Analisis Ekonomi
Pengertian analisis ekonomi
Analisis ekonomi adalah proses pemeriksaan statistik dan indikator pasar untuk
menentukan kemungkinan rencana untuk alokasi sumber daya. Analisis dapat diarahkan
untuk mengembangkan rencana ekonomi tertentu atau kebijakan, atau dapat digunakan
untuk benar-benar memahami status ekonomi. Dalam rangka untuk melakukan analisis
ekonomi dasar, adalah penting untuk memahami hubungan antara sumber daya dan
kebutuhan, sejarah baru-baru ini ekonomi yang bersangkutan, dan tujuan atau prakiraan
dalam waktu dekat.
Penilaian Ekonomi
Ukuran dasar perekonomian adalah Produk Domestik Bruto (PDB), yang
didefinisikan
sebagai nilai pasar barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu perekonomian untuk
beberapa periode waktu (biasanya satu tahun). Ini terdiri dari jumlah pengeluaran
konsumsi, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Konsumsi
sekarang terdiri dari 70 persen atau lebih dari PDB.
Angka-angka PDB disusun setiap triwulan dan dirilis beberapa minggu setelah
akhir triwulan. Angka-angka ini merupakan ukuran dasar kesehatan ekonomi dan
kekuatan
ekonomi. PDRB dapat diukur dengan basis nominal dan riil (disesuaikan dengan inflasi).
GDP riil adalah ukuran tunggal terbaik dari keseluruhan kegiatan ekonomi
B. Analisis Industri
Pengertian Industri
Kelompok industri utama pada masing-masing divisi dalam SIC akan dibagi lagi
menjadi tiga, empat sampai lima digit SIC. Semakin banyak kode digit SIC, semakin
spesifik pengelompokkan industri tersebut. Disamping standar klasifikasi SIC, ada
beberapa sistem klarifisikasi lainnya yang digunakan untuk mengelompokkan industri,
diantaranya adalah indeks industri yang dikeluarkan oleh Standard & Poor Corporation
yang mengelompokkan perusahaan ke dalam 90 industri. Pengelompokan industri untuk
kasus di Indonesia juga dilakukan dengan berdasarkan suatu standar klasifikasi industri
tertentu.
Salah satu standar yang banyak dipakai untuk mengelompokkan industri bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam BEJ adalah Jakarta Stock Exchange
Sectoral Industry Classification (JASICA). Klasifikasi JASICA terdiri dari 9 divisi dan
dikelompokkan lagi menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit.
Dengan mengetahui tahap daur hidup suatu industri, secara umum kita dapat
mengestimasi tingkat pertumbuhan penjualan suatu industri.
2. Prakiraan penjualan dan analisis input-output
Analisis input-output adalah suatu cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek
penjualan suatu industri di masa yang akan datang, dengan cara mengidentifikasi
pemasok (supplier) dan konsumen dari sautu industri. Dengan melakukan analisis
input-output, kita dapat mengestimasi permintaan konsumen di masa datang, serta
kemampuan pemasok untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam
suatu industri. Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk memperkirakan
tingkat penjualan dan keuntungan suatu industri di masa depan.
C. Analisis Perusahaan
Siklus Bisnis
Siklus bisnis mencerminkan pergerakan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, yang
terdiri dari banyak bagian yang beragam. Keragaman bagian memastikan bahwa
siklus bisnis hampir unik, tanpa dua bagian yang identik. Namun, siklus memang
memiliki kerangka kerja yang sama, dengan permulaan (mereka mulai dari palung),
puncak, dan akhir (palung baru). Dengan demikian, kegiatan ekonomi dimulai dalam
kondisi tertekan, membangun dalam fase ekspansi, dan berakhir dengan penurunan,
hanya untuk memulai lagi (mungkin karena stimulus pemerintah).
Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling
mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa
depan sehingga sebagai dasar untuk memahami EPS, maka diperlukan pemahaman
mengenai laporan keuangan perusahaan.
Laporan arus kas yang berasal dari operasi perusahaan menunjukkan kemapuan
perusahaan dalam menghasilkan arus kas untuk melunasi utang, pembiayaan operasi
perusahaan, perusahaan dividen, dan melakukan investasi baru. Aktivitas investasi dalam
laporan arus kas menunjukkan pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan yang
berkaitan dengan investasi yang dilakukan perusahaan untuk mengahsilkan keuntungan
di masa depan. Sedangkan, aktivitas pendanaan dalam laporan arus kas menunjukkan
prediksi klaim terhadap arus kas di masa depan oleh para pemilik modal perusahaan.
