Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : LAMBOK RACHEL JUWITA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030539324

Tanggal Lahir : 19 April 1990

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI 4203/Teori Portofolio dan Analisis Investasi

Kode/Nama Program Studi : 54/Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 21/UPBJJ Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 22 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : LAMBOK RACHEL JUWITA


NIM : 030539324
Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI 4203/Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Fakultas : FEKON
Program Studi : 54/Manajemen
UPBJJ-UT : 21/Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 22 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. A. Bagaimana IHSG dapat berfluktuasi sebutkan dan jelaskan masing-masing 5 faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi?
Faktor Eksternal:
1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro. Faktor ini memiliki dampak langsung terhadap naik
turunnya harga saham, seperti: a. Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan oleh kebijakan
Bank Sentral Amerika (Federal Reserve). b. Naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)
dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. c.
Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro. d. Pengangguran
tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung
terhadap naik turunnya harga saham. Selain itu, hubungan antara tingkat suku bunga perbankan
dan pergerakan harga saham sangat jelas. Ketika suku bunga perbankan melejit, harga saham
cenderung turun. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan: - Pertama, ketika suku
bunga perbankan naik, investor cenderung mengalihkan investasinya ke instrumen perbankan,
seperti deposito, karena dianggap lebih menguntungkan. - Kedua, bagi perusahaan, mereka
cenderung meminimalisasi kerugian akibat peningkatan beban biaya. Hal itu disebabkan sebagian
besar perusahaan memiliki utang kepada perbankan
2. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing Fluktuasi kurs mata uang bisa berdampak
positif atau negatif bagi perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing. Importir atau
perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya
rupiah, sebab beban biaya operasional otomatis naik. Hal ini berpengaruh terhadap penurunan
harga saham. Contoh: melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS seringkali melemahkan harga
saham dan pada akhirnya mendorong penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
3. Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi harga saham meskipun
kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan
pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor-impor, kebijakan
perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA).
4. Faktor Panik Berita-berita tertentu dapat memicu kepanikan yang seringkali mendorong
investor untuk melepas (menjual) sahamnya. Hal itu menyebabkan tekanan jual sehingga harga
saham akan turun. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin melepas sahamnya tanpa
peduli harganya, karena harganya makin jatug. Tindakan ini lebih dipicu oleh emosi dan
ketakutan, bukan berdasarkan analisis yang rasional. Hindari menjual saham karena terbawa
kepanikan. Analisis terlebih dahulu saham yang ingin dujual, apakah secara fundamental saham
tersebut masih layak dipegang.
5. Faktor Manipulasi Pasar Penyebab naik turunnya harga saham bisa juga disebabkan karena
manipulasi pasar. Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan
bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu
dengan menurunkan atau meningkatkan harga saham. Hal ini sering disebut dengan istilah rumor.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Namun, penyebab oleh faktor ini biasanya tidak akan bertahan lama. Fundamental perusahaan yang
tercermin pada laporan keuangan yang akan mengambil kendali terhadap tren harga sahamnya.
Faktor Internal
1. Faktor Fundamental Perusahaan Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan
menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sebaliknya, saham dari perusahaan yang
berfundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.
2. Aksi Korporasi Perusahaan Aksi korporasi seperti kebijakan perusahaan yang diambil jajaran
manajemen akan berdampak dan dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam
perusahaan. Contoh, aksi akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
3. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang Performa atau kinerja perusahaan dijadikan
acuan bagi investor maupun analis fundamental dalam mengkaji saham perusahaan. Beberapa
faktor yang menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai
buku/price to book value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.
Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai
investor karena bisa memberikan imbal hasil yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berdampak pada
harga saham. Selain itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi
mendorong para investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham
semakin tinggi. Tingkat PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan
yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya adalah perusahaan yang sedang
bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan gencar mencari pendanaan. Meskipun demikian,
perusahaan seperti ini biasanya diminati banyak investor. Sebab, jika hasil analisisnya bagus,
saham tersebut akan memberikan imbal hasil tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi
pasarnya bisa meningkat. Masyarakat tetap harus berhati-hati dalam memilih investasi, pastikan
investasi Anda legal dan berada di bawah pengawasan OJK. Ketika berinvestasi di pasar modal,
lakukan analisis yang mendalam, jangan mengambil keputusan karena terbawa emosi dan
terpengaruh opini orang lain.

