Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Rezy Nadela Putri

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043529519

Tanggal Lahir : 15 Juni 1998

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110/Pengantar Ekonomi Makro

Kode/Nama Program Studi : 83/Akuntansi

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : 28 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rezy Nadela Putri


NIM : 043529519
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110/Pengantar Ekonomi Makro
Fakultas : FE (Fakultas Ekonomi)
Program Studi : Akuntansi
UPBJJ-UT : Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban
UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang
bertentangan dengan peraturan akademik UniversitasTerbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Jakarta, 28 Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan

Rezy Nadela Putri


1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat konsumsi nasional yaitu sebagai berikut :
a. Pendapatan Disposabel
Teori konsumsi yang paling sederhana hanya menggunakan pendapatan pada tahun
tertentu untuk memprediksi pengeluaran konsumsi. Studi lebih lanjut menyatakan
bahwa pengeluaran konsumsi seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan
saat tertentu saja, tetapi pendapatan di masa lalu dan masa yang akan datang, atau
kecenderungan pendapatan yang akan diperoleh dalam jangka panjang. Itulah
mengapa seorang konsumen dapat melakukan pengeluaran konsumsi yang melampaui
pendapatannya. Pendapatan jangka panjang memungkinkan ia melakukannya.
b. Teori Pendapatan Permanen dan Teori Siklus Konsumsi
Pada umumnya konsumen dalam menentukan anggaran belanja tidak hanya
bergantung pada pendapatan tetap, tetapi juga mempertimbangkan prospek
pendapatan yang akan diterimanya dalam jangka panjang. Teori pendapatan tetap
(permanent income theory) dan hipotesis siklus hidup (life cycle hypothesis) serta
analisis lainnya yang telah dikembangkan berupaya menjelaskan tentang kaitan antara
konsumsi dengan kecenderungan pendapatan dalam jangka panjang.
Pendapatan tetap (permanent income) didefinisikan sebagai rata-rata tingkat
pendapatan yang akan diterima oleh rumah tangga dalam jangka panjang, ketika ada
kemungkinan terjadi fluktuasi dalam jangka pendek. Intinya bahwa rumah tangga
akan membelanjakan uangnya untuk konsumsi secara relatif konstan (sesuai dengan
ekspektasi pendapatannya dalam jangka panjang). Penting bagi kita untuk
memperhatikan pendapatan tetap yang diterima, karena hal ini memberikan sedikit
gambaran bahwasanya konsumen tidak akan melakukan fluktuasi konsumsi secara
drastic.
Saat perubahan pendapatan terjadi secara permanen, semisal kenaikan gaji, maka
konsumen akan berkecenderungan untuk menaikkan pula tingkat konsumsinya
proposional dengan kenaikan pendapatan. Lain halnya jika perubahan pendapatan
hanya bersifat sementara seperti perolehan bonus gaji, maka tambahan konsumsinya
hanya bersifat sementara pula. Oleh karena itulah, ekspektasi konsumen tentang
guncangan pendapatan, baik bersifat permanen ataupun sementara, tetap harus
diperhatikan dan dianalisis dampaknya terhadap pola konsumsi.
c. Tingkat Kekayaaan
Lebih jauh lagi, tingkat konsumsi dapat pula ditentukan oleh tingkat kekayaan.
