Anda di halaman 1dari 11

HAKEKAT AKHLAK MADZMUMAH DAN MACAM-MACAM

AKHLAK MADZMUMAH
Tugas ini disusun untuk memenuhi
Tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2
Dosen : Hj. Yuliantini, S.Pd

Disusun oleh :
1. Addriawan Nur Fallah (41033403200058)
2. Adela Nur Kholishah (41033403200054)
3. Tsania Wandari (41033403200040)

Semester / kelas :
2/A

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara
2020/2021
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji dan juga rasa syukur kami ucapkan kepada Allah Swt.
Karna berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Hakekat Akhlak Madzmumah dan Macam-macam Akhlak
Madzmumah” sebagai bentuk penyelesaian kami menjalankan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam 2 ini.

Tak lupa sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Habibana
Wa Nabiyana Wa Rasulana Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sohabatnya, tabiin
dan tabiatnya, serta kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Serta kami
ucapkan terimakasih kepada Ibu Yuliantini selaku dosen pengampuh mata kuliah ini
yang selalu memberikan dukungan hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap semua materi yang ada didalam makalah ini dapat menjadi ilmu
yang bermanfaat bagi semua pembaca. Semoga makalah ini pun dapat menjadi
referensi bagi semua pihak, baik untuk berbagi ilmu atau sebagai pedoman perubahan
akhlak pembaca agar semakin baik.

Kami pun menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Kami sangat menerima kritik dan juga saran sebagai bentuk
pembelajaran bagi kami selaku penulis. Maka dari itu kami menyampaikan
permohonan maaf. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Akhlak Madzmumah......................................................................................................................5
2.2 Macam-Macam Akhlak Madzmumah..............................................................................................................6
2.3 Menghindari dan Mencegah Perbuatan Akhlak Madzmumah Dalam Kehidupan Sehari-hari..........................7
BAB III....................................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................................10
3.2 Penutup..........................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sang maha pencipta menciptakan manusia bukanlah untuk sesuatu yang sia - sia.
Makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini diciptakanNya sebagai khalifah,
yang menjadi pemimpin dan menjagaamanat sang khalik. Mereka dititipi akal untuk
berfikir, hati untuk merasakan kasih sayang Allah, dan tubuh yang menjadi sarana
untuk beribadah. Dari segala yang dititipi Allah itu, ada satu yang menjadi ukuran
derajat seorang manusia di muka bumi yaitu akhlak.
Akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya
timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran. Dilihat dari sifatnya akhlak daoat di bedakan menjadi dua
yaitu akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa akhlak madzmumah itu?
b) Berapa macam akhlak madzmumah?
c) Bagaimana menghindari dan mencegah perbuatan akhlak madzmumah dalam
kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok kami dalam melakukan
pembuatan makalah ini adalah :
a) Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup akhlak madzmumah
b) Untuk menghindari akhlak madzmumah dan menerapkan akhlak mahmudah
dalam kehidupan sehari-hari
c) Untuk mengetahui hakekat akhlak madzmumah dan macam-macamnya
d) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak Madzmumah

A. Hakekat akhlak Madzmumah

Secara bahasa, Madzmumah berarti tercela. Sedangkan menurut istilah,


Akhlak Madzmumah yaitu semua sifat, perkataan ataupun perbuatan yang tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dianggap buruk atau tercela dan
bernilai negatif.
Akhlak madzmumah merupakan segala sesuatu yang tidak baik, yang tidak
seperti yang seharusnya, tidak sempurna dalam dalam kualitas, dibawah standar,
kurang dalam hati, tidak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak
menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang tercela,
lawan dari baik dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat
yang berlaku.
Substansi akhlak madzmumah adalah tidak sejalan dengan hati nurani dan akal
sehat. Selain itu juga akhlak ini tidak dapat di terima oleh masyarakat umum.
Dalam melakukanya kita akan merasa gelisah tidak tenang dan di hantui oleh dosa.
Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan
akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pada dasarnya akhlak madzmumah/sifat-sifat tercela dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Maksiat lahir, yaitu sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir, yaitu meliputi:
tangan, mulut, mata, dan lain sebagainya. Sebagai contoh dari hal ini yaitu:
mencuri, merampok, menganiaya, membunuh, dan perbuatan lainnya yang dapat
mengakibatkan kekacauan, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat.
b. Maksiat bathin, yaitu sifat tercela yang dilakukan oleh anggota bathin, yaitu hati.
Maksiat bathin merupakan pendorong dari maksiat lahir. Sebagai contoh dari
maksiat bathin yaitu: hasad, ghadlab, namimah, takabbur, dan lain sebagainya.
Dalam penjelasan ini disebutkan bahwa kata yang digunakan adalah kata
maksiat. Kata maksiat sebenarnya berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti
“pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang berakal baligh, (mukallaf) terhadap
perbuatan yang dilarang, dan meninggalkan pekerjaan dan meninggalkan pekerjaan
yang diwajibkan oleh syariat Islam. Kalau demikian, maka maksiat meliputi
maksiat terhadap Tuhan, sesama manusia, dan terhadap lingkungan. Maksiat
berbeda dengan munkar, karena munkar merupakan perbuatan yang dilarang oleh
syar’i, baik dilakukan oleh orang yang berakal baligh ataupun tidak. Sebagai
contoh, ada seorang anak kecil yang meminum-minuman keras. Hal itu merupakan
perbuatan munkar tetapi bukan masuk dalam kategori maksiat, sebab hal itu
dilakukan oleh anak yang belum dewasa.
2.2 Macam-Macam Akhlak Madzmumah
Berdasarkan petunjuk ajaran islam dijumpai beberapa macam akhlak yang
tercela diantaranya:
a) Iri Hati
Iri adalah merasa kurang senang melihat kelebihan atau kesuksesan orang
lainberuntung, cemburu dengan keberuntungan orang lain, tidak rela apabila orang
lain mendapat nikmat dan kebahagiaan.
Hukumnya adalah haram. Jika tidak dikendalikan maka sifat iri hati ini akan
mendatangkan akibat yang berbahaya, diantaranya adalah membawa pada maksiat
dan kejahatan, merusak ketaatan kepada Allah, menghalangi kebaikan tidak
memahami hukum-hukum Allah , menghalanggi kebaikan menimbulkan kesulitan.
b) Takabur (sombong)
Takabur (sombong) ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia,
melebihi orang lain. Singkat kata merasa dirinya sudah hebat. sombong terbagi
menjadi tiga macam. Pertama sombong kepada Allah. Ini merupakan kesombongan
yang paling jelek, karena orang yang menyombongkan dirinya kepada Allah akan
mendapat murka Allah di dunia maupun di akhirat. Sombong terhadap rasul seperti
yang dilakukan oleh orang-orang quraisy dan bani israil. Ketiga sombong terhadap
sesama manusia dengan membesarkan kedudukannyadan menghina orang lain.
c) Dengki
Dengki menurut bahasa berarti menaruh perasaan marah karena suatu
keberuntungan jatuh kepada orang lain. Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang
atas kenikmatan yang diperoleh orang lain disertai dengan maksud agar nikmat itu
hilang atau berpindah kepadanya. Hukumnya adalah haram. Karena dapat
merugikan orang lain.
d) Bakhil atau kikir
Bakhil atau kikir ialah sifat tercela yang di timbulkan dari rasa egoisme yang
keterlaluan sukar baginya menguranggi sebagian dari apa yang dimilikinya itu
untuk orang lain. Orang yang karakternya demikian mempunyai hati yang keras,
tidak mempunyai belas kasihan dan tidak berperikemanusiaan. Allah berfirman
dalam al-Qur’an surah Ali Imron ayat 181 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: ”Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orangorang yang


mengatakan: “Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya”. Kami akan mencatat
perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang
benar, dan kami akan mengatakan (kepada mereka); “Rasakanlah olehmu azab yang
membakar”.
Asal-usul kikir bersumber dari kecintaan kepada harta yang merupakan sifat
tercela, kecintaan kepada harta dapat menyebabkan manusia lupa kepada Allah dan
memfokuskan perhatian kepada kepentingan duniawi. Sehingga manusia akan
merasa berat menerima kematian yang menjadi bagian dari proses berlangsungnya
penjumpaan dengan Allah SWT. Sebagaimana diuraikan diatas maka akhlak dalam
wujud pengalamannya di bedakan menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan akhlak
tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya yang kemudian
melahirkan perbuatan yang baik maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji,
sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya dan
melahirkan perbuatan perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak
yangtercela.
2.3 Menghindari dan Mencegah Perbuatan Akhlak Madzmumah Dalam
Kehidupan Sehari-hari

Cara menghindari perilaku tercela harus dilakukan, seperti beberapa hal berikut ini
yaitu:
1. Perbanyak beribadah

Tingkatkan ibadah kepada Allah SWT. Tujuan hidup dalam Islam adalah untuk
beribadah kepada Allah, karena manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh
Allah untuk beribadah kepadaNya. Maka usahakan untuk meningkatkan ibadah kita
agar dapat menjadi cara menjadi pribadi yang baik dan Islami, dan menghindari
semua perilaku tecela tersebut.

2. Biasakan berbagi

Orang yang egois adalah orang yang tidak terbiasa berbagi. Maka, cara
menghilangkan sifat egois adalah dengan membiasakan diri berbagi dengan sesama,
dimulai dari keluarga dan teman dekat. Lakukan semuanya dengan hati ikhlas dan
karena ingin membantu orang lain serta berbagi kebahagiaan bersama.

3. Selalu bersyukur atas nikmat Allah

Dalam hidup, karunia Allah bisa datang dalam bentuk apa saja. Orang yang
mempunyai perilaku tercela tidak bisa merasakan karunia yang diberikan
kepadanya, dan selalu merasa kurang. Biasakan untuk mengucap syukur atas segala
kejadian baik yang kita alami, sekecil apapun itu. Bersyukur adalah cara merubah
diri menjadi lebih baik dan terhindar dari perilaku yang tercela.

4. Pahami keterbatasan manusia

Manusia hanya makhluk yang sangat kecil dalam alam semesta ini. Tidak ada
gunanya bersikap angkuh, sombong dan tinggi hati. Sebagai manusia kita punya
banyak kekurangan yang nyata di hadapan kekuasaan Allah yang begitu besar.
Sadarilah hal itu sebagai cara menghindari sifat takabur dan cara menghilangkan
sifat angkuh dan sombong.

5. Jaga tali silaturahmi

Menghilangkan perilaku tercela bisa dengan menjalin tali silaturahmi yang


baik dengan sesama muslim. Jika kita memiliki silaturahmi yang terjalin baik.
tentunya tidak akan mudah bagi kita untuk merasa iri dengki, bersikap egois,
bergunjing dan emosional, bahkan mengadu domba. Jika memiliki hubungan baik
dengan orang lain dalam pergaulan, hal itu dapat menjadi cara menjaga kesehatan
hati agar tidak dikotori perasaan buruk.
6. Introspeksi

Seringlah merenungi diri sendiri apakah telah melakukan perbuatan buruk


seperti memiliki sifat tercela. Jika ternyata beberapaperilaku kita masih
menunjukkan sifat tercela, maka kita dapat memulai cara merubah kepribadian agar
menjauhi hal – hal tercela tersebut.

7. Pelihara perkataan baik

Jika mulut tidak bisa berkata baik, maka hal yang terbaik yang bisa dilakukan
adalah diam. Perkataan yang buruk akan mengarah kepada perilaku tercela. Bila
hati sedang resah karena disakiti orang lain atau ada masalah, maka cara
menenangkan hati dan pikiran agar tidak mengeluarkan perkataan buruk adalah
dengan cara bersikap sabar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa Akhlak madzmumah adalah kebalikan dari yang baik dan tidak
disukai kehadirannya oleh manusia. Dan akan memberikan dampak yang
negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain yang ada di sekitarnya.
Pada dasarnya akhlak madzmumah dibagi menjadi dua yaitu, Maksiat lahir
dan maksiat bathin.
Kata maksiat sebenarnya berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti
“pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang berakal baligh, (mukallaf)
terhadap perbuatan yang dilarang”.
Ada banyak sekali cara agar kita dapat menghindari akhlak madzmumah
yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Penutup
Demikian makalah yang kami buat mohon maaf apabila dalam makalah ini
masih banyak kekurangan, dan kami berharap teman-teman semua dapat
memberika saran atas makalah ini. Terimakasih atas perhatianya

Wallahulmuafiq illa aqwamithariq wassalamualaikum warahmatullohi


wabarakaatu.
DAFTAR PUSTAKA

- http://digilib.uinsby.ac.id/2522/5/Bab%202.pdf
- http://etheses.iainkediri.ac.id/278/3/BAB%20II%20PRIN.pdf
- http://nuramaliyahramadhanyamelfadiliam.blogspot.com/2017/04/akhlak-
madzmumah_26.html
- Al-Fauzan, Shalih Bin Fauzan. Kitab-Kitab Tauhid. Jakarta: Ummul Qura, 2014.
- Al-Wazaf, Abdullah, et al. Pokok-Pokok Keimanan. Bandung: Trigenda Karya,
1994.
- Anwar, Rosihon. Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
- AS, Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press, 1992.
- Emang, Muh. Ruddin, et. al. Pendidikan Agama Islam. Makassar: Yayasan
Fatiyah Makassar, 2002.
- Fakih, Abdul Latif. Deklarasi Tauhid. Tangerang: Inbook, 2011.
- Hasan, M. Ali. Tuntunan Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
- Quasem, Muhammad Abdul. Etika Al- Ghazali. Bandung: Pustaka, 1988.
- Rejeki, Sri. Dimensi Psikoterapi Suluk Ling-lung Sunan Kalijaga. Semarang: Puslit
IAIN Walisongo Semarang, 2010.
- Saleh, Fauzi. Pilar-Pilar Tauhid. Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007.
- Umary, Barnawie. Materi Akhlak. Solo: Ramadhani, 1995.
- Yatimin, Abdullah. Studu Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah,
2007.
- Zainuddin, A. dan Muhammad Jamhari. Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlaq.
Bandung: Pustaka Setia, 1999.
- Suraji, Imam. 2006. Etika dalam Perspektif Al-Qur 'an dan Al-Hadis. Jakarta: PT
Pustaka Al-Husna Baru
- Anwar, Rosihon dan Abdul Rozak. 2003. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka
Setia
- Sayoti, M. Ilmu Akhlak. 1987. Bandung: Lisan
- Mustofa, AKilak Tascwuf. 2005. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai