PENDAHULUAN
1.1.Pendahuluan
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber utama
keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting mereka dapat
menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya, dimana
ketika akan melakukan capital budgeting didalamnya terdapat biaya peluang modal yang
digunakan ketika memilih untuk melakukan suatu bisnis diantara pilihan lainnya.
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan dengan
uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk
menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya
sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal
(capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi
melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka
pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul
dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau
penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan harus mengatur penggunaan dana yang tersedia sedemikian
rupa untuk mengalokasikan dalam proyek yang akan memberikan return yang paling maksimal
dalam jangka panjang.
1|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep ini tidak sesederhana yang kita pikirkan. Orang yang membuat keputusan harus
memperkirakan variabilitas pengembalian investasi alternatif selama periode di mana uang tunai
diharapkan dapat digunakan. Kembali ke contoh agar mudah dipahami, manajemen senior dapat
yakin bahwa perusahaan dapat menghasilkan pengembalian 8% pada fasilitas manufaktur baru,
sedangkan mungkin ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai variabilitas pengembalian
dari investasi dalam saham (yang bahkan bisa negatif selama periode penggunaan kas). Dengan
demikian, variabilitas pengembalian juga harus dipertimbangkan ketika tiba pada biaya peluang
modal. Ketidakpastian ini dapat dikuantifikasi dengan menetapkan probabilitas kejadian untuk
hasil pengembalian investasi yang berbeda, dan menggunakan rata-rata tertimbang sebagai
pengembalian yang paling mungkin. Tidak peduli bagaimana masalah tersebut diatasi, poin
utamanya adalah bahwa ada ketidakpastian seputar penurunan biaya peluang modal, sehingga
keputusan jarang didasarkan pada informasi investasi yang sepenuhnya dapat diandalkan.
2|Page
2.2 Interest Rate Fundamentals
2.2.1 Pengertian
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -
kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat
keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis
fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan
analisis perusahaan
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali data variabel yang harus
dianalisis, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan
yaitu :
Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)
Rasio pertumbuhan EPS
Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth ratio)
Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
Margin keuntungan bersih (net profit margin)
Analisis fundamental memberi pengaruh kepada trend perubahan harga (arah dari harga
suatu mata uang secara keseluruhan) yang lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
yang dilakukan pemerintah (otoritas moneter) ataupun data-data yang dirilis oleh berbagai
sumber maupun berita-berita tertentu yang belum pasti kebenarannya (market sentiment dan
market rumors).
3|Page
Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat kategori besar, yaitu :
1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar,
sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan
dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Adakalanya suatu perkembangan politik
berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun adakalanya tidak membawa dampak apa
pun terhadap pergerakan nilai tukar.
2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisis Fundamental. Adanya
perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah,
terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan
membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi.
Perubahan kebijakan ini juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah
penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang
yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga
ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun,
kadang kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara otomatis
akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik. Perhatian terhadap suku bunga
ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku
bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel
tingkat inflasi di dalamnya.
3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar
suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa
dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam
kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi
mengenal batas-batas wilayah negara. Para fund manager, investor, dan hedge funds yang
melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya
dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu
kawasan/regional tertentu.
4|Page
4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan
dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator-
indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisis fundamental, yaitu :
Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang
diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/
berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu
periode tertentu.
Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/
periode tertentu.
Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah
dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat
inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk
mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP
dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor
dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di mancanegara.
Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang
mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic untuk
setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI
dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur,
pertambangan, dan pertanian.
Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan untuk
mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa
tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator
untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.
Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari
keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik
5|Page
yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode
tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara
penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti
transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral, dan
lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu
negara mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor
barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak
mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini
merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih
dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan.
Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya
akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula
sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan
guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah
penawaran akan mata uang negara importir.
Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada
investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam
aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini
biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita
temui di dalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor
melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor
tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham
ataupun obligasi di Indonesia.
Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran
tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet dijadikan alat
untuk menganalisis sehat/tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila
perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat
6|Page
pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu maka
tingkat pengangguran pun meningkat.
Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar
antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan
sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat
kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak
stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau
sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk
memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan
dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor publik
yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan lebih
dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara untuk
menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
Keterangan:
FV: jumlah investasi dimasa yang akan datang
Po: jumlah investasi sekarang atau awal
i: tingkat bunga pertahun
7|Page
n: jumlah tahun
m: frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
Mengganti arus kas untuk periode waktu n (CFn) untuk FV, suku bunga untuk periode
yang sama (dalam), kami menghitung nilai sekarang untuk arus kas untuk satu periode (PVN),
PVn = CFn (1 + in) n
8|Page
Jika jumlah total periode kita adalah N, persamaan untuk nilai sekarang dari rangkaian
arus kas adalah penjumlahan dari arus kas individu:
PV = ∑Nn = 0CFn (1 + in) n
Ketika arus kas pada awal setiap periode ada satu periode kurang diperlukan untuk
membawa nilai kembali ke nilai sekarang. Oleh karena itu, kami mengalikan setiap arus kas
dengan tambahan (1+) pembagian pembagian dengan satu lebih sedikit.
Dengan majemuk m kali per periode, kita tiba di in dan n dengan menetapkan r sebagai
laju periodik dan t sebagai angka periode yang dihitung dalam = r / m dan n = mt; kita sekarang
dapat menghitung PV dimulai dengan rumus nilai masa depan
PV = FV (1 + rm) mt
Menghitung PV untuk setiap aliran kas dalam setiap periode Anda dapat menghasilkan
tabel berikut dan jumlah arus kas individu untuk mendapatkan jawaban akhir Anda. Jika Anda
ingin mendapatkan pengembalian minimum 11% per tahun atas investasi Anda, Anda harus
membayar paling banyak $ 1.689,94 sekaligus untuk investasi ini pada awal periode 1 (waktu 0).
2.2.6 Perpetuities
Perpetuitas adalah nilai sekarang dari anuitas tak terhingga.
Contoh soal:
9|Page
Pada tanggal 01 September 2012 Doni membeli sebuah mobil dan mendapatkanhadiah
undian. Hadiah tersebut yaitu memilih menerima uang sebesar Rp100.000.000,00 pada hari itu
atau mendapatkan uang sebesar Rp2.500.000,00setiap tiga bulan seumur hidup dengan tingkat
bunga adalah 14% p.a. Manakahhadiah yang akan diambil Doni?
Jawab:
A = 2.500.000
i = 14% : 4 = 3,5%
PV = 2.500.000 : 35% = 71.428.571,43
Jadi hadiah yang harus dipilih adalah hadiah Rp100.000.000,00 pada hari tersebutkarena nilai
sekarangnya lebih besar.
2.2.7 Annuities
Anuitas dalam teori keuangan adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap
yang dilakukan secaraberkala pada jangka waktu tertentu.Contohnya adalah bunga yang diterima
dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen.
a Anuitas Biasa (Ordinary)
Adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode.
Rumusdasar future value anuitas biasa adalah sebagai berikut :
FVn = PMT1 + in – 1 i
Dimana :
FVn = Future value (nilaimasadepandarianuitaspadaakhirtahunke-n)
PMT = Payment (pembayarananuitas yang disimpanatauditerimapadasetiapperiode)
i = Interest rate (tingkatbungaataudiskontotahunan)
n = Jumlahtahunakanberlangsungnyaanuitas
Rumusdasar present value anuitas biasa adalah sebagai berikut :
PVn = FVn1 – 1 ( 1 + i ) n i
Dimana :PVn = Present value (nilaisekarangdarianuitaspadaakhirtahun
ke-n)
b Anuitas Terhutang
10 | P a g e
Anuitas terhutang adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal
interval.Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal
interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya.
Rumus dasar future value anuitas terhutang adalah :
FVn = PMT ( FVIFAi,n ) ( 1 + i )
Rumus dasar present value anuitas terhutanga dalah :
PVn = PMT ( PVIFAi,n ) ( 1 + i )
PV = PMT
Dimana :
PV = Nilai sekarang anuitas masa depan
PMT = Pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima di akhir tahun
n = Jumlah tahun berlangsungnya anuitas
i = Tingkat diskonto tahunan (bunga)\
11 | P a g e
berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang
mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan
berakhir).
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan
laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasan kapasitas pabrik misalnya :
dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran
dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun,
tetapi dalam jangka waktu yanglama..
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa
dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut
sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,
sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi
tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan
yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial
decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi
untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah,
mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber
pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan. Capital budgeting
dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah
ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang
paling baik.yaitu:
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai departemen
b. Memastikan bahwa semua yang terlibat pada peramalan yang menggunakan asumsi
ekonomis yang konsisten
c. Memastikan bahwa ramalannya tidak bias.
12 | P a g e
Investasi memerlukan sejumlah dana kas untuk melakukan pembelian peralatan atau
membangun pabrik baru. Perhitungan dana tersebut akan dikurangi dengan arus kas yang
diperoleh dari pembuangan atau pergantian peralatan. Investasi awal juga mencakup working
capital yang timbul dari peralatan baru tersebut. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan penganggaran modal dalam berinvestasi yaitu :
1. Cash Flow
2. Pajak
3. Inflasi
4. Resiko
2.4.1 Cash Flow yang Relevan
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan
arus kas yang relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Ada dua aturan utama yang membantu untuk menghindari kesalahan dalam
penganggaran, yaitu keputusan penganggaran modal harus didasarkan pada arus kas bukan
laba akuntansi dan hanya penambahan arus kas yang relevan saja.
a Cash Flow Proyek vs Accounting Income
Dalam melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalah cash flow,
bukannya accounting profit.Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik yang
sangat berbeda. Laba akuntansi baru dapat direalisasikan ketika diterima di kemudian
hari, sementara arus kas benar-benar merupakan kas yang sudah diterima di tangan kita
dan siap untuk diinvestasikan kembali. Incremental Cash Flow
Incremental Cash Flow atau arus kas tambahan adalah perubahan dalam arus
kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah
khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
Biaya tertanam / Sunk cost
Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi
dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak relevan untuk
memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital budgeting, karena biayanya
sudah terjadi, sementara keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di masa
depan. Misalnya, ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar terhadap produknya,
13 | P a g e
maka itu adalah sunk cost. Sehingga, ketika melakukan evaluasi capital budgeting
sebelum produksi dijalankan, sunk cost tersebut tidak diikutsertakan, karena memang
sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di masa depan.
Biaya kesempatan / Opportunity cost
Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih suatu
alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost merupakan
komponen yang seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam evaluasi capital
budgeting. Hal ini seringkali disebabkan karena orang seringkali tidak menyadari
adanya peluang lain yang dapat dihasilkannya.
Contoh, misalnya kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan harga
Rp 1 miliar, dan ingin digunakan untuk suatu proyek.Harga pasar tanah ini sekarang
sekitar 2 miliar. Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak
menghitung penggunaan tanah pribadi sebagai opportunity cost atau hanya
menghitung Rp1 miliar saja sebagai opportunity cost, padahal potensi penjualannya
mencapai Rp2 miliar, yang seharusnya jadi opportunity cost.
Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian
lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya
akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh
diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan
penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan
penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak
ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan
tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
Proyek pengganti ( replacement project )
Suatu proyek yang menggantikan aktiva yang ada dengan aktiva yang baru.
Dalam analisis penggantian ini, perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi
jika membeli aktiva yang baru dengan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang
sudah ada sebagai contoh, akan ditampilkan pada tabel di bawah ini (yang
14 | P a g e
menggambarkan incremental cost dan analisis proyek atas mesin baru dan mesin
lama):
Jika kita melihat hanya pada arus kas untuk mesin pengganti tanpa
mempertimbangkan mesin tua, maka NPV akan negatif dan IRR kurang dari WACC.
Namun, jika benar dianggap sebagai arus kas tambahan, maka kita akan melihat
bahwa NPV pada investasi tambahan positif, sehingga mesin lama harus diganti.
Contoh ini menunjukkan dasar-dasar dari analisis penggantian dan pentingnya fokus
pada arus kas inkremental.
b Timing of Cash Flow
Timing of cash flow atau penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan
secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan
atau pengeluaran kas terjadi. Oleh karena itu, dalam banyak kasus, kita hanya berasumsi
bahwa semua arus kas terjadi pada akhir setiap tahun. Namun, untuk beberapa proyek,
mungkin akan berguna untuk mengasumsikan bahwa arus kas terjadi pada pertengahan
tahun, atau bahkan triwulanan atau bulanan.
15 | P a g e
.Dlm 1981 akselerasian diganti sistem pemulihan kos akselerasian (Accelerated
Cost Recovery System-ACRS)
Dlm 1986 System-ACRS diganti sistem pemulihan kos akselerasi Modifikasian
(Modified Accelerated Cost Recovery SystemMACRS
3. Dasar penyusutan
Dasar didepresiasi adalah elemen penting dari MACRS karena tunjangan
setiap tahun (beban penyusutan) tergantung secara bersama-sama pada asset dasar
didepresiasi dan umur kelas MACRS nya . Dasar dapat disusutkan bawah MACRS
adalah sama dengan harga pembelian aset ditambah biaya pengiriman dan biaya
pemasangan.