Sebagai contoh dua orang yang sama-sama mempunyai penghasilan sebesar Rp.24
juta/tahun. Konsumen pertama mempunyai deposit di bank sebesar Rp.200 juta,
sedangkan yang lain tidak mempunyai tabungan. Maka konsumen pertama dapat
mengonsumsi lebih banyak tanpa harus takut bangkrut dibandingkan konsumen yang
kedua karena konsumen pertama lebih kaya dibandingkan dengan konsumen kedua.
Hal ini mengindikasikan bahwasanya telah terjadi efek kekayaan pada konsumen
pertama. Normalnya kekayaan tidak dapat berubah secara cepat dari tahun ke tahun,
oleh karenanya, jarang sekali hal ini dapat menyebabkan pergerakan yang cepat
dalam tingkat konsumsi. Sebagai pengingat, kekayaan adalah konsep stok, sedangkan
pendapatan konsep aliran (flow). Kekayaan bisa bertambah tergantung dari besarnya
aliran pendapatan yang diterima.
2. Covid-19 menyebabkan ketidakstabilan antara permintaan dan penawaran bagi
perekonomian di Indonesia. Dapat dilihat dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi
Tiongkok dan global akan berdampak pada perekonomian Indonesia melalui penurunan
harga komoditas dan permintaan barang tambang. Selain itu dari sisi penawaran,
terganggunya perekonomian Tiongkok akan mengakibatkan kekurangan suku cadang dan
komponen, serta barang modal yang dibutuhkan oleh banyak negara termasuk Indonesia.
Ini sangat mengganggu produksi barang dan jasa. Dalam kondisi saat ini, pelepasan
stimulus fiskal dan ekspansi moneter untuk merangsang permintaan agregat, tanpa
mengatasi masalah ketidakstabilan penawaran, hanya akan meningkatkan inflasi.
Kementrian Indonesia memprediksikan ekonomi hanya akan tumbuh antara 0 – 2,5
persen tahun ini.
Pemerintah Indonesia menyerukan social distancing, yang akan berdampak pada aktivitas
ekonomi yang mengharuskan karyawan hadir secara fisik di tempat kerja. Ini akan
mengakibatkan penurunan permintaan dan gangguan produksi. Jika produksi dan
permintaan terganggu karena social distancing, stimulus fiskal dan ekspansi moneter
yang bertujuan untuk memperkuat permintaan agregat tidak akan efektif sepenuhnya.
Pemerintah justru harus menyesuaikan kebijakan fiskalnya agar sesuai dengan situasi,
prioritasnya, dan merespons dengan cepat.
Hingga pemerintah bisa mengendalikan penyebaran virus, perekonomian Indonesia akan
terus tertekan. Langkah-langkah stimulus fiskal perlu difokuskan pada sector kesehatan
dan bantuan sosial untuk menangani wabah tersebut. Hanya setelah wabah terkendali,
dan jarak sosial berakhir, stimulus fiskal standar dan kebijakan moneter dapat digunakan
untuk mendukung permintaan agregat.
Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat yaitu :
a. Perubahan tingkat konsumsi
Contoh kasus terjadinya perubahan konsumsi adalah ketika terjadinya
peningkatan kesadaran masyarakat untuk menabung dalam rangka persiapan
menghadapi masa tua serta pemberlakuan pajak oleh pemerintah. Ketika muncul
kesadaran masyarakat untuk menabung, maka pengeluaran uang untuk konsumsi
tentu akan cenderung berkurang, berapa pun tingkat harga yang terbentuk di pasar.
Begitu juga yang terjadi dengan pemberlakuan pajak oleh pemerintah. Dengan pajak,
tingkat pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga menurunkan kemampuan
masyarakat untuk membeli barang/jasa pada tingkat harga berapa pun di pasar.

