Anda di halaman 1dari 8

1.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja
gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anda
diminta untuk menjawab pertanyaan berikut :

a. Berilah contoh masing-masing 5 faktor internal dan 5 faktor eksternal yang mempengaruhi
fluktuasi IHSG!
Faktor Internal

1. Suku bunga BI merupakan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh BI sebagai patokan bagi suku bunga
pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-lembaga keuangan di seluruh Indonesia. Suku
bunga merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi harga saham. Perubahan tingkat suku
bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan suatu investasi, karena
secara umum perubahan suku bunga SBI dapat mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga
kredit di masyarakat. Jika Suku bunga deposito meningkat maka investor cenderung menanamkan
modalnya dalam bentuk deposito karena dapat menghasilkan return yang besar dengan resiko yang lebih
kecil dan sebaliknya.
2. Inflasi merupakan kecenderungan harga barang dan jasa yang naik secara terus menerus atau dapat
diartikan sebagai penurunan nilai uang secara menyeluruh, semakin tinggi kenaikan harga maka semakin
turun nilai uang. Dalam investasi, inflasi yang tinggi mengakibatkan investor lebih berhati-hati dalam
memilih dan melakukan transaksinya, sehingga investor cenderung menunggu untuk berinvestasi sampai
keadaan perekonomian kondusif untuk menghindari dari resiko-resiko yang mungkin ditimbulkan oleh
inflasi yang tinggi. Dalam penelitian ini menggunakan data bulanan inflasi berdasarkan consumer price
index. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola
pengeluaran konsumen.
3. Nilai tukar rupiah merupakan perbandingan nilai atas harga rupiah dengan harga mata uang asing,
masing- masing negara memiliki nilai tukarnya sendiri yang mana nilai tersebut merupakan perbandingan
nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang disebut dengan kurs valuta asing. Informasi nilai
tukar rupiah terhadap US Dollar umunya sangat diperhatikan oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia,
karena US Dollar digunakan oleh perusahaan secara umum untuk melakukan pembayaran bahan produksi
dan transaksi bisnisbisnis lainnya. Nilai tukar juga sangat berpengaruh bagi perusahaan yang ingin
melakukan investasi, karena apabila pasar valas lebih menarik daripada pasar modal maka umumnya
investor akan beralih investasi ke pasar valas, oleh karena itu perubahan nilai tukar akan berpengaruh
terhadap harga saham di pasar modal.
4. Faktor Fundamental Perusahaan Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan
menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sebaliknya, saham dari perusahaan yang berfundamental buruk
akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.
5. Aksi Korporasi Perusahaan Aksi korporasi seperti kebijakan perusahaan yang diambil jajaran
manajemen akan berdampak dan dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan.
Contoh, aksi akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.

Faktor Eksternal

1. Kebijakan Pemerintah juga dapat memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap
wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas
harga saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan
Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.

Pemain saham tipe trader biasanya sangat peka terhadap isu sensitif seperti ini untuk mengambil keuntungan
dengan melakukan spekulasi dalam aksi ambil untung trading harian.
2. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah terhadap mata
uang asing sering kali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Secara logika, ini sangat
masuk akal. Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi
perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.

Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat
melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis
juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai contoh kasus adalah melemahnya kurs
rupiah terhadap dolar AS sering kali melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).

3. Kondisi fundamental ekonomi makro juga memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga
saham, misalnya:
 Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank sentral Amerika (Federal Reserve).
 Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat
langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
 Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.
 Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga
berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.

Selain faktor itu, hubungan antara tingkat suku bunga perbankan dan pergerakan harga saham juga sangat
jelas. Ketika suku bunga perbankan melejit, harga saham yang diperdagangkan di bursa akan cenderung
turun tajam.

Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan:

 Pertama, ketika suku bunga perbankan naik, banyak investor yang mengalihkan investasinya ke
instrumen perbankan semisal deposito. Dengan naiknya suku bunga tersebut, investor dapat meraup
keuntungan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan bermain saham.
 Kedua, bagi perusahaan, ketika suku bunga perbankan naik, mereka akan cenderung untuk
meminimalkan kerugian akibat dari meningkatnya beban biaya. Hal ini terjadi karena sebagian besar
perusahaan memiliki utang kepada perbankan.

4. Rumor dan sentimen pasar, pasar saham ini sangat rawan akan info-info manipulatif, berita, ataupun
rumor. Sekadar isu saja yang entah darimana sumbernya bisa saja berpengaruh terhadap kenaikan atau
penurunan harga saham. Misalnya, seorang CEO atau direksi perusahaan tertentu membuat pernyataan
yang negatif atau positif. Secara otomatis, harga saham perusahaan yang bersangkutan akan dapat
terkoreksi, baik naik maupun turun secara tiba-tiba.

