Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN UAS TEORI PORTOFOLIO DAN

ANALISIS INVESTASI

NO. 1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
a. Bagaimana IHSG dapat berfluktuasi sebutkan dan jelaskan masing-masing 5
faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi?
b. Jelaskan kondisi IHSG selama pendemi Covid-19 terjadi di Indonesia sejak
bulan maret sampai bulan Agustus 2020!

Jawab :
a. Bagaimana IHSG dapat berfluktuasi sebutkan dan jelaskan masing-masing 5
faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi?
Naik turunnya harga saham lumrah terjadi. Adanya permintaan dan
ketersediaan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi. Harga saham
sekalipun saham tersebut masuk kategori blue chips juga bisa mengalami
penurunan. Sebaliknya, saham yang dikategorikan Lapis Tiga tanpa diduga-
duga harganya bisa naik secara signifikan.
Ada sejumlah faktor mendasar yang dapat mengakibatkan harga saham
naik ataupun turun. Secara umum, faktor-faktor tersebut diklasifikasikan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
timbul dari dalam perusahaan.
Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar
perusahaan. Faktor ini bisa dibilang sulit diatasi. Contohnya, adanya masalah-
masalah berkaitan dengan ekonomi makro. Dari kedua faktor tersebut, faktor
eksternal lebih dominan dalam memengaruhi harga saham.

Faktor Internal yang dapat mempengaruhi IHSG adalah :


1. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksud di sini berbentuk kebijakan yang diambil
jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang
sifatnya fundamental dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah
terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
Kebijakan-kebijakan fundamental tersebut secara otomatis akan
memengaruhi harga saham di bursa. Sebagai contoh, PT APA memutuskan
untuk melakukan akuisisi terhadap PT ITU. Berita tersebut akan
menimbulkan sejumlah spekulasi sehingga para pemain menganggap PT
APA memiliki posisi yang lebih kuat daripada PT ITU. Efeknya, harga
saham PT APA akan mengalami kenaikan.
2. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang
Perkiraan terhadap performa/kinerja perusahaan juga jadi salah satu yang
turut memengaruhi fluktuasi harga saham. Sebab performa perusahaan
dijadikan acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam
melakukan pengkajian terhadap saham perusahaan.
Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat
dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value
(PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaann.
Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih
besar cenderung disukai investor karena bisa memberikan imbal balik
yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berdampak pada harga saham. Selain
itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi
mendorong para investor untuk membeli saham tersebut yang
menyebabkan harga saham makin tinggi.
Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap
harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi
biasanya adalah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut
biasanya akan gencar dalam mencari pendanaan dari para investor.
Meskipun demikian, perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak
investor. Sebab jika hasil analisisnya bagus, saham tersebut akan
memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi
pasarnya bisa meningkat.
3. Rumor dan Sentimen Pasar
Pasar saham ini sangat rawan akan info-info manipulatif, berita, ataupun
rumor. Sekadar isu saja yang entah darimana sumbernya bisa saja
berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan harga saham. Misalnya,
seorang CEO atau direksi perusahaan tertentu membuat pernyataan yang
negatif atau positif. Secara otomatis, harga saham perusahaan yang
bersangkutan akan dapat terkoreksi, baik naik maupun turun secara tiba-
tiba.
Oleh karena itu, para analis sering kali menjadikan faktor ini menjadi
pertimbangan tertentu sebelum memutuskan untuk mengambil saham
tersebut. Mungkin untuk kasus ini tidak mudah diketahui para investor
pemula saat mereka tidak jeli dalam memerhatikan informasi internal yang
berasal dari perusahaan.
4. Baik buruknya fundamental perusahaan
Faktor lain penyebab naik turunnya harga saham dilihat dari fundamental
perusahaan, seperti laporan keuangan emiten, pangsa pasar, tren atau
prospek bisnis, siklus bisnis, dan lainnya.
Emiten yang punya fundamental oke, meskipun terjadi guncangan dari
luar, harga sahamnya akan bergerak stabil. Kalaupun turun tidak separah
emiten dengan fundamental atau neraca keuangan buruk.
5. Penawaran dan Permintaan
Penawaran dan permintaan untuk produk, mata uang dan investasi lainnya
menciptakan dinamika tarik-dorong pada harga. Harga dan suku bunga
berubah seiring dengan perubahan penawaran dan permintaan. Jika sesuatu
pada permintaan dan penawaran mulai melemah, harga akan naik. Jika
penawaran naik melebihi permintaan saat ini, harga akan turun. Jika
penawaran relatif stabil, harga bisa berfluktuasi naik atau turun seiring
dengan perubahan tingkat permintaan.