Ada dua perbedaan laporan arus kas dengan laporan rugi laba dan neraca perusahaan,
yaitu:
a. neraca dan laporan rugi laba disusun atas dasar metode aktual akuntansi, sedangkan
laporan arus kas hanya mencatat transaksi yang menyebabkan aliran kas secara nyata.
b. Laporan rugi laba memasukkan pos depresiasi untuk “menghaluskan” pengeluaran
modal yang terlalu besar dalam laporan rugi laba, sedangkan laporan arus kas hanya
akan mencatat transaksi pengeluaran modal perusahaan pada saat transaksi itu terjadi.
Kelemahan Pelaporan EPS dalam Laporan Keuangan
Seperti yang telah dibahas di atas, penggunaan laporan keuangan dalam analisis
perusahaan dapat memberikan informasi bagi investor tentang kondisi perusahaan,
termasuk pertumbuhan dan prospek perusahaan di masa datang. Informasi seperti ini
diperlukan investor dalam memprediksi pertumbuhan perusahaan di masa datang, dan
kemudian diperlukan dalam membuat keputusan investasi yang tepat. Hasil analisis
laporan keuangan akan membantu investor dalam menentukan layak atau tidaknya suatu
saham yang diterbitkan perusahaan untuk dijadikan alternatif investasi.
Beberapa kelemahan pelaporan EPS dalam laporan keuangan:
1. Permasalahan pelaporan earning yang akan menimbulkan konflik kepentingan antara
investor di satu sisi sebagai pengguna laporan keuangan dan manajemen di sisi
lainnya sebagai penyaji laporan keuangan.
2. Lemahnya kemampuan laporan keuangan untuk menggambarkan kondisi perusahaan
yang paling terkini. Seperti yang kita ketahui bahwa laporan keuangan disusun pada
akhir periode (biasanya 1 tahun) untuk menggambarkan apa yang telah terjadi pada
perusahaan pada periode tertentu. Akan tetapi, gambaran tersebut dalam
kenyataannya masih merupakan gambaran sesaat (foto) kondisi perusahaan apda saat
laporan keuangan tersebut dibuat. Kelemahan seperti ini dikenal juga dengan istilah
snapshot.
Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan
Analisis Rasio Profitabilitas terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Return on Equity (ROE), yang menggambarkan sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. (laba bersih
setelah bunga dan pajak dibagi jumlah modal sendiri)
2. Return on Asset (ROA), yang menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-
aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. (EBIT dibagi jumlah aset)
Earning Per Share (EPS)
Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan
yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu
perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun
beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam
laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan
informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Rumus menghitung EPS:
EPS = laba bersih setelah bunga dan pajak
jumlah saham yang beredar
Di samping rumus di atas, kita juga bisa menghitung EPS perusahaan dengan
menggunakan rumus berikut ini:
EPS= ROE x nilai buku per lembar saham
EPS= Laba bersih setelah bunga dan pajak x Jumlah modal sendiri
Jumlah modal sendiri x Jumlah saham beredar
Komponen kedua dari persamaan PER adalah tingkat return yang diisyaratkan
(k), yang menunjukkan tingkat return yang diisyaratkan inestor atas suatu saham sebagai
kompensasi atas atas risiko yang harus ditanggung investor. Rumus untuk menghitung
tingkat bunga yang diisyaratkan:
k = RF + RP
k = tingkat return bebas risiko + premi risiko
Komponen ketiga, yaitu tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g),
merupakan fungsi dari besarnya ROE dan tingakt laba ditahan perusahaan. Dengan kata
lain, secara matematis, rumus untuk menghitung g suatu perusahaan bisa dihitung dengan
rumus berikut ini:
g = ROE x tingkat laba ditahan
g = Laba bersih setelah bunga dan pajak x (1-DPR)
Jumlah modal sendiri
Estimasi Nilai Intrinsik Saham
Analisis perusahaan akan terkait dengan penentuan saham perusahaan manakah
dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Dengan kata
lain, saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya
sehingga layak dibeli serta saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari
nilai intrinsiknya, sehingga menguntungkan untuk dijual.
Semua pertanyaan tersebut akan bisa dijawab jika kita sudah berhasil
mengestimasi nilai intrinsik saham perusahaan yang dianalisis dengan harga pasarnya
sebagai dasar keputusan untuk menentukan apakah saham tersebut undervalued atau
overvalued.
Estimasi nilai intrinsik saham dalam analisis perusahaan bisa dilakukan dengan
memanfaatkan dua komponen informasi penting dalam analisis perusahaan, yaitu EPS
dan PER dimana dapat dihitung dengan rumus:
Po = Estimasi EPS x PER
= E1 x PER
Jika nilai intrinsik saham sudah berhasil diestimasi, langkah selanjutnya adalah
membandingkan nilai intrinsik saham dengan harga pasarnya. Jika nilai intrinsik suatu
saham lebih tinggi dibanding harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai
saham yang undervalued, dan sebaiknya dibeli, begitu pula sebaliknya.