b. Jelaskan kondisi IHSG selama pendemi Covid-19 terjadi di Indonesia sejak bulan maret sampai
bulan Agustus 2020
Sudah 6 bulan Covid-19 mewabah ke Indonesia, yang menimbulkan dampak yang cukup besar di
berbagai sektor termasuk pasar modal di Indonesia. Semenjak pandemi, Index Harga Saham
Gabungan ( IHSG) belum mampu berada pada posisi semula, yakni pada kisaran level 5.942 pada
Maret 2020. Penururunan paling tajam terjadi di bulan April, dimana indeks berada pada level
terendah sepanjang tahun yakni pada level 3.937 Walau demikian, berbagai upaya yang
dilakukan pemerintah dan juga strategi yang diterapkan oleh pasar modal berhasil
perlahan membawa indeks saham bangkit. Pada Mei 2020, indeks mulai recovery dan menapaki
level 4.605. Diikuti dengan pergerkan pada bulan Juni yang menyentuh level 4.940.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Pada Juli kenaikan indeks tidak terlalu signifikan, demikian juga dengan awal Agustus 2020.
Namun pada akhir Agustus sampai dengan awal September 2020 index menunjukkan kenaikan
yang cukup menggembirakan, bahkan menyentuh level 5.300. Dengan mulai membaiknya indeks,
beberapa analis dan pengamat meramalkan indeks bakal bergerak sampai dengan 6.000 di akhir
tahun. Chief Economist Tanamduit Fery Latuhihin mengatakan tren positif terus menunjukkan
nilai indeks yang semakin baik dari sebelumnya. Indeks bahkan tetap climbing walaupun
mengalami fluktuasi pada akhir Maret lalu dari 3.900 kemudian, saat ini sudah 5.300. “Saya masih
pikir kalau indeks kita bisa naik ke 6.000 pada akhir tahun kalau tidak ada apa-apa,” jelas Ferry
melalui video konferensi, Senin (31/8/2020).
2. Analisis Fundamental merupakan sebuah analisis yang mempertimbangkan hal-hal yang dapat
menggerakkan harga saham, antara lain kinerja keuangan, tingkat persaingan usaha, potensi industri,
analisis pasar dan ekonomi baik makro maupun mikro.
Dalam jangka pendek harga suatu saham dapat berfluktuasi atau bahkan turun, namun dalam jangka
panjang harga saham dengan fundamental baik akan bergerak cenderung naik.

Secara umum ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis sebuah saham secara
fundamental, yakni Top-Down Approach dan bottom-Up Approach. Kedua pendekatan tersebut
memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menemukan saham-saham unggulan yang layak untuk
dikoleksi
Top-Down Approach

Seorang analis fundamental atau fundamentalis yang menggunakan pendekatan ini beranggapan
bahwa ketika semua hal mendukung, maka harga suatu saham akan terimbas naik.
Menurut Fundsupermart ada empat hal dalam pendekatan dari atas ke bawah, di mulai dengan:
1. Kondisi makro global
2. Kondisi makro dalam negeri
3. Prospek pertumbuhan sektor
4. Fundamental perusahaan.
5.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Seorang investor perlu menganalisa variabel-variabel makroekonomi baik global maupun di dalam
negeri yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkan analisanya tersebut, investor

