MACAM-MACAK AKHLAK
DISUSUN OLEH:
2020/2021
1
PENGESAHAN MAKALAH
Menyetujui,
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Macam-Macam
Akhlak Dan Ruang Lingkupnya Dalam Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan
bemanfaat untuk kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 5
C. Tujuan......................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan............................................................................................................... 21
2. Saran......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 22
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang
artinya perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif yang
mendasari perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik
berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang
yang mengerti benar tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah
swt.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya.
Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati,
pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan.
Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana
yang cantik dan hal ini timbul dari fitrahnya sebagai manusia.
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
b. Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yaitu perbuatan yang dilakukan kepada manusia
untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran
sebagai implementasi perintah Allah Allah.
c. Syukur, yaitu berterimakasih kepada Allah tanpa batas dengan sungguh-sungguh
atas segala nikmat dan karunianya dengan ikhlas serta mentaati apa yang
diperintahkan-Nya. Seseorang yang selalu bersyukur, pasti Allah akan menambah
kenikmatan-Nya. Dan usaha untuk melatih peserta didik agar memperoleh didikan
dan akhlak yang baik harus dilaksanakan dan sebagai orang tua atau pendidik
tidak boleh lengah, karena anak adalah amanah Allah yang bernilai tinggi. Oleh
sebab itu apabila anak dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik seperti
selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya dan sabar terhadap cobaan, pasti
akan tumbuh kebaikan dan akan selamat dunia dan akhirat.
d. Tawakkal, yaitu menyerahkan segala persoalan kepada Allah setelah berusaha.
Apabila kita telah berusaha sekuat tenaga dan masih saja mengalami kegagalan
maka hendaklah bersabar dan berdoa kepada Allah agar Dia membuka jalan
keluarnya.63 Allah berfirman :
e. Sabar, yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang
dihadapinya. Maka sabar yang dimaksud adalah sikap yang diawali dengan
ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas bila seseorang dilanda suatu cobaan
dari Allah SWT. Sabar merupakan kunci segala macam persoalan.
f. Qana’ah, yaitu menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa
yang dimiliki. Qana’ah dalam pengertian yang luas sebenarnya mengandung lima
perkara, yaitu :
Menerima dengan rela apa yang ada.
Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, disertai denganusaha dan
ikhtiar.
Menerima dengan sabar ketentuan Allah.
Bertawakkal kepada Allah.
Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.66
g. Tawadhu’, yaitu sikap merendahkan diri terhadap ketentuan Allah SWT.
tawadhu’ juga hendaknya ditujukan kepada sesama manusia, yaitu dengan
8
memelihara hubungan dan pergaulan dengan sesama manusia tanpa merendahkan
orang lain dan juga memberikan hak kepada setiap orang.
9
dilarang dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syari’at Islam, dan
pelanggaran tersebut dilakukan dengan meninggalkan alat-alat lahiriyah.
Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak bermanfaat, berlebih-lebihan
dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berkata kotor, mencacimaki atau
mengucapkan kata laknat, baik kepada manusia maupun binatang, menghina,
menertawakan, merendahkan orang lain, berdusta, dll.
b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaraan orang lain, mendengarkan
orang yang sedang mengumpat, mendengarkan orang yang sedang adu domba,
mendengarkan nyanyian?nyanyian atau bunyi-bunyian yang dapat melalaikan
ibadah kepada Allah.
c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita yang hikan mahramnya, melihat
aurat laki-laki yang bukan mahramnya, melihat orang lain dengan gaya
menghina, melihat kemungkatan tanpa beramar ma’ruf nahi munkar.
d. Maksiat tangan, seperti mencuri, merampok, mencopet, merampas,
mengurangi timbangan dan lain-lain.
