Anda di halaman 1dari 22

AKHLAK MUAMALAH

MACAM-MACAK AKHLAK

DISUSUN OLEH:

NAMA : LAILATUL LABIYBAH ALFATHIMIY


NIM : 201902020003

PRODI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADDIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN TAHUN 2020

2020/2021

1
PENGESAHAN MAKALAH

1. Judul Makalah : Macam-Macam Akhlak


2. Ketua Pembuat Makalah
a. Nama Lengkap : Lailatul Labiybah Alfthimiy
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Alamat Email : alfabybah@gmail.com
3. Anggota Kelompok Makalah : 1 orang
4. Dosen Guru Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Gigih Setianto,M.P.I
b. NIP :-
c. Alamat dan No.Telp/Hp :-

Pekalongan, 30 September 2020

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua

(Gigih Setianto,M.P.I) (Lailatul Labiybah Alfthimiy )

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Macam-Macam
Akhlak Dan Ruang Lingkupnya Dalam Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan
bemanfaat untuk kita semua.

Penulis

Pekalongan, 30 September 2020

3
DAFTAR ISI

MACAM-MACAM AKHLAK LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 3

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 5

C. Tujuan......................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Akhlak Dalam Islam Dan Ruang Lingkupnya................................ 7

B. Macam-Macam Akhlak Dari Segi Sifatnya............................................................... 7

C. Macam-Macam Akhlak Dari Segi Objeknya............................................................ 11

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan............................................................................................................... 21

2. Saran......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 22

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang
artinya  perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif  yang
mendasari perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik 
berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang
yang mengerti benar tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah
swt.

Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya.
Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati,
pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan.
Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana
yang cantik dan hal ini timbul dari fitrahnya sebagai manusia.

Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin


mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat
berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan,
lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit
membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini
membahas tentang macam-macam akhlak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam akhlak?

2. Ada berapakah macam-macam akhlak?

5
C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui dan memahami macam-macam akhlak

2. Mengetahui ada berapa macam-macam akhlak

3. Mengetahui akhlak dalam ruang lingkup islam

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Akhlak Dalam Islam Dan Ruang Lingkupnya


Pembagian macam-macam akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
menurut sudut pandang Islam, baik dari segi sifat maupun dari segi objeknya. Dari
segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama akhlak yang baik
atau disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah dan kedua akhlak
yang buruk atau akhlak madzmumah. Dari segi objeknya yaitu akhlak kepada kholiq
atau akhlak kepada Allah, kemudian akhlak kepada makhluk terdiri dari beberapa
macam yaitu, akhlak kepada rasul, akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap diri
sendiri, akhlak terhadap masyarakat, dan akhlak terhadap lingkungan.

B. Macam-Macam Akhlak Dari Segi Sifatnya


1. Akhlak Mahmudah (Terpuji) Atau Akhlak Al-Karimah
Akhlak mahmudah (akhlak terpuji) yang dimaksud dengan akhlak terpuji adalah
segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji). Akhlak ini dilahirkan oleh
sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa manusia. Sedangkan berakhlak
terpuji artinya menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah
digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut,
kemudian membiasakan adat kebiasaan baik, melakukannya dan mencintainya.
Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-
norma atau ajaran Islam. Adapun akhlak yang terpuji sebagai berikut :
a. Taubat adalah suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah
dilakukannya dan berusaha menjauhinya serta melakukan perbuatan baik. Sifat ini
dikategorikan sebagai taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah laku seseorang,
namun penyesalannya merupakan taat batin. Bertaubat merupakan tahapan
pertama dalam perjalanan menuju Allah. Orang yang telah berbuat dosa wajib
untuk segera bertobat.

