Anda di halaman 1dari 7

nomor 1

a. Berilah contoh masing-masing 5 faktor internal dan 5 faktor eksternal yang mempengaruhi
fluktuasi IHSG!

Jawab:

Berikut ini 5 (lima) faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi fluktuasi IHSG:

Faktor-faktor Eksternal:

1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro.

Faktor ini memiliki dampak langsung terhadap naik turunnya harga saham, seperti:

a) Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan oleh kebijakan Bank Sentral
Amerika (Federal Reserve).
b) Naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang
berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
c) Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.
d) Pengangguran tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga
berpengaruh secara langsung terhadap naik turunnya harga saham.

2. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing

Fluktuasi kurs mata uang bisa berdampak positif atau negatif bagi perusahaan yang memiliki
beban utang mata uang asing. Importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata
uang asing akan dirugikan akibat melemahnya rupiah, sebab beban biaya operasional
otomatis naik. Hal ini berpengaruh terhadap penurunan harga saham. Contoh: melemahnya
kurs rupiah terhadap dolar AS seringkali melemahkan harga saham dan pada akhirnya
mendorong penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih
dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan pemerintah yang
menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor-impor, kebijakan perseroan,
kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing.

4. Faktor Panik

Berita-berita tertentu dapat memicu kepanikan yang seringkali mendorong investor untuk
melepas (menjual) sahamnya. Hal itu menyebabkan tekanan jual sehingga harga saham akan
turun. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin melepas sahamnya tanpa peduli
harganya, karena harganya makin jatug. Tindakan ini lebih dipicu oleh emosi dan ketakutan,
bukan berdasarkan analisis yang rasional. Hindari menjual saham karena terbawa kepanikan.
Analisis terlebih dahulu saham yang ingin dujual, apakah secara fundamental saham tersebut
masih layak dipegang.

5. Faktor Manipulasi Pasar

Penyebab naik turunnya harga saham bisa juga disebabkan karena manipulasi pasar.
Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar
dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu dengan
menurunkan atau meningkatkan harga saham.
Faktor-faktor Internal:

1. Faktor Fundamental Perusahaan

Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan menyebabkan tren harga
sahamnya naik. Sebaliknya, saham dari perusahaan yang berfundamental buruk akan
menyebabkan tren harga sahamnya turun.

2. Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi seperti kebijakan perusahaan yang diambil jajaran manajemen akan
berdampak dan dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan.
Contoh, aksi akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.

3. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang

Performa atau kinerja perusahaan dijadikan acuan bagi investor maupun analis fundamental
dalam mengkaji saham perusahaan. Beberapa faktor yang menjadi sorotan adalah tingkat
dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/price to book value (PBV), earnings per
share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.

b. Sebagai pengukuran kinerja pasar modal, kita dapat melihat kondisi IHSG.
Bagaimanakah kondisi IHSG selama terjadi pendemi Covid-19 di Indonesia sejak bulan
Maret sampai bulan Agustus 2020?

Jawab:

Semenjak pandemi, Index Harga Saham Gabungan ( IHSG) belum mampu berada pada

posisi semula, yakni pada kisaran level 5.942 pada Maret 2020. Penururunan paling tajam terjadi
di bulan April, dimana indeks berada pada level terendah sepanjang tahun yakni pada level
3.937. Walau demikian, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan juga strategi yang
diterapkan oleh pasar modal berhasil perlahan membawa indeks saham bangkit. Pada Mei 2020,
indeks mulai recovery dan menapaki level 4.605. Diikuti dengan pergerkan pada bulan Juni yang
menyentuh level 4.940. Pada Juli kenaikan indeks tidak terlalu signifikan, demikian juga dengan
awal Agustus 2020. Namun pada akhir Agustus sampai dengan awal September 2020 index
menunjukkan kenaikan yang cukup menggembirakan, bahkan menyentuh level 5.300. Dengan
mulai membaiknya indeks, beberapa analis dan pengamat meramalkan indeks bakal bergerak
sampai dengan 6.000 di akhir tahun.

Sementara itu, kondisi pasar yang sangat volatile membuat Bursa Efek Indonesia (BEI)
memberlakukan beberapa kebijakan untuk menahan laju pelemahan indeks semakin dalam.
Misalakan saja kebijakan, trading halt, auto rejection bawah, serta pencabutan daftar efek short
selling. Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan izin aksi korporasi semua
emiten atau perusahaan publik untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa
terlebih dahulu memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Sementara itu,
Analis PT Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, untuk lebih menggenjot kenaikan
indeks, tentunya percepatan dalam produksi vaksin Covid-19 adalah jawabannya. Dia bilang,
kondisi pertambahan jumlah kasus Covid-19 sempat menjadi sentimen utama pasar. Namun saat
ini, sentimen tersebut berangsur – angsur pudar yang tercermin dari harga saham yang menguat
kembali sejak pertengahan April. Kondisi ini juga hampir merata pada sektor property dan
perhotelan.
Nomor 2

a. Menunjukkan perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal

Jawab:

Analisis Fundamental

Pada dasarnya, analisis fundamental lebih menekankan analisis secara umum terhadap kinerja
suatu perusahaan. Hal tersebut menjadi salah satu pembeda utama antara analisis
fundamental dan teknikal. Menurut CNBC Indonesia, analisis fundamental merupakan
sebuah analisis yang mempertimbangkan hal-hal yang dapat menggerakkan harga saham,
antara lain kinerja keuangan, tingkat persaingan usaha, potensi industri, analisis pasar dan
ekonomi baik makro maupun mikro.
Hal ini menjadikan analisis fundamental biasanya dipilih oleh investor yang berfokus pada
performa jangka panjang.

Analisis Teknikal
Seperti dijelaskan sebelumnya, analisis teknikal lebih mengedepankan analisis terhadap
sejarah perkembangan harga. Hal ini menjadi pembeda utama antara analisis teknikal dan
fundamental. Mudahnya, analisis teknikal lebih memperhatikan pola kenaikan/penurunan
harga dari suatu perusahaan dibandingkan kondisi ekonomi secara makro. Ini pula yang
menyebabkan investor yang memilih menggunakan analisis teknikal berfokus pada
perkembangan investasi secara jangka pendek. Penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi
tiap waktunya akan mempengaruhi analisis investor. Seorang investor yang menggunakan
analisis teknikal, haruslah memahami pergerakan grafik yang terjadi. Hal ini karena analisis
teknikal berpatokan pada pola perubahan harga, dan hal itu dapat divisualisasikan dengan
grafik atau chart.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental sangat cocok
untuk kamu yang ingin berinvestasi jangka panjang. Sementara itu, analisis teknikal cocok
apabila kamu memiliki rencana untuk berinvestasi jangka pendek. Sebenarnya, dari kedua
metode tersebut tidak ada yang lebih baik. Semua bergantung pada kenyamanan dan
kebiasaan dari investor dalam menganalisis. Bahkan, banyak juga yang menggabungkan
kedua metode analisis tadi untuk hasil yang lebih baik.

b. Mencontohkan penerapan analisis fundamental dan analisis teknikal

Jawab:

- Fundamental

Untuk melakukan analisis fundameltal membutuhkan berbagai data untuk dianalisis


didalamnya sebagai berikut ini. Misalnya ketika seorang investor ingin melakukan
analisis sterhadap perusahaan C dan D manakah yang lebih baik dapat dilihat sebagai
berikut.

a. EPS, diartikan sebagai pendapatan laba per lembar saham. EPS sendiri merupakan hal
yang sangat penting untuk dianalisis. Misalnya, Diketahui dari hasil perhitungan Eps
perusahaan D lebih unggul dibandingkan perusahaan C.
b. Penjualan, selanjutnya yang harus diketahui yaitu analisis terhadap pendapatan
penjualan yang dimiliki kedua perusahaan tersebut. Dimana analisis pendapatan
penjualan ini didapatkan baik dari penjualan produk dan jasa dari perusahaan tersebut,
atau dari penjualan aset perusahaan itu sendiri. Contohnya, Dari hasil analisis
perhitungan pendapatan penjualan antara perusahaan C dan D diatas. Didapatkan
dalam analisis pendapatan penjualan perusahaan D masih tetap unggul.
Laba operasi. Misaalnya dalam analisis laba operasi juga didapatkan bahwa
perusahaan D lebih baik dalam laba operasinya dibandingkan perusahaan C.
Jadi dari 3 analisis yang dilakukan perusahaan D lebih unggul dibandingkan
c. perusahaan C.

- Teknikal

Yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis teknikal yaitu dengan memahami dan
juga mengerti akan cara membaca grafik perubahaan harga yang terjadi. Terlebih dahulu
alangkah baiknya untuk kita memastikan time frame dari grafik yang akan kita analisis.
Grafik tersebut memiliki time frame 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau bahkan tahunan.
Selanjutnya akan lebih baik jika kita menggunakan indikator saham yang ada. Dimana
kita akan lebih mengalami kemudahan untuk menentukan sinyal dari saham tersebut.

Contoh perhitungan atau penganalisisan secara teknikal ya seperti gambar chart atau
grafik diatas. Kita harus bisa membacanya dengan baik dan benar untuk kemudian dapat
menentukan perkembangan harga yang akan terjadi nantinya berdasarkan sejarah
perkembangan harga yang ada.

Nomor 3

a. Jelaskan konsep portofolio kaitannya dengan resiko investasi dan berikan contoh
penerapan portofolio yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan!

