Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Fakultas : Ekonomi
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Gresik, 29 Desember 2021
Jawaban
• Interaktif
Cara ini merupakan bentuk paling umum dalam pengambilan keputusan
kelompok. Cara ini bisa menciptakan kokohesivitas dan komitmen
anggota kelompok dan dalam batas batas tertentu meningkatkan
komitmen mereka.
• Brainstorming
Brainstorming dapat disebut sebagai mimbar bebas bagi masing-masing
anggota kelompok untuk menyampaikan ide dan pendapatnya berkaitan
dengan persoalan yang sedang mereka hadapi. Cara ini dianggap efektif
karena setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk
menyampaikan ide-idenya atau gagasan lain tanpa merasa khawatir.
• Delphi Technique
Metode pengambilan keputusan kelompok dimana masing masing
anggota kelompok bertindak secara indivual dan independen, secara
sistematik memberikan penilaian terhadap suatu masalah. Metode ini
merupakan model pengambilan keputusan kelompok yang sangat
kompleks dan membutuhkan banyak waktu.
1. POWER DISTANCE
Power Distance atau jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota dari suatu organisasi
atau lembaga yang berada dalam posisi yang kurang kuat menerima dan berharap
kekuasaan didistribusikan secara tidak merata.
Power distance terdiri dari 2 bagian :
a. Low distance
Dimensi budaya yang mendukung jarak kekuasaan rendah (Low Distance)
mengharapkan dan menerima hubungan kekuasaan secara lebih konsultatif atau
demokratis. Orang berhubungan satu sama lain terlepas dari posisi formalitas mereka.
Bawahan akan merasa lebih nyaman serta menuntut hak untuk berkontribusi dalam
pengambilan keputusan.
Contoh :
• Negara Indonesia melakukan pemilihan umum, dan berlandaskan pancasila,
bersifat Demokratis dimana masyarakat bebas berpendapat asalkan positif, dan
memiliki slogan Dari Rakyat, oleh rakyat , untuk rakyat.
b. High distance
Dimensi budaya yang mendukung jarak kekuasaan tinggi (High distance) cenderung
menggunakan hubungan kekuasaan yang lebih otokratis dan paternalistik.
Bawahan mengakui kekuatan orang lain hanya berdasarkan dimana mereka berada
dalam struktur formal atau posisi hirarki tertentu.
Contoh :
• Negara Korea Utara dimana pemimpin tidak boleh dibantah dan masyarakat
tidak diizinkan berpendapat dan hanya takluk pada satu pemerintahan.
2. UNCERTAINLY AVOIDENCE
Uncertainty Avoidance adalah bentuk toleransi masyarakat untuk ketidakpastian dan
ambiguitas. Hal ini menggambarkan sejauh mana anggota organisasi atau lembaga berusaha
untuk mengatasi perasaan cemas dan mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi.
Contoh :
• Strong Uncertainly Avoidence
Negara Perancis dengan Rusia, Karena mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap
ketidak pastian, sehingga meningkatkan konformitas dan keamanan, menghindari risiko,
dan mengandalkan peraturan formal dan ritual,hanya mempercayai keluarga atau
teman terdekat. Sehingga biasanya negara ini sulit untuk menerima atau diyakinkan ,
dan menjalin kerja sama oleh negotiator dari luar
Negara Hongkong dengan Amerika, karena mereka memiliki toleransi yang Tinggi
terhadap ketidak pastian, sehingga dapat menerima risiko yang ada, dan memecahkan
masalah, serta memiliki struktur organisasi yang flat, bagi masyarakat luar mudah
menjalin kerja sama, menjalin hubungan, dan menjalin kepercayaan
3. INDIVIDUALISME VS COLLECTIVISM
a. Individualism
Ciri organisasi atau lembaga Individualism dengan Collectivism, adalah sejauh mana
individu diintegrasikan ke dalam organisasi atau lembaga tersebut.
Contoh :
• Di negara Jepang orang bekerja keras untuk mendapatkan sebuah jabatan
ataupun promosi dengan bersaing ketat tanpa memikirkan satu dengan yang
lain dan hanya berfokus pada diri sendiri tanpa menganggap sekelilingnya.
• Di negara Amerika mereka menikah dan menganggap pernikahannya adalah
urusan pribadi dan tidak perlu melibatkan orang tua dan sekitar.
b. Collectivism
Masyarakat kolektifis (collectivism), individu bertindak terutama sebagai anggota
kelompok seumur hidup.
Daya kohesifitas yang tinggi tercipta di dalam kelompok mereka (kelompok di sini tidak
mengacu kepada politik atau negara).
Orang-orang memiliki keluarga besar, yang dijadikan sebagai perlindungan bagi dirinya
sehingga loyalitasnya tidak diragukan.
Contoh :
• Di Indonesia pada saat menikah menunggu persetujuan keluarga dan orangtua
antar orang yang ingin di nikahkan
• Di negara China dalam perusahaan mereka sangat menjalin kerjasama sehingga
kesalahpahaman dan masalah dapat di selesaikan satu dengan yang lain tanpa
ada pemecahan
4. MASKULINITAS VS FEMINITY
a. Masculine
Masculinity berkaitan dengan nilai perbedaan gender dalam masyarakat, atau distribusi
peran emosional antara gender yang berbeda.
Nilai-nilai dimensi maskulin (masculinity) terkandung nilai daya saing, ketegasan,
materialistik, ambisi dan kekuasaan.
Dimensi maskulin, perbedaan antara peran gender nampak lebih dramatis dan kurang
fleksibel dibandingkan dengan dimensi feminin yang melihat pria dan wanita memiliki
nilai yang sama, menekankan kesederhanaan serta kepedulian.
Contoh :
• Di Indonesia sebelum ada Ibu R.A Kartini dan dalam penjajahan belanda kaum
wanita tidak diperbolehkan sekolah tinggi, sedangkan pria bersekolah tinggi dan
berambisius untuk mendapatkan posisi serta kehormatan yang tinggi, serta
lebih mementingkan kekuasaan dan kehormatan dibandingkan dengan
keharmonisan.
• Di Jepang pada saat jaman dulu jabatan pria selalu lebih tinggi dari pada wanita.
b. Feminity
Dimensi feminin (feminimity) menempatkan nilai yang lebih terhadap hubungan dan
kualitas hidup.
Contoh :
• Di Amerika tidak ada diskriminasi atas gender saat melamar pekerjaan
• Di Indonesia sekarang wanita sudah bisa menjadi pilot, Dokter, Manager,
maupun TNI.