Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : SUCI WULAN ANGGRAINI


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041293884

Tanggal Lahir : 11 AGUSTUS 1999


Kode/Nama Mata Kuliah EKSI4203/TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS
:
INVESTASI
Kode/Nama Program Studi : 54 | Manajemen-S1
Kode/Nama UPBJJ : 71 / Surabaya
Hari/Tanggal UAS THE : SENIN, 20 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : SUCI WULAN ANGGRAINI


NIM : 041293884
Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4203/TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS
INVESTASI
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
UPBJJ-UT : Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Gresik, 20 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan


SUCI WULAN ANGGRAINI

BUKU JAWABAN UJIAN


UNIVERSITAS TERBUKA

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Anda diminta untuk menjawab pertanyaan berikut:

a. Berilah contoh masing-masing 5 faktor internal dan 5 faktor eksternal yang


mempengaruhi fluktuasi IHSG!
o Faktor Internal merupakan faktor yang berada di dalam perusahaan dan berkaitan
langsung dengan kinerja perusahaan itu sendiri. Baik-buruknya kinerja
perusahaan dapat tercermin dari rasio keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Informasi laporan keuangan sudah cukup menggambarkan kepada para investor
mengenai sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja
yang telah dicapainya (Tandelilin, 2010:365)

1. Faktor Fundamental Perusahaan


Faktor fundamental perusahaan adalah faktor utama penyebab harga
saham naik atau turun yang harus selalu dicermati dalam berinvestasi saham.
Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan menyebabkan
tren harga sahamnya naik. Sedangkan saham dari perusahaan yang memiliki
fundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.

2. suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).


SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan
sistem diskonto. Kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-
bank komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan.

3. Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi yang dimaksud di sini berbentuk kebijakan yang diambil


jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang
sifatnya fundamental dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah
terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
Kebijakan-kebijakan fundamental tersebut secara otomatis akan
memengaruhi harga saham di bursa. Sebagai contoh, PT APA memutuskan untuk
melakukan akuisisi terhadap PT ITU. Berita tersebut akan menimbulkan sejumlah
spekulasi sehingga para pemain menganggap PT APA memiliki posisi yang lebih
kuat daripada PT ITU. Efeknya, harga saham PT APA akan mengalami kenaikan.

4. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang


Perkiraan terhadap performa/kinerja perusahaan juga jadi salah satu yang
turut memengaruhi fluktuasi harga saham. Sebab performa perusahaan dijadikan
acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan
pengkajian terhadap saham perusahaan.Di antara beberapa faktor, yang paling
menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai
buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba
suatu perusahaann.Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR)
yang lebih besar cenderung disukai investor karena bisa memberikan imbal balik
yang bagus.

Dalam praktiknya, DPR berdampak pada harga saham. Selain itu, EPS juga
turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi mendorong para
investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham makin
tinggi.Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap
harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya
adalah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan
gencar dalam mencari pendanaan dari para investor.Meskipun demikian,
perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak investor. Sebab jika hasil
analisisnya bagus, saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return)
karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.

o faktor eksternal dapat disebut sebagai kondisi ekonomi makro. Menurut


Tandelilin (2010:341) kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan
kondisi ekonomi makro di masa datang akan sangat berguna dalam pembuatan
keputusan investasi yang menguntungkan.
1. Kurs
atau yang sering disebut dengan nilai tukar mata uang adalah harga satu
unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga
mata uang domestik terhadap mata uang asing. Dalam hal ini nilai tukar mata
uang mencerminkan kekuatan perekonomian sebagai akibat dari penetrasi dan
efek dari perekonomian global. Semakin stabil nilai tukar mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain, semakin menunjukkan kekuatan fundamental
perekonomian negara tersebut
2. Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk
secara keseluruhan sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat. Tingkat
inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas
(overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang
melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung
mengalami kenaikan. Akibat dari inflasi secara umum adalah melemahnya daya
beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Suku
Bunga Suku bunga merupakan harga yang bersedia untuk dibayar oleh
masyarakat atau perusahaan yang membutuhkan dana, perusahaan yang
meminjam dana dikenai beban bunga sebagai harga untuk sumber dana yang
dipakai, jadi suku bunga adalah harga dari pinjaman (Sunariyah, 2006:80).
3. Harga Saham
Menurut Anoraga harga saham adalah harga pada pasar riil, harga pada
pasar riil merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga dari suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung atau pasar yang sudah tutup, hal ini
berarti harga saham adalah harga penutupan (closing price) pada pasar riil . Harga
saham yang berlaku di pasar modal dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan
penawaran (mekanisme pasar). Semakin banyaknya permintaan saham maka
harga saham tersebut akan cenderung meningkat, begitu juga sebaliknya.
4. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro

Kondisi fundamental ekonomi makro juga memiliki dampak langsung


terhadap naik dan turunnya harga saham, misalnya:

• Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank sentral
Amerika (Federal Reserve).
• Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai
ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS.
• Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi
makro.
• Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan
goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau
turunnya harga saham.
Selain faktor itu, hubungan antara tingkat suku bunga perbankan dan
pergerakan harga saham juga sangat jelas. Ketika suku bunga perbankan melejit,
harga saham yang diperdagangkan di bursa akan cenderung turun tajam.

5. Faktor Manipulasi Pasar


Manipulasi pasar saham juga kerap terjadi dan bisa secara langsung
berdampak pada naik atau turunnya harga saham. Bagaimana ini bisa terjadi?
Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan
bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi
tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga
saham. Namun, manipulasi pasar ini biasanya tidak bertahan lama. Karena
perusahaan masih memiliki aspek-aspek fundamental yang terekam di dalam
laporan keuangannya yang bisa digunakan untuk mengembalikan harga saham ke
kondisi sebelumnya.
b. Sebagai pengukuran kinerja pasar modal, kita dapat melihat kondisi IHSG.
Bagaimanakah kondisi IHSG selama terjadi pendemi Covid-19 di Indonesia sejak
bulan Maret sampai bulan Agustus 2020?

Pandemi virus corona (Covid-19) yang merebak selama setahun penuh membawa
lika-liku terhadap pergerakan harga saham di pasar modal. Pandemi juga memantik
investasi saham di kalangan ritel hingga mencetak rekor baru. Pada 2 Maret 2020,
kasus pertama infeksi virus corona diungkap ke publik. Setahun berlalu, jumlah kasus
infeksi kini telah mencapai 1,34 juta orang. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dalam setahun terakhir mengalami pasang surut. Pada 3 Januari 2020, IHSG
masih bertengger di 6.323. Indeks meninggalkan level 6.000 setelah ditutup di 5.940
pada 31 Januari 2021

Memasuki Maret 2020, indeks seolah terjun bebas dan menuju titik nadir pada 24
Maret 2020. Saat itu, IHSG ditutup di level 3.937 atau turun 26,55 persen sejak awal
tahun. Laju Indeks Harga Saham Gabungan anjlok dalam laju tercepat sejak krisis
1998 pada kuartal I/2020, sebelum pulih secara gradual mulai pertengahan kuartal
III/2020. Pandemi menimbulkan kepanikan di lantai bursa. Investor berbondong
melakukan aksi jual. Beberapa kali Bursa Efek Indonesia menerapkan trading halt
untuk menahan laju koreksi. Namun, saat IHSG berada di level terendah justru
dimanfaatkan sebagai momentum bagi investor ritel domestik ramai-ramai masuk
pasar saham. Dari sinilah, generasi baru investor saham muncul dan kerap disebut
“investor generasi corona”
Pada periode Maret - Agustus 2020, IHSG bergerak fluktuatif di zona merah dengan
tren meningkat. Walaupun pergerakan IHSG kembali tertekan setelah Agustus 2020,
indeks resmi keluar dari teritori negatif pada pekan kedua November 2020. Penguatan
IHSG terus berlanjut hingga 1 Maret 2021 dengan capaian tertinggi berada pada level
6.435,20. Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau menguat 18,23 persen
menjadi 6.338 selama setahun terakhir per 1 Maret 2021. Secara rata-rata dalam
setahun terakhir IHSG bergerak pada level 5.271,74.

Kinerja IHSG selama 2020 dan kemudian berlanjut hingga bulan ketiga 2021
tidak bisa dilepaskan dari peran investor domestik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
bahkan mengakui kontribusi investor angkatan corona amat penting dalam menahan
laju koreksi indeks. Sepanjang 2020, investor asing mencatat net sell atau jual bersih
senilai Rp47 triliun. Namun, indeks komposit sepanjang 2020 hanya terkoreksi 5
persen. Aksi jual atau net sell tertinggi dicatatkan pada November 2020 senilai
Rp3,38 triliun, sebelum akhirnya investor asing masuk lagi pada Desember 2020
dengan beli bersih atau net buy senilai Rp3,34 triliun. Tren berbalik di awal 2021.
Investor asing mulai masuk kembali ke pasar modal. Sejak awal tahun, investor asing
mencatat net buy di seluruh pasar sebanyak Rp11,54 triliun.