Jawab:

Teori portofolio menyarankan untuk berinvestasi tidak hanya pada satu jenis investasi saja.
Namun beberapa jenis investasi. Baik yang sejenis ataupun tidak sejenis. Tujuannya tentu untuk
mengurangi risiko. Apabila satu investasi mengalami kerugian, maka akan ada inevstasi yang
lain yang bisa menutupinya. Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja,
jika investasi tersebut merugikan, maka habis sudah. Tidak ada yang tersisa, tidak ada yang bisa
membackup menutupi kerugiannya. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih dan
dikombinasikan. Ada investasi dalam bentuk aktiva (aset) seperti membangun pabrik, ekspansi
usaha, membeli properti dan lain lain. Ada pula investasi yang berbentuk aset finansial seperti
deposito, sekuritas yang bisa obligasi dan saham atau produk derivatif.

Contohnya risiko pasar, risiko finansial, risiko politik, risiko bunga dan risiko nilai tukar yang
fluktuatif. Perubahan politik misalnya, bisa mempengaruhi performa saham perusahaan. Dan itu
tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.

Contoh kasus: Berita kenaikan tarif cukai rokok. Efeknya: harga saham perusahaan rokok bisa
melemah. Padahal perusahaan rokok tidak melakukan apa apa. Keputusan politis bisa
mempengaruhi harga saham.

b. Dalam portofolio investasi, dikenal istilah diversifikasi portofolio. Anda diminta untuk:
mencontohkan diversifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta rasio/proporsi
untuk setiap investasinya, dan apakah pertimbangan dalam penenntuan diversifikasi
tersebut?

Jawab:

Dalam menyusun portofolio investasi, seorang investor memiliki kesempatan untuk melakukan
diversifikasi. Di dalam portofolio investasi bisa ada portofolio lagi di dalamnya. Dalam
portofolio investasi saham, investor bisa mengisinya dengan beberapa jenis saham. Jika investor
hanya menaruh dana investasinya di satu saham misalnya, maka potensi risiko terhadap dana
investasi tersebut akan tinggi. Karena jika satu saham yang dimilikinya tersebut mengalami
penurunan harga maka semua dana yang dimilikinya akan berkurang. Namun, jika dana tersebut
dibelikan sejumlah saham atau dibentuk portofolio, bisa jadi tidak semua saham dalam portofolio
miliknya mengalami penurunan harga.

Pembentukan portofolio diawali dengan mengidentifikasi saham-saham mana yang akan dipilih,
dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Tujuannya
akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian
banyak saham yang tercatat di Bursa Efek. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah
portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan dengan return maupun terhadap
risiko yang dapat ditanggungnya. Berapa banyak jumlah saham yang ideal dalam sebuah
portofolio saham? Tentunya, semakin banyak saham dalam portofolio akan semakin bagus.
Tetapi untuk membeli saham dalam jumlah besar membutuhkan modal yang besar pula. Paling
tidak, seorang investor perlu memasukkan saham saham dari sektor yang berbeda. Sehingga jika
salah satu sektor mengalami kondisi yang kurang baik, saham di sektor lainnya bisa
menyelamatkan dana investasi milik investor. Selain menyusun portofolio baru di awal tahun,
seorang investor atau sekumpulan investor yang tergabung dalam investor institusi melakukan
rebalancing portfolio. Portofolio dibuat sesuai target investasi dan toleransi risiko. Contoh di
awal tahun sebelumnya, seorang investor mengalokasikan 50 persen dananya di produk
pendapatan tetap (obligasi) dan 50 persen selebihnya pada sekumpulan saham.

Pada akhir tahun, karena pasar saham mengalami penurunan, nilai sahamnya menjadi turun,
misalnya 40% dari total dana investasi, sementara dana yang ada di obligasi menjadi lebih besar
yakni 60%. Karena preferensi risiko pemodal tersebut dan target hasil investasi yang diharapkan
dihasilkan dari komposisi berimbang, maka di awal tahun ini, pemodal tersebut harus menambah
dana untuk dialokasikan pada instrumen saham agar komposisinya kembali menjadi 50-50. Atau
menjual sebagian instrumen obligasi agar komposisinya kembali menjadi berimbang. Begitu pun
sebaliknya, jika misalnya sejumlah instrumen dalam portofolio mengalami kenaikan harga yang
signifikan, yang mengakibatkan jenis instrumen tersebut berubah komposisinya dalam portofolio.
Maka investor bisa melakukan profit taking (mengambil keuntungan dengan menjual instrumen
yang sudah memberikan capital gain) dan menyusun kembali portofolio sesuai target investasi.
Rebalancing portfolio bisa dilakukan dalam waktu berkala, tiga bulan, enam bulan atau paling
tidak setahun sekali. Sementara menyusun portofolio baru bisa dilakukan setiap waktu jika
hendak mengalokasikan dana investasi baru. Namun, biasanya momentum awal tahun digunakan
untuk menyusun portofolio aset dengan harapan mendapatkan hasil yang optimal sepanjang
tahun.
Adapun pertimbangan dalam penentuan diversifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

Ada tingkat ketidakpastian di setiap pasar keuangan. Jika kita menaruh semua uang kita di
saham, kita berisiko kehilangan segalanya jika pasar saham ambruk. Hal yang sama berlaku
untuk pasar properti, pasar komoditas, mata uang, dan investasi lainnya. Namun, semua pasar
hampir tidak jatuh pada saat yang sama. Hal yang sama berlaku untuk investasi di kelas aset yang
sama. Misalnya, dua saham perusahaan yang berbeda di sektor yang berbeda berfluktuasi secara
berbeda. Dengan melakukan diversifikasi, kemungkinan kehilangan sejumlah besar uang atau
seluruh investasi sangat rendah.

1. Pastikan Bahwa Portofolio Mempunyai Berbagai Investasi yang Berbeda

Berbagai investasi bisa memberikan kita keuntungan, dan kita dapat menentukan beberapa
untuk diversifikasi portofolio. Akan tetapi, untuk menentukannya tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. dasarnya, sesuaikan terlebih dahulu dengan profil risiko serta tujuan kita
berinvestasi. Sekilas informasi, profil risiko adalah indikator tentang kemampuan kita dalam
menerima risiko dari investasi yang dilakukan. Adapun profil risiko tersebut umumnya
terbagi menjadi tiga, yakni konservatif, moderat, serta agresif. Sederhananya, konservatif bisa
dikatakan sebagai tipe yang tidak menyukai perubahan esktrim, dimana pelaku investasi akan
lebih senang apabila imbal hasil yang diperoleh bersifat stabil.

2. Tentukan Perbandingan atau Rasio untuk Setiap Investasi

Setelah menentukan produk investasinya, selanjutnya tentukan rasio dari tiap produk
investasi yang terdapat dalam portofolio investasi kita. Perlu untuk kita ketahui, portofolio
yang dapat dikatakan efektif yakni yang berisi kombinasi dari beragam jenis aset, berikut
dengan karakterisitik yang berbeda pula. Perpaduan berbagai kelas aset dalam portofolio
tersebut merupakan teknik diversifikasi yang bisa membuat laba Anda semakin meningkat,
sekaligus untuk meminimalisir risikonya. Sebagai contoh, rasio alokasi aset di dalam
portofolio investasi kita yakni 60% saham dengan 20% properti dan 20% reksa dana. Atau,
Anda juga bisa memadukan masing-masing 10% untuk emas dan saham, 50% reksa dana,
serta 30% untuk P2P Lending. Apabila kita adalah seorang investor pemula, kita juga bisa
mengubah perbandingan tersebut dampai akhirnya menemukan formula yang tepat. Pastinya,
semakin lama berinvestasi, tentu semakin banyak pula pengalaman yang bisa kita dapatkan.
Jadi, jangan takut untuk ‘bereksperimen’ serta merubah kepemilikan aset ketika berinvestasi.

3. Diversifikasi Tiap Bentuk Investasi

Langkah berikutnya yaitu diversifikasi setiap investasi yang telah kita pilih. Sebagai contoh,
dalam investasi reksa dana, bagilah dana yang kita miliki ke berbagai produk reksa dana,
seperti saham, pasar uang, serta obligasi.Satu tips yang perlu kita terapkan, pilihlah investasi
yang tingkat pengembaliannya berbeda. Namun, ketahui pula bahwa return yang tinggi rata-
rata juga memiliki risiko yang tinggi. Selain itu, pilihlah investasi di sektor yang berbeda
pula. Contoh lagi, dalam investasi P2P lending, pilihlah peluang pendanaan yang imbal
hasilnya berbeda.

4. Jangan Lupa untuk Rutin Mengatur Ulang Portofolio

Diversifikasi bukanlah sesuatu yang hanya perlu dilakukan sekali saja. Jadi, agar investasi
berjalan dengan lancar, periksalah portofolio kita secara rutin, dan buat perubahan yang
disesuaikan dengan tujuan maupun strategi finansial beserta profil risikonya. Sebagai
contohnya, ketika kita mengetahui harga sebuah saham mengalami penurunan, alokasikanlah
lebih banyak dana untuk pembelian saham. Alternatif lainnya, jika tujuan investasi jangka
pendek sudah terealisasikan, kita bisa menyalurkan dana untuk investasi dengan jangka yang
panjang.

Anda mungkin juga menyukai