengan tasamuh?
6. Apa yang dimkasud dengan Tawazun?
B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Definisi Jihad.
2. Memaparkan Macam-macam Jihad dan Perintah Jihad.
3. Menjelaskan Hukum Jihad.
4. Menjelaskan Definisi Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
5. Menjelaskan Sejarah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
6. Memaparkan Rukun-rukun Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
7. Menjelaskan Hubungan antara Jihad dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Jihad
Menurut bahasa (etimologi), Al jihad berasal dari kata jahada-yajhadujahdah atau
juhdan, yaitu keluasan atau kekuatan dan Al jahdu yang berarti berjuang atau berjerih
payah. Jadi kata Al jahdu dan Al jihadu dalam bahasa berarti berusaha dengan
sekeras-kerasnya demi mencapai cita-cita atau mencegah duka derita.
Menurut Mazhab Hanafi dalam “Fathul Qadir” oleh Ibnu Hammam Al jihad ialah
mengundang orang kafir kepada agama Allah dan memerangi mereka kalau mereka
menolak undangan tersebut. Menurut Mazhab Maliki, Al jihad ialah memerangi orang
kafir yang tidak terikat perjanjian demi meninggikan kalimatullah, atau
menghadirkan-Nya, atau menaklukkan negerinya demi memenangkan agam-Nya.
Menurut Mazhab Asy Syafii, Al Bajuri berkata bahwa Al Jihad artinya berperang di
jalan Allah dan Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut syariat, al jihad adalah
berjuang sekuat-kuatnya untuk memerangi kaum kafir. Dan menurut Mazhab
Hambali, Al jihad adalah memerangi kaum kafir atau menegakkan kalimat Allah. 1
2. Macam-macam Jihad
a. Jihad Bermakna Perang Pengertian jihad sebagai perang dapat kita lihat pada
Surat al-Tahrîm ayat 9. “Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang
munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah Jahannam
dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” Berdasarkan redaksinya, ayat
ini mudah untuk disalahartikan oleh orang-orang yang phobia terhadap ajaran
Islam. Hal ini karena pada redaksi “…. Perangilah orang-orang kafir…” jika
dipahami sekilas, maka akan menggambarkan bahwa di manapun ada orang kafir
dan munafik, mereka harus diperangi.
1
Dr. Abdullah Hazzam. 1992. Perang Jihad di Jaman Modern (hlm. 11-12)
Adapun pengertian jihad sebagai jihad moral bisa kita jumpai dalam Surat
al-Ankabût ayat 69. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Menurut Yusuf al-Qaradhawi jihad di sini adalah jihad moral yang meliputi jihad
terhadap hawa nafsu dan jihad melawan godaan setan. Sehingga jihad perang
tidak termasuk dalam ayat ini.2
3. Hukum Jihad
2
Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad..., 74
3
Ibid.
Hukum jihad adalah fardhu (wajib) dengan dasar firman Allah :
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2]: 216)
Ayat ini merupakan penetapan kewajiban jihad dari Allah SWT bagi kaum
Muslimin agar mereka menghentikan kejahatan musuh dalam wilayah Islam. Dalil
tentang jihad juga terdapat dalam As Sunah, Rasulullah SAW bersabda pada saat
Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah)
“Tidak ada hijrah setelah fathu makkah, akan tetapi yang ada adalah jihad dan
niat baik. Dan apabila kalian diminta untuk berngkat berperang (oleh imam/ulil amri),
maka berangkatlah.”
Hukum jihad memerangi orang kafir adalah fardhu kifayah. Berdasarkan dalil-
dalil dari Al Quran, As Sunah yang shahih serta penjelasan ulama Ahlus Sunnah.
Frasa amar ma’ruf nahi munkar menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu Al-
Ma’ruf dan Al-Munkar. Ada tiga puluh delapan kata Al-Ma’ruf dan enam belas kata
Al-Munkar di dalam Al-Qur'an.
Secara bahasa Al-Ma’ruf berarti dikenal, sedangkan secara istilah berarti sesuatu
yang baik menurut syariat Islam, pandangan umum dan adat masyarakat selama
sejalan dengan nilai-nilai agama. Secara bahasa Al-Munkar berarti sesuatu yang tidak
dikenali, dan secara istilah berarti segala hal yang diingkari, dilarang, dan dicela oleh
syariat Islam serta dicela pula oleh orang-orang.4
Agama Islam menjadikan amar ma„ruf nahi munkar sebagai salah satu ajaran
pokok, karena di dalamnya terdapat tugas yang sangat penting untuk ditegakkan dan
4
Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada kebaikan larangan dari
kemungkaran). (hlm. 3)
sangat vital pada setiap diri priadi seseorang hamba yang beriman kepada Allah Swt.
Amar ma’ruf nahi munkar juga menjadi tujuan agama Islam sendiri untuk menggapai
keridhoan Allah Swt.5
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa Al-Ma’ruf adalah satu nama
yang mencakup bagi segala hal apa yang dicintai Allah SWT, berupa iman dan amal
shalih, dan Al-Munkar adalah satu nama yang mencakup segala apa yang Allah SWT
larang. 6Secara keseluruhan pengertian dari amar ma’ruf nahi munkar yaitu sebuah
perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal
yang buruk bagi masyarakat.
Sejarah dakwah pada masa Rasulullah Saw. dan para sahabatnya, dalam
menyebarkan agama Islam, hal yang dilakukannya pada saat itu yakni berdakwah
dengan cara santun serta lemah lembut dan tidak menggunakan sentaja tajam untuk
memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam.
langsung menegur dan melaragnya. Tugas yang begitu berat ini beliau jalankan, baik
beliau sebagai nabi maupun sebagai kepala negara.7
5
Ibnu Mas‘ud, The Miracle of Amar Ma„ruf Nahi Mungkar, (Yogyakarta, Laksana 2018), 15.
6
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
(hlm. 18-19)
7
M. Nur Asnawi, ―Pelimpahan Wewenang Ajaran Hisbah Di Indonesia‖, Jurnal Ulul Albab,
Vol. 6 No. 1, 2005, 187.
6. Rukun-rukun Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a. Syarat wajib pelaku amar ma’ruf nahi munkar
1) Beragama Islam
Ini adalah syarat paling penting dan sebagai pondasinya, karena hisbah
(amar ma’ruf nahi munkar) adalah otoritas syari’at Islam. Tidak
dibenarkan orang kafir berkuasa atas seorang muslim.
2) Mukallaf (baligh/sudah dewasa)
Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar haruslah orang yang
mukallaf (orang yang sudah baligh dan berakal sehat. Jikalau seandainya
anak kecil mumayyiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk) melakukan amar ma’ruf atau mengingkari kemunkaran
maka boleh saja ia melakukannya dan dia mendapatkan pahala, tetapi itu
tidak wajib atasnya, dan tidak ada yang boleh mencegahnya karena ini
merupakan perbuatan baik.
3) Adanya kemampuan
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus memiliki kemampuan ketika
melakukan amar mar’rif nahi munkar, dan manusia hanyalah diberikan
beban dan kewajiban sesuai kemampuannya. Orang yang tidak memiliki
kemampuan maka tidak wajib amar ma’ruf nahi munkar bagi dirinya.8
b. Sifat-sifat dan adab-adab yang harus dimiliki oleh pelaku amar ma’ruf nahi
munkar antara lain:
1) Niat yang baik (ikhlas)
2) Mutaba’ah (mengikuti contoh Rasulullah SAW)
Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar ialah apa-apa saja yang dibawa oleh
Rsulullah SAW.
3) Berilmu
4) Mengamalkan apa yang telah diketahuinya
8
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah (hlm. 74-
75 )
Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar hendaklah mengamalkan
ilmu yang telah diketahuinya sebagai penerapan dari perkataannya
sehingga perbuatannya membenarkan perkataannya.
5) Ar-Rifq (lemah lembut) dan kasih sayang terhadap manusia
Ar-rifq adalah lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu
mengambil jalan mudah.
Salah satu keindahan ajaran Islam adalah ajaran jihad, perintah untuk melakukan
semua yang ma’ruf, dan larangan dari semua yang mungkar dalam agama ini. Jihad
yang sebenarnya dimaksudkan untuk menolak tindakan aniaya orang-orang zalim
terhadap hak-hak agama ini dan dakwahnya. Inilah jenis perjuangan yang paling
afdhal di mana tidak dimaksudkan dengannya ambisi, tamak, atau keinginan-
keinginan hawa nafsu lainnya.
Barangsiapa yang melihat kepada dalil-dalil pokok ini serta melihat sejarah Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam menyikapi musuhnya, maka
ia akan tahu tanpa ragu sama sekali bahwa jihad masuk dalam persoalan darurat
(hanya dilakukan jika sangat terpaksa) untuk menolak tindakan aniaya orang-orang
yang melampaui batas.
Demikian halnya dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, ketika agama ini takkan
stabil kecuali dengan keistiqamahan penganutnya dalam memegang ushul dan
syariatnya, melakukan perintah-perintahnya yang merupakan puncak keharmonisan,
meninggalkan larangan-larangannya yang merupakan keburukan dan kerusakan, dan
juga agar hawa nafsu yang zhalim tidak menghias-hiasi atas mereka untuk nekat
melakukan perbuatan haram, lalai dalam melaksanakan kewajiban yang telah
ditetapkan, maka ditetapkan amar ma’ruf dan nahi mungkar yang akan
menyempurnakan semuanya.
Inilah bagian terbesar dari keindahan agama Islam, hal yang sangat darurat untuk
ditegakkan, sebagaimana padanya ada tindakan meluruskan penganutnya yang
bengkok, pembersihan jiwa, dan cambukan bagi mereka dari melakukan perbuatan
yang hina, serta membawa mereka untuk melakukan perbuatan mulia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum
memperbaiki orang lain, seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan memperbaiki dirinya
terlebih dahulu, agar bisa menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar atau menjadi seorang
mujahid yang bisa diteladani oleh umat, sebab cara berdakwah yang baik dalam Islam adalah
dengan diiringi keteladanan.
DAFTAR PUSAKA
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah. Cetakan ke-1. Depok. Pustaka Khazanah Fawaid
Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada kebaikan
larangan dari kemungkaran). Diterjemahkan oleh Akhmad Hasan. Riyadh. Departemen
Urusan Keislaman Wakaf, Da'wah dan Pengarahan Kerajaan Arab Saudi
Dr. Abdullah Hazzam. 1992. Perang Jihad di Jaman Modern. Jakarta. Gema Insani Press
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. Cetakan ke-1.
Jawa Barat. Pustaka At-Taqwa.
Qardhawi, Yusuf. 2010. Fiqih Jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap Tentang Jihad
Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, Bandung: Mizan, Cetakan I.