5. Ilustrasi penyusutan
Asumsikan bahwa Stango Produk Makanan membeli $ 150.000 mesin yang
jatuh ke dalam MACRS 5 tahun umur kelas dan menempatkannya ke layanan pada 15
Oktober 2007. Stango harus membayar tambahan $ 30.000 untuk pengiriman dan
instalasi . Nilai sisa tidak dianggap , sehingga mesin ini dasar didepresiasi $ 180.000 .
(Pengiriman dan pemasangan biaya yang termasuk dalam dasar yang dapat
disusutkan bukan dibebankan pada tahun terjadinya.) Setiap tahun tunjangan pemulihan
16 | P a g e
(beban penyusutan pajak) ditentukan dengan mengalikan dasar didepresiasi dengan
persentase penyisihan pemulihan yang berlaku.
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line
method) dan metode saldo menurun (declining balance method).
Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan
penyusutan. Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok
harta tetap terwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan
untuk kelompok harta berwujud bukan bangunan saja.
17 | P a g e
Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif
penyusutannya:
2.4.3 Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-
menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
a. Inflation-Induced Bias
Dalam ketidakadaan inflasi, tingkat bunga riil (real rate), akan ekuivalen dengan
nominal rate. Selain itu, ekspektasi real dan nominal cash flow – RCF dan NCF juga
harus ekuivalen. Real interest rate dan cash flow tidak masuk didalam efek inflasi,
sementara nominal rate dan cash flow nominal merefleksikan efek inflasi. Dalam kondisi
tertentu, sebuah inflasi, IP, dibangun didalam semua nominal market interest rate.Dalam
18 | P a g e
hal ini arus kas bersih nominal akan meningkat setiap tahunnya sebesar i persen, dengan
rumus sebagai berikut:
Jadi, jika semua biaya dan harga jual berada dalam arus kas tahunan yang
diharapkan dapat meningkat pada tingkat inflasi yang sama, maka NPV disesuaikan
dengan inflasi yang ditentukan dengan menggunakan rumus persamaan diatas.
b. Membuat Adjusment atas Inflasi
Ada dua cara untuk menyesuaikan inflasi:
Yang pertama semua cashflow proyek bisa digambarkan sesuai dengan aliran
yang sebenarnya (unadjusted), dengan tidak mempertimbangkan inflasi, dan
kemudian biaya modal bisa disesuaikan dengan real rate dengan mengahapus
inflasi premium dari komponen. Karena asumsi tersebut tidak penting didalam
praktek, metode ini tidak biasa digunakan.
Metode ke dua membiarkan biaya modal dalam bentuk nominal, dan kemudian
menyesuaikan individual cash flows untuk merefleksikan ekspektasi inflasi.
Dengan menggunakan spreadsheet akan mudah untuk membuat penyesuaian.
19 | P a g e
a. Stand-alone risk, yang merupakan risiko proyek mengabaikan fakta-fakta (a) bahwa hanyalah
salah satu aset dalam portofolio perusahaan aset dan (b) bahwa perusahaan hanyalah satu
saham dalam portofolio investor khas saham. Risiko yang berdiri sendiri diukur dengan
variabilitas yang diharapkan pengembalian proyek.
b. Corporate-risk, merupakan risiko proyek kepada perusahaan memberikan pertimbangan fakta
bahwa proyek hanya merupakan salah satu dari portofolio perusahaan aset, maka bahwa
beberapa risiko akan dihilangkan dengan diversifikasi dalam perusahaan. Risiko perusahaan
diukur dengan dampak proyek terhadap ketidakpastian tentang laba masa depan perusahaan.
c. Market-risk, merupakan resiko dari proyek seperti yang terlihat oleh pemegang saham yang
terdiversifikasi yang mengakui bahwa proyek ini hanya salah satu dari aset perusahaan dan
saham perusahaan hanyalah salah satu bagian kecil dari total portofolio mereka. Risiko pasar
diukur dengan efek proyek pada koefisien beta perusahaan.
Dua metode utama yang digunakan untuk memasukkan risiko proyek kedalam penganggaran
modal:
a. Pendekatan kepastian yang setara.
Bila menggunakan pendekatan kepastian setara kita menerjemahkan semua arus kas masuk
yang tidak diketahui dengan pasti menjadi semakin rendah nilai kepastiannya, yang berarti
pengambil keputusan dijamin akan menerima ganti dari jumlah yang diharapkan berisiko.
Sebagai contoh, seorang investor mungkin bersedia untuk berinvestasi dengan harapan
risiko sebesar $ 100.000 untuk memastikan $ 75.000, dalam hal ini $ 75.000 akan menjadi
investor kepastian setara dalam berisiko sebesar $ 100.000.
b. Pendekatan tingkat diskonto risiko yang disesuaikan.
Tingkat diskonto akan meningkat ketika dalam mengevaluasi proyek-proyek yang berisiko
semakin besar risikonya, sehingga semakin tinggi tingkat diskonto yang digunakan dalam
analisis. Rata-rata resiko proyek didiskontokan pada WACC perusahaan, proyek yang
berisiko tinggi didiskontokan pada tingkat di atas WACC, dan proyek yang beresiko lebih
rendah didiskontokan pada tingkat bawah pada WACC perusahaan.
Mengapa stand-alone risk proyek penting? Alasan dari pentingnya stand-alone risk
adalah :
20 | P a g e
a. Stand-alone risk lebih mudah untuk diestimasi daripada corporate risk, dan jauh lebih
mudah untuk mengukur stand-alone risk daripada market risk
b. Didalam kasus mayor, semua dari tiga tipe resiko saling berkorelasi. Secara umum stand-
alone risk merupakan wakil terbaik untuk mengukur corporate dan market risk.
b. Teknik untuk mengukur stand-alone risk proyek adalah analisis sensitivitas proyek, scenario
analysis, monte carlo simulation.
21 | P a g e
Catatan : Rumus ini mengasumsikan bahwa besarnya kas masuk bersih adalah sama pada setiap
periode atau sama pada setiap tahunnya.
Contoh kasus
Manajemen PT. AAYY sedang mempertimbangkan pembelian mesin produksi komponen
elektronika. Dengan membeli Mesin produksi yang berharga Rp. 250 juta ini, keuntungan atau
pendapatan bersih didapat dari penambahan mesin tersebut adalah sebesar Rp. 70 juta pertahun.
Berapakah Payback Period untuk Mesin Produksi ini?
Penyelesaian
Diketahui :
Nilai Investasi = Rp. 250.000.000,-
Kas Masuk Bersih = Rp. 70.000.000,-
Payback Period = ?
Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih
Payback Period = Rp. 250.000.000,-/ Rp. 70.000.000,-
Payback Period = 3,57
Jadi Periode pengembalian modal atau payback period untuk mesin produksi tersebut adalah
selama 3,57 tahun.
22 | P a g e
Contoh :
Perusahaan PT. AHINGGAZ mendapatkan sebuah proyek yang memerlukan Initial investment
atau biaya investasi sebesar Rp. 500 juta. Proyek ini dapat menghasilkan Cash Inflow (arus kas
masuk) sebesar Rp. 100 juta per tahun dengan usia ekonomis 10 tahun tanpa nilai residu.
Berapakah Accounting Rate of Return (ARR) proyek tersebut?
Diketahui :
Biaya Investasi : Rp. Rp. 500 Juta
Usia Ekonomis : 10 tahun
Cash Inflow per tahun : Rp. 100 Juta
Depresiasi per tahun : Rp. Rp. 50 Juta (Rp. 500 Juta / 10 Tahun)
ARR = Pendapatan Investasi / Biaya Investasi
ARR = (Rp. 100 Juta – Rp. 50 Juta) / Rp. 500 Juta
ARR = Rp. 50 Juta / Rp. 500 Juta
ARR = 0,1 atau 10%
Jadi Tingkat Pengembalian Akuntansi atau Accounting Rate of Return (ARR) pada proyek
tersebut adalah 10%.
23 | P a g e
Keterangan :
24 | P a g e
Keterangan: IRR = Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+
i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-
NPV1=Net Present Value bernilai positif
NPV2= Net Present Value bernilai negatif
Menurut Yacob Ibrahim, Internal Rate of Return atau IRR adalah suatu tingkat discount
rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. IRR memiliki tiga nilai yang masing-masing
memiliki arti terhadap kriteria investasi, yaitu:
1) IRR < SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.
2) IRR = SOCC, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan
break even point.
3) IRR > SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial.
25 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
26 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://www.accountingtools.com/articles/opportunity-cost-of-capital-definition-and-
usage.html
http://bocahfinance.blogspot.com/2016/10/capital-budgeting-cash-flow-estimation.html
http://www.menghitung.com/rumus-menghitung-irr/
https://rumus.co.id/npv-contoh-soal/#!
27 | P a g e