7
b. Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yaitu perbuatan yang dilakukan kepada manusia
untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran
sebagai implementasi perintah Allah Allah.
c. Syukur, yaitu berterimakasih kepada Allah tanpa batas dengan sungguh-sungguh
atas segala nikmat dan karunianya dengan ikhlas serta mentaati apa yang
diperintahkan-Nya. Seseorang yang selalu bersyukur, pasti Allah akan menambah
kenikmatan-Nya. Dan usaha untuk melatih peserta didik agar memperoleh didikan
dan akhlak yang baik harus dilaksanakan dan sebagai orang tua atau pendidik
tidak boleh lengah, karena anak adalah amanah Allah yang bernilai tinggi. Oleh
sebab itu apabila anak dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik seperti
selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya dan sabar terhadap cobaan, pasti
akan tumbuh kebaikan dan akan selamat dunia dan akhirat.
d. Tawakkal, yaitu menyerahkan segala persoalan kepada Allah setelah berusaha.
Apabila kita telah berusaha sekuat tenaga dan masih saja mengalami kegagalan
maka hendaklah bersabar dan berdoa kepada Allah agar Dia membuka jalan
keluarnya.63 Allah berfirman :
e. Sabar, yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang
dihadapinya. Maka sabar yang dimaksud adalah sikap yang diawali dengan
ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas bila seseorang dilanda suatu cobaan
dari Allah SWT. Sabar merupakan kunci segala macam persoalan.
f. Qana’ah, yaitu menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa
yang dimiliki. Qana’ah dalam pengertian yang luas sebenarnya mengandung lima
perkara, yaitu :
 Menerima dengan rela apa yang ada.
 Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, disertai denganusaha dan
ikhtiar.
 Menerima dengan sabar ketentuan Allah.
 Bertawakkal kepada Allah.
 Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.66
g. Tawadhu’, yaitu sikap merendahkan diri terhadap ketentuan Allah SWT.
tawadhu’ juga hendaknya ditujukan kepada sesama manusia, yaitu dengan
8
memelihara hubungan dan pergaulan dengan sesama manusia tanpa merendahkan
orang lain dan juga memberikan hak kepada setiap orang.

2. Akhlak Mazhmumah (akhlak tercela)


Dalam pembahasan ini, akhlak tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan
dengan akhlak terpuji agar kita dapat melakukan terlebih dahulu usaha takhliyyah,
yaitu mengosongkan dan membersihkan diri/jiwa dari sifat-sifat tercela sambil
mengisinya (tahliyyah) dengan sifat-sifat terpuji. Kemudian melakukan tajalli, yaitu
mendekatkan diri kepada Allah, dengan tersingkapnya tabir sehingga diperoleh
pancaran Nur Ilahi. Menurut Imam al-Ghazali, akhlak yang tercela ini dikenal dengan
sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya
kepada kebinasaan dan kehancuran diri yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya
untuk selalu mengarah kepada kebaikan.
Al-Ghazali menerangkan akal yang mendorong manusia melakukan perbuatan
tercela (maksiat), diantaranya :
1. Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan)
yang ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melangsungkan hidupnya
agar bahagia.
2. Manusia. Selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan
keburukan, seperti istri, anak, karena kecintaan kepada mereka misalnya, sampai
bisa melalaikan manusia dari kewajibannya kepada Allah SWT dan terhadap
sesama.
3. Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda
manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan.
4. Nafsu. Nafsu adakalanya baik (muthmainnah), dan adakalanya buruk (amarah),
akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan.
Pada dasarnya sifat dan perbuatan tercela dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Maksiat lahir
Maksiat berasal dari bahasa Arab, yaitu ma’siyah yang artinya pelanggaran
oleh orang yang berakal baligh (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang

9
dilarang dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syari’at Islam, dan
pelanggaran tersebut dilakukan dengan meninggalkan alat-alat lahiriyah.
Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak bermanfaat, berlebih-lebihan
dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berkata kotor, mencacimaki atau
mengucapkan kata laknat, baik kepada manusia maupun binatang, menghina,
menertawakan, merendahkan orang lain, berdusta, dll.
b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaraan orang lain, mendengarkan
orang yang sedang mengumpat, mendengarkan orang yang sedang adu domba,
mendengarkan nyanyian?nyanyian atau bunyi-bunyian yang dapat melalaikan
ibadah kepada Allah.
c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita yang hikan mahramnya, melihat
aurat laki-laki yang bukan mahramnya, melihat orang lain dengan gaya
menghina, melihat kemungkatan tanpa beramar ma’ruf nahi munkar.
d. Maksiat tangan, seperti mencuri, merampok, mencopet, merampas,
mengurangi timbangan dan lain-lain.
2) Maksiat batin
Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakkan oleh tabiat
hati. Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, berbolak balik, berubah-ubah,
sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya. Hati terkadang baik,
simpati dan kasih sayang, tetapi di sisi lainnya hati terkadang jahat, pemdendam,
dan sebagainya. Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah :
a. Takabbur (al-Kibru), Yaitu suatu sikap yang menyombongkan diri sehingga
tidak mau mengakui kekuasaan Allah di alam ini, termasuk mengingkari
nikmat Allah yang apa adanya.Takabbur juga berarti merasa atau mengakui
dirinya besar, tinggi atau mulia melebihi orang lain. Perbuatan takabbur atau
menjunjung diri akan membawa akibat yang sangat merugikan, mengurangi
kedudukan dan martabat di mata umat manusia, serta menjadi penyebab
mendapat murka Allah SWT.
b. Syirik yaitu suatu sikap yang menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya,
dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai
10
kekuasaan-Nya atau juga berarti kepercayaan terhadap suatu benda yang
mempunyai kekuatan tertentu. Syirik termasuk perbuatan yang sangat
berbahaya, karena dapat menyebabkan pelakunya tidak diampuni dosa-
dosanya.
c. Nifaq, yaitu suatu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan
kemauan hatinya. Pelaku nifaq disebut munafik. Sebab sifat nifaq inilah, si
pelaku akan melakukan perbuatan tercela, diantaranya yaitu berbohong, ingkar
janji, khianat, dan lain-lain.
d. Iri hati atau dengki, yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan
agar kenikmatan dan kebahagiaan orang lain bisa hilang. Sifat ini sangat
merugikan manusia dalam beragama dan bermasyarakat sebab dapat
menjerumus pada sifat rakus, egois, serakah atau tamak, suka mengancam,
pendendam, dan sebagainya.
e. Marah, yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh
kesadarannya sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak
menyenangkan kepada orang lain.

C. Macam-macam akhlak dari segi objeknya


1. Akhlak kepada Allah SWT
a) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah
melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan
inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah
terhadap segala sesuatu.
d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

11
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
2. Akhlak Kepada Rasululullah Saw

Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung kepada
Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau dan tata cara
berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya. Contoh akhlak terhadap
Rasulullah antara lain :

a) Mencintai dan memuliakannya . Mencintai Rasulullah juga berarti mencintai


orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang di
bencinya.Lebih khusus mencintai keluarga dan sahabat-sahabatnya.

b) Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan dan pemuliaan


terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului beliau dalam mengambil keputusan
atau menjawab pertanyaan. Bentuk lain menghormati Rasulullah dapat di teruskan
oleh umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan suara di hadapan para ulama
pewaris nabi.

c) Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti Rasuullah
adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.

d) Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah untuk bersholawat


menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan Rasulullah di sisi Allah.
Di samping bukti penghormatan kepada beliau juga untuk kebaikan kita sendiri.

3. Akhlak kepada diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu
jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan
jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa
bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya. Itu semua dapat
membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri :
12
a) Shidiq

Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang muslim
dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar perkataan
dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk selalu
shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan
mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar
pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.

b) Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir dari
kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat
amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan jabatan
untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan memelihara
semua nikmat yang diberikan Allah SWT.

c) Istiqamah

Istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman


sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Seorang yang beriman
haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu menjaga
kesucian hatinya, kebenaran perkataan dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran
Islam.

d) Iffah

Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat
mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan
kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena
bertentangan dengan kehormatan dirinya.

13
e) Tawadhu’

Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur. Orang yang
rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain. Rendah hati
berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia yang lahir dari
kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.

f) Malu

Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan segala


kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian, kewenang-wenangan
dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang memiliki rasa malu akan
mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan malu juga merupakan akhlak yang paling
asli dan pokok pada Rasulullah SAW.

g) Sabar

Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena
mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang
diri dari mempertuhankan hawa nafsu.

h) Pemaaf

Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa
harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh jadi
karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta maaf.
Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan di
dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.

4. Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat

a) Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.

Menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara


dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan Islam mengajarkan umatnya
agar senantiasa bersikap murah hati terhadap para tetangga dan memuliakannya.