Faktor Eksternal yang dapat mempengaruhi IHSG adalah :


1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah juga dapat memengaruhi harga saham meskipun
kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak
contoh dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga
saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan
utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.
Pemain saham tipe trader biasanya sangat peka terhadap isu sensitif
seperti ini untuk mengambil keuntungan dengan melakukan spekulasi
dalam aksi ambil untung trading harian.
2. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing sering kali
menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Secara logika, ini
sangat masuk akal. Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa
berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu,
khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.
Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata
uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan
berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis juga
mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai contoh
kasus adalah melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS sering kali
melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
3. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Kondisi fundamental ekonomi makro juga memiliki dampak langsung
terhadap naik dan turunnya harga saham, misalnya:
 Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank
sentral Amerika (Federal Reserve).
 Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai
ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS.
 Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi
makro.
 Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan
goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik
atau turunnya harga saham.
Selain faktor itu, hubungan antara tingkat suku bunga perbankan dan
pergerakan harga saham juga sangat jelas. Ketika suku bunga perbankan
melejit, harga saham yang diperdagangkan di bursa akan cenderung turun
tajam.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan:
 Pertama, ketika suku bunga perbankan naik, banyak investor yang
mengalihkan investasinya ke instrumen perbankan semisal deposito.
Dengan naiknya suku bunga tersebut, investor dapat meraup
keuntungan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan bermain
saham.
 Kedua, bagi perusahaan, ketika suku bunga perbankan naik, mereka
akan cenderung untuk meminimalkan kerugian akibat dari
meningkatnya beban biaya. Hal ini terjadi karena sebagian besar
perusahaan memiliki utang kepada perbankan.
4. Faktor Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar saham juga kerap terjadi dan bisa secara langsung
berdampak pada naik atau turunnya harga saham. Bagaimana ini bisa
terjadi? Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor
berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa
untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik
menurunkan maupun meningkatkan harga saham.
Namun, manipulasi pasar ini biasanya tidak bertahan lama. Karena
perusahaan masih memiliki aspek-aspek fundamental yang terekam di
dalam laporan keuangannya yang bisa digunakan untuk mengembalikan
harga saham ke kondisi sebelumnya.
5. Kepanikan
Berita-berita tertentu dapat memicu kepanikan yang seringkali mendorong
investor untuk melepas (menjual) sahamnya. Hal itu menyebabkan
tekanan jual sehingga harga saham akan turun. Dalam fenomena panic
selling, para investor ingin melepas sahamnya tanpa peduli harganya,
karena harganya makin jatug. Tindakan ini lebih dipicu oleh emosi dan
ketakutan, bukan berdasarkan analisis yang rasional. Hindari menjual
saham karena terbawa kepanikan. Analisis terlebih dahulu saham yang
ingin dujual, apakah secara fundamental saham tersebut masih layak
dipegang.
Faktor kepanikan ini juga bisa secara langsung berefek pada fluktuasi
harga saham. Ambil contoh kasus pada tahun 2006, sewaktu muncul
pemberitaan di media massa tentang meledaknya salah satu pipa milik
Perusahaan Gas Negara (PGN) akibat lumpur Lapindo. Munculnya berita
tersebut berdampak langsung pada harga saham PGN yang memiliki kode
saham PGAS. Sebab banyak investor menjual saham PGAS.
Namun, setelah melakukan analisis tentang meledaknya pipa tersebut,
ternyata kejadian itu tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap
keseluruhan bisnis Perusahaan Gas Negara (PGN). Akhirnya, sehari
kemudian, harga saham PGAS mulai naik kembali.

