Tugas 1
PENDAHULUAN
Hubungan pusat dan daerah selalu dipahami sebagai hubungan kekuasaan yang
terjadi antara pemerintah pusat dan daerah. Berdasarkan UUD 1945, negara Indonesia
adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1)
UUD 1945, dalam penyelenggaraan pemerintahan dinyatakan bahwa Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan. Mengingat wilayah Indonesia yang
sangat luas, UUD 1945 beserta perubahannya telah memberikan landasan konstitusional
mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia. Sebagai pelaksanaan
lebih lanjut dari dasar konstitusional tersebut, satuan pemerintahan dibawah pemerintah
pusat yaitu daerah provinsi dan kabupaten/ kota memiliki urusan yang bersifat wajib
dan pilihan( Pasal 13 ayat (1) dan (2) dan Pasal 14 ayat (1) dan (2) UU Nomor 32
Tahun 2004 ). Provinsi memiliki urusan wajib dan urusan pilihan ( Pasal 13 ayat (1)
dan (2) UU Nomor 32 Tahun 2004). Selain itu ditetapkan pula kewenangan pemerintah
pusat menjadi urusan pemerintahan yang meliputi (Pasal 10 ayat (3) UU Nomor 32
Tahun 2004): politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal
nasional dan agama. Walaupun dengan ketentuan pemberlakuan otonomi seluas-luasnya
dalam UUD 1945 (Pasal 18 ayat (5) perubahan ke dua UUD 1945), namun muncul
pula Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang membagi urusan pemerintahan
daerah kabupaten/ kota.
Pada hakikatnya,urusan-urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah
adalah urusan-urusan pemerintahan yang menjadi lingkup kekuasaan eksekutif dalam
hal ini adalah presiden. Dari sudut aspek tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara telah terjadi hubungan pusat dan daerah.Oleh
karena itu, pada setiap undang-undang tentang pemerintah daerah selalu diamanatkan
untuk menjaga hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. Hubungan pusat dan daerah sangat
penting untuk dipahami. Jika terdapat kesalahan atau ketidakberesan dalam hubungan
pusat dan daerah akan menimbulkan akibat yang negative terhadap pertumbuhan
otonomi daerah, bahkan akan mengganggu keutuhan Negara Republik Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah
Pada umumnya, lingkup hubungan pusat dan daerah meliputi hubungan
kewenangan, hubungan keuangan, hubungan dalam pelaksanaan pembangunan,
hubungan organisasi dan hubungan pengawasan ( Aries Djaenuri: 2000 ).
Sedangkan Bagir Manan ( 1994,16) mengatakan bahwa hubungan pusat dan daerah
tidak hanya melingkup pada hubungan pengeloaan keuangan saja. Hubungan dalan hal
keuangan hanya salah satu akibat dari pengaturan hubungan pusat dan daerah dalam hal
pembagian kewenangan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan urusan
pemerintahan. Hubungan pusat dan daerah mencakup pula dalam hal pengawasan.
Hubungan ini terjadi sebagai akibat dianutnya suatu sistem rumah tangga daerah atau
tugas pembantuan.Dengan demikian hubungan pusat dan daerah akan mencakup
berbagai segi yang meliputi hubungan pelayanan umum (publik), hubungan
kewenangan, hubungan keorganisasian, hubungan keuangan, hubungan dalam
penyelenggaraan pembangunan dan hubungan bidang pengawasan.
1. Hubungan pusat dan daerah bidang kewenangan
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pembagian urusan
pemerintahan didasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat berbagai urusan
pemerintahan yang sepenuhnya/ tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan
pemerintahan meliputi:
Urusan pemerintah absolut yaitu urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat
Urusan pemerintahan konkuren yaitu urusan pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/ Kota.
Urusan pemerintahan umum yaitu kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan/ kepala negara, misalnya yang berkaitan dengan ideology
Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dll.
2. Hubungan pusat dan daerah bidang keorganisasian
Penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota terdiri atas
kepala daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah. DPRD mempunyai fungsi
pembentukan Perda, anggaran dan pengawasan, sedangkan kepala daerah melaksanakan
fungsi pelaksanaan atas Perda dan kebijakan daerah.
3. Hubungan pusat dan daerah bidang keuangan
Pada dasarnya hubungan keuangan pusat dan daerah berkaitan dengan
pembagian tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu antara
tingkat pemerintahan dan pembagian sumber penerimaan untuk menutup pengeluaran
sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut.
4. Hubungan pusat dan daerah bidang pelayanan publik
Dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menegaskan bahwa
negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak
dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat dari
UUD RI 1945. Dalam melaksanakan tugasnya dalam pelayanan publik, pemerintah
daerah diberikan pembinaan dan juga pengawasan oleh pemerintah pusat serta
dilakukan juga evaluasi kinerja.
5. Hubungan pemerintah pusat dan daerah bidang penyelenggaraan
pembangunan
Dalam penyelenggaraan pembangunan pemerintah daerah bertanggung jawab
atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya. Dalam hal ini pemerintah daerah
juga dibantu oleh perangkat daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
6. Hubungan pusat dan daerah bidang pengawasan
Hubungan pusat dan daerah akan terlihat manakala pemerintah pusat melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan
yang berlaku, misalnya melalui pelaksanaan pengawasan umum, dan pengawasan
represif.