KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
agama ini dengan baik.
Penulisan makalah yang bersifat sederhana ini, dibuat berdasarkan tugas kelompok
yang di berikan oleh guru pembimbing kami yaitu Ibu Susilowati, S.Ag dalam materi yang
berjudul Akhlak Tercela.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kami semua dapat menyusun,
menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping itu, kami
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah banyak membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik dalam bentuk moril maupun dalam
bentuk materi sehinggadapat terlaksana denan baik.
Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang masih banyak
kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami semua telah berusaha
semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping itu, kami sangatt
mengharapkan kritik serta saran nya dari semua teman-teman demi tercapainya
kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan datang.
,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perilaku Tercela adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah. Seorang Menganiaya
berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidakadilan seperti menindas, mengambil
hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya. Aniaya termasuk perbuatan tercela yang
dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. Berbuat Aniaya berarti berbuat dosa. Oleh
karena itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima oleh
pelakunya. Dewasa ini banyak sekali perilaku aniaya bahkan telah menjadi trend dikalangan
orang yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan memperlakukan
seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menilai seseorang itu
jauh lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan berbuat
seenaknya sendiri. Sungguh moral manusia sudah sangat rusak akibat perilaku tercela
tersebut.
Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak-akhlak
buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak
dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah yang disampaikan oleh rasulullah
yang ditunjukkan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang
disampaikan rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Quraisy seperti Abu
jalal, Walid bin mugirah, Akhnas bin syariq, Aswad bin abdi Yaquts. Oleh karena itu, iman
merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran dan harus dipelihara serta di tingkat kan
kualitas nya melalui sikap dan perilaku terpuji.
Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia selalu berdampingan dan
terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan, maka
terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menmpilkan kebaikan
atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat dilarang oleh Allah
SWT dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari karena akan merugikan diri sendiri
maupun orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Didalam kehidupan ini banyak sekali kita menjumpai perilaku tercela namun kita akan
membahas sebagian dari perilaku tercela tersebut yaitu sebagai berikut :
“Wahai hamba-ku, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman itu haram di antara
kamu. Oleh karna itu, janganlah kamu saling Menzalimi.(H.R Muslim)[1][4].
Buruk sangka itu termasuk perbuatan zalim karna kita telah memberikan perasangka tidak
baik pada sesuatu padahal sesuatu/seseorang itu belum tentu buruk karena yang pantas
mengadili sesuatu baik atau buruknya hanya-lah Allah semata karena kita manusia sangat
banyak kekurangan dalam segala hal dan bagaimana kita mengatakan sesuatu itu buruk
sedangkan kita sendiri tidak tahu apakah kita sudah termasuk orang yang terbebas dari dosa
dan noda serta keburukan dalam hati kita serta hidup kita dalam sehari-hari. Dan Allah juga
telah berfirman dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
Cْض الظَّ ِّن ِإ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسسُوا َ ين آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِم َن الظَّ ِّن ِإ َّن بَع َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
ۚ ُض ُك ْم بَ ْعضًا ۚ َأي ُِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن يَْأ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموه
ُ َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع
َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ تَ َّوابٌ َر ِحي ٌم
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”. (Q.S Al-Hujurat :12)
Apalagi kalau kita berperasangka buruk pada masalah-masalah Aqidah yang harus di
yakini apa adanya. Buruk sangka dalam hal ini adalah haram seperti yang telah Allah
gambarkan dalam Al-Qur’an surah Al-hujurat di atas bahwasanya Allah sangat melarang hal
demikian karna dapat menjerumuskan kita pada perbuatan dosa dan perbuatan dosa itu akan
di mintai pertanggung jawaban di akhirat kelak oleh Allah dan sebaiknya kita berperasangka
terhadap masalah-masalah kehidupan agar memiliki semangat untuk menyelidikinya, dan
perkara seperti ini di bolehkan karna dapat membawa seseorang pada sesuatu yang
bermanfaat bagi hidupnya dan orang lain untuk sumber ilmu yang baru.
Rasulullah SAW bersabda :
"Hindarilah prasangka, karena prasangka itu berita yang paling bohong."