14
b) Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah:
memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya

c) Memulai salam

Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang
dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Allah
subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah dirilah kamu terhadap o-rang-
orang yang beriman.” (QS. 15:88)

d) Bermuka berseri-seri (ceria)

Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya
adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu kepada saudaramu adalah
sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-Albani).

e) Memberikan Penghormatan yang Istimewa.

Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam
bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak
menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi.Maka jika anda ingin
mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah mencampuri urusan-urusan
pribadi mereka.

f) Menerima Udzur (permohonan maaf).

Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi


dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya:
Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia
tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak
pernah berbuat salah.

g) Menasehati dengan lemah lembut.

15
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat adalah
menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan Allah
shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik, dan
memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya

h) Menutup Aib.

Seorang mu’min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup


aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu
mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah.

i) Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya.


Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu
atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa
terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya.

j) Bersikap Ramah Tamah.

Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap mereka
dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan
hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk
makan di rumah kita, dan lain sebagainya.

5. Akhlak Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)

 Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup

Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan
mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri.
Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan yang
diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi
anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan
mendo’akan mereka setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain
yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua.

16
 Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal

Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga
mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang
sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar
kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan
do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita
sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab
itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.

 Akhlak terhadap Keluarga

Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:

a) Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian juga


memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan
kemampuan di berbagai bidang termasuk kemampuan leadership
(kepemimpinan).

b) Kerjasama

Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya


tidak mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah
tidak searah dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu
sendiri pun tidak akan berjalan mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan
atau langkah-langkah keluarga dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan
tulang punggung bagi tegaknya suatu bangsa.

c) Perhitungan dan Keseimbangan

17
Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh
ajaran Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung
jawab terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai
“buah hati yang menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”.

d) Disiplin

Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting. Untuk


mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap
disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian
juga seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan
diri dan waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa
kedisiplinan, keteraturan hidup susah tercapai.

e) Kasih sayang

Keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan


anugrah dari Allah SWT.Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh
aspek kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan
terasa mudah.

6. Akhlak Kepada Lingkungan

Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain
Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam
semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk
mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk
membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia
mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni memakmurkan,
mengelola, dan melestarikan alam, sebagaimana firman-Nya: “Dia menciptakan
kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya.” (QS. Al-Anbiya’
21:107).

Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan dengan cara melestarikan alam
sekitar sebagai berikut :
18
a) Melarang penebangan pohon-pohon secara liar

b) Melarang perburuan binatang secara liar

c) Melakukan reboisasi

d) Membuat cagar alam dan suaka margasatwa

e) Mengendalikan erosi

f) Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai

g) Memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh lapisan


masyarakat

h) Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya

Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat


manusia tidak sadar, sombong, egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan
bentuk akhlak yang buruk dan sangat tidak terpuji.Musibah yang menimpa
manusia pada hakekatnya adalah natijah (peringatan) dari perbuatannya sendiri.
Ini sesuai dengan hukum kausal karena manusia merusak lingkungannya sendiri,
maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan malapetaka. Jadi, sebagai
konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu, manusia harus
bertanggungjawab. Tanggungjawab di dunia berupa :

 Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan lingkungan itu

 Memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat berfungsi kembali


sesuai tujuan penciptaannya, dan

 Membayar ganti rugi, seorang yang merusak lingkungan harus diberi sanksi, baik
sanksi negara maupun sanksi agama.

19
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah
seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah
S.A.W. Akhlak baik terhadap Allah Swt.,terhadap Rasulullah Saw, Pribadi, Sesama
Manusia dan Lingkungan hidup perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Saran

Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun


penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya
kita termasuk kedalam golongan kaumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Elmubarok,zaim.2015.Islam Rahmatan Lil Alamin.Unnes Press; Semarang

2. Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada

3. Drs.Mahjuddin M.Pd.I. 2010. Akhlak Tasawuf II. Jakarta:Kalam Mulia

4. Ir. Adiwarman a. Karim, S.E., MBA., M.A.E.P. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih dan

Keuangan. Jakarta Utara. PT. Raja Grafindo Persad

5. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279

diakses pada tanggal 3 April 2019

21
22

Anda mungkin juga menyukai