2. Dalam analisis investasi saham, dikenal analisis fundamental dan analisis teknikal untuk
mengambil keputusan berinvestasi pada saham tertentu agar risiko ketidak pastian
berkurang, sehingga terhindar dari kerugian. Anda diminta untuk:
a.Menunjukkan perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal

Secara umum, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-


dasar ekonomi, neraca, laporan laba rugi, dan sebagainya. Di sisi lain, analisis
teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan
mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan.

Analisis fundamental adalah sebuah analisis yang mempertimbangkan hal-hal


yang dapat menggerakkan harga saham. Hal-hal tersebut antara lain kinerja
keuangan, tingkat persaingan usaha, potensi industri, analisis pasar dan ekonomi
baik makro maupun mikro.Dijelaskan pula, terdapat dua pendekatan untuk
menganalisis secara fundamental performa suatu perusahaan. Yaitu top-
down, dan bottom up.

analisis teknikal lebih mengedepankan analisis terhadap sejarah perkembangan


harga. Hal ini menjadi pembeda utama antara analisis teknikal dan fundamental.

Sedangkan Analisis teknikal lebih memperhatikan pola kenaikan/penurunan harga


dari suatu perusahaan dibandingkan kondisi ekonomi secara makro. Penyebabnya,
setiap perubahan yang terjadi tiap waktunya akan mempengaruhi analisis
investor. Seorang investor yang menggunakan analisis teknikal, haruslah
memahami pergerakan grafik yang terjadi.

Hal ini karena analisis teknikal berpatokan pada pola perubahan harga, dan hal itu
dapat divisualisasikan dengan grafik atau chart.

Secara singkat, perbedaan analisis fundamental dan teknikal adalah


sebagai berikut.

1. Fokus analisis

Analisis fundamental lebih menekankan analisis secara umum terhadap kinerja


suatu perusahaaan yang bisa dilihat dari laporan keuangannya.

Sedangkan, analisis teknikal lebih menekankan pada tren statistik seputar


kenaikan atau penurunan harga saham saja.

2. Jangka waktu investasi

Para investor umumnya menggunakan analisis fundamental dengan fokus


investasi saham yang jangka panjang.

Sedangkan, analisis teknikal digunakan untuk investasi jangka pendek. Sehingga,


analisis ini umumnya dilakukan oleh para trader.

3. Hal yang dianalisis

Analisis fundamental menganalisis beragam faktor yang menggerakkan harga


saham seperti kinerja keuangan dan laporan laba rugi perusahaan, hingga keadaan
ekonomi mikro serta makro.

Sedangkan, dalam analisis teknikal ‘hanya’ menganalisis pola perubahan harga


saham.

4. Data yang digunakan

Dalam analisis fundamental, data yang ada saat ini dan di masa lalu akan
dipertimbangkan dalam membuat keputusan.Sedangkan, analisis teknikal hanya
mempertimbangkan data yang ada di masa lalu saja. Sebenarnya, dari kedua
metode tersebut tidak ada yang lebih baik. Semua bergantung pada kenyamanan
dan kebiasaan dari investor dalam menganalisis.

Bahkan, banyak juga yang menggabungkan kedua metode analisis ini


untuk hasil yang lebih baik.

b. Mencontohkan penerapan analisis fundamental dan analisis teknikal


• Contoh Penerapan Analisis Fundamental
Perubahan Siklis Ekonomi Perubahan harga saham akan merefleksikan
perubahan siklis ekonomi yang akan terjadi. Ketika ekonomi memasuki siklis
yang cenderung menurun menuju titik terendah (resesi), maka harga saham
biasanya akan turun. Semakin kuat resesi, semakin drastis penurunan harga
saham. Pada situasi demikian, investor harus melakukan peramalan tentang kapan
saatnya siklis ekonomi menemui titik baliknya dan mulai memasuki siklis yang
membaik. Jika siklis ekonomi diramalkan membaik, maka harga saham
menjelang titik balik siklis ekonomi (sebelum mencapai titik terendah) akan
membaik mendahului membaiknya siklis ekonomi.
Jika siklis ekonomi terus mendekati titik puncak, maka kecenderungan
harga saham cenderung stabil sehingga return saham yang abnormal sulit dicapai
investor. Dalam hal ini investor harus bisa meramalkan kapan siklis ekonomi akan
mencapai titik baliknya (baik titik puncak maupun titik terendah), sehingga
investor bisa membuat keputusan tentang harga saham yang tepat, serta tindakan
apa yang sebaiknya dilakukan investor tentang saham tersebut.

• Analisis selanjutnya yang dapat digunakan oleh investor sebelum berinvestasi di


pasar modal syariah adalah dengan menggunakan analisa teknikal. analisa
teknikal ialah analisa yang berdasarkan pada data-data mengenai harga historis
yang terjadi pada pasar saham. Dalam penerapan analisa teknikal, prediksi untuk
membeli atau menjual saham dilakukan dengan melihat grafik historis pergerakan
saham. Pengguna analisa teknikal umumnya disebut dengan trader yang
melakukan investasi secara jangka pendek seperti investasi secara harian. Analisis
teknikal bisa membantu investor untuk mempelajari karakter pergerakan harga.
Semakin investor/trader menguasai analisis teknikal maka akan semakin mampu
mengenali peluang keuntungan luar biasa yang tersimpan dalam pergerakan
harga. Analisis teknikal bukanlah alat yang bisa menjadikan investor seperti
cenayang. Analisis teknikal hanya membantu untuk mengenali potensi pergerakan
harga. Contohnya dengan menggunakan salah satu indikator Analisis teknikal
indikator teknikal saham stochastic yang memberikan sinyal beli dan jual
melalui dua garis yang berpotongan. Ketika grafik pergerakan harga saham telah
memasuki area oversold, maka artinya saham sudah jenuh jual dan kemungkinan
akan berbalik ke atas. Demikian pula sebaliknya ketika memasuki
area overbought.

Jika diperhatikan, grafik pergerakan harga saham beberapa perusahaan dalam


sektor industri yang sama dalam jangka panjang cenderung mirip. Apalagi untuk
sektor-sektor yang terkait dengan komoditas tertentu, seperti batu bara, nikel, dan
lain-lain.Cara untuk menganalisa sektor saham berdasarkan teknikal dapat
dilakukan untuk mengetahui kecenderungan harga suatu saham akan naik atau
turun berdasarkan pergerakan saham-saham lainnya pada sektor yang sama.

3.
a. Jelaskan konsep portofolio kaitannya dengan resiko investasi dan berikan contoh
penerapan portofolio yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan!

Dalam berivestasi di pasar keuangan, portofolio adalah salah satu aspek yang tidak
bisa dipandang sebelah mata. Portofolio akan menentukan imbal hasil (return) yang Anda
inginkan agar optimal. Ada tiga faktor utama yakni modal, tujuan dan risiko. Pakar
keuangan saham Ellen May mengungkapkan, portofolio secara sederhana bisa disebut
kumpulan aset investasi, bisa berupa properti, deposito, saham, emas, obligasi, atau
instrumen lainnya. Portofolio saham adalah kumpulan aset investasi berupa saham, baik
yang dimiliki perorangan atau perusahaan.

Ada lagi yang disebut manajemen portofolio, yakni cara mengelola kumpulan aset
untuk mencapai tujuan investasi. Salah satu cara mengelola portolio adalah dengan
meminimalkan resiko. “Sebelum melakukan manajemen portofolio, sebaiknya Anda cek
dulu profil investasi masing-masing,” kata Founder Ellen May Institute ini. Ellen
mengungkapkan, dalam berinvestasi perlu memperhatikan COR yakni Capital (modal),
Objective (obyektif), dan Risk (risiko). Bagi Anda yang memiliki modal kecil, sebaiknya
digunakan untuk investasi, bukan untuk trading saham karena kurang likuid. “Modal kecil
juga membuat pemilihan saham terbatas dan perlu memperhitungkan biaya trading karena
otomatis fee akan lebih besar,” kata Ellen.