Oleh karena itu, para analis sering kali menjadikan faktor ini menjadi pertimbangan tertentu sebelum
memutuskan untuk mengambil saham tersebut. Mungkin untuk kasus ini tidak mudah diketahui para investor
pemula saat mereka tidak jeli dalam memerhatikan informasi internal yang berasal dari perusahaan.

5. Faktor Manipulasi Pasar, Manipulasi pasar saham juga kerap terjadi dan bisa secara langsung
berdampak pada naik atau turunnya harga saham. Bagaimana ini bisa terjadi? Manipulasi pasar biasanya
dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa
untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga
saham.
Namun, manipulasi pasar ini biasanya tidak bertahan lama. Karena perusahaan masih memiliki aspek-aspek
fundamental yang terekam di dalam laporan keuangannya yang bisa digunakan untuk mengembalikan harga
saham ke kondisi sebelumnya.

b. Sebagai pengukuran kinerja pasar modal, kita dapat melihat kondisi IHSG. Bagaimanakah kondisi
IHSG selama terjadi pendemi Covid-19 di Indonesia sejak bulan Maret sampai bulan Agustus 2020?

Sudah 6 bulan Covid-19 mewabah ke Indonesia, yang menimbulkan dampak yang cukup besar di berbagai
sektor termasuk pasar modal di Indonesia. Semenjak pandemi, Index Harga Saham Gabungan ( IHSG)
belum mampu berada pada posisi semula, yakni pada kisaran level 5.942 pada Maret 2020. Penururunan
paling tajam terjadi di bulan April, dimana indeks berada pada level terendah sepanjang tahun yakni pada
level 3.937.

Walau demikian, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan juga strategi yang diterapkan oleh pasar
modal berhasil perlahan membawa indeks saham bangkit. Pada Mei 2020, indeks mulai recovery dan
menapaki level 4.605. Diikuti dengan pergerkan pada bulan Juni yang menyentuh level 4.940. Pada Juli
kenaikan indeks tidak terlalu signifikan, demikian juga dengan awal Agustus 2020. Namun pada akhir
Agustus sampai dengan awal September 2020 index menunjukkan kenaikan yang cukup menggembirakan,
bahkan menyentuh level 5.300. Dengan mulai membaiknya indeks, beberapa analis dan pengamat
meramalkan indeks bakal bergerak sampai dengan 6.000 di akhir tahun. Chief Economist Tanamduit Fery
Latuhihin mengatakan tren positif terus menunjukkan nilai indeks yang semakin baik dari sebelumnya.

Indeks bahkan tetap climbing walaupun mengalami fluktuasi pada akhir Maret lalu dari 3.900 kemudian, saat
ini sudah 5.300. “Saya masih pikir kalau indeks kita bisa naik ke 6.000 pada akhir tahun kalau tidak ada apa-
apa,” jelas Ferry melalui video konferensi, Senin (31/8/2020). Sementara itu, kondisi pasar yang sangat
volatile membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan beberapa kebijakan untuk menahan laju
pelemahan indeks semakin dalam. Misalakan saja kebijakan, trading halt, auto rejection bawah, serta
pencabutan daftar efek short selling. Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan izin aksi
korporasi semua emiten atau perusahaan publik untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa
terlebih dahulu memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Direktur Anugerah Mega
Investama Hans Kwee mengatakan, sejauh ini kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. Hal
ini berhasil mendorong indeks perlahan mulai bangkit. “Kebijakan di industri keuangan sudah baik dan
mampu mendorong ihsg naik kembali,” kata dia kepada Kompas.com.

Sementara itu, Analis PT Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, untuk lebih menggenjot kenaikan
indeks, tentunya percepatan dalam produksi vaksin Covid-19 adalah jawabannya. Dia bilang, kondisi
pertambahan jumlah kasus Covid-19 sempat menjadi sentimen utama pasar. Namun saat ini, sentimen
tersebut berangsur – angsur pudar yang tercermin dari harga saham yang menguat kembali sejak pertengahan
April. Kondisi ini juga hampir merata pada sektor property dan perhotelan.

“Sebenarnya tinggal percepatan produksi vaksin saja. Karena yang masih menimbulkan keraguan di dalam
negeri adalah jumlah kasus Covid-19 baru di Indonesia masih terus bertambah,” jelas dia.

Ia menambahkan dengan kebijakan BEI, tentunya cukup menolong pergerakan index terutama dengan masih
berlakunya batasan auto rejection bawah 7 persen sehingga pasar tidak terlalu volatile.

