Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : SUCI WULAN ANGGRAINI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041293884

Tanggal Lahir : 11 AGUSTUS 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4158 / PERILAKU ORGANISASI

Kode/Nama Program Studi : 54 | Manajemen-S1

Kode/Nama UPBJJ : 71 / Surabaya

Hari/Tanggal UAS THE : RABU, 29 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : SUCI WULAN ANGGRAINI


NIM : 041293884

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4158 / PERILAKU ORGANISASI

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen


UPBJJ-UT : Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Gresik, 29 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

SUCI WULAN ANGGRAINI


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban

• A. Menurut saya perusahaan Abadi Mulya memang harus bertanggung jawab


untuk mengurangi stress karyawan, karena adanya ekspansi bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan Abadi Mulya menyebabkan karyawan harus
bekerja maksimal menuangkan waktu dan tenagannya. Tugas – tugas yang
baru datang pada saat tugas lainnya yang dibebankan belum selesai
membuat karyawan kewalahan, karyawan setiap hari diwajibkan untuk
menambah jam kerja apabila target pekerjaan belum tercapai. Karyawan
harus bekerja keras agar tugas mereka selesai dan berdampak baik untuk
keberhasilan perusahaan.

B. beberapa program atau tindakan manajemen untuk mengurangi organization


stressor yang pada akhirnya bisa juga untuk mengurangi individual stressor adalah
sebagai berikut :
• Membangun budaya dan iklim kerja yang kondusif.
Manajemen harus bertanggung jawab untuk menyiapkan budaya dan
iklim kerja yang kondusif untuk mengurangi stres karena tuntutan kerja
tersebut. Penciptaan budaya dan iklim kerja seperti ini misalnya bisa
dilakukan dengan mengubah struktur dan proses organisasi yang
memungkinkan karyawan memiliki keleluasaan dalam bekerja.
• Membangun quality of work life (QWL)
Kualitas kehidupan kerja yang dimaksudkan dengan QWL adalah
lingkungan kerja yang menyenangkan atautidak menyenangkan bagi
karyawan. Berdasarkan definisi ini yang dimaksudkan dengan
membangun QWL adalah menciptakan program, membuat kebijakan
atau mendesain organisasi untuk meningkatkan derajad kesehatan
karyawan baik kesehatan fisik, mental maupun ekonomi. Sederhananya,
tujuan meningkatkan QWL adalah untuk membangun lingkungan kerja
yang lebih manusiawi (humanized work environment) dengan harapan
karyawan dapat nyaman dalam bekerja dan mengurangi tingkat sress
karyawan.
• Mengurangi konflik dan memperjelas peran karyawan dalam
organisasi.
Salah satu faktor yang menjadi stres adalah kebingungan karyawan
dalam menjalankan tugas karena ketidakjelasan beban tugas, tidak
adanya informasi yang jelas mengenai tugas tersebut atau tidak adanya
dukungan dari atasan dalam menjalankan tugas. Semua persoalan
tersebut disebut role conflic (konflik peran), untuk menghindari persoalan
tersebut tentunya pihak manajemen harus menetapkan peran peran apa
saja yang harus dijalankan seorang karyawan. Salah satu cara nya
dengan membuat daftar tugas yang seharusnya dijalankan seorang
karyawan berkaitan dengan tugas yang akan dijalankannya. Jika ada
perbedaan yang signifikan maka perbedaan tersebut bisa diskusikan
bersama.
• Memebuat perencanaan karir dan memberi konseling.
Masa depan karyawan ditentukan oleh karyawan itu sendiri, karena
memang seharusnya karyawan yang menentukan masa depannya.
Namun tidak jarang seorang karyawan tidak tahu bagaimana harus
menyongsong masa depannya, apalagi jika jenjang karir di tempat kerja
tidak jelas dan lebih ditentukan oleh pertimbangan politik dari pada
timbangan prestasi kerja. Situasi seperti ini juga dapat membuat
karyawan stres . oleh karena itu pihak manajemen seharusnya terlibat
dalam menyelesaikan persoalan karir tersebut, misalnya dengan
memberikan bimbingan dan konseling dan memberikan arahan
bagaimana seorang karyawan menentukan masa depannya.

