ANALISIS
EKONOMI DAN
INDUSTRI
Dosen Pengampu : Dr. Emilia Nurdin. S.E., M.Si
Anggota Kelompok
1. Widelfiana (B1C120194)
2. Abdul Rifkiy Mansurin (B1C121001)
3. Fitria Desy Saputri (B1C121027)
4. Icha Amelia (B1C121033)
5. Irawati Dapa (B1C121034)
6. M. Naufal. H. Jatmiko (B1C121044)
7. Muhammad Abrar Sulidadi (B1C121050)
8. Nurwanis
(B1C121063)
9. Ulan Indah Sari (B1C121079)
10.Ibnu Hakim Ramadhan (B1C121132)
11.Mita
(B1C121150)
12.Anggun Regina Astari (B1C121220)
Kondisi Ekonomi Dan
Pasar Modal
Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan
yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan
kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi
pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas
yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investor tersebut,
dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan
ekonomi makro. Dengan demikian, jika kita ingin mengestimasi aliran kas,
bunga, ataupun premi risiko dari suatu sekuritas, maka kita harus
mempertimbangkan analisis ekonomi makro.
Siegel (1991), menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara harga saham dan
kinerja ekonomi makro, dan menemukan bahwa perubahan pada harga saham
selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi.
Produk Domestik Bruto (PDB), adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara.
Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Pengangguran, ditunjukan oleh presentase dari total jumlah tenaga kerja yang masih
belum bekerja (meliputi pula pengangguran tak kentara maupun pengangguran kentara)
Inflasi, kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk produk secara
keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi
yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas
produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga harga
cenderung mengalami kenaikan.
Tingkat Bunga, tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang
(present value) aliran kas perusahaan sehingga kesempatan kesempatan investasi yang
ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan
biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu tingkat bunga yang
tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi
akan meningkat.
Meramalkan Perubahan Pasar
Modal
Investor berkepentingan untuk melakukan peramalan terhadap perubahan yang akan
terjadi di pasar modal. Untuk menghasilkan keputusan investasi yang tepat dan
menguntungkan, belumlah cukup bagi inestor jika hanya sekedar mengetahui apa
yang sedang terjadi di pasar modal saat ini dan mengapa hal itu terjadi. Investor juga
perlu mengetahui situasi yang akan terjadi pada pasar modal dimasa yang akan
datang. Hal ini menyebabkan investor perlu melakukan peramalan terhadap
perubahan pasar modal, dan dalam melakukan proses peramalan tersebut investor
perlu menganalisis perubahan ekonomi makro yang sedang dan akan terjadi.
Satu hal yang perlu dicatat dalam melakukan peramalan perubahan pasar modal adalah bahwa
sulit bagi kita untuk selalu berhasil dalam meramal perubahan pasar modal secara konsisten. Ada
2 hal yang bisa menjelaskan mengapa hal ini terjadi.
1. Adanya konsep pasar modal yang efisien berarti bahwa tidak mungkin bagi kita meramalkan
perubahan pasar modal dan mengambil keuntungan dari perusahaan tersebut. Artinya, jika
pasar efisien, berarti akan mustahil bagi investor untuk meramal perubahan pasar dan
mencari keuntungan abnormal dari perubahan tersebut.
2. Peramalan perubahan pasar modal yang akan terjadi di masa datang biasanya didasari atas
data data perubahan masa lalu yang tersedia. Secara implisit tindakan ini mengandung
kelemahan karena kita meramalkan masa depan dengan data masa lalu sehingga hasilnya
tidak akan selalu tepat dengan perubahan yang akan terjadi.
Dua hal yang bisa dijadikan dasar peramalan perubahan pasar modal adalah penggunaan data
data perubahan silkis ekonomi dan penggunaan data data perubahan beberapa variabel ekonomi
makro.
ANALISIS INDUSTRI
Hal 4
ANALISIS INDUSTRI
Dalam melakukan analisis industri, investor juga perlu menilai suatu industri dan
menentukan return yang diharapkan dari suatu industri yang akan dianalisis.
Dengan menilai dan menentukan return yang diharapkan dari suatu industri,
investor akan dapat menentukan peluang investasi pada industri-industri yang
punya prospek terbaik. Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu
dilakukan, yaitu pertama, mengestimasi earning per share (EPS) yang diharapkan
dari suatu industri, dan kedua, mengestimasi Price Earning Ratio (P/E) yang
diharapkan atau disebut juga sebagai expected earning multiplier industri.
Selanjutnya, jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan kita peroleh
nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry).
ANALISIS INDUSTRI
C. Estimasi Earning per Share Industri
Untuk mengestimasi EPS kita perlu mengestimasi penjualan per lembar
saham dari suatu industri terlebih dahulu. Ada tiga teknik yang dapat
digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri,
yaitu dengan daur hidup industri (industry life cycle), analisis input-
output, serta hubungan antara industri dengan ekonomi secara
keseluruhan. Ketiga teknik tersebut sifatnya saling melengkapi sehingga
investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik tersebut untuk
mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek industri
dalam berbagai skenario.
Hal 4
ANALISIS INDUSTRI
Tahap perkembangan industri umumnya dibagi menjadi lima yaitu: tahap
permulaan, pertumbuhan yang cepat, tahap kedewasaan (mature), stabil, dan
penurunan. Tahapan perkembangan industri dapat dilihat pada gambar berikut:
Penjualan
Waktu
Faktor penting lain yang memengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh
suatu industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut. Michael
Porter telah banyak menulis tentang strategi kom- petitif, yaitu suatu strategi
yang berguna untuk mencapai posisi kom- petitif dalam industri. Intensitas
persaingan dalam suatu industri akan menentukan kemampuan industri untuk
tetap memperoleh tingkat return di atas rata-rata. Intensitas persaingan
merupakan gambaran dari lima faktor utama persaingan, dan pengaruh
masing-masing faktor tersebut untuk masing-masing industri akan berbeda-
beda.
Gambar berikut menunjukkan lima faktor yang
menentukan inten- sitas persaingan dalam suatu
industri tersebut:
ANALISIS INDUSTRI
Teknik untuk melakukan estimasi earning multiplier industri ada dua, yaitu
analisis makro dan analisis mikro. Dalam analisis makro, investor mempelajari
hubungan antara earning multiplier industri dengan earning multiplier pasar.
Sedangkan dalam analisis mikro, estimasi earning mul tiplier industri dilakukan
dengan cara mengamati variabel-variabel yang memengaruhi earning multiplier
industri, seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang disyaratkan
dalam industri (4), dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen industri yang
diharapkan (g).
Terima Kasih