b. Perubahan tingkat investasi


Kejadian yang menyebabkan perubahan tingkat investasi pada tingkat harga
berapa pun di pasar juga merupakan faktor pendorong terjadinya pergeseran pada
kurva permintaan agregat. Kejadian perpajakan pemerintah, misalnya merupakan
faktor yang dapat memengaruhi tingkat investasi yang terjadi di suatu perekonomian.
Dikeluarkannya kebijakan insentif pajak tentu akan membuat alokasi dana investor
untuk investasi menjadi meningkat, berapa pun tingkat suku bunga yang berlaku.
Kondisi ini akan ditandai dengan terjadinya pergeseran kurva permintaan agregat ke
kanan, yang menunjukkan bahwa pada tingkat harga berapa pun, jumlah permintaan
agregat mengalami peningkatan.

c. Perubahan pengeluaran pemerintah


Berbagai perubahan kebijkan pemerintah terkait dengan perubahan belanja
pemerintah merupakan faktor langsung yang dapat mendorong/menurunkan
permintaan agregat. Kebijakan ini tentunya langsung berkaitan dengan terjadinya
peningkatan jumlah barang/jasa yang diminta pada tingkat harga berapa pun yang
berlaku di pasar, sehingga akhirnya akan mendorong pergeseran kurva permintaan
agregat ke knan. Sebaliknya, bila pemerintah mengurangi belanja, maka kurva
permintaan agregat akan bergeser ke kiri.
d. Perubahan ekspor neto
Kejadian yang menyebabkan perubahan tingkat ekspor neto suatu negara pada tingkat
harga berapa pun di pasar merupakan faktor lain pendorong terjdinya pergeseran pada
kurva permintaan agregat. Dalam kurva permintaan agregat, penurunan ini ditandai
dengan pergeseran kurva ke kiri.
3. Kegiatan pemerintah umumnya mempunyai kecenderungan makin meningkat.
Peningkatan seperti ini terjadi baik di negara yang menganut paham kapitalis maupun
negara-negara yang menerapkan campur tangan pemerintah dalam sistem sosialnya.
Kenaikan campur tangan pemerintah yang cukup drastis dalam kegiatan ekonomi terjadi
pada abad ke-20.
Pemerintah menetapkan kebijaksanaan pokok mengenai arah perekonomian melalui
perencanaan, kebijaksanaan pemerintah dan pengaturan. Untuk melaksanakan peran dan
fungsinya tersebut pemerintah harus melakukan pengeluaran. Pemerintah dalam
membiayai pengeluaran, dilakukan dengan pungutan pajak dan penerimaan pinjaman.
Selain itu, pemerintah berusaha memengaruhi sector-sektor khusus perekonomian
melalui pembentukan badan-badan politik yang melakukan tugas khusus, selain tugas
menjalankan kekuasaannya mengatur badan-badan yang normal.
Banyak alasan yang mendasari terjadinya perubahan tersebut. Salah satu di antaranya,
pemerintah mengubah fisalfat ekonominya tentang tanggung jawab yang di embannya.
Peningkatan mutu ini berarti membengkaknya anggaran program dan administrasi.
Program-program tersebut antara lain adalah pengeluaran untuk penanaman modal di
bidang sosial dan ekonomi seperti prasarana umum (misalkan jalan raya, jembatan,
telekomunikasi) yang lebih baik, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat pula pengeluaran untuk keperluan militer yang memerlukan sumber-
sumber pembiayaan baru.
Alasan lain peningkatan kegiatan pemerintah adalah membesarnya tanggung jawab
mengatur yang dilaksanakan oleh pemerintah. Peningkatan tersebut dipercepat lagi oleh
berbagai masalah ekonomi yang muncul setelah tahun 1929.
4. Kebijakan perdagangan merupakan kebijakan pemerintah yang secara langsung
memengaruhi jumlah barang/jasa yang diimpor/diekspor oleh suatu negara. Kebijakan
perdagangan ini dapat berupa kebijakan tarif, yaitu sebuah pajak terhadap barang/jasa
yang diimpor, atau pun berupa kebijakan kuota impor, yaitu pembatasan jumlah barang
yang diimpor. Tujuan pemberlakuan kebijakan adalah untuk mengurangi nilai defisit
perdagangan yang terbentuk (dengan kata lain, meningkatkan nilai ekspor neto suatu
negara).
Langkah-langkah pendorong kebijakan negara ini sebagai berikut :
Langkah pertama dalam menganalisis dampak dari kebijakan perdagangan ini adalah
dengan melihat kurva mana yang akan dipengaruhi oleh kebijakan ini. Pemberlakuan
kebijakan perdagangan perdagangan ini tentunya akan berdampak langsung pada impor,
yaitu terjadinya penurunan impor barang/jasa.
Karena ekspor neto dihitung dengan menggunakan rumus ekspor dikurangi impor, maka
penurunan impor ini tentu akan menyebabkan meningkatnya ekspor neto negara yang
menerapkan kebijakan perdagangan tersebut. Karena ekspor neto merupakan sumber
permintaan di pasar valuta asing, maka kurva yang terlebih dahulu akan terpengaruh oleh
kebijakan ini adalah kurva permintaan pasar valuta asing.
Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah menentukan arah pergerakan kurva
permintaan pasar valuta asing ini. Karena kebijakan ini berdampak pada pengurangan
jumlah impor suatu negara, maka ekspor neto akan mengalami peningkatan, berapa pun
tingkat nilai tukar riil yang berlaku di pasar.
Langkah ketiga dalam menelusuri dampak kebijakan perdagangan adalah mengamati
tingkat keseimbangan baru yang terbentuk.

Sumber Referensi :

- Modul 3, 6, dan 9 Modul Pengantar Ekonomi Makro


- https://kumparan.com/28-rahmad-joko-lusiyanto/analisis-permintaan-agregat-di-
indonesia-kala-pandemi-covid-19-1v3o2UAz8mE/full

Anda mungkin juga menyukai