2. A. Beberapa kelebihan pengambilan keputusan berbasis kelompok

a. Lebih banyak informasi.


Peran informasi dalam pengambilan keputusan menjadi sangat penting
terutama untuk mengurangi resiko ketidakpastian. Dengan semakin
banyak orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan berarti
semakin banyak pula mereka membawa informasi baru yang bisa
membantu mengidentifikasi masalah lebih akurat dan menyelesaikan
persoalan lebih baik.
b. Prespektif dalam pengambilan keputusan semakin luas.
Jika semakin banyak orang yang terlibat maka juga dapat memperluas
prespektif dalam menyelesaikan sebuah persoalan dan bisa melihat
sebuah persoalan dari banyak sudut pandang.
c. Lebih komprehesif
Anggota anggota yang terlibat lebih dapat mendiskusikan alternatif
tindakan untuk menyelesaikan suatu persoalan.
d. Meningkatkan tingkat akseptansi keputusan.
Semua anggota ikut terlibat dalam pengambilan keputusan dan ikut
memutuskan hasil akhir dalam pengambilan keputusan.
e. Sebagai tempat berlatih
Merkea yang belum berpengalaman pun akan memperoleh manfaat
karena keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan.

B. Beberapa teknik – teknik pengambilan keputusan yang dapat digunakan


yaitu :

• Interaktif
Cara ini merupakan bentuk paling umum dalam pengambilan keputusan
kelompok. Cara ini bisa menciptakan kokohesivitas dan komitmen
anggota kelompok dan dalam batas batas tertentu meningkatkan
komitmen mereka.

• Brainstorming
Brainstorming dapat disebut sebagai mimbar bebas bagi masing-masing
anggota kelompok untuk menyampaikan ide dan pendapatnya berkaitan
dengan persoalan yang sedang mereka hadapi. Cara ini dianggap efektif
karena setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk
menyampaikan ide-idenya atau gagasan lain tanpa merasa khawatir.

• Nominal Group Technique (NGT)


Dalam cara ini anggota-anggota kelompok bertemu seara fisik (face to
face) seperti halnya pada metode interaktif, tetapi mereka tidak
berinteraksi secara langsung. Pada saat diskusi inilah masing masing
penggagas ide diminta untuk mengklarifikasi ide-idenya dan jika perlu
dipertahankan ide tersebut manakala ada anggota yang kurang setuju.

• Delphi Technique
Metode pengambilan keputusan kelompok dimana masing masing
anggota kelompok bertindak secara indivual dan independen, secara
sistematik memberikan penilaian terhadap suatu masalah. Metode ini
merupakan model pengambilan keputusan kelompok yang sangat
kompleks dan membutuhkan banyak waktu.

3. A. Dimensi nilai budaya nasional yang menggambarkan kondisi tersebut adalah


individualism, istilah individualism berkaitan dengan masyarakat dimana hubungan
antarindividu begitu rengang, setiap orang lebih peduli pada dirinya dan keluarga
dekatnya. Hal tersebut bisa kita lihat pada kutipn “ kepentingan sendiri diutamakan
daripada kepentingan kelompok. Seseorang tidak dapat menilai apa yang ada
disekitarnya namun yang dipikirkan adalah bagaimana aktivitas dan kepentingannya
dapat berjalan dengan baik tanpa memperdulikan orang lain. Kepedulian terhadap
sesama yang semakin menipis membuat seseorang kurang peka terhadap kesulitan
orang lain.

B. Hofstede bisa dikatakan orang pertama yang mencoba menjelaskan budaya


masyarakat atau lebih tepatnya budaya nasional berdasarkan dimensi-dimensi budaya.
Pengelompokan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa negara dengan
sampel kurang lebih 117.000 responden. Hasilnya menunjukan bahwa budaya nasional
bisa dibedakan menjadi 4 dimensi, yaitu masyarakat yang individualis v.s. masyarakat
collectif ; masyarakat yang mempunyai power distance tinggi v.s. masyarakat yang
mempunyai power distance rendah; masyarakat yang sangat menghindari uncertainty
avoidance dan masyarakat yang bisa menerima ancertainty avoidance, dan masyarakat
yang masculine v.s. masyarakat yang feminine. Beberapa tahun kemudian Hofstede
menambahkan satu dimensi lagi, yaitu masyarakat yang berorientasi jangka pendek v.s.
masyarakat yang berorientasi jangka panjang.

1. POWER DISTANCE
Power Distance atau jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota dari suatu organisasi
atau lembaga yang berada dalam posisi yang kurang kuat menerima dan berharap
kekuasaan didistribusikan secara tidak merata.
Power distance terdiri dari 2 bagian :
a. Low distance
Dimensi budaya yang mendukung jarak kekuasaan rendah (Low Distance)
mengharapkan dan menerima hubungan kekuasaan secara lebih konsultatif atau
demokratis. Orang berhubungan satu sama lain terlepas dari posisi formalitas mereka.
Bawahan akan merasa lebih nyaman serta menuntut hak untuk berkontribusi dalam
pengambilan keputusan.

Contoh :
• Negara Indonesia melakukan pemilihan umum, dan berlandaskan pancasila,
bersifat Demokratis dimana masyarakat bebas berpendapat asalkan positif, dan
memiliki slogan Dari Rakyat, oleh rakyat , untuk rakyat.
b. High distance
Dimensi budaya yang mendukung jarak kekuasaan tinggi (High distance) cenderung
menggunakan hubungan kekuasaan yang lebih otokratis dan paternalistik.
Bawahan mengakui kekuatan orang lain hanya berdasarkan dimana mereka berada
dalam struktur formal atau posisi hirarki tertentu.
Contoh :
• Negara Korea Utara dimana pemimpin tidak boleh dibantah dan masyarakat
tidak diizinkan berpendapat dan hanya takluk pada satu pemerintahan.

2. UNCERTAINLY AVOIDENCE
Uncertainty Avoidance adalah bentuk toleransi masyarakat untuk ketidakpastian dan
ambiguitas. Hal ini menggambarkan sejauh mana anggota organisasi atau lembaga berusaha
untuk mengatasi perasaan cemas dan mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi.

Contoh :
• Strong Uncertainly Avoidence

Negara Perancis dengan Rusia, Karena mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap
ketidak pastian, sehingga meningkatkan konformitas dan keamanan, menghindari risiko,
dan mengandalkan peraturan formal dan ritual,hanya mempercayai keluarga atau
teman terdekat. Sehingga biasanya negara ini sulit untuk menerima atau diyakinkan ,
dan menjalin kerja sama oleh negotiator dari luar

• Weak Uncertainly Avoidence

Negara Hongkong dengan Amerika, karena mereka memiliki toleransi yang Tinggi
terhadap ketidak pastian, sehingga dapat menerima risiko yang ada, dan memecahkan
masalah, serta memiliki struktur organisasi yang flat, bagi masyarakat luar mudah
menjalin kerja sama, menjalin hubungan, dan menjalin kepercayaan

3. INDIVIDUALISME VS COLLECTIVISM
a. Individualism
Ciri organisasi atau lembaga Individualism dengan Collectivism, adalah sejauh mana
individu diintegrasikan ke dalam organisasi atau lembaga tersebut.

Contoh :
• Di negara Jepang orang bekerja keras untuk mendapatkan sebuah jabatan
ataupun promosi dengan bersaing ketat tanpa memikirkan satu dengan yang
lain dan hanya berfokus pada diri sendiri tanpa menganggap sekelilingnya.
• Di negara Amerika mereka menikah dan menganggap pernikahannya adalah
urusan pribadi dan tidak perlu melibatkan orang tua dan sekitar.
b. Collectivism
Masyarakat kolektifis (collectivism), individu bertindak terutama sebagai anggota
kelompok seumur hidup.
Daya kohesifitas yang tinggi tercipta di dalam kelompok mereka (kelompok di sini tidak
mengacu kepada politik atau negara).
Orang-orang memiliki keluarga besar, yang dijadikan sebagai perlindungan bagi dirinya
sehingga loyalitasnya tidak diragukan.
Contoh :
• Di Indonesia pada saat menikah menunggu persetujuan keluarga dan orangtua
antar orang yang ingin di nikahkan
• Di negara China dalam perusahaan mereka sangat menjalin kerjasama sehingga
kesalahpahaman dan masalah dapat di selesaikan satu dengan yang lain tanpa
ada pemecahan

4. MASKULINITAS VS FEMINITY
a. Masculine
Masculinity berkaitan dengan nilai perbedaan gender dalam masyarakat, atau distribusi
peran emosional antara gender yang berbeda.
Nilai-nilai dimensi maskulin (masculinity) terkandung nilai daya saing, ketegasan,
materialistik, ambisi dan kekuasaan.
Dimensi maskulin, perbedaan antara peran gender nampak lebih dramatis dan kurang
fleksibel dibandingkan dengan dimensi feminin yang melihat pria dan wanita memiliki
nilai yang sama, menekankan kesederhanaan serta kepedulian.

Contoh :
• Di Indonesia sebelum ada Ibu R.A Kartini dan dalam penjajahan belanda kaum
wanita tidak diperbolehkan sekolah tinggi, sedangkan pria bersekolah tinggi dan
berambisius untuk mendapatkan posisi serta kehormatan yang tinggi, serta
lebih mementingkan kekuasaan dan kehormatan dibandingkan dengan
keharmonisan.
• Di Jepang pada saat jaman dulu jabatan pria selalu lebih tinggi dari pada wanita.
b. Feminity
Dimensi feminin (feminimity) menempatkan nilai yang lebih terhadap hubungan dan
kualitas hidup.

Contoh :
• Di Amerika tidak ada diskriminasi atas gender saat melamar pekerjaan
• Di Indonesia sekarang wanita sudah bisa menjadi pilot, Dokter, Manager,
maupun TNI.

5. Orientasi jangka panjang (Long Term Orientation – Pragmatic) vs Orientasi Jangka


Pendek (Short Term Orientation – Normative)
merupakan tipologi terbaru dari Hofstede. Poin ini berfokus pada tingkatan ketaatan
jangka panjang masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional. Individu dalam kultur
orientasi jangka panjang melihat bahwa ke masa depan dan menghargai penghematan,
ketekunan dan tradisi. 14 Setiap masyarakat harus memelihara beberapa hal terkait
dengan masa lalunya saat menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.
Masyarakat memprioritaskan dua tujuan eksistensial ini secara berbeda. Masyarakat
yang memiliki nilai rendah pada dimensi ini, misalnya, lebih memilih untuk
mempertahankan tradisi dan norma yang dianggap memiliki nilai yang terhormat. Pada
saat yang sama, masyarakat ini juga memandang perubahan sosial dengan rasa curiga.
Sedangkan untuk masyarakat dengan nilai dimensi yang tinggi mengambil pendekatan
yang lebih pragmatis: mereka mendorong pemakaian sumberdaya secara bijak dan
berupaya mendorong pendidikan dengan cara modern sebagai cara untuk
mempersiapkan masa depan

contohnya : masyarakat indonesia cenderung memiliki budaya orientasi jangka panjang,


dimana dalam melakukan kerjasama selalu menjaga hubungan yang baik antar rekan
kerja. Berbeda hal nya dengan orang barat cenderung memilih orientasi jangka pendek,
karena dianggap lebih “ to the point “ dan tidak membuang waktu.

Anda mungkin juga menyukai