(HR. Muslim).
2.2 Gibah
Secara bahasa, gibah (menggunjing) adalah menceritakan keburukan (keaiban) orang lain.
Secara istilah berarti membicarakan kejelakan dan kekurangan orang lain dengan maksud
mencari kesalahan-kesalahannya, baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak ataupun bentuk
lahiriyahnya. Gibah tidak terbatas melalui lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan atau
gerakan tubuh. Apabila hal itu berhubungan dengan agama seseorang, ia akan mengatakan
bahwa ia pembohong, fasik, munafik, dan lain-lain. Dalam hadist dikatakan :
Dari hadis diatas dapat kita ambil hikmah bahwasanya kita dilarang menceritakan
kejelekan saudara kita walaupun dibelakangnya, sekalipun sesuatu itu benar-benar terjadi,
sedangkan ia tidak menyukai jika ia mendengar apa yang kita katakan kepada saudara kita
yang lain dan dapat juga mencemarkan nama baik saudara kita dalam bermasyarakat. Allah
SWT menggambarkan bahwa seseorang yang menggunjing itusama dengan memakan daging
bangkai yang tentunya sangat menjijikkan.
Apabila kita mendengar seseorang yang melakukan gibah atau membicarakan hal-hal
yang kotor lainya tentang seseorang maka kita hendaklah menghindar karena kita dapat
resiko yaitu mendapat dosa dari Allah karena kita membiarkan suatu kemungkaran dan tanpa
mencegahnya bahkan kita ikut bergabung dalam perbuatan mungkar tersebut. Seperti Firman
Allah SWT (QS al Qhasshas ayat 55)
Islam melarang perbuatan ghibah tersebut dengan maksud untuk menjaga keimanan serta
menjaga dari perbuatan maksiat kepada Allah SWT, karena sesungguhnya sesama muslim
dilarang membuka aib
Tidak semua jenis gibah dilarang dalam agama. Ada beberapa jenis gibah yang
diperbolehkan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang benar dan tidak mungkin tercapai
kecuali dengan gibah. Gibah yang diperbolehkan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Melaporkan perbuatan aniaya yang dilakukan oleh seseorang.
b. Usaha untuk mengubah kemungkaran dan membantu sesorang keluar dari perbuatan maksiat.
c. Gibah untuk tujuan meminta nasihat.
d. Gibah untuk memperingatkan pada kaum muslim tentang suatu fatwa.
e. Memberi penjelasan dengan suatu sebutan yang terkenal pada diri seseorang meskipun itu
sesuatu yang buruk, seperti si bisu, si pincang dan lain-lain.
Adapun cara taubat bagi orang yang melakukan gibah, yakni sebagai berikut :
a. Menarik kembali kabar bohong yang dia sampaikan dahulu.
b. Meminta maaf atau meminta untuk di halalkan kepada yang di fitnah.
c. Meminta ampun pada Allah atas perbuatanya (melakukan gibah).
Adapun pengaruh negatif yang ditimbulkan dari perilaku ghibah antara lain:
a. Menimbulkan fitnah
b. Menyebabkan perpecahan dan permusuhan
c. Merusak nama baik pada diri sendiri dan orang lain
d. Dapat merusak keimanan
Ibnul Jauzi berkata bahwa yang dimaksud boros ada dua pendapat di kalangan para ulama:
1. Boros berarti menginfakkan harta bukan pada jalan yang benar. Ini dapat kita lihat
dalam perkataan para pakar tafsir yang telah disebutkan di atas.
2. Boros berarti penyalahgunaan dan bentuk membuang-buang harta. Abu ‘Ubaidah
berkata, “Mubazzir (orang yang boros) adalah orang yang menyalahgunakan, merusak
dan menghambur-hamburkan harta.” (Zaadul Masiir, 5: 27-28)
،ًضى لَ ُك ْم ثَالَثا
َ ْ ِإ َّن هللاَ تَ َعالَى يَر:.م.ال َرس ُْو ُل هللاِ ص َ َ ق.ض.َع ْن َأبِى هُ َري َْرةَ ر
َ َ ق:ال
ِ َ َواَ ْن تَ ْعت،ًضى لَ ُك ْم اَ ْن تَ ْعبُ ُد ْوهُ َوالَ تُ ْش ِر ُك ْوا بِ ِه َشيْئا
ص ُم ْوا بِ َحب ِْل َ ْ فَيَر،ًَويُ ْك ِرهُ لَ ُك ْم ثَالَثا
( رواه.ضا َعةُ ْال َما ِل َ ِال َواِ ال َو َك ْث َرةُ ال ُّسَؤ
َ َ َويُ ْك ِرهُ لَ ُك ْم قِي َْل َوق،هللاِ َج ِميْعا ً َوالَ تَفَ َّرقُ ْوا
)مسلم.
Artinya : “Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW.bersabda”sesungguhnya Allah
SWT.menyukai tiga macam yaitu,kalau kamu menyembah kepadan-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.Dan supaya kamu berpegang teguh dengan
ikatan Allah,dan janganlah bercerai-berai.Dan Dia membenci bila kamu banyak bicara dan
banyak bertanya dan memboroskan harta.” (H.R Muslim).
Dari hadist di atas mengandung enam hal ; tiga hal yang Allah sukai dan tiga hal yang
Allah di benci-Nya,yaitu :
1. Allah suka bila hamba-Nya menyembah padan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun.
2. Allah suka kalau hamba-Nya berpegang teguh dengan ikatan Allah;
3. Allah suka kalau hamban-Nya tidak bercerai-berai
4. Allah membenci hamba-Nya yang banyak bicara
5. Allah membenci hamba-Nya yang banyak bertanya sesuatu tidak berguna.
6. Allah membenci hamba-Nya yang memboros kan harta.
Dari isi kandungan hadis di atas kita akan kita fokuskan pada poin enam yakni sesuai
dengan pembahasan dalam topik yang akan kita bahas tentang pemborosan harta atau
lajimnya di sebut konsumtif karna pembahasan tentang pemborosan ini sangat penting kita
kaji karna dari dulu sampai sekarang sikap pemborosan tidak pernah terlepas dalam
kehidupan manusia yang bermasyarkat karna kecenderungan manusia ingin memiliki sesuatu
walaupun kadang sesuatu itu tidak bermanfaat baginya dan melebihi kebutuhan yang ia
butuhkan,
Disamping mencela sikap kikir,Islam juga mencela orang yang suka memboroskan
hartanya terhadap hal-hal yang tidak berguna bagi dirinya serta keluarganya karna dalam
islam kita di anjurkan untuk senatiasan membagikan harta kita kepada orang lain yang
membutuhkan harta yang miliki karna tidak semua manusia mendapat keberuntungan seperti
manusia lainya, jadi manusia yang memiliki harta yang lebih seharusnya membagikan kepada
saudaranya karna dalam Islam kita di ajarkan untuk saling melengkapi dan saling memberi
sehingga adanya perintah di wajibkanya jakat bagi orang-orang yang memiliki harta yang
sampai pada batas nisaf sesuai yang telah di tentukan.
Dalam kitab Al-Qur’an telah di sebutkan larangan tentang bersikap boros :
ِ َوا ْش َربُوا َواَل تُسC ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُكلِّ َمس ِْج ٍد َو ُكلُواCيَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا
ْرفُوا ۚ ِإنَّهُ اَل
ين
َ ِْرفِ ي ُِحبُّ ْال ُمس
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS: Al-A'raf Ayat: 31)
Allah sangat melarang perbuatan pemborosan yang dapat merugikan diri sendiri secara
moral dan merugikan saudara semuslim yang membutuhkan harta dari muslim lainnya yang
memiliki harta yang berlebih dan mampu untuk ia lebih ia bagikan, namun dia lebih suka
membelanjakan hal-hal yang tidak ada manfaatnya.
Beberapa Contoh Sifat Boros dalam Kehidupan Sehari-Hari :
1. Gemar beli produk yang mahal-mahal karena gengsi
2. Suka belanja dengan kartu kredit tanpa melihat daya beli
3. Boros dalam mengunakan air bersih dan air minum
4. Pengeluaran lebih besar dari penghasilan (kecuali penghasilan rendah)
5. Suka menyisakan dan membuang-buang makanan
6. Senang membeli barang yang tidak perlu
7. Boros listrik, air, pulsa telepon, bensin, gas, dan lain-lain
8. Memiliki hobi yang mahal biayanya
Beberapa Efek/Dampak Buruk Perilaku/Gaya Hidup Boros :
1. Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi
2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram
3. Malas membantu yang membutuhkan & beramal shaleh
4. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan
5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer, dsb
6. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana
7. Bisa stres atau gila jika hartanya habis
8. Bisa terlilit hutang besar yang sulit dilunasi
9. Sumber daya alam yang ada menjadi habis
10. Tidak punya tabungan untuk saat krisis
Oleh sebab itu mari kita hindari sifat boros dalam hidup kita agar kita bisa hidup bahagia
tanpa harta yang banyak bersama seluruh anggota keluarga kita. Ada peribahasa hemat
pangkal kaya, sehingga dengan menjadi orang yang bergaya hidup sederhana walaupun kaya
raya maka hartanya akan berkah dan terus bertambahdari waktu ke waktu.
2.4 Hasad (Dengki)
Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci, tidak suka karena iri yang
amatsangat kepada keberuntungan orang lain. Secara istilah adalah usaha seseorang untuk
mempengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap orang yang memperoleh
keberuntungan atau karunia Allah SWT. Hasad biasanya timbul karena adanya permusuhan
dan persainagn untuk saling menjatuhkan. Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat
berbahaya, karenanya harus dijauhi. Apabila dibiarkan, akan dapat merusak dan
menghilangkan semua amal kebaikan seseorang. Orang yang dengki menyimpan sifat rakus,
tamak,dendam, serta rasa permusuhan. Pendengki selalu gelisah karena hatinya tidak rela jika
melihat oranglain mendapat kenikmatan dari Allah swt. Hal ini akan membahayakan
kesehatan rohani maupun jasmani.
Nabi Muhammad saw bersabda :
Artinya: “dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari sifat
hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan, ibarat api yang membakar kayu”
(H.R. Abu Dawud )
Hadist diatas memberikan pelajaran dan mengingatkan kepada kita, betapa kejinya sifat
hasad. Hasad tumbuh di hati seseorang apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang
lain. Sikap ini biasanya di dahului oleh sikap yang menganggap dirinya paling hebat dan
paling berhak mendapatkan yang terbaik sehingga jika melihat ada orang lain yang kebetulan
beruntung, maka ia merasa disaingi.
Jadi, pada dasarnya hasad ini juga berasal dari sikap membesarkan diri atau sombong.
Apabila penyakit hasad (dengki) telah menghinggapi seseorang, maka akan timbul perilaku
yang berbahaya, sehingga dapat menghancurkan nama baik diri-pribadi, orang tua, keluarga,
dan sekolah.
Maka dari itu, kita sebagai manusia yang beragama janganlah mendekati perbuatan perbuatan
tercela diatas karena akamn merusak aqidah dan akhlak kita. Dan agar kita bias selamat dunia
dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan dari referensi yang kami baca, maka dapat di simpulkan bahwa didalam
diri manusia terdapat dua sifat, yaitu sifat terpuji dan sifar tercela. Namun pada makalah ini
kami hanya membahas tentang sifat tertcela yang di larang dalam islam. Banyak sekali sifat-
sifat tercela yang ada tetapi kami hanya mengambil beberapa diantaranya adalah buruk
sangka, gibah, boros, hasad, dan namimah. Perilaku tercela merupakan perilaku yang sangat
di benci oleh Allah Swt dan Nabi Muhammad saw karena sifat ini dapat merusak jasmani dan
rohani dari orang yang melakukan sifat tercela tersebut. Allah telah berfirman di dalan kitab
suci al-Qur’an dan Rasulullah saw pun telah bersbda lewat hadist-hadistnya untuk menjauhi
sifat tercela tersebut. Karena sifat tercela dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
3.2 Saran
Sebaiknya kalian menjauhi sifat-sifat tercela tersebut, karena dapat merusak aqidah
kita. Dan agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.