b. Jelaskan kondisi IHSG selama pendemi Covid-19 terjadi di Indonesia sejak


bulan maret sampai bulan Agustus 2020!
Sejak Covid-19 mewabah ke Indonesia, yang menimbulkan
dampak yang cukup besar di berbagai sektor termasuk pasar modal di
Indonesia. Semenjak pandemi, Index Harga Saham Gabungan ( IHSG)
belum mampu berada pada posisi semula, yakni pada kisaran level 5.942
pada Maret 2020.
Penururunan paling tajam terjadi di bulan April, dimana indeks
berada pada level terendah sepanjang tahun yakni pada level 3.937. Walau
demikian, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan juga strategi
yang diterapkan oleh pasar modal berhasil perlahan membawa indeks
saham bangkit.
Pada Mei 2020, indeks mulai recovery dan menapaki level 4.605.
Diikuti dengan pergerkan pada bulan Juni yang menyentuh level 4.940.
Pada Juli kenaikan indeks tidak terlalu signifikan, demikian juga dengan
awal Agustus 2020. Namun pada akhir Agustus sampai dengan awal
September 2020 index menunjukkan kenaikan yang cukup
menggembirakan, bahkan menyentuh level 5.300. Dengan mulai
membaiknya indeks, beberapa analis dan pengamat meramalkan indeks
bakal bergerak sampai dengan 6.000 di akhir tahun.
Sementara itu, kondisi pasar yang sangat volatile membuat Bursa
Efek Indonesia (BEI) memberlakukan beberapa kebijakan untuk menahan
laju pelemahan indeks semakin dalam. Misalkan saja kebijakan, trading
halt, auto rejection bawah, serta pencabutan daftar efek short selling.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan izin
aksi korporasi semua emiten atau perusahaan publik untuk melakukan
pembelian kembali (buyback) saham tanpa terlebih dahulu memperoleh
persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Kondisi pertambahan jumlah kasus Covid-19 sempat menjadi
sentimen utama pasar. Namun saat ini, sentimen tersebut berangsur –
angsur pudar yang tercermin dari harga saham yang menguat kembali
sejak pertengahan April. Kondisi ini juga hampir merata pada sektor
property dan perhotelan.

NO. 2

Jelaskan fungsi dan berikan contoh analisa fundamental dan analisa teknikal untuk
memutuskan berinvestasi pada saham tertentu agar risiko ketidakpastian
berkurang dan terhindar dari kerugian!

Jawab :
Analisis Fundamental
Analisis fundamental sendiri sering juga di sebut dengan nama
Fundamental Analysis di dalam bahasa inggris. Analisis Fundamental sendiri
adalah salah satu teknik analisa yang digunakan untuk memperhitungkan berbagai
faktor. Misalnya saja seperti Kinerja dari sebuah perusahaan, ada juga di
dalamnya menganalisis persaingan usaha, industri, dan juga pasar yang ada.
Dari analisis fundamental dapat menilai perusahaan mana yang sebenarnya
memiliki prospek yang baik, perusahaan mana juga yang akan mendatangkan
keuntungan untuk para investor. Apakah perusahaan tersebut sehat di dalam
keuangan atau tidak.

Manfaat Analisis Fundamental


Analisis yang satu ini perlu anda kuasai karena ada beberapa manfaat baik
untuk mempercayakan dana anda kepada perusahaan tertentu. Beberapa manfaat
yang akan anda dapatkan jika melakukan Analisis Fundamental:
a. Waktu yang tepat untuk Masuk dan Keluar Pasar
Investor dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk anda masuk ke
dalam pasar saham itu sendiri, Investor juga bisa menentukan kapan harus
keluar dari pasar saham sendiri. Dengan menganalisis keadaan negara yang
termasuk di dalam analisa ini, Investor bisa mengetahui apakah sekarang ini
merupakan waktu yang tepat untuk anda berinvestasi saham atau tidak.
b. Mengetahui Harga Wajar Saham
Investor dapat terhindar dari penipuan penjualan saham. Anda bisa menilai
berapakah layaknya saham tersebut di hargai. Investor bisa menggunakan
banyak metode di dalamnya untuk mengerti berapa harga saham yang wajar
seperti menggunakan metode Free Cash Flow, dan banyak metode lainnya.
c. Membantu anda memilih Saham yang baik
Investor akan jauh di mudahkan dan membeli saham yang baik sehingga anda
tidak perlu salah memilih saham sendiri.

Contoh Analisis Saham Fundamental


Jika Investor bingung bagaimana cara menganalisa Fundamental Saham
maka Investor bisa melihat contoh di bawah ini:
Harga Saham
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BDBS 173 200 224 251 296 333
BBRI 155 195 205 231 288 300

Peningkatan Earning per Share


Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BDBS 23% 11% 10% 13% 18% 12%
BBRI 21% 23% 5% 10% 15% 16%
Dari data di atas ini anda bisa melihat data bahwa Bank BNI tidak pernah
mengalahkan Bank DBS untuk penjualan Saham Per-lembarnya. Dari data ini bisa
melihat saham mana yang lebih baik di ambil.Analisis Fundamental tidak hanya
analisis berapa harga yang bisa di dapatkan. Tapi juga ada Penjualan, Laba, dan
lainnya sesuai dengan apa yang ingin investor Analisa dari perusahaan tersebut.

Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis perdagangan yang digunakan untuk
mengevaluasi investasi dan mengidentifikasi peluang perdagangan dengan
menganalisis tren statistik yang dikumpulkan dari aktivitas perdagangan, seperti
pergerakan harga dan volume. Tidak seperti analis fundamental, yang mencoba
untuk mengevaluasi nilai intrinsik suatu efek, analis teknikal fokus pada pola
pergerakan harga, sinyal perdagangan dan berbagai alat charting analitis lainnya
untuk mengevaluasi kekuatan atau kelemahan efek.
Analisis teknikal dapat digunakan pada instrumen investasi apa pun
dengan data perdagangan historis. Ini termasuk saham, futures, komoditas,
pendapatan tetap, mata uang, dan yang lainnya. Sebenarnya analisis teknikal jauh
lebih lazim di pasar komoditas dan valas di mana pedagang fokus pada
pergerakan harga jangka pendek.
Analisis teknikal adalah ilmu dalam perdagangan yang digunakan untuk
mengevaluasi investasi dan mengidentifikasi peluang perdagangan dalam tren dan
pola harga yang terlihat pada grafik. Secara konsep, analis teknikal percaya
aktivitas perdagangan masa lalu dan perubahan harga efek dapat menjadi
indikator berharga dari pergerakan harga efek masa depan. Analisis teknikal dapat
dikontraskan dengan analisis fundamental, yang berfokus pada keuangan
perusahaan daripada pola harga historis atau tren saham.

Manfaat Analisis Teknikal


1. Untuk menilai kondisi pasar saat ini berdasarkan histori harga di masa lampau,
sekaligus memberikan gambaran atau prediksi tentang pergerakan pasar di
masa depan.
2. Analisis teknikal dapat membantu investor untuk menentukan kapan saat yang
tepat untuk membeli suatu saham guna disimpan dalam jangka panjang.
3. bagi trader pastinya analisis teknikal digunakan untuk menentukan saham
pilihan yang berpotensi cuan dalam jangka pendek.

Contoh Analisis Teknikal


Analisis Teknikal memiliki banyak tools yang bisa digunakan untuk
membantu trader dalam menganalisis. Contohnya Trend Line, Rectangle,
Fibonacci Retracement, dan lain sebagainya. Yang paling banyak dipakai
misalnya adalah Trend Line. Trend line adalah garis imajinatif yang dibuat untuk
menunjukkan kecenderungan (trend) pergerakan harga saham. Misalnya kita bisa
tahu harga sedang uptrend (cenderung naik), downtrend (cenderung turun) atau
sideways (datar). Dengan mengetahui berbagai pola ini Anda akan dapat
mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan harga.
Indikator adalah formula matematis yang salah satu fungsinya untuk
membantu memberikan sinyal beli atau jual. Ada banyak sekali indikator dalam
Analisis Teknikal. Yang paling umum digunakan misalnya Moving Average,
MACD (Moving Average Convergence Divergence), RSI (Relative Strength
Index), Stochastic, Parabolic SAR, Bollinger Band, dan lain sebagainya. Tiap
indikator memiliki karakter dan cara penggunaannya masing-masing.
Sebagai contoh Moving average, sering disingkat MA. Indikator ini
menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang
waktu, misalnya dalam waktu 50 hari atau sering disebut MA50. Cara
penggunaan indikator ini adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan
dengan MA50 tersebut. Apabila grafik harga memotong MA50 ke atas dianggap
sinyal beli. Sedangkan sebaliknya, bila grafik harga memotong MA50 ke bawah
dianggap sebagai sinyal jual.

NO. 3
Jelaskan konsep portofolio kaitannya dengan resiko investasi dan berikan contoh
penerapan portofolio yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan !

Jawab :
Pengertian portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih
jenis investasi dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda beda dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan
risiko yang minim.
Kita tahu bahwa tujuan melakukan investasi adalah untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin. Agar risiko
investasinya tidak tinggi, diversifikasi investasi dari teori portofolio adalah salah
satu caranya.Teori portofolio menyarankan untuk berinvestasi tidak hanya pada
satu jenis investasi saja. Namun beberapa jenis investasi. Baik yang sejenis
ataupun tidak sejenis.
Tujuannya tentu untuk mengurangi risiko. Apabila satu investasi
mengalami kerugian, maka akan ada inevstasi yang lain yang bisa menutupinya.
Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja, jika investasi
tersebut merugikan, maka habis sudah. Tidak ada yang tersisa, tidak ada yang bisa
membackup menutupi kerugiannya.
Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih dan dikombinasikan. Ada
investasi dalam bentuk aktiva (aset) seperti membangun pabrik, ekspansi usaha,
membeli properti dan lain lain. Ada pula investasi yang berbentuk aset finansial
seperti deposito, sekuritas yang bisa obligasi dan saham atau produk derivatif.
Khusus untuk portofolio aset sekuritas ada jasa manajemen investasi yang
mengelola portofolio sekuritas secara kolektif dalam sekelompok investor
(nasabah). Dan ada yang disebut dengan reksadana. Portofolio paling tidak ada
dua jenis investasi yang bisa dipilih investor. Untuk menyusun portofolio, investor
bisa melakukan diversifikasi investasi (memilih beberapa jenis investasi) untuk
mengurangi risiko.
Risiko yang bisa tekan dari portofolio adalah risiko non sistematis. Risiko
investasi terdiri dari dua macam, Risiko sistematis dan risiko non sistematis.
Risiko sistematis (systematic risk) adalah risiko yang umumnya berasal
dari luar perusahaan, bersifat makro. Berdampak pada semua perusahaan yang ada
dipasar. Risiko ini cenderung lebih sulit untuk dihindari.
Contohnya risiko pasar, risiko finansial, risiko politik, risiko bunga dan
risiko nilai tukar yang fluktuatif. Perubahan politik misalnya, bisa mempengaruhi
performa saham perusahaan. Dan itu tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Contoh kasus: Berita kenaikan tarif cukai rokok. Efeknya: harga saham
perusahaan rokok bisa melemah. Padahal perusahaan rokok tidak melakukan apa
apa. Keputusan politis bisa mempengaruhi harga saham.
Risiko non sistematis (unsystematic risk) risiko yang diakibatkan oleh
perubahan yang terjadi pada mikro perusahaan tertentu. Hanya mempengaruhi
perusahaan tersebut, tidak semua perusahaan bisa terdampak. Risiko non
sistematis bisa diusahakan ditekan dengan portofolio.
Jadi portofolio hanya mengurangi risiko, bukan menghilangkan risiko.
Risiko tetap ada, namun bisa ditekan.
Semakin banyak jenis investasi yang dipilih, semakin kecil risiko investasi
yang mengancam. Tapi yang perlu diingat, banyaknya portofolio yang berlebih
juga bisa berdampak buruk. Portofolio yang gemuk atau berlebih akan
menyebabkan biaya-biaya yang berlebih pula, maka keuntungan akan berkurang
karena banyaknya biaya yang dikeluarkan. Maka ada batasan batasan dalam
menyusun portofolio investasi.
Contoh : Portofolio yang tersusun atas saham yang diterbitkan oleh PT
Indofood Sukses Makmur, Tbk [INDF], PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
[ICBP], dan PT Unilever Indonesia Tbk [UNVR]. Portofolio ini disebut Portofolio
Konsentrasi karena ketiga emiten tersebut beroperasi di sektor usaha yang sama,
yaitu Sektor Consumer Goods.
Sebaliknya, Portofolio Diversifikasi memiliki komposisi saham yang beragam,
pada umumnya terdiri dari sejumlah saham dari sektor yang berbeda dan
sebaiknya berkorelasi negatif.
Contoh : Portofolio yang tersusun atas saham PT Kalbe Farma Tbk
[KLBF] (Consumer Goods), PT Bank Central Asia Tbk [BBCA] (Finance), dan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk [TLKM] (Infrastructure). Ketiga saham diatas
beroperasi di sektor usaha yang berbeda satu dengan lainnya, yaitu Consumer
Goods, Finance, dan Infrastruktur, bukan hanya berbeda, ketiga sektor tersebut
juga memiliki korelasi yang negatif artinya ketiga sektor tersebut tidak saling
mempengaruhi. Maka jika ada salah satu saham yang mengalami penurunan
harga, maka dua saham lainnya diharapkan dapat menjadi penyeimbang terhadap
penurunan harga tersebut.

NO. 4

a. Buatlah contoh diverisifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta


rasio/proporsi untuk setiap investasinya!
b. Jelaskan pertimbangan dalam penentuan diversifikasi tersebut!

Jawab :
a. contoh diverisifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta
rasio/proporsi untuk setiap investasinya!

Alternatif Investasi
Return Return
Probabilitas Saham A Saham B
( Rp.) ( Rp.)
0,40 15.000 25.000
0,60 25.000 15.000
Exp.Return 21.000 19.000
Deviasi standar 154,919 154,919

Untuk melihat pengaruh diversifikasi diasumsikan bahwa investor


memutuskan untuk melakukan investasi 50% pada saham A dan 50% pada saham
B. Selanjutnya diasumsikan pula bahwa korelasi return antara sham A dan B
adalan independen, dan sama dengan nol. Expected return dan variance portofolio
dapat dihitung dengan mempergunakan formula sebagai berikut :
X = P1.R1 + P2.R2

p² = P1²1² + P2²2² + 2.P1.P2.P12.1·2

Di mana :
P1 : Proporsi portofolio pada saham 1
P2 : Proporsi portofolio pada saham 2
R1 : Expected return pada Saham 1
R2 : Expected return pada Saham 2
1 : Deviasi standar return saham 1
2 : Deviasi standar return saham 2
P12 : Koefisien korelasi return saham 1 dan 2.

Xp = 0,50(21.000) + 0,50(19.000)
= Rp 20.000

²P = (0,50)²(154,919)²+(0,50)2(154,919)²+
(2)(0,50)(0,50)(0)( 154,919)( 154,919)
= (0,25)(24.000)+(0,25)(24.000) + 0
= 12.000
atau
 = 109,545

Menghitung Korelasi antar saham yang akan didiversifikasi


² = P1²1² + P2²2² + 2.P1.P2 . P12 1 . 2

Karena P12 = + 1, Maka

²p = ( Pı1 + P22 ², atau


p = P1.1  P1.2
p = (0,50) (154,919) + (0,50) (154,919)
p = 154,919.

b. Pertimbangan dalam penentuan diversifikasi tersebut!


Deviasi Standar portofolio diversifikasi lebih kecil dibandingkan dengan
deviasi standar masing-masing saham. Selin itu juga Expected return
diversifikasi memiliki nilai yang seimbang diantara kedua saham secara
individual
Setelah dilakukan diversifikasi, resiko tidak berkurang karena memiliki nilai
yang sama dengan masing-masing saham sebelum diversifikasi yaitu sebesar
154,919.

Anda mungkin juga menyukai