kemudian memilih sektor atau industri mana yang mempunyai prospek paling baik.
Adapun beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam analisis menggunakan pendekatan top-
down:
 Makro global: proyek pertumbuhan ekonomi, kondisi hubungan antar negara/geopolitik,
kondisi perpolitikan.
 Makro dalam negeri: kondisi perekonomian secara umum, pertumbuhan ekonomi/GDP
growth, tingkat inflasi, suku bunga bank sentral, perkembangan sosial politik.
 Sektor: prospek pertumbuhan sektor, siklus industri.
 Perusahaan: menganalisis perusahaan secara kualitatif (menggali segala hal terkait bisnis
perusahaan, termasuk manajemennya), Menganalisis perusahaan secara kualitatif (untuk
mengetahui kesehatan keuangan perusahaan).
Bottom-Up Approach
Berbeda dengan pendekatan top-down, pendekatan bottom-up mengesampingkan analisa ekonomi
dan siklus pasar. Pendekatan bottom-up hanya berfokus pada analisa atas masing-masing saham.

Melalui pendekatan tersebut, investor tidak memfokuskan perhatiannya pada kondisi perekonomian
secara keseluruhan maupun industri tertentu, melainkan pada satu-persatu emiten.
Pendekatan bottom-up bertumpu pada asumsi bahwa emiten dapat berkinerja baik meski industrinya
sedang menurun (sunset). Pendekatan ini mengharuskan investor untuk melakukan kajian yang
mendalam terhadap emiten, termasuk produk serta layanan emiten, stabilitas finansial serta aspek-
aspek yang dapat berdampak pada kinerja emiten.

3. Kita tahu bahwa tujuan melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal
dengan risko yang seminimal mungkin. Agar risiko investasinya tidak tinggi, diverifikasi investasi dari
teori portofolio adalah salah satu caranya .
Teori portofolio menyarankan untuk berinvestasi tidak hanya pada satu jenis investasi saja. Namun
beberapa jenis investasi. Baik yang sejenis maupun tidak sejenis. Contoh kasuus : berita kenaikan tarif
cukai rokok. Ekfeknya : harga saham perusahaan rokok bisa melemah. Padahal perusahaan rokok tidak
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Melakukan apa – apa. Keputusan politis ini bisa mempengaruhi harga saham.
Risiko non sistematis (unsystematic risk) risiko yang diakibatkan oleh perusahaan yangterjadi pada
mikro perusahaan tertentu.hanya mempengaruhi perusahaan tersebut, tidak semua perusahaan bisa
terdampak. Risiko non sistematis bisa dusahakan ditekan dengan portofolio.

