ANALISIS INVESTASI
NO. 1
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
a. Bagaimana IHSG dapat berfluktuasi sebutkan dan jelaskan masing-masing 5
faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi?
b. Jelaskan kondisi IHSG selama pendemi Covid-19 terjadi di Indonesia sejak
bulan maret sampai bulan Agustus 2020!
Jawab :
a. Bagaimana IHSG dapat berfluktuasi sebutkan dan jelaskan masing-masing 5
faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi?
Naik turunnya harga saham lumrah terjadi. Adanya permintaan dan
ketersediaan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi. Harga saham
sekalipun saham tersebut masuk kategori blue chips juga bisa mengalami
penurunan. Sebaliknya, saham yang dikategorikan Lapis Tiga tanpa diduga-
duga harganya bisa naik secara signifikan.
Ada sejumlah faktor mendasar yang dapat mengakibatkan harga saham
naik ataupun turun. Secara umum, faktor-faktor tersebut diklasifikasikan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
timbul dari dalam perusahaan.
Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar
perusahaan. Faktor ini bisa dibilang sulit diatasi. Contohnya, adanya masalah-
masalah berkaitan dengan ekonomi makro. Dari kedua faktor tersebut, faktor
eksternal lebih dominan dalam memengaruhi harga saham.
NO. 2
Jelaskan fungsi dan berikan contoh analisa fundamental dan analisa teknikal untuk
memutuskan berinvestasi pada saham tertentu agar risiko ketidakpastian
berkurang dan terhindar dari kerugian!
Jawab :
Analisis Fundamental
Analisis fundamental sendiri sering juga di sebut dengan nama
Fundamental Analysis di dalam bahasa inggris. Analisis Fundamental sendiri
adalah salah satu teknik analisa yang digunakan untuk memperhitungkan berbagai
faktor. Misalnya saja seperti Kinerja dari sebuah perusahaan, ada juga di
dalamnya menganalisis persaingan usaha, industri, dan juga pasar yang ada.
Dari analisis fundamental dapat menilai perusahaan mana yang sebenarnya
memiliki prospek yang baik, perusahaan mana juga yang akan mendatangkan
keuntungan untuk para investor. Apakah perusahaan tersebut sehat di dalam
keuangan atau tidak.
Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis perdagangan yang digunakan untuk
mengevaluasi investasi dan mengidentifikasi peluang perdagangan dengan
menganalisis tren statistik yang dikumpulkan dari aktivitas perdagangan, seperti
pergerakan harga dan volume. Tidak seperti analis fundamental, yang mencoba
untuk mengevaluasi nilai intrinsik suatu efek, analis teknikal fokus pada pola
pergerakan harga, sinyal perdagangan dan berbagai alat charting analitis lainnya
untuk mengevaluasi kekuatan atau kelemahan efek.
Analisis teknikal dapat digunakan pada instrumen investasi apa pun
dengan data perdagangan historis. Ini termasuk saham, futures, komoditas,
pendapatan tetap, mata uang, dan yang lainnya. Sebenarnya analisis teknikal jauh
lebih lazim di pasar komoditas dan valas di mana pedagang fokus pada
pergerakan harga jangka pendek.
Analisis teknikal adalah ilmu dalam perdagangan yang digunakan untuk
mengevaluasi investasi dan mengidentifikasi peluang perdagangan dalam tren dan
pola harga yang terlihat pada grafik. Secara konsep, analis teknikal percaya
aktivitas perdagangan masa lalu dan perubahan harga efek dapat menjadi
indikator berharga dari pergerakan harga efek masa depan. Analisis teknikal dapat
dikontraskan dengan analisis fundamental, yang berfokus pada keuangan
perusahaan daripada pola harga historis atau tren saham.
NO. 3
Jelaskan konsep portofolio kaitannya dengan resiko investasi dan berikan contoh
penerapan portofolio yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan !
Jawab :
Pengertian portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih
jenis investasi dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda beda dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan
risiko yang minim.
Kita tahu bahwa tujuan melakukan investasi adalah untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin. Agar risiko
investasinya tidak tinggi, diversifikasi investasi dari teori portofolio adalah salah
satu caranya.Teori portofolio menyarankan untuk berinvestasi tidak hanya pada
satu jenis investasi saja. Namun beberapa jenis investasi. Baik yang sejenis
ataupun tidak sejenis.
Tujuannya tentu untuk mengurangi risiko. Apabila satu investasi
mengalami kerugian, maka akan ada inevstasi yang lain yang bisa menutupinya.
Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja, jika investasi
tersebut merugikan, maka habis sudah. Tidak ada yang tersisa, tidak ada yang bisa
membackup menutupi kerugiannya.
Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih dan dikombinasikan. Ada
investasi dalam bentuk aktiva (aset) seperti membangun pabrik, ekspansi usaha,
membeli properti dan lain lain. Ada pula investasi yang berbentuk aset finansial
seperti deposito, sekuritas yang bisa obligasi dan saham atau produk derivatif.
Khusus untuk portofolio aset sekuritas ada jasa manajemen investasi yang
mengelola portofolio sekuritas secara kolektif dalam sekelompok investor
(nasabah). Dan ada yang disebut dengan reksadana. Portofolio paling tidak ada
dua jenis investasi yang bisa dipilih investor. Untuk menyusun portofolio, investor
bisa melakukan diversifikasi investasi (memilih beberapa jenis investasi) untuk
mengurangi risiko.
Risiko yang bisa tekan dari portofolio adalah risiko non sistematis. Risiko
investasi terdiri dari dua macam, Risiko sistematis dan risiko non sistematis.
Risiko sistematis (systematic risk) adalah risiko yang umumnya berasal
dari luar perusahaan, bersifat makro. Berdampak pada semua perusahaan yang ada
dipasar. Risiko ini cenderung lebih sulit untuk dihindari.
Contohnya risiko pasar, risiko finansial, risiko politik, risiko bunga dan
risiko nilai tukar yang fluktuatif. Perubahan politik misalnya, bisa mempengaruhi
performa saham perusahaan. Dan itu tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Contoh kasus: Berita kenaikan tarif cukai rokok. Efeknya: harga saham
perusahaan rokok bisa melemah. Padahal perusahaan rokok tidak melakukan apa
apa. Keputusan politis bisa mempengaruhi harga saham.
Risiko non sistematis (unsystematic risk) risiko yang diakibatkan oleh
perubahan yang terjadi pada mikro perusahaan tertentu. Hanya mempengaruhi
perusahaan tersebut, tidak semua perusahaan bisa terdampak. Risiko non
sistematis bisa diusahakan ditekan dengan portofolio.
Jadi portofolio hanya mengurangi risiko, bukan menghilangkan risiko.
Risiko tetap ada, namun bisa ditekan.
Semakin banyak jenis investasi yang dipilih, semakin kecil risiko investasi
yang mengancam. Tapi yang perlu diingat, banyaknya portofolio yang berlebih
juga bisa berdampak buruk. Portofolio yang gemuk atau berlebih akan
menyebabkan biaya-biaya yang berlebih pula, maka keuntungan akan berkurang
karena banyaknya biaya yang dikeluarkan. Maka ada batasan batasan dalam
menyusun portofolio investasi.
Contoh : Portofolio yang tersusun atas saham yang diterbitkan oleh PT
Indofood Sukses Makmur, Tbk [INDF], PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
[ICBP], dan PT Unilever Indonesia Tbk [UNVR]. Portofolio ini disebut Portofolio
Konsentrasi karena ketiga emiten tersebut beroperasi di sektor usaha yang sama,
yaitu Sektor Consumer Goods.
Sebaliknya, Portofolio Diversifikasi memiliki komposisi saham yang beragam,
pada umumnya terdiri dari sejumlah saham dari sektor yang berbeda dan
sebaiknya berkorelasi negatif.
Contoh : Portofolio yang tersusun atas saham PT Kalbe Farma Tbk
[KLBF] (Consumer Goods), PT Bank Central Asia Tbk [BBCA] (Finance), dan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk [TLKM] (Infrastructure). Ketiga saham diatas
beroperasi di sektor usaha yang berbeda satu dengan lainnya, yaitu Consumer
Goods, Finance, dan Infrastruktur, bukan hanya berbeda, ketiga sektor tersebut
juga memiliki korelasi yang negatif artinya ketiga sektor tersebut tidak saling
mempengaruhi. Maka jika ada salah satu saham yang mengalami penurunan
harga, maka dua saham lainnya diharapkan dapat menjadi penyeimbang terhadap
penurunan harga tersebut.
NO. 4
Jawab :
a. contoh diverisifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta
rasio/proporsi untuk setiap investasinya!
Alternatif Investasi
Return Return
Probabilitas Saham A Saham B
( Rp.) ( Rp.)
0,40 15.000 25.000
0,60 25.000 15.000
Exp.Return 21.000 19.000
Deviasi standar 154,919 154,919
Di mana :
P1 : Proporsi portofolio pada saham 1
P2 : Proporsi portofolio pada saham 2
R1 : Expected return pada Saham 1
R2 : Expected return pada Saham 2
1 : Deviasi standar return saham 1
2 : Deviasi standar return saham 2
P12 : Koefisien korelasi return saham 1 dan 2.
Xp = 0,50(21.000) + 0,50(19.000)
= Rp 20.000
²P = (0,50)²(154,919)²+(0,50)2(154,919)²+
(2)(0,50)(0,50)(0)( 154,919)( 154,919)
= (0,25)(24.000)+(0,25)(24.000) + 0
= 12.000
atau
= 109,545