2) Maksiat batin
Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakkan oleh tabiat
hati. Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, berbolak balik, berubah-ubah,
sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya. Hati terkadang baik,
simpati dan kasih sayang, tetapi di sisi lainnya hati terkadang jahat, pemdendam,
dan sebagainya. Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah :
a. Takabbur (al-Kibru), Yaitu suatu sikap yang menyombongkan diri sehingga
tidak mau mengakui kekuasaan Allah di alam ini, termasuk mengingkari
nikmat Allah yang apa adanya.Takabbur juga berarti merasa atau mengakui
dirinya besar, tinggi atau mulia melebihi orang lain. Perbuatan takabbur atau
menjunjung diri akan membawa akibat yang sangat merugikan, mengurangi
kedudukan dan martabat di mata umat manusia, serta menjadi penyebab
mendapat murka Allah SWT.
b. Syirik yaitu suatu sikap yang menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya,
dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai
10
kekuasaan-Nya atau juga berarti kepercayaan terhadap suatu benda yang
mempunyai kekuatan tertentu. Syirik termasuk perbuatan yang sangat
berbahaya, karena dapat menyebabkan pelakunya tidak diampuni dosa-
dosanya.
c. Nifaq, yaitu suatu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan
kemauan hatinya. Pelaku nifaq disebut munafik. Sebab sifat nifaq inilah, si
pelaku akan melakukan perbuatan tercela, diantaranya yaitu berbohong, ingkar
janji, khianat, dan lain-lain.
d. Iri hati atau dengki, yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan
agar kenikmatan dan kebahagiaan orang lain bisa hilang. Sifat ini sangat
merugikan manusia dalam beragama dan bermasyarakat sebab dapat
menjerumus pada sifat rakus, egois, serakah atau tamak, suka mengancam,
pendendam, dan sebagainya.
e. Marah, yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh
kesadarannya sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak
menyenangkan kepada orang lain.
11
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
2. Akhlak Kepada Rasululullah Saw
Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung kepada
Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau dan tata cara
berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya. Contoh akhlak terhadap
Rasulullah antara lain :
c) Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti Rasuullah
adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu
jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan
jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa
bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya. Itu semua dapat
membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri :
12
a) Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang muslim
dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar perkataan
dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk selalu
shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan
mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar
pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
b) Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir dari
kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat
amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan jabatan
untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan memelihara
semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
c) Istiqamah
d) Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat
mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan
kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena
bertentangan dengan kehormatan dirinya.
13
e) Tawadhu’
Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur. Orang yang
rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain. Rendah hati
berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia yang lahir dari
kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.
f) Malu
g) Sabar
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena
mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang
diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
h) Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa
harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh jadi
karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta maaf.
Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan di
dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.
14
b) Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah:
memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya
c) Memulai salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang
dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Allah
subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah dirilah kamu terhadap o-rang-
orang yang beriman.” (QS. 15:88)
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya
adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu kepada saudaramu adalah
sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-Albani).
Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam
bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak
menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi.Maka jika anda ingin
mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah mencampuri urusan-urusan
pribadi mereka.
15
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat adalah
menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan Allah
shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik, dan
memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya
h) Menutup Aib.
Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap mereka
dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan
hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk
makan di rumah kita, dan lain sebagainya.
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan
mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri.
Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan yang
diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi
anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan
mendo’akan mereka setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain
yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua.
16
Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga
mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang
sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar
kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan
do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita
sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab
itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
b) Kerjasama
17
Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh
ajaran Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung
jawab terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai
“buah hati yang menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”.
d) Disiplin
e) Kasih sayang
Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain
Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam
semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk
mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk
membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia
mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni memakmurkan,
mengelola, dan melestarikan alam, sebagaimana firman-Nya: “Dia menciptakan
kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya.” (QS. Al-Anbiya’
21:107).
Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan dengan cara melestarikan alam
sekitar sebagai berikut :
18
a) Melarang penebangan pohon-pohon secara liar
c) Melakukan reboisasi
e) Mengendalikan erosi
Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan lingkungan itu
Membayar ganti rugi, seorang yang merusak lingkungan harus diberi sanksi, baik
sanksi negara maupun sanksi agama.
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah
seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah
S.A.W. Akhlak baik terhadap Allah Swt.,terhadap Rasulullah Saw, Pribadi, Sesama
Manusia dan Lingkungan hidup perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
2. Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada
4. Ir. Adiwarman a. Karim, S.E., MBA., M.A.E.P. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih dan
5. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279
21
22