4. A. Buatlah contoh diverisifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta rasio/proporsi untuk
setiap investasinya!
1. Pastikan bahwa portofolio Anda Mempunyai Berbagai Bisnis Investasi yang berbeda
Berbagai investasi bisa memberi Anda keuntungan, dan Anda dapat menentukan beberapa unik
diversifikasi portofoli. Akan tetapi, untuk menentukannya tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. Dasarnya, sesuaikan terlebih dahulu dengan profil risiko serta tujuan Anda
berinvestasi. Profil risiko adalah indikator tentang kemampuan Anda dalam menerima risiko dari
investasi yang dilakukan. Adapun profil risiko tersebut umumnya terbagi menjadi tiga yakni
konservatif, moderat dan agresif.
Sederhananya, konservatif bisa dikatakan sebagai tipe yang tidak menyukai perubahan ekstrim,
dimana pelaku investasi akan lebih senang apabila hasil yang diperoleh berisfat stabil.
Selanjutnya tipe moderat justru kebalikannya, dimana pelakunya mampu untuk menerima risiko
yang lebih tinggi. Terakhir tipe agresif merupakan gabungan dari keduanya, dimana pelaku
berani mengambil risiko tinggi demi hasil semaksimal mungkin.
Setalah memahami profil risiko, tentukan juga tujuan Anda berinvestasi, apakah berjangka
panjang atau pendek. Nah jika kita berencana untuk berinvestasi dengan jangka pendek, cobalah
untuk memulai P2P lending, karena dinilai lebih praktis berkat adanya peran fintech yang sangat
memudahkan di era modern ini. Alternatif selain P2P Lending yang direkomendasikan untuk
invesasi jangka pendek yakni reksa dana dan deposito. Adapun unuk berinvestasi jangka panjang,
Anda bisa mencoba investasi saham, properti, atapun emas. Nah, untuk diversifikasinya, pilihlah
3 hingga 5 bentuk produk investasi, ya.
2. Tentukan Perbandingan Atau Rasio untuk Setiap Investasi
Setelah menentukan produk investasinya, selanjutnya tentukan rasio dari tiap produk investasi
yang terdapat dalam portofolio investasi Anda. Perlu untuk kita ketahui, portofolio yang dapat
dikatakan efektif yakni yang berisi kombinasi dari beragam jenis aset, berikut dengan
karakteristik yang berbeda pula.
Perpaduan berbagai kelas aset dalam portofolio tersebut merupakan teknik diversifikasi yang
bisa membuat laba Anda semakin meningkat, sekaligus untuk meminimalisir risikonya.
Sebagai contoh, rasio alokasi aset dalam portofolio investasi kita yakni 60% saham dengan 20%
properti dan 20 % reksa dana. Atau kita juga bisa memadukan masing – masing 10% untuk emas
dan saham, 50 % reksa dana, serta 30% untuk P2P Lending.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Diversifikasi Tiap Bentuk Investasi


Langkah berikutnya yaitu divesifikasi setiap investasi yang telah Anda pilih. Sebagai cotoh, dalam
investasi reksa dan, bagilah dana yang Anda miliki ke berbagai produk reksa dana seperti saham,
pasar uang, serta obligasi.
4. Jangan Lupa untuk Rutin Mengatur Ulang Portofolio
Diversifikasi bukanlah sesuatu yang hanya perlu dilakukan sekali saja. Jadi, agar investasi berjalan
dengan lancar, periksalah portofolio Anda secara rutin, dan buat perubahan yang disesusaikan
dengan tujuan maupun strategi finansial beserta profil risikonya.
B. Beberapa Pertimbangan Diversifikasi :
1. Pertumbuhan dan nilai tambah :
Tujuan ini dapat terpenuhi ketika investasi yang dilakukan perusahaan memberikan keuntungan
bagi perusahaan, misalnya mengakuisisi perusahaan yang memiliki sumber daya strategis seperti
pemasok yang memproduksi bahan baku utama perusahaan atau merupakan distributor yang
telah memiliki saluran distribusi yang luas. Diversifikasi usaha seperti ini akan memberikan nilai
tambah secara tidak langsung dari perusahaan yang diakuisisi tersebut.
2. Meratakan Risiko
Tujuan ini dimaksudkan bahwa dengan berinvestasi pada beberapa usaha maka resiko yang
dimiliki satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap perusahaan karena dapat diimbangi
oleh return dari usaha lainnya.
3. Mencegah Monopoli Pesaing
Penguasaan pada usaha yang memiliki sumber daya strategis selain dapat memberikan nilai
tambah juga mencegah penguasaan oleh pesaing,
4. Mencapai Sinergi
Kombinasi antara segmen usaha diharapkan memiliki kemmpuan untuk mencapai sesuatu, yang
tidak mungkin dicapai bila usaha tersebut bekerja sendiri – sendiri
5. Mengendalikan Pemasok dan Distributor
Ini bertujuan memudahkan perusahaan dalam mengendalikan harga dan mutu agar dapat
bersaing.
6. Pemenuhan Ambisi dari Personal Manajer
Hal ini berkaitan dengan penghargaan yang akan diterima oleh manajer tersebut. Saat
perusahaan melakukan diversifikasi usaha, maka ruang lingkup tugas manajer juga biasanya
semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai