Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : SUCI WULAN ANGGRAINI


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041293884

Tanggal Lahir : 11 AGUSTUS 1999


Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4111 / PENGANTAR BISNIS
Kode/Nama Program Studi : 54 | Manajemen-S1
Kode/Nama UPBJJ : 71 / Surabaya
Hari/Tanggal UAS THE : SELASA, 21 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : SUCI WULAN ANGGRAINI


NIM : 041293884
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4111 / PENGANTAR BISNIS
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
UPBJJ-UT : Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Gresik, 21 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

SUCI WULAN ANGGRAINI


1. Bisnis berskala mikro dan kecil dirasa merupakan skala usaha yang paling rentan
terdampak dari pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan antara lain :
2. Usaha tidak memiliki lingkup konsumen yang luas (masih disekitar lingkungan
usaha),
3. Pembeli merasa enggan untuk membeli karena sedang terjadi pandemi,
4. Usaha tidak memiliki cadangan Sumber Daya untuk membantu menghadapi masa-
masa penurunan, dan
5. Cash flow terhambat.

Berdasarkan fakta – fakta diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mempertahankan
usaha terutama usaha mikro kecil, maka usaha perlu memperluas lingkup konsumen yang lebih
besar dibanding lingkup bisnis saat ini. Dengan memperluas lingkup konsumen, hal ini dapat
meningkatkan konsumen potensial untuk membeli produk/jasa yang dijual. Harapannya, dengan
bertambahnya transaksi akan meningkatkan kadar perputaran uang dalam usaha dan
meningkatkan produktivitas.
Kemudian, bagaimana cara usaha mikro kecil mampu memperluas lingkup konsumen dengan
segala keterbatasan sumber daya dan keadaan yang membatasi segala kegiatan operasional
seperti saat ini?
Sebagai pelaku usaha dalam mempertahankan bisnis di era pandemi harus dapat melihat
kesempatan dan beradaptasi pada keadaan. “Sebelum itu kita juga harus melakukan riset pasar
sehingga setelah melihat kesempatan yang ada kita manfaatkan untuk beradaptasi.
Dalam beradaptasi tentu kita perlu melakukan beberapa strategi yaitu dengan cara meningkatkan
produk minuman dan makanan ringan, meningkatkan fitur-fitur dalam segi teknologi,
menjadikan brand sebagai inspirasi life style bagi generasi muda, menghadirkan toko di berbagai
kota dan membuat saluran penjualan yang beragam.
Selain itu kita juga bisa memasarkan produk secara online. Banyak cara yang dapat diambil
untuk memasarkan produk secara online agar dapat dilihat oleh masyarakat luas, yaitu dengan :

1. Mempromosikan produk melalui sosial media,


2. Menjual produk menggunakan Jasa Marketplace yang tersedia, dan
3. Memanfaatkan omnichannel yang ada.

Kesimpulannya sebagai pelaku start-up di era Pandemi yang berjalan hampir 1 tahun di
Indonesia, harus bisa memahami sektor pasar yang dirasa telah berubah mulai dari perilaku dan
tren berbelanja konsumen. Transaksi jual beli sebagian besar kini bergeser ke transaksi secara
online / daring. Produk-produk yang tadinya dibeli langsung di toko kini dibeli melalui website
atau marketplace, baik produk kebutuhan pokok maupun kebutuhan pelengkap.
Jangan anggap hal ini sebagai halangan, melainkan sebuah peluang bagi usaha mikro kecil.
Perlu dipahami bahwa hal ini juga memberikan peluang bagi seluruh usaha mikro kecil untuk
mulai melakukan transisi dari usaha konvensional menjadi usaha modern dengan memanfaatkan
teknologi informasi dengan tujuan untuk memperluas lingkup konsumen yang dapat membeli
barang yang dijual. Namun, dibalik manisnya janji dan harapan yang diberikan oleh pasar online,
harmonisasi antara omnichannel yang dimiliki (toko online, toko fisik, dan sarana media sosial
sebagai sarana pemasaran) harus tetap dijaga keseimbangannya dengan tidak mengorbankan
salah satu channel.
Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut meskipun setelah pandemi berakhir, hal ini
berdasarkan kebiasaan pembelian konsumen yang telah terbiasa bertransaksi secara online.
Brand dan bisnis offline pun diperkirakan akan ikut merambah ke transaksi melalui media
online. Ini akan mengakibatkan tingkat kompetisi di e-commerce semakin ketat. Berdasarkan
kemungkinan tersebut, akan muncul permasalahan baru dimana sumber daya usaha mikro kecil
yang terbatas tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang besar. Sehingga kita harus
terus menggembangkan inovasi dan kreasi produk agar dapat terus bertahan.

2. kepemilikan bisnis yang saya jalankan adalah perusahaan perseorangan, dimana sebagai
pemilik perusahaan saya bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perusahaan dan juga harus
siap menghadapi resiko yang muncul. Usaha berskala kecil biasanya memiliki anggaran yang
lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan besar dalam menjalankan usahanya. Hal ini
disebabkan karena sumber anggaran modal biasanya hanya bersumber dari pemilik usaha saja.
Sumber dana pemiliki usaha sendiri pun bisa beragam seperti pinjama atau kredit usaha. Oleh
karena itu, para usahawan UKM harus mengatur anggaran se-efisien mungkin demi kelancaran
operasional usaha. Kekurangan pembiayaan operasional yang tidak dicegah bisa mengakibatkan
pailit, sebab kapasitas UKM untuk membayar hutang hampir tidak ada. Sebab sedikitnya para
pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, para usahawan terpaksa harus pontang-
panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya seperti produksi, sales dan marketing.
Hal ini bisa mengakibatkan tekanan yang cukup besar dan membuat para usahawan menjadi
tidak fokus dalam menyelesaikan permasalahan satu persatu. Usaha kecil menengah kebanyakan
tidak mampu untuk membayar jasa tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan tertentu yang
disebabkan karena keterbatasan dana yang dimiliki. Hal ini merupakan kelemahan terbesar bagi
para usaha kecil menengah apabila dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu
mempekerjakan orang yang sudah ahli dalam bidangnya. Akibatnya, kemampuan bersaing bisnis
skala kecil di pasar yang luas menjadi sangat kecil.
Selain kelemahan, ada beberapa kelebihannya yaitu
Dengan fleksibilitas dan ukurannya yang kecil, usaha kecil menengah mempunyai
banyak keunggulan dalam menjalankan usahanya, terutama dari segi pembentukan dan
operasional. Usaha kecil menengah memiliki kekuatan lebih dalam menentukan harga barang
maupun produksi jasa dibandingkan dengan usaha besar. Hal ini karena pemilik UKM sendirilah
yang memegang aset dan sumber kekayaan juga hasil produksi sehingga mereka lebih leluasa
dalam menentukan harga barang yang mereka jual ke pasaran. Usaha kecil menengah biasanya
dikelola oleh tim kecil yang masing-masing anggotanya memiliki wewenang untuk menentukan
keputusan. Hal ini lah yang membuat pergerakan dalam bisnis UKM lebih fleksibel dan
membuat para karyawan yang bekerja memiliki ruang gerak dan ruang berpikir yang lebih luas.
Selain itu, kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala perubahan seperti trend produk, selera
konsumen,dll cukup tinggi, sehingga bisnis skala kecil ini lebih kompetitif.
3. Sejatinya, dalam dunia kerja, bukan hanya atasan yang idealnya bisa dan harus mampu
memenuhi kebutuhan karyawannya merujuk pada piramida Maslow, namun yang lebih penting
yang lebih wajib menerapkannya adalah perusahaan. Sayangnya, tidak semua perusahaan
ataupun atasan yang menggunakan teori hierarki Maslow untuk memenuhi kebutuhan
karyawannya. Hal itu bisa dikatakan agak terlalu ideal atau utopia, kecuali mungkin sebagian
kecil perusahaan internasional.
Penjelasan:

Berikut ini adalah cara yang diterapkan oleh atasan atau perusahaan untuk meningkatkan
motivasi dan produktivitas karyawannya:

• Kebutuhan fisiologis: dengan menyediakan fasilitas kantin gratis, hadiah kecil bagi yang
berulang tahun dengan kue hingga pakaian gratis untuk even tertentu.
• Kebutuhan rasa aman: dengan menyediakan fasilitas kesehatan gratis, asuransi, gaji
yang sesuai dan sumber daya yang mendukung kebutuhan tugas kerjanya dengan mudah.
• Kebutuhan sosial: dengan menciptakan suasana kerja yang nyaman, dukungan yang
positif tanpa ada situasi saling sikut dalam sebuah departemen atau perusahaan.
• Kebutuhan penghargaan diri: dengan menyediakan reward bagi mereka yang
berprestasi dan tidak memberi hukuman yang kontradiktif bagi yang belum agar dapat
termotivasi untuk meningkatkan performa. Atasan juga dapat bertindak sopan, hormat
dan adil serta bijak sehingga disegani oleh karyawannya.
• Kebutuhan aktualisasi diri: dengan menyediakan kesempatan untuk berkembang lewat
berbagai training atau pelatihan gratis hingga naik pangkat atau promosi, atau setidaknya
memberi kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan ruang kebebasan untuk
beropini, menyelesaikan masalah hingga berkreasi dalam tugasnya dalam ranah yang
tersedia.

Dengan kemampuan mengaplikasikan teori Maslow diatas dalam dunia karir, niscaya
produktivitas karyawan dapat meningkat secara perlahan dan pasti.

4. sebagian besar perusahaan yang menjual produk sudah secara aktif menggunakan internet
sebagai salah satu media pemasaran, bahkan tak sedikit pebisnis yang fokus di pasar dunia
maya. Begitu juga dengan pelaku UMKM, saat ini para pelaku UMKM harus jeli dan teliti
dalam menciptakan strategi pemasaran yang tahan banting di tengah ketatnya persaingan
pasar secara online. Sebagai seorang pelaku UMKM, maka dituntut kreatif dan dapat
menentukan komoditas apa saja yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran. Beberapa
hal yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan bisnis yaitu
A. Membuat Produk yang Unik

Kita Buat produk yang unik dan memiliki kelebihan dibandingkan produk lain yang
sejenis. Pesaing tentu ada di mana-mana, jika produk atau jasa yang kita tawarkan tidak
memiliki kelebihan, maka akan sulit untuk bersaing.

Bukan hanya itu, selain unik dan berkualitas, produk yang ingin dijual juga harus bisa
memenuhi kebutuhan konsumen. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi,
kebutuhan konsumen pun ikut berubah, oleh karena itu, inovasi harus selalu kita lakukan
secara berkala.

Hal ini untuk membantu dalam persaingan pasar dan membuat pelanggan loyal terhadap produk
yang dijual.

B. Salah Satu Cara Pemasaran Produk UMKM Adalah Dengan Menjadi Networker

Networker adalah seseorang yang memiliki jaringan yang sangat luas dan memiliki sifat
optimis dalam menjalankan bisnis. Jika kita bukanlah seorang networker yang kompeten,
maka sekarang adalah waktu yang tepat bagi kita untuk belajar menjadi seorang networker.

Jika kurang percaya diri, kita bisa mempekerjakan seorang tenaga pemasaran yang bisa
diandalkan sebagai ujung tombak untuk perluasan jaringan UKM .

C. Menentukan STP Dalam Strategi Pemasaran UKM UMKM

STP adalah singkatan dari segmenting, targeting, dan positioning. Dimana tiga hal
tersebut saling berhubungan satu sama lainnya.

Untuk memasarkan UKM, Kita harus menentukan segmentasi pasar (segmenting) yaitu
dengan menempatkan konsumen dalam sub-kelompok di pasar produk. Sehingga para
pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran UKM atau
UMKM dalam penentuan posisi perusahaan.

Jika telah menentukan segmentasinya, kita harus menentukan pasar (targeting). Dimana
kita harus mengevaluasi berbagai segmen tersebut untuk memutuskan siapa yang menjadi
target market kita

Setelah menentukan segmenting dan targeting, sekarang kita menentukan posisi


(positioning) produk yang merupakan kombinasi kegiatan pemasaran yang dilakukan
manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap pasar sasaran.

Ketiga strategi tersebut harus dilakukan dengan baik untuk mencapai pemasaran yang
sukses.

Anda mungkin juga menyukai