“Perkiraan saya, kalau saja Indonesia bisa bereskan kasus Covid-19 (minimal jumlah kasus baru berhasil
ditekan) mungkin IHSG sudah kembali ke level awal sebelum pandemi, karena kondisi tersebut akan
meningkatkan optimisme pelaku pasar,” tegas dia.
2. Dalam analisis investasi saham, dikenal analisis fundamental dan analisis teknikal untuk
mengambil keputusan berinvestasi pada saham tertentu agar risiko ketidak pastian berkurang,
sehingga terhindar dari kerugian. Anda diminta untuk:
a. Menunjukkan perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisa Fundamental

Secara umum, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-dasar ekonomi, neraca,
laporan laba rugi, dan sebagainya.

Analisis Fundamental memiliki beberapa kegunaan di dalam investasi saham, antara lain:
1. Mendeteksi saat yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar saham Dengan mengetahui
bagaimana kondisi ekonomi negara, kita dapat mengetahui kapan kita harus berinvestasi.
2. Membantu memilih saham yang baik untuk investasi Dengan analisis industri dan keuangan
perusahaan kita dapat terhindar dari memiliki perusahaan yang fundamentalnya kurang jelas
3. Mengetahui harga wajar suatu saham Analisis Fundamental dapat digunakan untuk mengetahui valuasi
saham, yaitu berapa nominal rupiah saham itu layak dihargai. Ada banyak metode yang bisa digunakan
untuk menghitung valuasi saham, misalnya:
 Metode PER (Price Earning Ratio)
 Metode PBV (Price to Book Value Ratio)
 Metode DDM (Discounted Dividend Model)
 Metode Discounted Cash Flow (DCF)
 Metode Free Cash Flow (FCF)

Analisis Teknikal

Analisis Teknikal memiliki beberapa kegunaan di dalam trading antara lain:


1. Mendeteksi trend atau pola yang sedang terjadi
Analisis Teknikal digunakan untuk menganalisis harga berdasar data harga masa lalu. Dengan data tersebut
analis mencoba untuk melihat adanya suatu trend atau pola harga yang terjadi. Biasanya trader mengikuti
pola yang terjadi. Misalnya saat harga cenderung naik, trader membuka posisi beli. Atau sebaliknya saat
harga cenderung turun, trader membuka posisi jual. Untuk menentukan trend, bisa dengan menggunakan
tools atau indikator.
2. Membantu memberikan sinyal beli atau jual
Analisis Teknikal dapat membantu trader untuk menentukan keputusan jual atau beli. Biasanya
menggunakan bantuan indikator.
b.Mencontohkan penerapan analisis fundamental dan analisis teknikal :

Contoh analisis fundamental

Dapat  dilihat dengan jelas di mana terdapat banyak rasio-rasio keuangan yang bisa digunakan untuk analisis
fundamental saham.

Intinya adalah bahwa dalam melakukan analisis fundamental saham, yang paling dibutuhkan adalah
pemahaman terhadap rasio-rasio keuangan yang digunakan. Paham cara menginterpretasikan rasio-rasio
keuangan tersebut. Dengan demikian, dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memilih saham terbaik
sehingga bisa memaksimalkan return dan meminimalkan risiko.
Contoh analisis Teknikal

Contohnya Trend Line, Rectangle, Fibonacci Retracement, dan lain sebagainya. Yang paling banyak


dipakai misalnya adalah Trend Line. Trend line adalah garis imajinatif yang dibuat untuk menunjukkan
kecenderungan (trend) pergerakan harga saham. Misalnya kita bisa tahu harga sedang uptrend (cenderung
naik), downtrend (cenderung turun) atau sideways (datar). Dengan mengetahui berbagai pola ini Anda akan
dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan harga.

3. a. Jelaskan konsep portofolio kaitannya dengan resiko investasi dan berikan contoh penerapan
portofolio yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan!

Pengertian portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih jenis investasi dengan tingkat risiko
dan keuntungan yang berbeda beda dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimal dengan risiko yang minim.

Konsep dari risiko portfolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M. Markowitz tahun 1950-
an. Kemudian dia memenangkan hadiah nobel di bidang ekonomi pada tahun 1990 untuk hasil karyanya
tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan
beberapa sekuritas tunggal ke dalam portfolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko dalam
portfolio adalah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.

Kontribusi penting dari ajaran Markowizs adalah bahwa risiko portfolio tidak boleh dihitung dari
penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portfolio tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset
tersebut terhadap risiko portfolio atau diistilahkan dengan kovarian. Risiko dalam suatu investasi itu secara
umum dapat dibagi atas dua yaitu:

Unsistimatik Risk atau Unique Risk


Unsistimatik Risk adalah risiko saham atau portofolio yang tidak disebabkan oleh pergerakan pasar secara
umum tetapi diakibatkan oleh sekuritas itu sendiri atau permasalahan yang dihadapi oleh industri tertentu.
Risiko ini dapat dihindari dengan melakukan diversifikasi.

Sistematik Risk atau Market Risk

Risiko jenis kedua ini adalah resiko yang disebabkan oleh pergerakan pasar secara umum, seperti perubahan
ekonomi suatu negara, perubahan pajak dan krisis energi dunia. Risiko ini tidak dapat diminimalkan dengan
diversifikasi bahkan investor yang sudah melakukan diversifikasi dengan baikpun akan terkena dampaknya.

Contoh portofolio aplikasi pada sebuah perusahan manufaktur (sekitar 1996)

Kelemahan simplifikasi dengan matrix:

- tidak terlalu akurat, hanya membantu manajemen agar lebih jernih melihat portofolio aplikasi

b. Dalam portofolio investasi, dikenal istilah diversifikasi portofolio. Anda diminta untuk:
mencontohkan diversifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta rasio/proporsi untuk
setiap investasinya, dan apakah pertimbangan dalam penenntuan diversifikasi tersebut?

Memastikan portofolio Anda memiliki banyak investasi berbeda

Ada berbagai jenis investasi yang bisa memberikan keuntungan. Anda bisa memilih dari semua investasi
yang ada sebagai langkah awal untuk diversifikasi portofolio. Namun, Anda tidak boleh sembarangan
memilih. Sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda.

Profil risiko merupakan indikator kemampuan Anda menerima risiko investasi. Umumnya, dibagi menjadi 3
yaitu: konservatif, moderat, dan agresif. Berikut penjelasan mengenai ketiganya.

Investor konservatif tidak suka adanya perubahan yang ekstrem. Mereka lebih senang jika imbal hasil yang
didapatkan stabil. Investor moderat adalah mereka yang  mampu menerima risiko lebih banyak. Sedangkan
investor agresif berani mengambil risiko yang tinggi untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal.

Tentukan juga tujuan investasi Anda, apakah untuk jangka panjang atau untuk jangka pendek? Misalnya,
Anda ingin mengumpulkan uang untuk biaya pernikahan tiga tahun lagi, maka investasi jangka panjang bisa
menjadi pilihan. Jika Anda berencana membeli kendaraan satu tahun lagi, maka Anda bisa menggunakan
investasi jangka pendek.

P2P Lending adalah salah satu jenis investasi jangka pendek yang bisa dicoba. Salah satunya adalah P2P
Lending Modal Rakyat. P2P Lending ini mampu memberikan imbal hasil mulai dari 15% hingga 25%.

Selain P2P Lending, Anda bisa mencoba reksa dana atau deposito untuk investasi jangka pendek. Sedangkan
untuk investasi jangka panjang, investasi saham, emas, atau properti sangat cocok. Pilihlah 3 hingga 5
macam produk investasi untuk diversifikasi.

Tentukan rasio setiap jenis investasi

Anda sudah menentukan 3 hingga 5 jenis investasi. Selanjutnya, Anda perlu menentukan rasio setiap produk
investasi dalam portofolio Anda.

Portofolio yang efektif berisi campuran berbagai jenis aset dengan karakteristik berbeda. Memadukan
berbagai kelas aset bersama-sama dalam portofolio Anda adalah salah satu teknik diversifikasi yang dapat
meningkatkan laba Anda sekaligus mengurangi risiko. Berikut ini contoh alokasi aset dalam portofolio
investasi.

60% Saham | 20% Properti | Reksa Dana 20%

45% Saham | 10% Properti | 30% Deposito | Reksa Dana 10%

20% P2P Lending | 80% Reksa Dana

10% Emas | 10% Saham | 50% Reksa Dana | 30% P2P Lending

Sebagai seorang pemula, Anda boleh mengubah rasio tersebut hingga menemukan resep yang tepat. Semakin
lama Anda beriinvestasi, semakin banyak Anda mendapatkan pengalaman.Wajar untuk bereksperimen dan
mengubah kepemilikan aset Anda.

- pertimbangan dalam penentuan diversifikasi tersebu ialah :

(1) agar perusahaan tidak tergantung pada satu pasar saja, sehingga kekhawatiran perusahaan tentang
kejenuhan yang akan terjadi atas product line yang ada untuk mencapai tujuan pertumbuhan secara efisien,
dapat dihindari atau dihilangkan;

(2) adanya kesempatan menghasilkan produk baru dapat mendatangkan hasil keuntungan yang lebih baik;

(3) adanya unsur sinergi, dimana penambahan produk baru yang lain akan menimbulkan besarnya biaya tetap
per unit akan menurun atau lebih rendah;

(4) adanya kegiatan dalam pengembangan produk yang dapat menghasilkan atau menemukan produk baru.

Anda mungkin juga menyukai