Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : CHRISTINA LIDYA LOISE HUTAGAOL

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043876134

Tanggal Lahir : 24 SEPTEMBER 1995

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4111/ Asas-asas Manajemen

Kode/Nama Program Studi : 30 / PERPAJAKAN

Kode/Nama UPBJJ : 12 / MEDAN

Hari/Tanggal UAS THE : KAMIS / 23 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : CHRISTINA LIDYA LOISE HUTAGAOL


NIM : 043876134
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4111/ Asas-asas Manajemen
Fakultas : ILMU EKONOMI
Program Studi : 30 / PERPAJAKAN
UPBJJ-UT : 12 / MEDAN

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
MEDAN, 23 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

CHRISTINA LIDYA LOISE HUTAGAOL


1BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUK
1.Menurut Conyer dan Hill (1984), perencanaan adalah upaya untuk menyusun prioritas sesuai dengan sumberdaya
yang tersedia dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan. Kegiatan perencanaan sesungguhnya juga mengandung
unsur kreatifitas dan keberanian dalam memberikan penilaian atas situasi saat ini dan masa depan sekaligus.
Pengertian mengenai perencanaan disampaikan oleh John Friedmann dalam bukunya yang berjudul Planning in the
Public Domain. Dijelaskan bahwa perencanaan selalu mengandung empat unsur utama, yaitu:
(1) perencanaan adalah sebuah cara untuk memikirkan persoalan-persoalan sosial ekonomi;
(2) perencanaan selalu berorientasi ke masa depan;
(3) perencanaan memberikan perhatian pada keterkaitan antara pencapaian tujuan dan proses pengambilan
keputusan; dan
(4) perencanaan mengedepankan kebijakan dan program yang komprehensif.
Berdasarkan keempat unsur yang disampaikan oleh Friedmann ini, dapat disimpulkan bahwa perencanaan
merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan untuk kepentingan masa depan.
Dalam upaya agar perencanaan itu dapat diterima oleh semua anggota organisasi maka perencanaan itu sendiri
memiliki syarat sebagai berikut:
perencanaan yang baik adalah perencanaan yang memenuhi beberapa persyaratan seperti faktual atau realistis, logis
dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif. Masih dilansir dari Pengantar Manajemen oleh Ernie Trisnawati,
berikut selengkapnya;
• Faktual Atau Realistis.
Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual atau realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh
perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
• Logis Dan Rasional.
Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat logis dan rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat
diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan. Menyelesaikan sebuah bangunan
bertingkat hanya dalam waktu satu hari adalah sebuah perencanaan yang selain Tidak realistis, sekaligus juga tidak
logis dan irasional jika dikerjakan dengan menggunakan sumber daya orang-orang yang terbatas dan mengerjakan
dengan pendekatan yang tradisional tanpa bantuan alat-alat modern.
• Fleksibel.
Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap
dapat beradaptasi dengan perubahan di masa yang akan datang, sekalipun tidak berarti bahwa planning dapat kita
ubah seenaknya.
• Komitmen.
Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk
bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika
seluruh anggota di perusahaan "beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi.
• Komprehensif.
Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-
aspek yang terkait langsung maupun tak langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait
dengan bagian yang harus kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan
bagian lain di perusahaan.

perencanaan itu harus mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang realitas
dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Selain itu, suatu perencanaan juga harus bertujuan untuk
kepentingan organisasi, bukan kepentingan pribadi. Suatu perencanaan yang baik juga memiliki dasar dan pegangan
yang jelas sehingga rencana-rencana yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh anggota
organisasi. Terakhir, hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah cara menyampaikan perencanaan tersebut.
Perencanaan harus disampaikan atau dikomunikasikan dengan efektif sehingga mengurangi terjadinya kesalahan
persepsi terhadap rencana yang kita buat.
2. Prinsip kesatuan komando merupakan salah satu prinsip penggerakan (actuating) dalam fungsi
manajemen. Prinsip ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para karyawan
dalam mencapai tujuan organisasi. Jika karyawan hanya memiliki satu jalur dalam melaporkan
pekerjaannya dan hanya ditujukan pada satu pemimpin, maka perselisihan atau permasalahan dalam
memberikan instruksi dapat diminimalisasi dan tanggung jawab seorang karyawan tersebut akan semakin
besar dalam memperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi, jika ada orang lain yang ikut memberikan
instruksi padahal bukan tugasnya, menurut saya perlu diberikan kejelasan kepada orang tersebut mengenai
pembagian kerja masing-masing. Dengan adanya penjelasan tersebut diharapkan orang yang masih
memberikan instruksi kepada karyawan atau bawahan kita dapat menyadari bahwa instruksi yang ia berikan
bukan termasuk wewenangnya. Hal ini penting dilakukan karena jika dibiarkan terus-menerus, maka hasil
kerja kita tidak akan mencapai maksimal bahkan akan memunculkan kemungkinan terjadinya
miskomunikasi ataupun kesalahan persepsi terhadap suatu penugasan atau instruksi yang diberikan.

3. Menurut saya, fungsi pengawasan yang membutuhkan perhatian lebih dan daya tanggap yang cepat
adalah pada saat sesudah kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari definisi pengawasan itu sendiri yang
merupakan penemuan serta penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengawasan terbagi menjadi dua, ada pengawasan
positif dan negatif. Pengawasan positif dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai
dengan efektif dan efisien, sedangkan pengawasan negatif dilakukan untuk menjamin bahwa kegiatan yang
tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali. Pengawasan pada saat sesudah kegiatan
sangat penting untuk dilakukan dan diberikan perhatian yang lebih serta daya tanggap yang cepat karena
hal ini dapat menjadi penentu mengenai hasil kinerja yang telah dilakukan. Dengan pengawasan ini, maka
pihak manajemen dapat menetapkan standar pelaksanaan dan menentukan ukuran-ukuran pelaksanaan
yang tepat, mengukur pelaksanaan nyata dan mampu membandingkannya dengan standar yang telah
ditetapkan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan agar dapat terus memperbaiki kinerja pada
masa sekarang untuk masa mendatang.

4. Menurut saya, sebagai pemimpin, kita harus menyikapi hal tersebut secara profesional karena tidak
semua anggota organisasi memiliki kepribadian dan latar belakang yang sama. Semuanya pasti memiliki
keinginan dan pendapat masing-masing. Namun, hal tersebut tidak seharusnya dianggap sebagai
kelemahan organisasi karena dengan adanya berbagai pendapat dari anggota organisasi, kita sebagai
pemimpin dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan. Jika
pendapat atau hal yang diinginkan anggota organisasi tersebut memang benar dan dapat membawa kita
pada pencapaian tujuan organisasi, maka hal itu tentu akan menjadi keputusan terbaik. Dan sebaliknya, jika
pendapat atau hal yang diinginkan anggota organisasi tersebut tidaklah benar dan hanya akan membawa
pada kemerosotan kinerja organisasi, maka sudah sepantasnya kita mencari alternatif yang lebih baik.
Seperti adanya program perubahan yang dilakukan organisasi ketika pandemic Covid-19, hal ini tentunya
wajar karena suatu organisasi yang tidak melakukan perubahan atau tidak beradaptasi dengan realitas yang
terjadi, tentu akan ketinggalan dan hanya akan menjadi organisasi terbelakang. Oleh karena itu, cara
mengatasi anggota organisasi yang menolak perubahan dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan
oleh pihak manajemen untuk dapat memberikan pengertian dan pengarahan yang logis mengenai
terbentuknya suatu perubahan tersebut karena semua keputusan yang diambil tentu sudah berdasarkan
segala pertimbangan untuk dapat mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai