Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA (TAMAK, LICIK, RIYA’, ANIAYA, DAN


DISKRIMINASI)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak II
Dosen Pengampu:
Mujtahid, M. Ag.

Disusun Oleh :

Zafi Nur Ma’arij (19110045)


Siti Fatimah (19110051)
Ririn Melati Suci (19110055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “Menghindari Perilaku Tercela (Tama’, Licik, Riya’, Aniaya, Dan
Diskriminasi)” , yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak II. Shalawat
serta salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah dinantikan
syafaatnya di Yaumul Qiyamah nanti
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mujtahid, M. Ag, yang telah memberikan
tugas dan telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan ide kepada kami
sehingga dapat dituangkan dalam makalah yang kami susun.
Kami berharap atas selesainya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca.
Tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kami berharap kepada pembaca kritik serta saran yang
membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini nantinya, yang juga akan bermanfaat
untuk pembuatan makalah kedepannya. Demikian yang bisa kami sampaikan, kurang lebihnya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Malang, 16 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................................i

DAFTAR ISI…………..…………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................................1

C. Tujuan Masalah .........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................3

A. Pengertian Akhlak Tercela ........................................................................................................3

B. Tamak .......................................................................................................................................3

C. Licik ..........................................................................................................................................5

D. Riya’ ..........................................................................................................................................7

E. Aniaya .....................................................................................................................................11

F. Diskriminasi ............................................................................................................................13

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................16

A. Kesimpulan ............................................................................. Error! Bookmark not defined.

B. Saran ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia perlu memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam
perjalanan itu kehidupan manusia mengalami banyak perubahan. Kemajuan peradaban
menimbulkan pergeseran banyak perilaku yang mempengaruhi perangai perorangan
maupun kelompok.Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang tercela adalah bermula dari
kesombongan dan rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat,
ujub, hasad, keras kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji
padahal tidak berbuat sesuatu dan sebagainya.
Ibnul Qayyim juga mengatakan bahwa sebagaimana akhlak terpuji, akhlak tercela
juga memiliki akar di mana satuan-satuannya dapat dikelompokkan. Jika akar perilaku
manusia ada dalam pikiran dan jiwanya, maka akar penyakit akhlak juga akan selalu ada
disana. Mengenai hal itu, Ibnul Qayyim menyebutkan dua akar penyakit akhlak, yaitu
Pertama, penyakit syubhat. Penyakit ini menimpa wilayah akal manusia, dimana kebenaran
tidak menjadi jelas (samar) dan bercampur dengan kebatilan (talbis). Penyakit ini
menghilangkan kemampuan dasar manusia memahami secara baik dan memilih secara
tepat. Kedua, penyakit syahwat. Penyakit ini menimpa wilayah hati dan insting manusia,
dimana dorongan kekuatan kejahatan dalam hatinya mengalahkan dorongan kekuatan
kebaikan. Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia untuk mengendalikan diri
dan bertekad secara kuat.Begitu banyaknya hal yang dapat menyebabkan kemerosotan
akhlak yang dapat menimbulkan akhlak atau perilaku tercela.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Akhlak Tercela?
2. Bagaimana pengertian , bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara menghindari
Tamak?
3. Bagaimana pengertian , bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara menghindari Licik?
4. Bagaimana pengertian , bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara menghindari Riya’?
5. Bagaimana pengertian , bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara menghindari
Aniaya?
6. Bagaimana pengertian , bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara menghindari
Diskriminasi?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Akhlak Tercela
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian, bentuk, contoh, nila-nilai negatif dan cara
menghindari Tamak
3. Untuk mengetahui bagaimana pengertian, bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara
menghindari Licik
4. Untuk mengetahui bagaimana pengertian, bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara
menghindari Riya’
5. Untuk mengetahui bagaimana pengertian, bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara
menghindari Aniaya
6. Untuk mengetahui bagaimana pengertian, bentuk, contoh, nilai-nilai negatif dan cara
menghindari Diskriminasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Tercela
Definisi akhlak menurut Imam AI-Gozali adalah: Ungkapan tentang sikap jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau
pikiran terlebih dahulu.Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu, artinya
menciptakan, dari akar kata ini pula ada kata makhluk (yang diciptakan) dan kata khalik
(pencipta), maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari
pencipta (Allah swt).1
Sedangkan moral berasal dari kata maros (bahasa latin) yang berarti adat kebiasaan,
disinilah terlihat berbeda antara moral dengan akhlak, moral berbentuk adat kebiasaan
ciptaan manusia, sedangkan akhlak berbentuk aturan yang mutlak dan pasti yang datang dari
Allah swt. Kenyataannya setiap orang yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi
orang yang berakhlak sudah pasti bermoral. Dan Rasulullah saw di utus untuk
menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana sabdanya dalam hadist dari Abu Khurairah,
“Sesungguhnya aku diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak
manusia.”2
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang
dilarang oleh Allah, karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun
orang lain.
B. Tamak
1. Pengertian Tamak dan Serakah
Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa
puas dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia
(harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan
adanya dosa besar. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh. Serakah
adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak
peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir
apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang

1
Haji Syamsuri. 2004. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga
2
Alkasah Yuhro dan Saminu. 2004. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Viva Pakarindo

3
menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Sikap serakah dilarang oelh Allah Swt.
‫ َحتَّ ًٰ ُش ْزت ُ ُى ْان ًَقَا ِب َس‬,‫أَ ْن َها ُك ُى انتَّكَاث ُ ُس‬
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam
kubur. (QS. At-Takasur [102] : 1-2)
2. Ciri-ciri Tamak
1) Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki
2) Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat
3) Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain
4) Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis
5) Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun
6) Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan
7) Terlalu mencintai harta yang dimiliki
8) Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.
9) Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi
3. Bentuk dan Contoh Tamak
a. Seseorang yang yang sudah membeli satu rumah, maka dia tidak akan pernah puas
dan akan membeli rumah lagi di tempat-tempat lainnya.
b. Seorang pejabat yang memakan uang rakyat(koruptor)
c. Mencintai harta secara berlebihan
d. Seseorang yang mencari kekayaan yang sampai meninggalkan perintah Allah
4. Nilai-nilai negatif Tamak
1) Orang yang tamak selalu merasa kurang dan tidak pandai bersyukur
2) Sifat tamak dapat menimbulkan rasa dengki, hasud dan permusuhan
3) Sifat tamak akan membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara dalam
meraih tujuannya
4) Sifat tamak akan menjauhkan seseorang dari Allah Swt.
5) Sifat tamak membuat orang menjadi bakhil, karena takut hartanya berkurang
6) Egois, sikap hanya mementingkan diri sendiri
5. Cara Menghindari sifat Tamak
1) Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
2) Membiasakan diri dengan sifat ikhlas dan rendah diri
3) Membiasakan diri dengan sifat pemurah dan jujur
4) Membiasakan hidup sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud
4
5) Meminta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah
6) Menghindari sifat iri jika melihat orang lain banyak harta
7) Sadar bahwa materi hanya hiasan hidup dan perantara menuju akhirat.3
C. Licik
1. Pengertian Licik
Licik merupakan sifat tercela yang sangat membahayakan bagi diri sendiri
maupun orang lain. Licik berarti memiliki akal yang buruk, pandai menipu, culas,
curang, dan licin.
2. Ciri-ciri orang yang Licik
a. Tidak suka melihat orang lain bahagia.
Orang yang memiliki sifat tamak hatinya sedih dan gelisah jetika melihat orang lain
bahagia, melihat teman atau orang lain lebih sukses dari pada dia. Bahkan ia
berharap kebahagiaan yang diperoleh oleh orsng lain dapat pindah ke dirinya. Jika
tidabisa ia berharao nikmat orang tersebut lenyap, ini merupakan sikap hasad.
Sedangkan licik lebih berbahaya karena orang yang licik aktif untuk menghalang-
halangi orang agar gagal.
b. Bahagia apabila melihat orang lain menderita
Orang licik senang dan bahagia ketika teman atau saudaranya mengalami musibah
dan penderitaan.
c. Berpikir untuk mencelakakan orang lain
selalu mempunyai rencana-rencana negatif, ingin menghalang-halangi agar orang
lain gagal. Suka menghalalkan segala cara untuk membuat orang lain menderita
bahkan dia tidak sportif dan terkadang menggunakan orang lain untuk mencapai
tujuan buruknya.
d. Ingin serba jalan pintas
Orang licik sering kali menginginkan sesuatu, akan tetapi tidak mau melalui sebuah
proses. Inginnya cepat-cepat berhasil.
e. Pandai menipu
Untuk memuluskan siasatnya yang licin, orang yang licik suka menipu dan
berbohong serta bersilat lidah.

3
Kementrian Agama. Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Agama, 2014, hal 183-184
5
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. tanda orang munafik ada tiga:
ketika ia bicara ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkari dan ketika ia dipercaya
ia berkhianat.”(HR. Bukhari).
3. Bentuk dan contoh Licik
a. Dalam pemilihan pilkada-pilkada, para calon menyogok sebagian masyarakat supaya
mendapatkan suara terbanyak
b. Seorang RT uyang menyuruh masyarakatnya membayar lurah namun sebagian dari
hasilnya diambil untuk kepentingan sendiri
c. Penjual mengurangi jumlah takaran beras yang dijual
d. Seorang tukang tambal ban yang menaruh paku dijalan agar usahanya mendapatkan
pendapatan yang banyak
4. Bahaya sifat licik bagi orang lain
a. Sikut sana sini demi untuk mencapai tujuannnya. untuk memuaskan hawa nafsunya
ia tidak segan-segan berbuat licik.
b. Licik membuat seseorang menjadi serakah. Karena orang yang licik nafsunya tidak
pernah ada ujungnya.
c. Orang yang licik inginnya menjadi yang nomor satu, tidak peduli dengan
kemampuan yang tidak seberapa. Ia akan berusaha menyingkirkan orang yang nisa
menghalangi ambisinya.
d. Kurangnya iman, hatinya jauh dari mengingat Allah. Ia lupa kalau Allah selalu
mengawasi perilaku hamba-Nya.
e. Selagi ia butuh ia mendekat, dan selagi ia tidak butuh menjauh. dan menceritkan
keburukan dan memfitnah orang tersebut, tanpa ia mengingat kebaikan yang
dilkukan selama ia berteman dengan ornag tersebut, ia seperti kacang yang lupa
dengan kulitnya.
5. Bahaya orang licik bagi diri sendiri
a. Batinnya selalu resah dan gelisah
b. Hidupnya tidak berkah
c. Hidupnya penuh dengan fitnah
d. Dimanapun ia berada selalu mengalami cobaan

6
e. Dia penuh dengan dosa
f. Akhir hidupnya Su’ul Khotimah.4
6. Cara menghindari sifat Licik
a. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan banyak melakukan ibadah
dan beramal saleh
b. Bersifat qanaah terhadap semua rezeki yang dimiliki sehingga tidak menimbulkan
iri, dengki, hasad kepada orang lain
c. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara yang halal dan baik agar hidup
menjadi berkah
d. Membiasakan berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari
D. Riya’
1. Pengertian Riya’
Secara etimologi, kata riya berasal dari kata ru’yah, yang artinya menampakkan.
Dikatakan arar-rajulu, berarti seseorang menampakkan amal shalih agar dilihat oleh
manusia. Makna ini sejalan dengan firman Allah SWT: ٌَ‫ٱنَّرٍََِ ه ُۡى َ َُسآ ُءوٌَ () َوََ ًۡ َنعُىٌَ ۡٱن ًَاعُى‬
“…Orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna.”
(QS. Al-Maa’uun : 6-7)5
Sedangkan pengertian riya secara istilah/ terminologi adalah sikap seorang
muslim yang menampakkan amal shalihnya kepada manusia lain secara langsung agar
dirinya mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka, atau mengharapkan
keuntungan materi.6
Kata lain yang mempunyai arti serupa dengan riya ialah Sum`ah. Kata sum`ah
berasal dari bahasa Arab ُ‫س ًْ َعة‬
ُ ‫ اَن‬atau ‫س ًْ َعة‬
ُ yang berarti kemasyhuran nama, baik
sebutannya. Orang yang sum`ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar
pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan.dengan danya pujian tersebut,
akhirnya masyhurlah nama baiknya dilingkungan masyarakat. Jadi, sum’ah mempunyai
arti yang sama dengan riya.
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’
ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku
amalan itu”. Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia

4
Ibid, hal. 180-182
5
Al-Qur’an dan Terjemahnya, surah al ma’un, ayat 6-7.
6
Risti,Husniawati. “Pengertian Riya Aniaya dan Diskriminasi”, .hal 128
7
dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. Sementara Imam Habib
Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut kedudukan atau
meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal
kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara
memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau
penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan padanya. Oleh
itu, Syeikh Ahmad Rifa’i berpesan bahwa riya’ merupakan perbuatan haram dan satu
diantara dosa besar yang harus dijauhi serta di tinggalkan supaya selamat dan amalnya
manfaat sampai di negeri akhirat.
2. Dalil Naqli Riya
a. Al Quran
‫اَّلِ َو ْان َُ ْى ِو ْاِ ِِ ِس‬
َّ ‫اس َو ََل َُْْ ِيٍُ ِب‬ِ َّ‫صدَقَاتِ ُك ْى ِب ْان ًَ ٍِّ َو ْاْلَذَ ٰي كَانَّرٌِ َُ ْن ِف ُق َيا َنهُ ِزئ َا َء انن‬
َ ‫ََا أََُّ َها َّانرٍََِ آ َينُىا ََل تُب ِْطهُىا‬
‫َّللاُ ََل ََ ْهدٌِ ْانقَ ْى َو‬ َّ ‫سبُىا ۗ َو‬ َ ًٰ َ‫ص ْهد ًا ََل ََ ْقد ُِزوٌَ َعه‬
َ ‫ش ٍْءٍ ِي ًَّا َك‬ َ ُ‫صابَهُ َوابِم فَت ََس َكه‬ َ َ ‫اٌ َعهَ ُْ ِه ت ُ َساب فَأ‬ َ ‫فَ ًَثَهُهُ َك ًَث َ ِم‬
ٍ ‫ص ْف َى‬
ٍََ‫ْانكَافِ ِس‬
Artinya :” Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima),seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu
pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.” (QS.Al-Baqarah ayat 264)7
b. Hadist
ّ ِ ‫ش ِْسكُ قَا َل‬
‫انس ََا‬ ُ ‫صغ َُس قَانُ ْىا ََا َز‬
ّ ‫س ْى َل هللاِ َو َيا ا ن‬ ْ َ‫ش ِْس كُ ْاَل‬
ّ ‫َاف َعهَ ُْ ُك ْى ا ن‬ َ ِْ َ ‫ا ٌَِّ ا‬
َ َِ‫ف َيا ا‬
Artinya: ”Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan dari
beberapa hal yang aku khawatirkan adalah syirik kecil. Sahabat bertanya,”Apa
syirik kecil itu, ya Rasulallah?”Beliau menjawab,”Riya.” (HR Ahmad nomor
225828 dari Mahmud bin Labidin).
3. Bentuk dan Contoh Sikap Riya

7
Al-Qur’an dan Terjemahnya, surat al-baqarah, ayat 264
8
a. Riya’ jali yaitu ibadah atau kebaikan yang sengaja dilakukan didepan orang lain
dengan tujuan tidak untuk mengangungkan Allah, melainkan demi mencari pujian
dari orang lain.8
b. Riya’ khafi yaitu melakukan ibadah atau kebaikan secara terang-terangan dengan
maksud agar ia dihormati dan dimuliakan oleh masyarakat. Riya’ ini merupakan
penyakit hati yang sangat halus atau samar.
Bentuk-bentuk (contoh) perbuatan riya’ antara lain sebagai berikut:
a. Seorang siswa mau melaksanakan tugas piketnya dengan baik sesudah guru masuk
ke kelas, dengan harapan guru menilai bahwa siswa tersebut tergolong siswa yang
rajin melaksanakan tugas.
b. Seseorang menyantuni anak yatim dihadapan banyak orang agar orang banyak
menilai dirinya sebagai orang dermawan dan baik hati.
Selain contoh diatas, perbuatan riya itu bisa timbul dalam berbagai kegiatan antara lain:
a. Riya’ dalam beribadah
Apabila ada diantara jama’ah atau karena dilihat orang biasanya memperlihatkan
kekhusu’an, ruku’, sujud dipanjangkan begitu juga dengan wirid dan do’anya,
dengan harapan ingin mendapatkan pujian sebagai orang yang tekun beribadah.
b. Riya’ dalam bersedekah
c. Memberikan sedekah bukan karena ingin menolong orang dengan ikhlas, akan tetapi
karena ingin dicap sebagai dermawan dan pemurah.
d. Riya’ dalam berpakaian
Memakai pakaian yang bagus, perhiasan yang mahal dan beraneka ragam, dengan
harapan ingin disebut dengan orang yang kaya, mampu, melebihi orang lain.
e. Riya’ dalam berbagai kegiatan
Bekerja seolah-olah bersemangat, padahal dalam hatinya tidak demikian. Rajin
bekerja apabila ada pujian tetapi apabila tidak ada yang memuji, semangatnya
menjadi turun. Orang yang riya’ biasanya bersifat sombong, angkuh, seolah-olah
dirinya yang paling mampu, paling kaya, paling baik, paling pandai dan
sebagainya.
4. Dampak Negatif Riya’
a. Menghapus pahala amal baik
b. Mendapat dosa besar karena riya merupakan perbuatan syirik
8
Ibid, hal 130
9
c. Terhalang dari Hidayah dan Taufik dari Allah
d. Menimbulakan keguncangan jiwa dan kesempitan hidup
e. Tercabutnya kewibawaan
f. Merasa berat dalam menjalankan segala bentuk ibadah
g. Berpotensi saling bermusuhan, karena ia mengungkit apa yang yang diberikannya
kepada orang lain
5. Cara Mengindari Riya’
Para ulama berupaya memberikan berbagai jalan guna menemukan kiat-kiat agar
terhindar dari keriyaan serta mampu menghadirkan keikhlasan dalam jiwa. Diantara cara
yang mereka tawarkan adalah:
a. Menghadirkan sikap muraqabatullah, yaitu sikap yang menghayati bahwa Allah
senantiasa mengetahui segala gerak-gerik kita hingga yang sekecil-kecilnya, bahkan
yang tergores dan terlintas dalam hati sekalipun yang tidak pernah diketahui oleh
siapapun. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengungkapkan, “dan
sempurnakanlah amal, karena Sang Pengawas (Allah) Maha Melihat.
b. Seseorang perlu menyadari dan meyakini, bahwa dengan riya, seluruh amalannya
akan tidak memiliki arti sama sekali. Amalannya akan hilang sia-sia dan akan
musnah. Serta dirinya tidak akan pernah mendapatkan apapun dari usahanya sendiri.
c. Dirinya pun perlu menyadari, bahwa lambat launpun manusia akan mengetahui apa
yang terdapat di balik amalan-amalan baik yang dilakukannya, baik di dunia apalagi
di akhirat kelak.
d. Dirinya juga perlu meyadari pula bahwa dengan riya, seseorang dapat diharamkan
dari surga Allah. Dalam hadits digambarkan, bahwa Rasulullah SAW menangis,
karena takut umatnya berbuat riya’. Kemudian beliau berkata, “Barang siapa yang
belajar ilmu pengetahuan bukan kerena mencari keridhoan Allah tapi karena
keinginan duniawi, maka dia tidak akan mencium baunya surga.”
e. Banyak berdzikir kapada Allah SWT, terutama manakala sedang menjalankan suatu
amalan, yang tiba-tiba muncul pula niatan riya. Hal ini sebaiknya segera diterapi
dengan dzikir.
Adpun hal lain yang dapat dilakukan untuk menghindari sijap riya’ yaitu:
a. Melatih diri untuk beramal secara ikhlas.
b. Mengendalikan diri supaya tidak bangga apabila ada orang lain yang memuji amal
kita.
10
c. Menahan diri tidak emosi apabila ada orang lain yang meremehkan amal kebaikan
kita.
d. Tidak suka memuji kebaikan orang lain secara berlebihan karena hal itu dapat
mendorong pelakunya menjadi riya.
e. Melatih diri untuk bersedekah secara sembunyi – sembunyi untuk menghindari
sanjungan orang lain.
f. Merenungi dan mengingat dampak dari perbuatan riya.
g. Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa harus
disuruh dan meminta imbalan.
E. Aniaya
1. Pengertian Aniaya
Perkataan aniaya berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perbuatan bengis,
penyiksaan atau zalim. Yang dimaksud dengan aniaya ialah tidak adil (tidak
menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan Allah SWT).
Aniaya atau bengis yaitu suatu tindakan yang tidak manusiawi yang bertentangan
dengan hak asasi manusia. Aniaya juga bisa disebut zalim. Kata zalim berasal dari
ْ ََ – ‫ضهَ َى‬
bahasa Arab yaitu dari kata ‫ض ِه ُى‬ َ yang berarti gelap,,aniaya, rugi, atau
menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sedangkan menurut istilah zalim adalah
perbuatan yang melampaui batas terhadap jiwa, harta atau kehormatan orang lain dan
menentang terhadap kebenaran.9
Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ke tidak senangan
seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa. Aniaya juga bisa disebut
juga menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Pengertian diatas dapat dijelaskan
bahwa penganiayan merupakan kejahatan yang bersifat mengancam harta dan jiwa.
Perbuatan itu sama dosanya dengan mencuri, bahkan lebih besar, karena didalamnya
terdapat unsur kekerasan. Jika sampai membunuh korbannya maka jelas perbuatan itu
termasuk salah satu dosa besar.
2. Dalil Naqli Aniaya
a. Al Quran
َ ‫َّللاِ ِي ٍْ أ َ ْو ِن َُا َء ث ُ َّى َل ت ُ ْن‬
ٌَ‫َص ُسو‬ ِ ‫از َو َيا نَ ُك ْى ِي ٍْ د‬
َّ ٌ‫ُو‬ َ ٍََِ‫َوَل ت َْس َكنُىا ِإنًَ انَّر‬
َّ ًَ َ ‫ظهَ ًُىا فَت‬
ُ َّ‫س ُك ُى انن‬
Artinya: “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim
menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada
9
Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Raja Grafindo, Persada: Jakarta, 1998)hal 88
11
mempunyaiseorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan
diberi pertolongan”. (QS.huud :113)10
b. Hadist
ُ ‫ظ ْه َى‬
‫ظهُ ًَاٌ ََ ْى َو ان ِقَُا َي ِة وا‬ ُّ ‫ظ ْه َى فَاٌَِ ان‬
ُّ ‫ اِتَّقُ ْى ان‬:َ‫سهَّ َى قَال‬
َ ‫صهًَّ هللاُ َعهَ ُْ ِه َو‬ ُ ‫ٍ هللاُ َع ْنهُ ا َ ٌَّ َز‬
َ ِ‫س ْى َل هللا‬ ِ ‫َو َع ٍْ َجابِ ِس َز‬
َ ‫ض‬
) ‫)يسهى‬

Artinya :”Diterima dari Jabir ra bahwa Nabi SAW. bersabda: “Takutilah


kezaliman itu sebab sesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari
kiamat (HR. Muslim)
3. Bentuk dan Contoh Aniaya
Adapun Bentuk dan contoh perbuatan aniaya yaitu :11
a. Zalim kepada Allah, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah dan
melaksanakan laranganNya.Contohnya : meninggalkan ibadah shalat, puasa, zakat
dan ibadah lainnya,bahkan berbuat syirik, sihir dan perbuatan terlarang lainnya.
b. Zalim kepada diri sendiri, Contohnya: Membiarkan diri sendiri tetap bodoh,miskin,
malas, minum-minuman keras, bunuh diri dan lain-lain.
c. Zalim kepada orang lain (sesama manusia), Contohnya : mengumpat, mengadu
domba, memfitnah, mencuri, merampok, penyiksaan, pembunuhan, dan lain-lain.
d. Zalim kepada makhluk lain atau alam sekitarnya, Contohnya : menebang pohon
tanpa aturan, membuang sampah sembarangan, menyembelih binatang dengan
senjata tumpul, dan lain-lain.
4. Dampak Negatif Aniaya
Adapun dampak negatif Aniaya,yaitu :
a. Akan memperoleh azab dan siksa
b. Orang lain akan takut bergaul dengannya
c. Akan dibenci oleh orang-orang yang ada di sekitarnya
d. Dapat mencelakakan orang lain
e. Akan mempunyai sifat-sifat tercela seperti sombong, congkak, arogan, sewenang –
wenang, dan lain-lain.
5. Cara Menghindari Aniaya
a. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap menghadapi masalah
b. Jangan membuka aib atau cacat orang lain
10
Al-Qur’an dan Terjemahnya, surat hud, ayat 113
11
Ibid, hal 89
12
c. Menumbuhkan rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antar
sesama
d. Menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan
sunnatullah
e. Menyadari do’a orang yang teraniaya itu makbul
f. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT
g. Berhati-hati dalam bertindak, berbicara dan dalam menerima setiap informasi yang
ada
h. Membiasakan menjaga amanah, yaitu memberikan hak orang lain
i. Membiasakan bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara.
F. Diskriminasi
1. Pengertian Diskriminasi
Diskriminasi menurut bahasa adalah perbedaan. Sedangkan menurut istilah
diskriminasi adalah bersikap membeda-bedakan atau memisahkan antara sesama
manusia,baik karena perbedaan derajat, suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, usia,
golongan, ideologi, dsb.
Diskriminasi adalah istilah popular yang sering kali kita dengar seiring dengan
gencarnya istilah demokrasi. Diskriminasi bermakna perbedaan warna kulit, perbedaan
perlakuan terhadap sesama warga Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Munculnya sikap Diskriminasi disebabkan oleh adanya penyimpangan
individual. Penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan
dan menolak norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Berikut ini adalah macam-
macam Diskriminasi:
1) Diskriminasi Kelamin, yaitu pembedaan sikap dan perlakuan terhadap orang
berdasarkan jenis kelamin. Individu diberi perlakuan yang tidak adil karena gender
mereka. Contohnya: Individu diberi perlakuan yang tidak adil karena gender mereka.
Misalnya, seorang wanita menerima gaji yang lebih rendah dengan pria serekan
kerjanya, meskipun kontribusi atau jabatan mereka sama.
2) Diskriminasi Ras, yaitu pembedaan berdasarkan asal bangsa yang menganggap
bahwa ras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain. Contohnya : di Amerika
Serikat, adanya penggolongan antara orang yang berkulit putih dengan orang yang
13
berkulit hitam (Negro), orang kulit putih beranggapan bahwa mereka adalah orang
pribumi. Sedangkan orang Negro dianggap sebagai budak dan merupakan sumber
kerusuhan dan kekacauan.
3) Diskriminasi Agama, yakni pembedaan atau perlakuan tidak adil terhadap sesama
manusia yang memeluk agama berbeda, dan menganggap bahwa agama yang
dianutnya adalah agama yang baik dan benar. Perlakuan ini bisa mengakibatkan
kerusakan persaudaraan antar umat beragama. Contohnya: Johan yang beragama
Kristen tidak mau satu kelompok diskusi dengan Yusuf yang beragama Islam karena
Johan merasa keyakinan mereka berbeda.
4) Diskriminasi social, yaitu pembedaan dan perlakuan tidak adil berdasarkan status
sosialnya, seperti perlakuan terhadap si kaya dan si miskin. Contohnya: di Rumah
sakit misalnya, ketika Ani yang dari golongan miskin tidak bisa berobat karena pihak
rumah sakit lebih mementingkan penyakit Rina yang merupakan dari golongan orang
kaya.
2. Dampak dari Perbuatan Diskriminasi
Berikut ini adalah dampak yang ditimbulkan dari perbuatan diskriminasi, antara lain:
1) Munculnya sifat buruk, yaitu congkak dan sombong
2) Munculnya permusuhan antar kelompok
3) Membanggakan diri sendiri dan meremehkan orang lain.
4) Munculnya sikap apatis (masa bodoh) yang menumbiuhkan kehancuran tatanan
masyarakat
5) Mengundang masalah social baru dan tidak terselesainya masalah.
6) Munculnya penindasan dan pembeda-bedaan dalam kehidupan bermasyarakat
7) Menghambat kesejahteraan, kerukunan, kekeluargaan dalam kehidupan
8) Menimbulkan kedzoliman dan kemaksiatan
9) Menjadi penghalang tegaknya keadilan.
3. Cara Menghindari Diskriminasi
Sedangkan cara agar kita dapat terhindar dari sikap diskriminasi adalah sebagai berikut:
1. Harus mengedepankan sikap persamaan dan persaudaraan, sikap ini bertujuan untuk
menciptakan rasa kesejajaran,persamaan, dan kebersamaan sesama manusia
2. Menyadari bahwa yang membedakan manusia disisi Allah adalah kualitas
ketaqwaan mereka.

14
3. Membiasakan diri menghindari sifat-sifat saling merendahkan, saling mencela,
saling membeda-bedakan satu sama lain.
4. Menjaga silaturahmi dengan baik
5. Bersikap toleransi (Tasamuh) terhadap sesame umat beragaa dan tidak memaksakan
keyakinan agama kepada orang lain.
6. Aktif dalam kegiatan yang tujuannya menghapus diskriminasi.
7. Selalu mengingat Allah, senantiasa berdzikir dan mengingat dosa dan berbuat baik
kepada sesama makhluk Allah.12

12
http://mahasiswauinmalang.blogspot.com/2016/03/memahami-perilaku-tercela-khususnya.html?m=1
diakses pada tanggal 16 Oktober 2021 pukul 14.10
15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah,
karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang lain.
2. Tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan
hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Orang-orang yang tamak
memiliki ciri-ciri, yaitu; tidak mensyukuri nikmat yang dimiliki, mereka merasa selalu
kurang dalam mendapatkan nikmat, kikir, kurang menghargai pemberian orang lain,
cinta terhadap harta yang dimiliki. Adapun salah satu bentuk tamak tidak pernah
merasa puas dengan apa yang dimiliki. Orang yang memiliki sifat tamak membuat
orang menjadi bakhil dan egois. Untuk menghindari sifat tamak maka seseorang harus
membiasakan diri dengan sifat ikhlas, rendah hati, jujur, qona'ah, zuhud.
3. Licik berarti seseorang yang memiliki akal yang buruk, pandai menipu, culas, curang,
dan licin. rang yang memiliki memiliki ciri-ciri yaitu tidak suka melihat orang lain
bahagia, berpikir untuk mencelakakan orang lain, ingin serba jalan pintas, dan pandai
menipu. Contoh perbuatan licik yaitu seorang tukang tambal ban yang menaruh paku
di jalan agar usahanya mendapat pendapatan yang banyak. Adapun bahaya licik bagi
orang lain yaitu orang menjadi serakah, ingin menjadi yang nomor satu, kurangnya
iman. Bahaya licik bagi diri sendiri yaitu hatinya selalu resah, hidupnya tidak berkah.
Adapun cara menghindari sifat licik yaitu senantiasa mendekatkan diri kepada Allah,
bersifat qana'ah, dan membiasakan berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari
4. Riya’ adalah sikap seorang muslim yang menampakkan amal shalihnya kepada
manusia lain secara langsung agar dirinya mendapatkan kedudukan atau penghargaan
dari mereka, atau mengharapkan keuntungan materi. Riya’ terbagi menjadi dua yaitu
riya’ jaly dan riya’ khafi. Dampak negatif riya’ yaitu dapat menghapus pahala amal
baik, mendapatkan dosa besar, tercabutnya kewibawaan, dan berpotensi saling
bermusuhan. Adapun cara menghindari riya’ yaiitu menghadirkan sikap
muraqabatullah, menyadari bahwa perbuatan riya’ dapat merusak seluruh amalannya,
dan riya’ dapat mengakibatkan seseorang diharamkan dari surga Allah
5. Aniaya atau zalim adalah perbuatan yang melampaui batas terhadap jiwa, harta atau
kehormatan orang lain dan menentang terhadap kebenaran. Bentuk perbuatan aniaya

16
yaitu zalim kepada Allah, kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada makhluk
Adapun dampak negatif zalim adalah akan memperoleh azab dan siksa, dibenci oleh
orang yang ada disekitarnya, dan dapat mencelakakan orang lain. Adapun cara untuk
menghindari sifat aniaya yaitu selalu waspada dalam menghadapi setiap masalah,
jangan membuka aib orang lain, menumbuhkan rasa persaudaraan dan kasih sayang
antar sesama, menyadari setiap perbuatan mempunyai sebab akibat, membiasakan diri
kepada Allah, dan lain sebagainya.
6. Diskriminasi adalah bersikap membeda-bedakan atau memisahkan antara sesama
manusia,baik karena perbedaan derajat, suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, usia,
golongan, ideologi, dsb. Dampak diskriminasi yaitu timbulnya sikap sombong,
permusuhan antar kelompok, meremehkan orang lain, menimbulkan kedholiman, dan
menjadi penghalang tegaknya keadilan. Adapun cara menghindari diskriminasi yaitu
mengedepankan sikap persamaan dan persaudaraan, menyadari bahwa yang
membedakan manusia disisi Allah adalah ketakwaan, membiasakan diri menghindari
sifat saling merendahkan, menjaga silaturahmi, bersikap toleransi dan lain sebagainya.
B. Saran
Sebagai penyusun dari makalah ini, kami menyadari masih adanya kekurangan
kekurangan dalam makalah ini. Baik dari segi penulisan, isi, maupun sumber atau
referensi. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dari kami
dalam penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca agar dapat menjadi koreksi bagi kami untuk memperbaiki makalah
kami agar lebih baik untuk kedepannya. Kami juga berharap dengan membaca makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca maupun penulis sendiri.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Syukur, dkk., Aqidah Akhlak, Madrasah Aliyah, kelas satu, CV. Gani & Son, 2004
Daud Ali, Moh., Pendidikan Agama Islam, (Raja Grafindo, Persada: Jakarta, 1998)
Husniawati, Risti. “Pengertian Riya Aniaya dan Diskriminasi”. 14 Mei 2014.
http://ahmadfauzani.wordpress.com/
http://mahasiswauinmalang.blogspot.com/2016/03/memahami-perilaku-tercela-
khususnya.html?m=1
Kementrian Agama. (2014). Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementrian Agama
Syamsuri, haji. 2004. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga
Yuhro, Alkasah dan Saminu. 2004. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Viva Pakarindo

18

Anda mungkin juga menyukai