Berikutnya tutur Ellen adalah objective atau tujuan. Apa tujuan Anda membeli
saham? Kalau tujuannya untuk tabungan anak atau dana pensiun, investasi tahunan dengan
metode menabung saham cocok bagu Anda. Menabung saham bisa dianalogikan secara
sederhana layaknya mengelola reksa dana. Faktor yang ketiga dalam mengelola portofolio
adalah profil resiko. Seperti kita ketahui, saham adalah investasi yang cukup beresiko apa
lagi jika tidak disertai ilmu yang benar. “Pasar saham bisa bergejolak dengan cepat,” kata
Ellen yang juga penulis buku “Smart Trader Not Gambler” ini.
Poin utama dalam profil risiko adalah seberapa besar komitmen Anda untuk
meminimalkan resiko. Investasi atau trading saham bukan orang yang berani ambil resiko,
tapi justru orang yang disiplin membatasi resiko. Profil risiko sangat berhubungan dengan
karakteristik investor, yakni tipe konservatif, moderat dan agresif. Investor Konservatif
cenderung menghindari resiko dengan mencari sesuatu yang aman. Biasanya tipe investor
ini adalah para pensiunan yang hanya ingin mendapatkan penghasilan tambahan dari
saham. Investor konservatif biasanya memilih saham dengan fundamental bagus dan
menyimpan dalam jangka panjang. Para investor konservatif tidak terlalu suka dengan
fluktuasi.

Suatu perusahaan dapat mengalokasikan investasinya pada aset rill (aset produktif,
pabrik, dll) atau investasi tidak langsung seperti pasar uang (deposito) dan pasar modal
(saham,obligasi,opsi) dan lain lain

b. Dalam portofolio investasi, dikenal istilah diversifikasi portofolio. Anda diminta untuk:
mencontohkan diversifikasi portofolio investasi bagi investor pemula beserta
rasio/proporsi untuk setiap investasinya, dan apakah pertimbangan dalam penenntuan
diversifikasi tersebut.

Dalam definisi yang paling sederhana, diversifikasi portofolio adalah praktik atau
cara membagi sumber dana ke beberapa kategori. Portofolio investasi adalah alokasi dana
yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan tiap investor. penerapan pada
investor pemula, yaitu perlu memahami bahwa kita akan mulai mengalokasikan dana ke
beberapa produk investasi. Beberapa di antaranya seperti saham, obligasi,
reksadana, investment partnerships real estat, atau bahkan ekuitas swasta. Agar upaya
investasi optimal, kita perlu mengelola diversifikasi portofolio. Dana di berbagai produk
investasi itu masuk dalam portofolio. Jadi, portofolio investasi adalah sekumpulan produk
investasi yang mestinya “sangat personal” dan mencerminkan kebutuhan investasimu.

Mengapa perlu melakukan diversifikasi portofolio? Teorinya adalah bahwa kita


dapat mengurangi risiko karena setiap kelas aset memiliki korelasi yang berbeda dengan
yang lainnya. Artinya, saat saham naik, obligasi justru mungkin jatuh. Sementara saat
saham turun, real estat bisa saja dapat menghasilkan pengembalian rata-rata lebih besar.
Artinya, ketika kita menempatkan dana di berbagai produk investasi/kelas aset, kita
“mengamankan” dana kita dari berbagai situasi ini.

Sebagai contoh, seorang investor dapat membeli saham di sektor


Perbankan dan kemudian membeli beberapa saham lain di sektor Konsumer pada saat
yang bersamaan. Hal ini akan membantu investor untuk mengurangi dampak
fluktuasi pasar dan meminimalisir kerugian pada portofolio investasi, misalnya saat
sektor konsumer sedang turun sementara sektor perbankan sedang rally, nilai
investasi tetap akan terdongkrak karena tertolong performa dari sektor perbankan.

Setelah memahami diversifikasi, perlu dimengerti juga arti dari portofolio


itu sendiri, walaupun memang portofolio erat kaitannya dengan diversifikasi.
Portofolio diartikan sebagai kumpulan investasi keuangan, seperti saham, obligasi,
reksa dana, uang tunai, komoditas, dan semua instrumen investasi yang
diperdagangkan pada bursa

beberapa langkah perlu diperhatikan dalam diversifikasi portofolio, berikut ini:

1. Pastikan bahwa portofolio investasi sesuai dengan profit risiko


2. Tentukan alokasi dana investasi
3. Jeli dalam memilih portofolio investasi
4. Rutin melakukan penyesuaian

Anda mungkin juga menyukai